Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

COUNJUNGTIVITIS

Oleh :
NAMA : STEFANUS NGONGO
NIM : 2116007

CI INSTITUSI CI LAHAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2017/2018
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Konsep Teori
1. Defenisi
Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih
mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan
timbulnya berbagai macam gejala, salah satunya adalah mata merah.
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada
konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi
bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.
(Effendi, 2008).

2. Etiologi
Penyebab konjungtivis tergantung dari jenis konjungtivis. Berikut ini etiolgi
berdasarkan klasifikasi konjungtivis yaitu
 Konjungtivis Alergi
Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat atau reaksi antibodi
humoral terhadap alergen. Pada keadaan yang berat merupakan bagian
dari Sindrom Steven Johnson, suatu penyakit eritema multiforme berat
akibat reaksi alergi pada orang dengan presdiposisi alergi obat-obatan.
Pada pemakaian mata palsu atau lensa kontak juga dapat terjadi reaksi
alergi.

 Konjungtivis Infektif
Disebabkan oleh bakteri seperti:
- Stafilokok
- Streptokok
- Corynebacterium diphtheriae
- Pseudomonas aeruginosa
- Neisseria gonorrhoea
- Haemophilus influenza

 Konjungtivis Viral
Disebabkan oleh virus seperti:
- Adenovirus
- Herpes simpleks
- Herpes zoster
- Klamidia
- New castle
- Pikorna
- Enterovirus
3. Klasifikasi
Konjungtivitis terbagi dalam tiga jenis, yaitu konjungtivitis alergi atau vernal,
infeksi atau bacterial, dan viral.
1. Konjungtivitis Alergi
ifeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengan sesitifitas terhadap
serbuk, protein hewani, bulu, makanan atau zat-zat tertentu, gigitan
serangga dan atau obat (atropine dan antibiotic golongan mycin). Infeksi ini
terjadi setelah terpapar zat kimia seperti hair spray, tatarias, asap rokok.
Asma, demam kering dan eczema juga berhubungan dengan konjungtivitis
alergi.

Gejala jenis konjungtivitis ini adalah edema konjungtiva ringan sampai


berat, sensasi terbakar dan injeksi vaskuler. Lakrimasi kadang-kadang
terjadi. Rasa gatal adalah yang paling parah pada bentuk konjungtivitis ini.
Kadang-kadang didapatkan rabas seperti air.
2. Konjungtivitis Infektif
Jenis konjungtivitis ini juga berhubungan dengan “pink eye” dan mudah
menular. Wabah “pink eye” dapat terjadi pada populasi yang padat dan
dengan standar kesehatan yang rendah. Penyebab infeksi ini adalah
Staphylococcus aureus. Dapat juga terjadi setelah terpapar Haemophilus
influenza atau N. gonorhoea. Dapat terjadi bersamaan dengan morbili,
parotitis epidemika, bleferitis, obstruksi duktus nasolakrimalis, karena
penyinaran cahaya (konjungtivitis elektrika).

Gejalanya, dilatasi pembuluh darah, edema konjungtiva ringan, epifora


dan rabas pada awalnya encer akibat epifora tetapi secara bertahap menjadi
lebih tebal atau mucus dan berkembang menjadi purulent yang
menyebabkan kelopak mata menyatu dalam posisi tertutup terutama saat
bangun tidur pagi hari. Dapat ditemukan kerusakan kecil pada epitel kornea.

3. Konjungtivitis Viral

Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling
sering adalah keratokonjungtivitis epidemika) atau dari penyakit virus sistemik
seperti mumps dan mononucleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel
sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis.

Gejalanya, pembesaran kelenjar limfe preaurikular, fotopobia dan sensasi


adanya benda asing pada mata. Epiofora merupakan gejala terbanyak. Konjungtiva
dapat menjadi kemerahan dan bisa terjadi nyeri periorbital.
4.Patofisiologi.
Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen, iritasi menyebabkan
kelopak mata terinfeksi Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari
substansi luar. Pada film air mata unsur berairnya mengencerkan materi infeksi, mucus
menangkap debris dan kerja memompa dari palpebral secara tetap menghanyutkan air
mata ke duktus air mata dan air mata mengandung substansi anti mikroba termasuk
lisozim. Adanya agens perusak menyebabkan kerusakan pada epitel konjungtiva yang
diikuti edema epitel, kematian sel eksfoliasi, hipertropi epitel atau granuloma mungkin
pula terdapat edema pada stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan. Sel-sel ini
kemudian bergabung dengan fibrin dan mucus dari sel goblet, membentuk eksudat
konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebral pada bangun tidur.

Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh-


pembuluh konjungtiva posterior, ditandai dengan konjungtiva dan sclera yang merah,
edema, rasa nyeri, dan adanya secret mukopurulent. Hal ini menyebabkan hiperemi
yang tampak paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada
hyperemia konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan hipertropi papilla
yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi tergores, panas, atau gatal.
Sensasi ini merangsang sekresi airmata. Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh
daah yang hyperemia dan menambah jumah airmata.Jika klien mengeluh sakit pada iris
atau badan silier berarti kornea terkena.

Akibat jangka panjang dari konjungtivitis yang dapat bersifat kronis yaitu
mikroorganisme, bahan allergen, dan iritatif menginfeksi kelenjar air mata sehingga
fungsi sekresi juga terganggu menyebabkan hipersekresi. Pada konjungtivitis
ditemukan lakrimasi, apabila pengeluaran cairan berlebihan akan meningkatkan
tekanan intra okuler yang lama kelamaan menyebabkan saluran air mata atau kanal
schlemm tersumbat. Aliran air mata yang terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf
optik dan terjadi ulkus kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan lapang
pandang yang disebabkan kurangnya aliran air mata sehingga pandangan menjadi
kabur dan rasa pusing.
5.Manifestasi Klinik
Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:
1) Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak
2) Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah
akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel
konjungtiva bagian atas.
3) Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi
nonspesifik peradangan.
4) Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
5) Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).
6) Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)
Gejala
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan
kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna
putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak
mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi
(Anonim, 2004).
Gejala lainnya adalah:
1) Mata berair
2) Mata terasa nyeri
3) Mata terasa gatal
4) Pandangan kabur
6.Komplikasi
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan
pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari
konjungtivitis yangtidak tertangani diantaranya:
1) Glaukoma
2) Katarak
3) Ablasi retina
4) Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea
5) Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila
sembuh akan meninggalkan jaringan parut yang tebal di kornea yang dapat
mengganggu penglihatan, lama- kelamaanorang bisa menjadi buta
6) Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat
mengganggu penglihatan

7.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut
dibuat sediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang
polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan giemsa
akan didapatkan sel-sel eosinofil.

Test komposisi air mata :


1) Schimer test
2) tepian palpebra
3) Ferning test
4) Uji Anel
5) Pemeriksaan swab sekret (gram , Giemsa )
F.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Pemeriksaan Laboratorium
 tes penyaring, tes ini di kerjakan pada tahap awal pada setiap
kasus anemia.dengan pemeriksaan ini,dapat di pastikan adanya
anemia dan bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini
meliputi pengkajian pada komponen-komponen berikut ini :kadar
hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV, MCV, Dan MCHC),apusan darah
tepi.
 Pemeriksaan darah seri anemia: hitung leukosit,trombosit, laju
endap darah (LED), dan hitung retikulosit.
 Pemeriksaan sumsum tulang: pemeriksaan ini memberikan
informasi mengenai keadaan system hematopoesis.
 Pemeriksaan atas indikasi khusus:pemeriksaan ini untuk
mengomfirmasi dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen
berikut ini:
-Anemia defisiensi besi:serum iron, TIBC,saturasi transferin ,dan
feritin serum.
-Anemia megaloblastik:asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
-Anemia hemolitik :hitung retikulosit , tes coombs,dan elektroforesis
Hb
B.KONSEP KEPERAWATAN
1.Pengkajian keperawatan
1.Identitas klien
Meliputi nama klien, umur,jenis klamin , pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor registrasi, dan diagnosis medis
2. Pucat
 Pasca pendarahan
 Pada difensiesi zat besi
3. Mudah lelah
 Kurangnya kadar oksigen dalam tubuh
4. Napas pendek
 Rendahnya kadar HB
5. Nadi cepat
 Kompensasi dari refleks kardiovasculer
6. Gangguan cerna

Pada anemia sering timbul nyeri perut, mual,muntah, dan penurunan `nafsu makan
7. suhu tubuh meningkat

2.Diagnosa Keperawatan
a.Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan sirkulasi dan neorologi.
b.ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake kurang,anokresia.
3.Perencanaan Keperawatan
a.perbaiki perfusi jaringan,beri Oksigen sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem hematologi.
Jakarta:Salemba Medika wolff K, goldsmith LA , katz SI, Gilchrest BA , Paller AS, David J.
Leffel Dj editors.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI PADA
Tn.”G” DI RUANGAN KEPERAWATAN VII (TULIP) RUMAH SAKIT SYEKH
YUSUF GOWA SELAWESI SELATAN

Oleh :
NAMA : STEVANUS NGONGO
NIM : 2116007

CI INSTITUSI CI LAHAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
Nama : Tn”G”
Jenis kelamin : laki-laki
Usia : 61 tahun
Pendidikan : Smp
Tgl Pengkajian : 30 januari 2018
Suku : Makassar
Pekeerjaan : Petani
NO.RM : 419431
Tgl Masuk : 27 januari 2018
2. Kondisi Saat ini
1.Keluhan Utama : Berak-berak,Batuk
2.Manifestasi Klinis
(√) Demam ( ) Kelelahan () perdarahan () dan lainnya:
Jelaskan : Pasien mengatakan demam,dan berak-berak serta
batuk,dan kurang nafsu makan
3. Riwayat Penyakit dahullu
Jantunng,Diabetes Militus
4. Riwayat Pembedahan () ya :….tgl/bln/tahun :...(√) tidak
5. Alergi : (√) ya,telur ,bakso,indo mie
6. Pengobatan (√) ya, sebutkan, Pasien mengatakan mengonsumsi obat
CTM yang diberikan oleh perawat puskesmas
7. Kebiasaan makan : Kebiasaan Makan tidak teratur
8. Riwaya Sosial
a. Bagaimana kondisi Lingkungan Kerja atau tempat tinggal : pasien
mengatakan cukup baik
b. Apakah ada bintang atau tanaman pemeliharaan : Pasien mengatakn
memelihara Ayam,bebek dan bunga.
c. Apakah klien memiliki cukup energi untuk kegiatan sehari-hari dan
aktivitas kerja? : pesien mengatakan cukup kerena dia adalah tulang
punggung keluarga
d. Apakah klien mengalami kelelahan dan gangguan pernapasan,atau
gejala lain mengganggu aktivitas sehar-hari? :pesien mengatakan lelah
dan sesak karena dia menjual buah buahan memakai sepeda
e. .Apakah berdampak juga pada kondisi Ekonomi dan pertimbangan
ekonomi yang lain,asuransi: iya,karena Tn.G,mengatakan mata
pencahariannya .
f. Riwayat meroko : (√) ya , 6 batang/hari,jenis Gudang garam : (√) tidak

9. RiwayatKesehatan Keluarga (Genogram)


9. RIWAYAT KELUARGA
Genogram:

61 49

23 18 14 12

KETERANGAN:
Laki-laki laki-laki meningal
Perempuan perempuan M
Pasien garis kawin
serumah
garis keturunan

10. Pemeriksaan Fisik


a. Mata :
1) Konjuntiva :(√ ) anemis ( ) pink
2) sclera : ( ) ikterik (√ ) putih
3) palpebra : (√ ) edema ( ) Tidak
4) penglihatan : (√ ) kabur ( ) tidak
5) keluhan : Pasien mengatakan pandangannya kabur
b. Telinga
1) nyeri : ( )ya (√ ) tidak
2) Serumen : ( ) ya (√ ) tidak
3) Keluhan : tidak ada
c. Hidung
1) Bentuk : (√ ) simestris ( ) asismetris
2) polip : ( ) ada (√ ) tidak
3) Septum : ( ) ada (√ ) tidak
4) Epistaksis : ( ) ada, kapan: . . .(√ ) tidak
5) kemampuan mencium : Normal
6) Keluhan: tidak ada

d. Mulut
1) Mukosa bibir : ( ) lembab (√ ) kering dan pecah-pecahan
2) Warna : ( √) pink ( ) Sinosis ( ) putih
3) Gigi : ( ) lengkap (√ ) tidak Lengkap, bagian… atas..( ) Karies (
) lainya
4) Gusi : ( ) Hitam, ( ) pink (√ ) putih ( ) predarahan
5) Lidah : ( ) putih (√ ) pink
6) Keluhan : pasien mengatakan lidah terasa pahit
e. Saluran pernapasan
1) Frekuensi : 20 kali/ menit
2) irama : (√ ) irregular ( ) regular
3) . Bunyi napas : ( ) vesikuler ( ) bronkovesikuler ( ) Wheezing (
) crakels
4) Keluhan : merasa sesak
f. Sistem kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi : 60 x/i
2) Tekanan darah :110/80 mmHg
3) Keluhan : Pasien mengatakan pusing,malam susah tidur

g. Saluran cerna
1) Bentuk abdomen : (√ ) simetris ( ) asimetris
2) Ada massa/ jejas : ( ) ada (√ ) tidak
3) Perkusi abdomen : ( ) pekak ( ) timpani ( ) hipertimpani
4) peristialtik usus : - kali/ hari
5) keluhan :
h. Sistem perkemihan
1) palpasi : ( ) distensi abdomen ( -) nyeri tekan
2) frekunsih berkemih : 3 kali/hari
3) Warna: kuning peka
4) Bau : iya
5) Jumlah : 2 kali /hari
6) keluhan : pasien mengatakan nyeri pada saat kincing
i. Sistem musculoskeletal
1) Bentuk tubuh : ( ) tegap ( ) lordosis ( ) skoliosis (√ ) kifosis
2) ROM :
5 5
5 5
3) keluhan : pasien mengatakian pada saat duduk terasa sakit
j. Sistem saraf
1) pengkajian Nervus
Nervus 1( Olfaktorius) : pasien mampu membedakan bau kopi
dan bau teh
Nervus II ( Optikus ) : pasien tidak mampu melihat dengan jelas
4/3
Nervus III,IV,VI( Okulomotor, Troklearis, dan Abdusen )
Nervus V( Trigeminalis )
Nervus VII (Fasial)
Nervus VIII (Akustikus) : pasien mampu mengerakan otot
wajahnya saat disuruh mengunyahklan makanan
Nervus IX,X (Glosofaring dan Vagus)
Nervus XI (Aksesorius spinal)
Nervus XII ( Hipoglosal)
2) Keluhan : pasien mengatakan sering mual dan pusing,serta
susah untuk melihat benda- benda yang jauh
( √) Sakit kepala :
( ) lambung : tidak ada
( ) penurunan sensasi : tidak ada
( ) Sinkope : tidak ada

k. Pemeriksaan diagnostic ( hasil dan tanggal pemeriksaan


Tidak ada USG
Tidak ada Foto Rotagen

l. Pemeriksaan laboratorium ( bentuk table, tanggal dan jam


pemeriksaan
Tanggal Jam Jenispemeriksaan Hasil satuan
Pemeriksaan
27 januari 3.35  Gulah Darah 107 Mg/dl
2018 Sewaktu(GDS
) 137 Mg/dl
 Kolesterol 49 U/L
total 54 UL
 SGOT/AST/A 46 Mg/dl
STL 1,3 Md/dl

 SGPT/ALT/AL
TL
 Ureum Darah
 Kreatinin
Darah

m. Terapi yang di berikan ( nama, dosis, golongan, indikasi, dan


efeksamping obat, di buat dalam bentuk table
- Infuse RL 28 x/i
- Operazole 20 mg 2x1
- Natrium Dicloferak 25 mg 2x1
- Loperamid 2-1-1
- Oralit 1x1 saset
DATA FOKUS

Nama pasien:Tn” G” Dx Medik :ANEMIA BERAT


Umur : 61 tahun Ruangan :kelas 3 b
Jenis klamin :”L” Tanggl : 31 januari 2018

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


 Pasien mengatakan lemah  Pasien tampak lemah
 pasien mengatakan napsu makan  Berat badan menurun,pasien tidak
menurun mau makan
 Paasien mengatakan susah tidur  TTV
pada malam hari TD : 110/80 mmHg
 Paqsien mengatakan berak 4 N : 77 X/mnt
x/hari S : 36,4 o
P : 28 x/i
 Mukosa mulut pasien tampak
kering
 Klien Nampak lemas
 Konjungtifa Nampak anemis

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
DS: Pendarahan saluran Ketidakefektian
 Pasien mengatakan cerna,uterus dan hidung perfusi jarian
badan terasa lemah luka perifer
 Pasien mengatakan
napsu makan Kehilangan SDM(sel darah
menurun Merah)
DO : Defisiensi bersih, vit B12,
 Paien tmpak lemah AS,Folat, depresi sumsum
 Berat badan menurun tulang
pasien tidak mau
makan Produksi SDM

 Mukosa mulut
Nampak kering Overaktiv RES,produksi

 Pasien Nampak SDM abnormal

lemah
Penghancuran SDM
Pertahanan sekunder tidak
adekuat
Penurunan kadar Hb

-
Penurunan jumlah eritrosit

Efek Gl

Gangguan penyerapan
nutrisi dan defesiensi folat

Glositosis berat (lidah


meradang,diare,kehilangan
nafsu makan

Intake nutrisi kurang


(anokresia)

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan
tubuh

2 DS: Penurunan jumlah eritrosit Ketidakseimbangan


1, Pasien mengatkan 2. nutrisi kurang dari
pusing dan lemas Efek Gl kebutuhan tubuh
3. Pasien mengatakan
nafsu makan berkurang Gangguan penyerapan
-4. pasien mengatkan berak nutrisi dan defesiensi folat
4 x/hari
DO: Glositosis berat (lidah
1. Pasien Nampak meradang,diare,kehilangan
lemah nafsu makan
2. Mukosa mulut pasien
Nampak kering Intake nutrisi kurang
3. TTV: (anokresia)
TD : 110/80 mmHg
N : 77 X/mnt Ketidak seimbangan nutrisi
S : 36,4 o kurang dari kebutuhan
P : 28 x/i tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn”G” Umur : 61 tahun


jenis kelamin : laki-laki DX medic : ANEMIA BERAT
Ruangan : Kelas 3 B Tanggal : 31 januari 2018

No Dx Keperawatan (PES) Tgl di temukan Tanggal


Teratasi
1 1. .Resiko tinggi terhadap kerusakan 31 januari 2018
integritas kulit berhubungan
dengan perubahan sirkulasi dan
neorologi.
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang 31 Januari 2018
dari kebutuhan tubuh b/d intake
yang kurang,anokresi

PERENCANAAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn “G” Umur : 61 tahun


Jenis kelamin : laki-laki Dx Medik : ANEMIA BERAT
Ruangan : kelas 3 b Tanggal : 31 januari 2018

NO DX.KEP TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


KRITERIA
HASIL
1 .Ketidak efektifan Setelah 1. Obsevasi TTV 1. Untuk
perfusi jaringan dilakukan 2. Kaji intake dan menentuka
perifer b/d tidankan output n tindakan
penurunan keperawatan 3. Anjurkan pasien selanjutnya
konsentrasi Hb selama 3x / 24 untuk 2. Untuk
dan darah, jam,pasien mengonsumsi air mengetahui
Ditandai dengan: diharapkan + 7/ hari adanya
DS: dengan indicator 4. Pantau andanya tanda-tanda
 Pasien (1) sangat sotamatitis kekurangan
mengataka terganggu,(2) 5. Kolaborasi untuk cairan
n badan banyak pemeriksaan
terasa terganggu,(3) laboraturium 3. Untuk
lemah cukup mencegah
 Pasien terganggu,(4) terjadinya
mengataka sedikit kekurangan
n napsu terganggu,(5) cairan
makan tidak terganggu
menurun Dengan kriteria 4. Agar tidak
DO : hasil: terjadi
 Paien 1. Pasien infeksi
tmpak tidak disekitar
lemah mengala mulut

 Berat mi

badan kelemaha 5. Untuk


menurun n mengetahui

pasien 2. Pasien kedaan


tidak mau tdak pasien dan

makan anemis pengobatan

 Mukosa 3. TTV nya

mulut dalam

Nampak batas

kering normal

 Pasien
Nampak
lemah
2 Ketidak Setelah 1. Kaji intek dan 1. Untuk
seimbangan dilakukan autput mengetahu
nutrisi kurang dari tindakan 2. Pantau adanya i adannya
kebutuhan tubug keperawatan tanda-tanda tanda
b/d intake yang selama 3 x/ 24 dehidrasi berat dehidrasi
kurang dan jam dengan 3. Observasi TTV 2. Untuk
anoreksia indicator (1) 4. Anjurkan untuk mencegah
Ditandai dengan: sangat banyak minum terjadinya
DS: menyimpang air syok
1.Pasien dari rentang 5. Kolaborasi 3. Untuk
mengatkan normal,(2) dengan ahligizi menentuka
pusing dan lema banyak n tindakan
2.Pasien menyimpang selanjutnta
mengatakan dari rentang 4. Untuk
nafsu makan normal,(3) cukup mencegah
berkurang menyimpang terjadinya
4. pasien dari rentang dehidrasi
mengatkan berak normal,(4) 5. Untuk
4 x/hari sedikit memperce
DO: menyimpang pat
1. Pasien dari rentang penyembu
Nampak normal,(5) tidak han pasien
lemah menyimpang
2. Mukosa dari rentang
mulut normal
pasien Dengan kriteria
Nampak hasil
kering 1. Pasien
3. TTV: tidak
TD : lemas
110/80 2. Satus
mmHg nutrisi
N : 77 pasien
x/mnt tidak
S : 36,4 o menyimp
P : 28 x/i ang dari
normal
3. Tidak ada
tanda-
tanda
dehidrasi
berat

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien :Tn “G” Umur : 61 tahun


Jenis Kelamin :Laki-Laki Dx medic : ANEMIA BERAT
Ruangan :3B Tanggal : 31-01-2018

N Hari/ Tgl Jam No Implementasi dan SOAP Par


o DX af
1 Rabu,31/01/ 12.00 I 1. Mengobservasi TTV
2018 H/: TD : 110/80 mmHg
N : 77 x/i
S : 36,4 c
P : 28x/i

Rabu 12.10 I 2. Mengkaji intake dan output


,31/01/2018 H/ :pasien minum air 3 gelas /
hari,dan pengeluaran urin 2x /
hari
Rabu 12.20 I 3. Menganjurkan pasien untuk
31/01/2018 banyak mengonsum air air + 7
gelas / hari
H/ : Pasien mampu
menghabiskan air 2 gelas / hari
Rabu 12.25 I 4. Memantau adanya stomatitis
31/01/2108 H/: Nampak stomatitis
Rabu 12.30 I 5. Penatalaksanaan
31/01/2018 - Pemberian infuse RL 28
tetes/i
- Infuse RL 28 x/i
- Operazole 20
mg 2x1
- Natrium
- Dicloferak 25
mg 2x1

SOAP
S:
1. pasien mengatakan masih
terasa lemah
2. pasien mengatakan hanya
mampu minum air 2 gelas /
hari
O:
1. tampak pasien lemah
2. TTV
- TD : 110/80 mmHg
- N : 77 x/ i
- P : 24 x/i
- S : 36,4 c
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Obsevasi TTV
- Kaji intake dan output
- Anjurkan pasien untuk
mengonsumsi air + 7/
hari
- Pantau andanya
sotamatitis
- Kolaborasi
2. Kamis 09.00 2 1.mengkaji intake dan output
01/02/2018 H/: pasien minum air 2 gelas
/ hari,dan defekasi urin 3x /
09.10 2 hari
2.memantau adanyya tanda-
tanda dehidrasi
12.00 2 H/: Nampak stomatitis
3. Mengobservasi TTV
- H/: TD : 110/80 mmHg
- N : 77 x/ i
- P : 24 x/i
12.10 2 - S : 36,4 c
4. Menganjurkan pasien untuk
minum air + 7 / hari
H/: pasien mampu minum air
12.20 2 3 gelas/ hari
5. Penatalaksanaan
H/:
- Infuse RL 28 x/i
- Operazole 20
mg 2x1
- Natrium
- Dicloferak 25
mg 2x1
-
SOAP
S:
1. Pasien mengatakan
mampu menghabiskan 3
gelas air/hari
2. Pasien mengatakan
badanya terasa lemah
O:
1. Pasien Nampak lemah
2. Mukosa mulut pasien
Nampak kering
3. Klien tampak pucat
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji intek dan autput
2. Pantau adanya tanda-
tanda dehidrasi berat
3. Observasi TTV
4. Anjurkan untuk banyak
minum air
5. Kolaborasi dengan ahligizi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien :Tn “G” Umur : 61 tahun


Jenis Kelamin :Laki-Laki Dx medic : ANEMIA BERAT
Ruangan :3B Tanggal : 31-01-2018

NO Hari Jam Dx Implementasi & SOAP Paraf


/Tgl
2 Jumat 12.00 1 1. Mengobservasi TTV
03/02/ H/: TD : 110/80 mmHg
2018 N : 80 x/i
S : 37,4 c
P : 24x/i
12.15 2. mengkaji intake dan output
H/ :pasien mampu minum air 5
gelas/ hari,dan pengeluaran urin
4x/ hari
12.20 3. Menganjurkan pasien untuk
banyak mengonsum air air + 7
gelas / hari
H/ : Pasien mampu
menghabiskan air 5 gelas / hari
12.25 4. Memantau adanya stomatitis
H/: stomatitis sudah sembuh dan
mukosa mulut lembab
12.30 5. Penatalaksanaan
- Pemberian infuse RL 28
tetes/i
- Infuse RL 28 x/i
- Operazole 20 mg
2x1
- Natrium
- Dicloferak 25 mg
2x1

SOAP
S:
1. pasien mengatakan badanya
sudah tidak lemah lagi
2. pasien mengatakan hanya
mampu minum air 5 gelas / hari
3. O:
1. pasien Nampak
bersemangat
2. mukosa mulut pasien
mampak lembab
3. TTV
- TD : 110/80 mmHg
- N : 80x/ i
- P : 24 x/i
- S : 37 c
A : masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Obsevasi TTV
- Kaji intake dan output
- Anjurkan pasien untuk
mengonsumsi air + 7/ hari
- Pantau andanya
sotamatitis,dan kolaborasi

3 Sabtu 09.00 2 1. mengkaji intake dan output


03/02/ H/: pasien minum air 5 gelas /
2018 hari,dan defekasi urin 4x / hari
2.memantau adanyya tanda-tanda
dehidrasi
H/: tidak ada tanda dehidrasi
6. Mengobservasi TTV
- H/: TD : 110/80 mmHg
- N : 80x/ i
- P : 24 x/i
- S : 37,4 c
7. Menganjurkan pasien untuk
minum air + 7 / hari
H/: pasien mampu minum air 5
gelas/ hari
8. Penatalaksanaan
H/:
- Infuse RL 28 x/i
- Operazole 20 mg
2x1
- Natrium
- Dicloferak 25 mg
2x1
-
SOAP
S:
1. Pasien mengatakan mampu
menghabiskan 5 gelas air/hari
2. Pasien mengatakan badanya
tidak lemah lagi
O:
1. Pasien Nampak lemah
2. Mukosa mulut Nampak
lembab
3. Klien tampak ceria dan
semangat
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
1. Kaji intek dan autput
2. Pantau adanya tanda-tanda
dehidrasi berat
3. Observasi TTV
4. Anjurkan untuk banyak
minum air
5. Kolaborasi dengan ahligizi

Anda mungkin juga menyukai