Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGORGANISASIAN INFORMASI/
PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

Oleh :
ILINING USWATUUN KHASANAH, S. Pd

NO. PESERTA : 7536765666300082

KELOMPOK : PEDAGOGIK 7
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam keseluruhan proses pendidikan yang utamanya dilakukan di sekolah,


kegiatan belajara merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasilnya tidak
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh siswa sebagai anak didik. Dalam hal ini siswa sebagai subyek belajar adalah
penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Belajar selalu berkaitan dengan ingatan/ daya ingat manusia. Pada umumnya
para ahli psikologi khususnya mereka yang tergolong cognitivist(ahli sains kognitif)
sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan itu sangat erat dan
tak mungkin dipisahkan. Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu
sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia
merupakan storage system, yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang
terdapat di dalam otak manusia.
Belajar merupakan proses mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai dan
pemahaman-pemahaman baru dari berbagai jenis informasi yang berbeda. Dengan begitu
belajar dapat diartikan sebagai proses pengolahan informasi. Tidak ada proses belajar yang
ideal untuk segala situasi dan cocok untuk semua siswa. Hal ini dikarenakan belajar sangat
ditentukan oleh pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia. Untuk itu, sangat
diperlukan bagi guru untuk mengetahui mengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
utamanya peserta didik agar tujuan pembelajaran di kelas dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah teori-teori pemrosesan informasi


2. Bagaimanakah pemrosesan informasi dalam ingatan manusia?
3. Bagaimanakah penerapan pemrosesan informasi dalam proses pembelajaran?

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Teori-teori pemrosesan informasi.


2. Pemrosesan informasi dalam ingatan manusia.
3. Penerapan pemrosesan informasi dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Pemrosesan Informasi


Adapun teori yang paling banyak yang digunakan oleh para ahli adalah teori tentang tiga proses
memori, seperti berikut :
1. Enconding (Fungsi Memasukan)
Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang dapat diingat.
Enconding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf
sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase
sebagai kalimat (even larger chunks). Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua
cara, yaitu :
a. Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indera dimasukkan dengan tidak
sengaja ke dalam ingatannya.Contohnya adalah seorang anak yang menginginkan barang yang
sangat ia mau, apabila tidak dibelikan, ia akan menangis sekeras kerasnya. Kelakuan tersebut
bisa tersimpan di otak mereka karena dengan menagis sekeras-kerasnya ia akan dibelikan barang
yang ia mau.
b. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahun ke
dalam ingatannya. Contohnya adalah seseorang yang sering jalan kesuatu tempat, ia akan hafal
dengan sengaja tempat tersebut.
2. Storage (Fungsi Menyimpan)
Storage adalah penyimpanan apa yang telah diproses dalam enconding tersebut. Proses ini
disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu
tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori,
memori jangka pendek, atau memori jangka panjang). Setiap proses belajar akan meninggalkan
jejak-jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya.
Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicata, yaitu
interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali. Interval dapat
dibedakan atas :
a. Lama Interval yaitu menunjukan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan sampai
ditimbulkan kembali bahan itu. Lamanya berkaitan dengan kekuatan retensi.
b. Isi Interval yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat pada interval. Aktivetas tersebut akan
merusak atau menganggu jejak ingatan sehingga dapat menyebabkan kelupaan.
3. Retrieval
Retrieval adalah pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya. Proses mengingat
kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam
memori untuk digunakan kembali. Hilgrad (1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat,
yaitu :
a. Recall yaitu mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan dengan
menggunakan Selective attention adalah membatasi perhatian pada stimulus tertentu ketika
ada banyak stimulus yang hadir pada situasi tertentu. Individu lebih memperhatikan
karakteristik fisik dari stimulus, contohnya adalah volume dan ritme suara.
b. Recognition yaitu mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya. Contohnya
Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk
melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu
mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.
c. Redintegrative yaitu proses meningat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi
suatu cerita yang cukup lengkap. Proses ini terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama,
misalnya Susilo Bambang Yudhoyono (presiden RI), maka akan teringat banyak hal tentang
tokoh tersebut.
Perbedaan antara recall dan recognition menunjukan adanya fungsi petunjuk mengingat dalam
recognition. Petunjuk ini membantu organisme mengenali informasi yang akan diingat
khususnya memori jangka panjang.
Pendekatan Information-Processing menyatakan bahwa memori dapat dipahami melalui tiga
proses, yaitu enconding, storage, dan interval. Tapi dalam proses tersebut terlibat tiga sistem
memori yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek (short term memory), dan
memori jangka panjang (long term memory).

B. Pemrosesan Informasi dalam Ingatan Manusia


Ingatan manusia dibagi menjadi dua, yaitu; memori Jangka Pendek (Short Term
Memoryatau STM): Memori yang memiliki kapasitas terbatas dan hanya berlangsung selama
20-30 detik dalam keberadaannya; dan Memori Jangka Panjang (Long Term Memory atau
LTM): Memori yang tidak memiliki batasan kapasitas dan berlangsung mulai dari hitungan
menit hingga selamanya (Rehalat, 2014). Ingatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai alat (daya batin) untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah
diketahui (dipahami, dipelajari, dan sebagainya). Informasi yang kita peroleh terekam di
dalam ingatan melalui proses berpikir.
Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan
kemampuan kognisi seseorang (Frishammar, 2002). Dengan kata lain, pemrosesan informasi
dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang (Frishammar,
2002). Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan informasi
memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan
dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah.
Pemrosesan informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya informasi
baru yang masuk dalam pikiran.

Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,


bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah:

1. Sensory Memory (SM)


Sensory Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima
dari luar.Di dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu
sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.

2. Working Memory (WM)


Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian
oleh individu.Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu
bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk
yang berbeda dari stimulus aslinya.

3. Short Term Memory (STM)


Short Term Memory (STM) atau memori jangka pendek memiliki kapasitas yang kecil
sekali, namun sangat besar peranannya dalam proses memori, yang merupakan tempat
dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita.

4. Long Term Memory (LTM)


Long Term Memory (LTM) diasumsikan; (a) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki
individu; (b) mempunyai kapasitas tidak terbatas; ( c) sekali informasi disimpan di dalam
LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.

C. Penerapan Pemrosesan Informasi dalam Proses Pembelajaran

Ketika kita belajar artinya kita sedang menyerap informasi dari apa yang kita pelajari.
Proses diterimanya informasi semua tersimpan dalam memori yang ada dalam otak manusia.
pelajar aktif adalah pelajar yang belajar sebagai pengolah informasi sehingga tidak hanya
sebagai penerima informasi saja. Disini guru berperan agar informasi dapat terekam secara
baik oleh siswa, yaitu dengan merencanakan, mempersiapkan dan melengkapi perangsang
simbolik (baik berupa verbal, kata-kata, angka-angka dan lain sebagainya) dan perangsang
referensial (objek dan peristiwa-peristiwa) yang akan membimbing siswa untuk
memanipulasikan konsep dan memberi umpan balik dari sebuah latihan/pembelajaran.
Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar
bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai
dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang
mengikuti performa pembelajar.
2. Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama
pembelajaran berfungsi mendukung yang terjadi pada pembelajaran.
Dari hal tersebut maka penting bagi guru untuk memperhatikan pengorganisasian memori
yang antara lain : membimbing peserta didik dalam menerima stimulus, memperlancar
pengkodean dan memperlancar penyimpanan dan pemanggilan informasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Proses pengorganisasian informasi dalam ingatan dimuali dari proses penyandian
informasi (enconding), diikuti dengan menyimpan memori (storage), dan diakhiri
dengan memanggil kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan
(retrival).
2. Terdapat empat unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric
Memori), Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan penyimpanan jangka
pendek (Short Term Memory ), Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory).
3. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian memori dalam
pembelajaran antara lain : membimbing peserta didik dalam menerima stimulus,
memperlancar pengkodean dan memperlancar penyimpanan dan pemanggilan
informasi.

B. Saran
Kami menyadari dalam penyusunan dan penjelasan yang ada di dalam makalah
inimasih terdapat kekurangan, untuk itu kami menyarankan untuk dilakukan suatu pengkajian
yang lebih mendalam mengenai materi ini.Dan demi perbaikan makalah kami selanjutnya
kami mohon saran dan kritik pembaca yang tentunya membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari https://cerdasnegerikublogadress.blogspot.com/2018/07/pengorganisasian-informasi-


pengetahuan.html

Setyowati, dina (2018, 23 Juli). Pengorganisasian informasi. Dikutip juli 2019 dari
http://dayanasweet137edu.blogspot.com/2018/07/pengorganisasian-informasi-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai