mereka sebagaimana yang mereka inginkan dan minati, dan setiap orang juga memiliki mimpi mereka tentang cita-cita mereka. Perkenalkan nama saya Aulia Nurismayanti. Saya lahir di Berau, Kalimantan Timur pada tanggal 17 Agustus 2000. Sejak kecil saya memiliki cita-cita yang ingin saya wujudkan. Cita-cita saya sejak kecil adalah menjadi seorang dokter. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu cita-cita saya sempat berubah menjadi apoteker dan sekarang cita-cita saya berubah kembali ingin menjadi seorang dokter. Cita-cita saya ini sangat didukung oleh kedua orang tua saya dan keluarga-keluarga saya, terutama Ibu dan Nenek saya. Saya tahu menjadi seorang dokter itu tidaklah mudah. Banyak orang yang bersaing untuk dapat masuk ke fakultas kedokteran dan butuh perjalanan panjang untuk mendapatkan gelar dokter tersebut. Salah satunya saya sendiri. Banyak cobaan dan rintangan yang membuat saya hampir down dan tidak yakin untuk berjuang terus agar bisa masuk ke Fakultas Kedokteran. Susah senang saya lewati untuk mencapai cita-cita saya ini. Seperti Saya mengikuti bimbingan belajar SBMPTN yang memang khusus untuk masuk ke fakultas kedokteran dan program kedokteran ke Tiongkok. Saya belajar setiap hari dari pagi hingga malam. Di sana saya dikarantina kurang lebih selama 1 bulan. Selama disana selain diajarkan untuk mengikuti SBMPTN, saya juga diajarkan tentang keagamaan. Dimana disana saya selalu bangun malam unutk sholat tahajjud dan dilanjutkan dengan tadarus, lalu menunggu hingga sholat subuh tiba. Di sana saya memulai belajar bersama setiap jam 7 hingga jam 11 malam. Begitu seterusnya hingga SBMPTN tiba. Saya sempat drop saat menegetahui hasil SBMPT dimana saya tidak lulus di universitas yang saya pilih di SBMPTN. akan tetapi itu tidak berlangsung lama, solanya orang tua saya memberikan saya motivasi bahwa itu hanyalah awal dari usaha kamu, kamu masih harus terus berjuang untuk dapat menggapai cita-cita kamu itu. Awalnya saya berfikir saya ingin mengambil program kedokteran yang berada di tiongkok, tetapi orang tua saya melarang saya untuk menggambil program kedokteran tiongkok yang disediakan olleh lembaga bimbingan belajar saya itu. orang tua saya menyuruh saya untuk mendaftar di universitas yang ada di Indonesia dahulu, tetapi jika saya masih tidak diterima, maka saya akan mengikuti SBMPTN lagi tahun depan yang berarti saya harus beristirahat selama setahun untuk mengikuti bimbingan lagi atau bias disebut gapyear. Akan tetapi, hal itu tidak membuat saya menyerah atau mundur untuk menggapai cita-cita saya itu. Sejak dari SD hingga SMA, jika saya ditanya apa cita-cita saya, saya akan selalu menjawab saya bercita-cita menjadi seorang dokter. Kenapa saya ingin menjadi seorang dokter, karena dikeluarga saya tidak ada yang berprofesi sebagai seorang dokter. Oleh karena itulah mengapa saya ingin menjadi seorang dokter. Selain karena hal tersebut, saya bercita- cita sebagai dokter juga karena saya ingin mengabdikan diri saya sebagai orang yang berguna di masyarakat dalam bidang kesehatan dan membantu mengatasi masalah kesehatan di masyarakat, dan saya ingin membanggakan kedua orang tua dan keluarga saya. Alhamdulillah cita-cita saya terwujudkan.Ssaya diterima di Universitas Bosowa di jurursan Kedokteran setelah saya melewati tes-tes yang disediakan saat penerimaan mahasiswa baru. Dan sekarang saya ingin memperjuangkan diri saya agar mendapatkan IP yang memuaskan dan dapat lulus dengan tepat waktu. Di 10 tahun yang dimulai dari sekarang saya akan mewujudkan keinginan orang tua saya yaitu, membawa orang tua saya ke tanah suci untuk menunaikan rukun islam yang kelima. Saya akan menjadi dokter yang sukses dan menjadi dokter yang memiliki attitude yang baik, Saya telah lulus dari program spesialis yang saya ambil. Saya telah memiliki penghasilan sendiri, dan tidak membebani kedua orang tua saya. Saya telah memiliki seorang pendamping hidup. Saya akan memberikan orang tua saya hadiah yang tidak akan mereka lupakan. Saya