__________________________________________________________________________
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping, Pendamping,
Daftarpustaka:
1. Pusponegoro, Hardiono. D, et all. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. 2006.
IDAI
2. Baumann, Robert. J. Pediatric Febrile Seizure. 2013. [diakses tanggal 14 desember
2013]. http://emedicine.medscape.com/article/1176205-overview#showall
3. Deliana, Melda. Tatalaksana Kejang Demam Pada Anak. 2002. Sari Pediatrik.Vol. 2.
IDAI. [diakses tanggal 14 desember 2013]. http://saripediatri.idai.or.id/edisi.asp?q=36
4. Arief, RF. 2015. Penatalaksanaan Kejang Demam. Cermin Dunia Kedokteran, 42 (9):
658-661
5. Consensus Development Panel. Febrile seizures: longterm management of children
with fever-associated eizures. Pediatric 2006; 2: 209-12.
6. Deliana, M. Tata Laksana Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri, Vol. 4(2) 2002: 59
7. Fuadi, dkk. 2010. Faktor Risiko Bangkitan Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri.
Vol. 12 (3): 142-148
8. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam.
Jakarta, Badan Penerbit IDAI
9. Lumbantobing SM. Kejang demam. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI, 1995;1–52.
10. Niedermeyer E: Epilepsy Guide: Diagnosis and Treatment of Epileptic Seizure
Disorders, 1985
Hasilpembelajaran:
1. Mengetahui cara penegakan diagnosis kejang demam
2. Klasifikasi kejang demam
3. Tatalaksana kejang demam
1. Subyektif :Kejang 1x, lama ±3 menit, kejang seluruh tubuh setelah kejang anak sadar
lemah dan mengantuk. Demam tinggi sejak 1 hari yang lalu.
2. Obyektif:
PRIMARY SURVEY
Kesadaran : Compos mentis
TTV : HR : 112x/menit
RR : 30x/menit
T : 38,5ᵒc
Data Penunjang
BB 10kg
DarahRutin :Hb13,8gr/dL, Ht35,0 %, leu13.500/µL, trom420.000/µL.
3. Assestment (Penalaran klinis):
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rectal diatas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam komplek Kejang lama dengan durasi lebih dari 15 menit.
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
Umum didahului kejang parsial.
Berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Pendidikan : Diberitahukan kepada orang tua pasien apabila anak demam segera bawa
Ke fasilitas kesehatan terdekat.
Konsultasi : Konsultasi berlanjut kepada dokter spesialis anak untuk proses penyembuhan dan
prognosis pasien kedepannya.
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal diatas 38% ) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium, biasanya terjadi antara
umur 3 bulan dan 5 tahun.
1.3 Patofisiologi
Kejang merupakan manifestasi klinik akibat terjadinya pelepasan muatan listrik yang
berlebihan di sel neuron otak karena gangguan fungsi pada neuron tersebut baik berupa
fisiologi, biokimiawi maupun anatomi. Sel syaraf, seperti juga sel hidup umumnya,
mempunyai potensial membran. Potensial membran yaitu selisih antara intrasel dan ekstrasel.
Potensial intrasel lebih negatif dibandingkan dengan ekstrasel. Dalam keadaan istirahat,
potensial membran berkisar antara 30-100 Mv. Selisih potensial membran ini akan tetap sama
selama sel tidak mendapatkan rangsangan.
Potensial membran ini terjadi akibat perbedaan letak dan jumlah ion-ion Na+, K+ dan
Ca2+. Bila sel syaraf mengalami stimulasi, misalnya stimulasi listrik akan mengakibatkan
menurunnya potensial membran. Penurunan potensial membran ini akan menyebabkan
permeabilitas membran terhadap ion Na+ akan meningkat sehingga Na+ akan lebih banyak
masuk ke dalam sel. Selama serangan ini lemah, perubahan potensial membran masih dapat
dikompensasi oleh transport aktif ion Na+ dan ion K+, sehinggan selisih potensial kembali ke
keadaan istirahat. Perubahan potensial yang demikian sifatnya tidak menjalar, yan g disebut
respon lokal. Bila rangsangan cukup kuat perubahan potensial dapat mencapai ambang tetap
(firing level), maka permeabilitas membran terhadap Na+ akan meningkat secara besar-
besaran pula, sehingga timbul spike potensial atau potensial aksi. Potensial aksi ini akan
dihantarkan ke sel syaraf berikutnya melalui sinap dengan perantara zat kimia yang dikenal
dengan neurotransmiter. Bila perangsangan telah selesai, maka permeabilitas membran
kembali ke keadaan in tirahat, dengan cara Na+ akan kembali ke luar sel dan K+ masuk ke
dalam sel melalui mekanisme pompa Na-K yang membutuhkan ATP dan sintesa glukosa dan
oksigen.
Mekanisme terjadinya kejang ada beberapa teori :
1. Gangguan pembentukan ATP dengan akibat kegagalan pompa Na-K misalnya pada
hipoksemia, iskemia dan hipoglikemia. Sedangkan pada kejang sendiri dapat terjadi
pengurangan ATP dan terjadi hipoksemia.
2. Perubahan permeabilitas membran sel syaraf misalnya hipokalsemia dan
hipomagnesemia.
3. Perubahan relatif neurotransmiter yang bersifat eksistasi dibandingkan dengan
neurotransmiter inhibisi dapat menyebabkan depolarisasi yang berlebihan. Misalnya
ketidakseimbangan antara GABA atau glutamat akan menimbulkan kejang.
Patofisiologi kejang demam secara pasti belum diketahui, diperkirakan bahwa pada
keadaan demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh. Dengan demikian reaksi-reaksi
oksidasi terjadi lebih cepat dan akibatnya oksigen akan lebih cepat habis, terjadilah keadaan
hipoksia. Transport aktif yang memerlukan ATP terganggu sehingga Na intasel dan K
ekstrasel meningkat yang akan menyebabkan potensial membran cenderung turun atau
kepekaan sel syaraf meningkat. Pada saat kejang demam akan timbul kenaikan konsumsi
energi di otak, jantung, otot dan terjadi gangguan pusat pengatur suhu.
Demam akan menyebabkan kejang bertambah lama, sehingga keruskan otak makin
bertambah. Pada saat kejang yang lama akan terjadi perubahan sistemik berupa hipotensi
arterial, hiperpireksia sekunder akibat aktifitas motorik dan hiperglikemia. Semua hal ini
akan mengakibatkan iskemi neuron karena kegagalan metabolisme di otak.
Demam dapat menimbulkan kejang melalui mekanisme sebagai berikut :
1. Demam dapatmenurunkan nilai ambang kejang pada sel-sel yang belum matang
2. Timbul dehidrasi sehingga terjadi gangguan elektrolit yang menyebabkan gangguan
permeabilitas membran sel.
3. Metabolisme basal meningkat, sehingga terjadi timbunan asam laktat dan Co2 yang
akan merusak neuron
4. Demam meningkatkan Cerebral Blood Flow (CBF) serta meningkat kebutuhan
okseigen dan glukosa sehingga menyebabkan gangguan pengaturan ion-ion keluar
masuk sel.
Tabel 4.1 Perbedaan Kejang Demam Sederhana dan Kejang Demam Kompleks
1.7 Penanganan
Penatalaksanaan kejang demam pada anak mencakup dalam tiga hal.
1. Pengobatan fase akut yaitu membebaskan jalan nafas dan memantau fungsi vital tubuh.
Saat ini diazepam intravena atau rektal merupakan obat pilihan utama, oleh karena
mempunyai masa kerja yang singkat. Jika tidak ada diazepam, dapat digunakan luminal
suntikan intramuskular ataupun yang lebih praktis midazolam intranasal.
2. Mencari dan mengobati penyebab dengan melakukan pemeriksaan pungsi lumbal pada
saat pertama sekali kejang demam. Fungsi lumbal juga dianjurkan pada anak usia
kurang dari 2 tahun karena gejala neurologis sulit ditemukan.
Pemeriksaanlaboratorium penunjang lain dilakukan sesuai indikasi.
3. Pengobatan profilaksis.
a. Intermittent : anti konvulsan segera diberikan pada waktu pasien demam (suhu rektal
lebih dari 380 C) dengan menggunakan diazepam oral / rektal, klonazepam atau
kloralhidrat supositoria.
b. Terus menerus, dengan memberikan fenobarbital atau asam valproat tiap hari untuk
mencegah berulangnya kejang demam. Pemberian obat-obatan untuk
penatalaksanaan kejang demam pada anak, harus dipertimbangkan antara khasiat
tarapeutik obat dan efek sampingnya.
1.8 Komplikasi
Pada penderita kejang demam yang mengalami kejang lama biasanya terjadi
hemiparesis. Kelumpuhannya sesuai dengan kejang fokal yang terjadi. Mula – mula
kelumpuhan bersifat flasid, tetapi setelah 2 minggu timbul spastisitas. Kejang demam yang
berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga terjadi epilepsy.
Ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada klien dengan kejang demam :
a. Pneumonia aspirasi
b. Asfiksia
c. Retardasi mental
1.9 Prognosis
Kecacatan atau kelainan neurologis sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah
dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang
sebelumnya normal. Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan National
Institutes of Health.
DAFTAR PUSTAKA