Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM OBAT HERBAL

JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

PEMBUATAN SHAMPO DARI


BIJI BUAH PEPAYA (Carica Papaya L)

ANGGOTA KELOMPOK : 1. RIKE ADLIANA (PO714251161049)


2. RIZWANSYAH (PO714251161051)
3. SITTI HASNAWATI (PO714251161053)
4. USNADILA (PO714251161056)
5. ZAHRA THAHIRAH S. (PO714251161059)
6. ZULFANINGSIH HS (PO714251161060)
KELOMPOK : 4/D1

HARI PRAKTIKUM : SELASA

PEMBIMBING : Drs. JUMAIN, M.Kes., Apt

JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rambut dikenal sejak zaman dahulu dengan julukan “mahkota” bagi wanita.

Tetapi di zaman yang sudah maju seperti sekarang, julukan tersebut tidak lagi

tertuju hanya kepada kaum wanita, namun juga untuk pria. Peranan rambut sangat

penting untuk diperhatikan, karena rambut bukan hanya sebagai pelindung kepala

dari berbagai hal seperti bahaya benturan/pukulan benda keras, sengatan sinar

matahari, dan sebagainya, tetapi ia juga merupakan “perhiasan” yang berharga.

Rambut yang tebal, panjang, hitam/berwarna, berkilau, sehat dan mudah diatur

memberikan daya pesona tersendiri bagi pemiliknya. Tidak sedikit wanita ataupun

pria yang menimbulkan rasa kagum hanya karena keindahan rambutnya.

Untuk memperoleh rambut yang tebal, hitam, sehat dan mudah diatur,

rambut butuh perhatian. Satu hal yang perlu disadari adalah adanya berbagai

faktor yang dapat mengakibatkan perubahan kondisi kulit kepala dan rambut

seperti faktor usia lanjut, depresi, berkurangnya aktifitas kelenjar minyak dikulit

kepala, gangguan pembuluh darah, gangguan hormon, pengaruh kosmetika,

pajanan sinar matahari secara terus menerus dan kurangnya makanan yang bergizi

untuk kepentingan pertumbuhan rambut. Apabila hal tersebut tidak diperhatikan

maka akan memungkinkan terjadinya kerontokan rambut sehingga rambut

menjaditipis bahkan botak, rambut rontok, kulit kepala dan rambut kering, rambut

kusam dan sulit diatur serta timbulnya uban sebelum waktunya.


Salah satu usaha untuk menghindari hal tersebut maka perlu

memperhatikandan mengindahkan hal perawatan kulit kepala dan rambut, dimana

hal perawatan kulit kepala dan rambut sudah dikenal dan dilakukan sejak zaman

nenek moyang kita.

Cara yang paling sering dilakukan untuk menghilangkan uban adalah

mengecat rambut. Permasalahan yang sering dikeluhkan pada waktu proses

pengecatan rambut, terutama dari bahan kimia adalah baunya yang tidak sedap,

rambut cepat rontok, gatal-gatal di kulit kepala, biaya relatif mahal dan hasilnya

cat cepat pudar. Untuk mengatasi kendala akibat cat rambut kimia maka

penggunaan biji pepaya dapat dijadikan alternatif langkah aman menghitamkan

rambut. Penghitaman rambut menggunakan biji pepaya sangat ramah lingkungan,

biaya murah, dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya.

B. Tujuan Percobaan

Mengenal dan mengetahui cara pembuatan dan komposisi bahan dalam

sediaan shampo anti uban dari biji pepaya yang aman dan nyaman.

C. Prinsip Percobaan

Pembuatan shampo emulsi dengan mencampurkan fase air dan fase minyak

secara bersamaan hingga membentuk massa shampoo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Uban adalah rambut yang berubah warna menjadi abu-abu kemudian

putih. Rambut asli orang Indonesia pada umumnya memilikiwarna hitam atau

gelap karena memiliki kandungan kadar melanin yang lebih tinggi. Saat rambut

berubah menjadi putih dan menjadi uban, terjadi proses perubahan kadar melanin.

Pada uban yang berwarna putih melanin tidak lagi diproduksi, sehingga rambut

baru tumbuh tanpa mendapatkan pewarnaan dari melanin.Timbulnya uban

biasanya terkait dengan usia dan kemampuan tubuh untuk memproduksi melanin,

sehingga biasanya uban mulai timbul pada usia 40 tahun ke atas. Akan tetapi uban

dapat muncul pada usia lebih muda karena adanya faktor genetis. (Wiki,2013)

Gambar 1. Rambut Beruban

Ada dua faktor penyebab perubahan warna rambut, yakni :

1. Internal, adalah keturunan atau genetis. Munculnya uban yang disebabkan

karena faktor genetis tidak dapat dicegah atau disembuhkan. Hal itu terjadi

karena metabolisme pembentukan pigmen pada orang yang mempunyai

turunan beruban memang tidak bisa bertahan lama. Sehingga rambutnya

mudah memutih;

2. Eksternal, adalah faktor yang bisa merangsang pertumbuhan uban dengan

cepat, biasanya berkaitan dengan lingkungan dan gaya hidup. Faktor luar
penyebab timbulnya uban, misalnya, kurangnya suplai makanan atau gizi ke

akar rambut akibat diet terlalu ketat sehingga tercipta pola makan yang

kurang sehat, yakni makanan yang kurang serat dan vitamin A. Kelelahan

saraf mata akibat sering begadang, kebiasaan merokok, atau terlalu banyak

minuman beralkohol juga bisa menimbulkan helai-helai rambut putih di

kepala kita. Faktor eksternal yang paling cepat merubah warna rambut kita

menjadi putih adalah stress.

Ada berbagai Tips yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengatasi

rambut beruban, sebagai berikut:

1. Mulailah mengkonsumsi makanan bergizi serta pola makan seimbang. Pilih

makanan berprotein tinggi dan yang memiliki kandungan lemak rendah serta

banyak mengkonsumsi buah-buahan.

2. Olahraga teratur juga bisa menghambat timbulnya uban. Olahraga bisa

menenangkan saraf dan pikiran sehingga sangat berpengaruh untuk

memperlambat timbulnya uban.

3. Rambut juga perlu nutrisi. Carilah vitamin khusus rambut yang aman dan

sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Rajin

melakukan creambath secara rutin juga memperlambat timbulnya uban.

4. Terapi akupuntur dengan cara tusuk jarum di pusatkan di lima titik saraf di

kepala bisa juga memperlambat timbulnya uban.

B. Uraian Sampel

Klasifikasi ilmiah pepaya :

Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Barssicales

Familia : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

Pepaya (Carica papaya L.) umumnya tidak bercabang atau bercabang

sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk

serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan

tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap

ataupun tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam (Warisno, 2003).

Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah dua)

dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit).

Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan

kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah ini

mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat tradisional.

Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai

atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai

panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.

Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing.

Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga

kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang

(oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai dalam
budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih besar.

Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah,

tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-bijiberwarna hitam

atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk

mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali

diambil dari bagian tengah buah (Maryati dkk, 2005).

Biji buah pepaya juga memiliki manfaat yakni sebagai penghitam rambut

secara alamiah dan tentu murah. Biji pepaya dapat digunakan sebagai alternative

aman dalam menghitamkan rambut. Hal ini disebabkan biji pepaya mengandung

bahan Glucoside Carcirindan dan carpain. Glucoside carcirindan adalah bahan

yang mempunyai kemampuan dapat menghitamkan rambut dan menjaga keratin

rambut, sehingga rambut hitam dan kuat. Glucoside carcirindan juga tidak

bersifat onkogenik, artinya tidak berpotensi menimbulkan kanker kulit kepala

(Rukmana, 2003).

Dalam biji pepaya mengandung senyawa-senyawa steroid. Kandungan biji

dalam buah pepaya kira-kira 14,3 % dari keseluruhan buah pepaya.

Kandungannya berupa asam lemak tak jenuh yang tinggi, yaitu asam oleat dan

palmitat. Selain mengandung asam-asam lemak, biji pepaya diketahui

mengandung senyawa kimia lain seperti golongan fenol, alkaloid, terpenoid dan

saponin. Zat-zat aktif yang terkandung dalam biji pepaya tersebut bisa berefek

sitotoksik, anti androgen atau berefek estrogenik. Alkaloid salah satunya yang

terkandung dalam biji pepaya dapat berefek sitotoksik. Efek sitotoksik tersebut

akan menyebabkan gangguan metabolisme selspermatogenik. (Permadi,2008)


C. Uraian Bahan

1. Asam stearat (DIRJEN POM)

Nama resmi : ACIDUM STEARICUM

Nama lain : Asam stearat

Pemerian : Zat padat keras mengkilat, putih atau kuning pucat,

mirip lemak lilin. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam

air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2

bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Acidifying agent

2. Cetyl alkhol ((DIRJEN POM, 1979)

Nama resmi : CETYL ALCOHOL

Nama lain : Cetyl alkohol

Pemerian : Seperti lilin, serpihan putih, granul, bentuk kubus,

memiliki karakteristik bau busuk dan lunak.

Kelarutan : Larut dalam etanol (95 %), larut dalam eter, tidak

mudah larut dalam air, dapat bercampur dengan lemak,

paraffin cair dan isopropil miristat.

Penyimpanan : Simpan ditempat yang tertutup dan terlindung dari

udara kering.

Khasiat : Opacifying agent

3. Metil paraben (DIRJEN POM 1979)


Nama resmi : METHYLIS PARABENUM

Nama lain : Metil paraben, Nipagin M

Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak

mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal.

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air

mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam

3 bagian aseton, jika didinginkan larutan tetap jernih.

Rumus molekul : C8H8O3

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : Pengawet

4. Air suling (DIRJEN POM, 1979)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : sebagai pelarut

5. Na Lauril Sulfat ((DIRJEN POM, 1979)

Pemerian : Putih/krem sampai kuning Kristal, serpihan atau serbuk

yang halus menimbulkan busa, pahit dan berbau lemak


Kelarutan : Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam

kloroform dan

pH larutan : 7,0 – 9,5

Stabilitas : Stabil pada kondisi dibawah normal, pada kondisi pH <

2,5 mudah terhidrolisis menjadi laurel alcohol dan

sodium bisulfat

Khasiat : Surfaktan

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan yaitu :

a. Blender

b. Pengayak

c. Sendok tanduk

d. Kertas perkamen
e. Gelas kimia

f. Gelas ukur

g. Batang pengaduk

h. Timbangan analitik

i. Waterbath

j. Lumping dan stamfer

k. Pipet tetes

l. Pengorek

m. Botol kemasan

2. Bahan-bahan yang digunakan yaitu :

a. Simplisia kering biji pepaya

b. Cetyl alcohol

c. Asam stearate

d. Natrium lauryl sulfat

e. Nipagin

f. Minyak lemon

g. Aquadest

B. Perhitungan Bahan

Rancangan Formulasi :

Bahan Konsentrasi Khasiat

Simplisia Biji Pepaya 10% Anti uban

Cetyl Alkohol 4% Opacifying agent

Asam stearate 6% Agen pembasa


Natrium Lauryl Sulfat 10% Surfaktan

Nipagin 0,2% Pengawet

Minyak Lemon qs Pengaroma

Aquadest 100 ml Pelarut

10
- Simplisia biji pepaya (2%) = 100 x 100 gr = 10 gr

4
- Cetyl alcohol (4%) = 100 x 100 gr = 4 gr

6
- Asam stearate (6%) = 100 x 100 gr = 6 gr

10
- Natrium lauryl sulfate ( 10%) = 100 x 100 gr = 10 gr

0,2
- Nipagin (0,2%) = 100 x 100 gr = 0,2 gr

- Minyak lemon = qs

- Aquadest (ad 100 ml) = 100 – (10+4+6+10+0,2)

= 100 – 30,2

= 69,8 ml

C. Prosedur Kerja

1. Pengumpulan Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah berupa biji pepaya (Carica

Papaya L) yang diambil langsung dari buah pepaya yang dibeli di pasaran.

2. Pembuatan simplisia

a. Biji pepaya segar dibersihkan dari kotoran yang menempel

b. Dikeringkan dibawah sinar matahari langsung

c. Simplisia kemudian dihaluskan dengan blender.


3. Pembuatan Shampo

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang 4 gram cetyl alcohol, dimasukkan ke dalam cawan porselin

kemudian ditambahkan 6 gram asam stearate (fase minyak) kemudian

dilebur di atas waterbath

c. Diukur 69,8 ml aquadest, dimasukkan ke dalam beaker glass

d. Ditimbang nipagin 0,2 gram, dimasukan ke dalam beaker glass yang berisi

aquadest, kemudian ditambahkan 10 gram natrium lauryl sulfat (fase air),

dilebur di atas waterbath

e. Dipanaskan lumpang

f. Setelah fase air dan fase minyak telah melebur, dituang kedua fase secara

bersamaan ke dalam lumping panas dan diaduk cepat hingga terbentuk

massa shampoo.

g. Ditambahkan 10 gram simplisia biji pepaya ke dalam basis (campuran fase

air dan fase minyak) lalu di homogenkan

h. Ditambahkan minyak lemon secukupnya

i. Dinginkan, kemudian dimasukkan ke dalam botol wadah

j. Diberi kemasan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pembuatan Produk

Berat Jumlah Organoleptis

simplisia produk jadi Konsistensi Bau Warna

50 gram 5 botol Tidak begitu kental Aroma jeruk coklat

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan produk shampo dari bahan

alam. Bahan alam yang digunakan yaitu biji dari buah pepaya (Carica Papaya L)

yang berkhasiat sebagai anti uban. Langkah pertama yang dilakukan yaitu dibuat

formulasi untuk sediaan shampoo tersebut.

Dalam pembuatan simplisia biji pepaya, bahan berupa biji pepaya

dibersihkan dari kotoran yang menempel, dirajang halus lalu dikeringkan selama

kurang lebih 4 hari dan didapatkan simplisia kering sebanyak 65 gram. Simplisisa

kemudian dihaluskan. Setelah itu, dilakukan terlebih dahulu preformulasi basis

untuk mengetahui konsentrasi asam stearate yang tepat agar kekentalan sediaan

nantinya sesuai dengan sediaan shampoo pada umumnya. Percobaan pertama,

dibuat basis dengan konsentrasi asam stearate 7% dan didapatkan konsistensi

yang terlalu kental. Pada percobaan kedua, dibuat basis dengan konsentrasi sesuai

formula yaitu 6% dan didapatkan konsentrasi yang lebih cair dari sebelumnya.

Dan untuk lebih meyakinkan dilakukan lagi percobaan ketiga yaitu dibuat basis

dengan konsentrasi 5%. Namun konsistensi yang dihasilkan terlalu cair dan bisa

dikatakan basis tidak terbentuk. Oleh karena itu, digunakan asam stearate dengan

konsentrasi 6%.
Pada proses pembuatan basis, digunakan lumpang untuk

menghomogenkan karena jika menggunakan mixer basis akan mengembang dan

berbusa. Setelah dilakukan pembuatan, produk yang jadi yaitu sebanyak 5 dengan

konsistensi yang tidak begitu kental dan warna kecoklatan. Namun, shampoo

tersebut masih agak kasar dikarenakan simplisia yang tidak terlalu halus.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam praktikum ini, produk shampoo dari simplisisa biji pepaya yang

jadi yaitu sebanyak 5 botol dengan konsistensi tidak begitu kental, warna

kecoklatan, dan beraroma lemon. Shampoo tersebut berkhasiat sebagai anti uban.

B. Saran

1. Dalam pembuatan basis disarankan agar pengadukannya secara cepat dan

teratur

2. Lebih baik digunakan ekstrak dari biji pepaya agar produk yang diperoleh

lebih halus

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM ( 1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Maryati,S., E. Murniati, dan M. R. Suhartanto. 2005. Pengaruh Sarcotesta dan


Pengeringan Benih serta Perlakuan Pendahuluan terhadap Viabilitas dan
Dormansi Benih Pepaya (Carica papaya L.).Bul. Agron. (33)

Permadi, Adi. 2008. Membuat Kebun Tanaman Obat. Jakarta : Pustaka Bunda.

Rukmana, Rahmat. 2003. Pepaya Budidaya Dan Pasca Panen. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Warisno. 2003. Budidaya Pepaya: Kanisius. Yogyakarta.

Wiki. 2013. “Uban”. In http://id.wikipedia.org (Diakses tanggal 18 Februari


2013)

LAMPIRAN

Gambar 1. Penyiapan bahan


Gambar 2. Produk shampoo yang sudah jadi

Anda mungkin juga menyukai