Dokumen Tanpa Judul
Dokumen Tanpa Judul
Praktikum ke : II
Program : D3 Farmasi
Kelas / kelompok : A1 / 2
Astinih (2013130007)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2015
1
I. TUJUAN
1. Mengenal dan memahami cara pembuatan dan komposisi bahan dalam sedian
suspensi.
2. Mengamati pengaruh bahan pembasah dan pensuspensi terhadap karakteristik
fisik suspensi.
II. TEORI DASAR
Suspensi merupakan sistem penghantar obat dimana partikel padat yang
tidak larut (Fase Terdispersi) sebagai unit diskrit/ jaringan partikel dalam medium
cair kontinyu (Fase Kontinyu). Menurut FI IV hal 17, suspensi adalah sediaan cair
yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari 2 fase, yaitu fase
kontinyu atau fase luar dan fase terdispersi atau fase dalam. Fase kontinyu atau
fase luar umumnya merupakan cairan atau semi padat, dan fase terdispersi atau
fase dalam terbuat dari partikel-partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut,
tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase kontinyu. (Lachman Buku 2 hal : 986 )
Adapun sifat ideal yang harus dipunyai oleh sediaan suspensi, antara lain :
1. Suatu suspensi yang dibuat dengan tepat mengendap secara lambat dan harus
rata lagi bila dikocok.
2. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari
suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
3. Suspensi harus dapat dituang dari wadah dengna cepat dan homogen.
( Ansel hal : 356 )
1. Zat Aktif :
a. Tidak Larut dalam media pembawa cair
b. Stabil dan tidak terjadi pertumbuhan kristal yang dapat menyebabkan
chaking ( endapan yang mengeras )
c. Terurai mnjadi metabolit yang akan menjadi toksik
2. Komponen sistem suspensi :
a. Zat pembasah,
b. Dispersants/ defloeculating agent,
2
c. Flocculating agents,
d. Thickeners.
3. Komponen pembawa suspensi/ fase eksternal :
a. Bahan pengontrol pH dan dapar,
b. Osmotic agents dan Stabilisator (Sorbitol),
c. Coringensia,
d. Pengawet,
e. Pembawa cair, seperti senyawa poliol.\
Bahan-bahan suspensi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Alam
2. Sintesis
3
dalam pengembangan dan pembuatan suatu suspensi farmasi yang baik.
Disamping khasiat terapetik, stabilitas kimia dari komponen-komponen formulasi
kelanggengan sediaan dan bentuk estetik dari sediaan
Pembasahan
Kesulitan yang banyak ditemui yang merupakan faktor yang amat penting
dalam formulasi suspensi adalah pembasahan fase padat oleh medium
pendispersi. Ada zat padat yang mudah dibasahi dengan cairan dan ada pula yang
tidak.dalam batasan suspensi air, zatt padat dikatakan hidrofilik(liofilik atau suka
pelarut, kadang-kadang disebut liotropik).atau hidrofobik (liofobik). Zat-zat
hidrofilik dibasahi dengan mudah oleh air atau cairan-cairan polar lainnya; zat
hidrofilik ini bisa meningkatkan viskositas suspensi-suspensi air dengan besar.
Zat-zat hidrofobik menolak air, tetapi biasanya dapat dibasahi dengna cairan-
cairan non polar; zat hidrofobik ini biasanya tidak mengubah viskositas dispersi.
Zat padat hidrofilik biasanya dapat digabung menjadi suspensi tanpa
menggunakan zat pembasah, tetapi bahan-bahan hidrofobik sangat sukar untuk
mendispersi dan seringkali mengambang pada permukaan cairan karena
pembasahan yang buruk dari partikel-partikel, atau adanya kantung-kantung udara
yang sangat kecil.
4
Pertimbangan Rheologis
Rheologi adalah ilmu tentang sifat aliran dari bahan atau sistem bahan.
Sedangkan Viskositas adalah suatu besaran yang tergantung dari perbandingan
tegangan geser kecepatan, difarmasi dinyatakan sebagai kekentalan struktur atau
tubuh.
Penolong Formulasi
Volume Sedimentasi
5
V =d2(ρ1- ρ2)g
18Ƞ
6
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah
larut dalam karbon disulfide, sukar larut dalam minyak zaitun, praktis tidak larut
dalam etanol.
Khasiat : Untuk pengobatan jerawat, bakterisid, dan
fungisid lemah, dan bersifat keratolisis yang melarutkan kulit tanduk.
Stabilitas : Sulfur bereaksi dengan logam seperti tembaga
dan besi, menghasilkan warnadengan logam.
Dosis :Pengobatan jerawat : 1-8% dalam bentuk
cream, gel, lotion, atau sabun yang digunakan secara topical untuk pengobatan
jerawat.
OTT :-
Wadah & Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
B. Zat Tambahan
1. PGA ( Farmakope Indonesia edisi IV hal. 423 , Handbook of Pharmaceutical
Excipient hal. 1-2 )
Pemerian : butiran, bentuk bulat seperti ginjal/bulat telur, penampang 1 cm
sampai 3 cm, warna putih, kekuningan, kuning/coklat muda, kadang-kadang
berwarna merah muda, rapuh buram, sering kali dengan permukaan yang
retak, mudah pecah menjadi fragmen bersudut tidak beraturan dengan patahan
melengkung, berwarna agak putih/agak kekuningan, seperti kaca dan tembus
cahaya. Di dalam pusat butiran yang tidak utan pecah sering terdapat rongga
kecil tidak berbau.
Kelarutan : larut hampir sempurna dalam 2 bagian bobot air, tetapi sangat
lambat meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit,
praktis tidak larut dalam etanol dan eter.
pH : 4,5 – 5
Konsentrasi : 5-10% sebagai suspending agent
Stabilitas : larutan encer gom arabicum rentan terhadap bakteri/degradasi
enzym tetapi dapat dicegah dengan pendidihan larutan dalam waktu singkat
untuk menonaktifkan enzym, dapat juga awetkan dengan penambahan
antimikroba. Contoh : 0,1% asam benzoat, 0,1% sodium benzoat/campuran
keduanya.
OTT : tidak bercampur dengan amidopirin, kresol, etanol 95%, garam ferri
morphin, fenol, phisostigmin, tanin, thymol dan vanilin.
Kegunaan : suspending agent.
Wadah dan Penyimpanan: wadah penyimpanan tertutup rapat.
7
Nama lain : Gliserol
Rumus molekul : C3H8O3
Bobot molekul : 92,09 g/mol
Rumus bangun :
8
Rumus molekul : C7H5NaO2
Bobot molekul : 144,11 g/mol
Rumus bangun :
9
Rumus molekul : H2O
Bobot molekul : 18,02
pH : 5,0 – 7,0
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidakmempunyai rasa
Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar
OTT : Bereaksi dengan zat tambahan, bereaksi keras
dengan logam alkali
Stabilitas : Secara kimiawi stabil pada semua suasana
Khasiat : Pelarut
Wadah & penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Mortir dan stamper
Cawan penguap
Beaker glass
Tabung sedimentasi
Batang pengaduk
Viskometer Stormer
Viskometer Stormer
Erlenmeyer
Gelas ukur
B. Bahan
Sulfur presipitasi
Gliserin
Veegum
Natrium Benzoat
Aquadest
V. FORMULA
Tiap ml mengandung:
10
Sakarin 0,3
Na.Benzoat 0,05
Eritrosin 0.05
Strawberry Essense 0.2
PVP 1
Aq. Dest. ad 100
B. Penimbangan
11
VII. PEMBUATAN
1. Alat-alat dan bahan-bahan disiapkan
2. Bahan-bahan ditimbang dan botol dikalibrasi 60 ml
3. PGA dikembangkan dalam lumpang dengan air 1,5 kali bobotnya (PGA
digerus dengan air dingin ad terbentuk muchilago)
4. Sulfur digerus halus di dalam lumpang (CI)
5. Gliserin ditambahkan ke dalam CI sambil digerus ad semua bagian sulfur
terbasahi
6. ditambahkan muchilago (PGA yang sudah mengembang), digerus ad homogen
7. Campuran ditambahkan Na. Benzoat yang telah dilarutkan di dalam air,
digerus ad homogen
8. Ditambahkan sisa aquadest dan dihomogenkan
9. Ditambahkan aqua rosae, dihomogenkan
10. Dimasukkan ke dalam botol 60 ml ad tanda kalibrasi. Botol diberi etiket,
dikemas, dan diserahkan
11. Sisa suspensi dievaluasi (volume sedimentasi, viskositas dan sifat alir)
VIII. EVALUASI
1. Organoleptik
Disimpan pada temperatur kamar diperiksa warna, bau, rasa. Selama penyimpanan
tidak boleh terjadi perubahan secara fisik.
12
2. Viskositas dan Rheologi
(Viskometer Stormer)
1. Digunakan cairan Newton yang sudah diketahui viskositasnya untuk menentukan
viskosita emulsi dengan menggunakan viskositas stormer.
2. Diisikan sampel kedalam wadah viskometer
3. Digantungkan beban, katrol diputar, sampai jumlah putaran pada skala
menunjukkan 50
4. Alat dinyalakan bersamaan dengan stopwatch untuk menghitung waktu.waktu
dihentikan saat jarum pendek menunjukkan angka 50
60
𝑅𝑃𝑀 = 𝑥 ∑ 𝑃𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑡
𝑅𝑃𝑀
𝐾𝑉 = 𝛈 𝑥
𝑊
3. Volume Sedimentasi
o Cara :
Masukkan emulsi kedalam tabung sedimentasi 25 ml dan amati kestabilannya
o Perhitungan :
F = Vu / Vo
dimana, F = Derajat sedimentasi
Vu = Volume sedimentasi
Vo = Volume awal
4. Waktu Rekonstitusi
Massa granul yang direkonstitusi : 23,505 g
13
Bobot (gr) Waktu (s) Putaran RPM η (cps)
20 51 100 117.65 49.68
30 42 100 142.86 61.37
40 33 100 181.82 53.29
30 36 100 166.67 52.60
20 46 100 130.43 44.81
3) Volume Sedimentasi
Waktu Vo Vu F
Hari ke-1 25 25 1
Hari ke-2 25 2 0.08
Hari ke-5
14
X. PEMBAHASAN
1. Pada pengujian organoleptik, bau dari sediaan masih berbau sulfur, seharusnya
masih perlu ditambahkan oleum rosae supaya bau sulfur tertutupi.
2. Pada pengujian viskositas, menunjukkan konsistensi yang sangat encer, kaena
saat melakukan pekerjaan pembutan sediaan kelompok kami terlalu banyak
pelarutnya .sehingga tidak dapat dilakukan pengujian viskositas dengan
viskometer brookfield. Sediaan yang baik saat diuji viskositas dengan
viskometer brookfield itu adalah sediaan yang kental.
3. formula menunjukkan sifat alir tiksotropi dikarenakan bentuk grafik yang
serupa dengan rheopeksi tiksotropi. Sediaan suspensi memang sebaiknya
memiliki aliran tiksotropi, karena aliran tiksotropi adalah aliran yang apabila
didiamkan kemudian didispersikan, viskositasnya semakin encer, sehingga
memudahkan penuangan.
4. Uji volume sedimentasi berguna untuk mengetahui kemampuan mendispersi
kembali dari pembasah yang digunakan dan endapan yang terbentuk harus
dengan mudah didispersikan kembali setelah dengan pengocokan sedang agar
menghasilkan suatu sistem homogen. Hasil yang didapat adalah kuarng baik
karena pada hari terakhir didapat F=0, sedangkan hasil uji sedimentasi yang
baik adalah F=1.
15
XI. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN :
SARAN:
1) Dalam pembuatan, disarankan agar sulfur benar-benar terbasahi secara
sempurna agar sediaan yang didapat lebih stabil.
2) Penggunaan pewangi untuk menutupi bau sulfur yang khas.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18
ACNE
CIL
Aturan pemakaian :
Komposisi :
ACNE ACNE
Oleskan 2 kali sehari pada kulit
Sulfur Presipitat, PGA, Gliserin, Na. jerawat.
Benzoat, aqua rosae, aqua dest.
Cara pemakaian :
CIL CIL
Bersihkan muka dengan kapas
Indikasi :
Akne vulgaris kemudian oleskan pada muka
yang berjerawat.
® Perhatian : ®
Hindari kontak mata dan Penyimpanan :
membrane mukosa lain seperti Simpan di tempat sejuk dan
luka terbuka. Bila terkena mata, kering
Netto : 60 ml bilas dengan air bersih. Netto : 60 ml
Bila terjadi iritasi ringan seperti
gatal-gatal hentikan pemakaian.
Iritasi berlanjut hubungi dokter. Kocok dahulu
Untuk Merawat Kulit
Untuk Merawat Kulit Yang Berjerawat
HANYA UNTUK
Yang Berjerawat PEMAKAIAN LUAR
Netto : 60 ml
19
Aturan pemakaian : Komposisi :
Oleskan 2 kali sehari pada kulit jerawat. ACNECIL® Sulfur Presipitat, aqua dest, PGA, Gliserin,
Na. Benzoat, aqua rosae.
Cara pemakaian :
Bersihkan muka dengan kapas kemudian Untuk Merawat Kulit Yang Indikasi :
oleskan pada muka yang berjerawat. Akne vulgaris,
Berjerawat
Penyimpanan :
Simpan di tempat sejuk dan kering Perhatian :
Netto : 60 ml Hindari kontak mata dan membran mukosa
lain seperti luka terbuka. Bila terkena mata,
bilas dengan air bersih.
HANYA UNTUK PEMAKAIAN LUAR Bila terjadi iritasi ringan seperti gatal-gatal
PT. PANCA FARMA hentikan pemakaian.
No.Reg: CD 1501210233A1 Jakarta-Indonesia
No.Bacth: 000011
Iritasi berlanjut hubungi dokter.
Exp.Date: April 2018
20
21
22