Anda di halaman 1dari 7

‫‪[Edisi 2018] Khutbah Idul Adha‬‬

‫‪Terbaru Dinamika Sosial di Tanah Air‬‬


‫‪By‬‬
‫‪Tongkrongan Islami‬‬
‫‪Share‬‬

‫‪Advertisement‬‬

‫‪Teks Khutbah Idul Adha Terbaru Dinamika Sosial di Tanah Air‬‬

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


‫السال م عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫هللا اكبر‪ ×3‬هللا اكبر‪ ×3‬هللا اكبر‪ .×3‬هللا اكبر وهلل الحمد‪ .‬الحمد هلل الذى هدانا لهدا وماكانا لنهتدى لوال ان هدان هللا من‬
‫يهدى هللا فال مضل له ومن يضلل فال هادى له‪ .‬اشهد ان الاله اال هللا وحده ال شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله‪.‬‬
‫ فيا عبادهلل اوصيكم واياي بتقوى هللا وطا عته‬.‫ اما بعد‬.‫اللهم صل وسلم وبارك على نبينا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين‬
‫ ياايها الدين امنوا اتقوهللا حق تقا ته‬:‫ اعود باهلل من الشيطان الرجيم‬.‫ قال سبحانه وتعالى فى كتابه الكريم‬.‫لعلكم تفلحون‬
‫والتمتن اال وانتم مسلمون‬.

Allahu Akbar 3 X wa lillahil hamd

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia

Terpuji Tuhan Maha Perkasa, Maha Kuasa, dan Maha Luar Biasa. Tiada yang kita besarkan
sepanjang hari, pagi dan petang, di mesjid dan di kantor, di keramaian kota dan di kesunyian
malam, kecuali nama-Mu ‘Allahu Akbar’. Kalimat takbir ini mengingatkan kita kembali
bahwa tidak ada yang lebih besar daripada kebesaran Allah.

Kebesaran apapun di dunia ini bukan bandingan akan kebesaran-Nya. Tiada bangsa besar,
tiada negara besar, tiada pembesar yang pantas dipersamakan kebesarannya dengan Allah.
Kebesaran-Mu ya Allah membuat dunia ini tiada berarti, membuat batu jadi luluh dan besi
jadi meleleh. Segala kekuatan dan kekuasaan lumpuh di hadapan-Mu.

Sejak cahaya fajar 10 Dzulhijjah menyingsing di ufuk timur, umat Islam di seluruh dunia, di
seluruh benua dan samudera, di delapan penjuru mata angin, bangkit bersama
mengumandangkan ucapan takbir, membahana memecah angkasa sampai ke langit biru.

Bau parfum insan-insan beriman yang datang berlebaran hari ini menebar bau mewangi
semekar bunga-bunga di taman, sebagai pertanda umat Islam mengenang kembali suatu
peristiwa yang sangat bersejarah yang telah dialami oleh Nabi Ibrahim as. bersama istri (Sitti
Hajar) dan anaknya (Ismail).Sebagaimana tersebut dalam sejarah, bahwa Nabi Ibrahim telah
lama merindukan datangnya seorang anak sebagai penerus cerita dan pelanjut sejarah.
Bertahun-tahun beliau menanti dengan penuh kesabaran, akhirnya Allah mengaruniakan
kepadanya seorang putera bernama Ismail.

Nabi Ibrahim sangat menyayangi puteranya itu, Ismail menjadi buah hati belahan jantung
dalam keluarganya. Setelah Ismail memasuki usia remaja, datanglah ujian dari Allah untuk
menguji keimanan Nabi Ibrahim. Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk
menyembelih anak yang dicintainya. Setelah Ibrahim yakin akan perintah Allah ini melalui
mimpinya yang berkali-kali, maka Ibrahim memanggil putarenya seraya berkata :

ُ ‫ي إِنِى أ َ َرى فِى ال َمن َِام اَنِي اَذْبَحُكَ فَا ْن‬


‫ظ ْر َماذَا ت ََرى‬ َّ َ‫يَا َ بُن‬

Artinya : ‘Wahai anakku sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Bagaimana menurut pendapatmu?’

Ismail anak yang shaleh memberikan jawaban yang meyakinkan kepada ayahnya :

َ ‫ت ا ْف َع َل َماتُؤْ َم ُر‬
َّ ‫ست َِجدُنِي ا ِْن شَا َء هللاُ ِمنَ ال‬
َ‫صا ِب ِريْن‬ ِ َ‫يَا اَب‬

Artinya : ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’. (Q. S. Ash-Shaffat : 102).

Setelah itu Ibrahim bersama dengan anaknya Ismail, berjalan seiring, selangkah dari kota
Makkah menuju ke Mina, tetapi sebelum sampai ketempat yang dituju tiba-tiba ditengah
jalan Nabi Ibrahim bertemu dengan seseorang yang menanyakan maksudnya, setelah Ibrahim
menyampaikan tujuannya untuk menyembelih anaknya, maka orang itu berkata pulang saja,
bukankah hal itu mimpi belaka ? Nabi Ibrahim mengetahui bahwa yang datang mengganggu
itu adalah iblis syetan laknatullah, menyamai sebagai manusia.

Nabi Ibrahim mengambil batu-batu kerikil melempari syetan itu sehinggga ia lari tunggang
langgang disuatu tempat yang dinamai Jumratul Wula seteleh berjalan kurang lebih 400
meter dari tempat yang pertama datang lagi seorang manusia, juga menghalang-halangi
dengan mengumukakan beberapa alasan antara lain Iblis berkata :”Apakah engkau tidak
memperhatikan betapa cantinya parasnya anakmu, dan betapa gagahnya dan halusya budi
pekertinya”Nabi Ibrahim as., berhasil menundukan godaan syetan itu, lalu mengambil batu-
batu kerikil melempari syetan itu sehingga lari jauh yang dinamai Jumratul Ustha Nabi
Ibrahm kembali melanjutkan perjalanannya kurang lebih 400 meter dari tempat kedua ia
bertemu lagi manusia lain yang juga menghalang-halangi perintah Tuhan.

Kemudia Nabi Ibrahim kembali mengambil batu-batu kerikil melempari syetan itu sehingga
lari jauh dan akhirnya dinamai Jumratul Aqabah, dengan adanya peristiwa tersebut didalam
pelaksanaan ibadah Haji , disyariatkan pada jamaah Haji untuk melempar 3 Jumarah yaitu,
Jumratul Wula, Jumratul Ustha dan Jumratul Aqbah.Dengan izin dan Ridha Allah keduanya
telah tiba dengan selamat yaitu di Jabal Qurban, tempat lokasi penyembelihan, keduanya
sudah siap. Nabi Ibrahim telah siap dengan pedangnya yang terhunus ditangan kanannya,
sedangkan Ismail juga sudah siap merebahkan dirinya, menggelengkan kepalanya diatas batu
besar, membuka lehernya siap untuk disembelih.

Alahu Akbar 3x

Saudara-saudara sekalian, sekedar untuk meringankan penderitaan maka Ismail memintah


kepada ayahnya sebelum ia disembelih, ada beberapa hal yang diusulkan oleh Ismail anatara
lain : whai ayahku hendaklah ayah menginkat kedua tanganku dan kedua kakiku, ayah, baju
yang menutupi badangku agar dibuka saja dan ditutpkan kemukaku, hai ayah segerakanlah
memenuhi perintah Allah, namun sebeum ayah menyembelihku, segeralah ayah mengasah
pedangnya lebih dahulu, agar lebih tajam supaya tidak terlalu lama aku merasakan sakit
akibat yang timbul karena penyembelihan itu. Dan sekiranya ibuku rindu kiranya baju ini
dapat dicimunya.

Saudaraku….

Sekarang tibalah saatnya untuk penyembelihan, baru saja Ismail merebahkan dirinya,
menggalakan kepalanya diatas sebuah batu besar Nabi Ibrahim as. Sementara mengayungkan
pedangnya yang tajam dan mendekatkan keleher anaknya …… sambil membaca Bismillahi
wallahu Akbar, tiba-tiba malaikat Jibril as, segera turun kebawah dari puncak Jabal Qurban
itu dengan membawa seekor kibasy atau domba yang amat bagus, gemuk sehat yang
didatangkan dari Syurga, dan malaikat Jibril berkata “Wahai Ibrahim sembelilah domba ini,
sebagai ganti anakmu Ismail itu, makanlah sebahagian daginnya, dan jadikanlah hari ini
sebagai hari raya bagimu berdua, dan sedekahkanlah sebahagian daginnya kepada kaum fakir
miskin sebagai ibadah Qurban”.

Keduanya pulanglah kerumahnya dengan membaca kalimat takbir Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Allahu Akbar disepanjang jalan sampai tiba didepan rumahnya, lalu ketika itu ibu
Ismail Sitti Hajar terperanjat setelah mendengar gema takbir yang berkumandang dari jauh,
yang semaking lama semaking jelas bahwa suara yang suci itu datang dari lidah yang
diucapkan oleh suaminya dan anaknya sendiri.

Setelah nyata kepada Sitti Hajar bahwa anaknya kembali dengan selamat iapun bangkit,
kemudian berlari-lari dengan penuh kegembiraan mennyambut kedatangan anaknya dan
suaminya itu, Sungguh Sitti Hajar seorang wanita yang taat kepada Suaminya dan Ismail taat
kepada kedua orang tuanya.Allahu Akbar 3 X, wa lillahil hamd.

Saudara-saudara seiman dan sekeyakinan !

Dalam situasi bangsa kita sekarang ini yang sedang menghadapi berbagai permasalahan
nasional, membuat peringatan Hari Raya Idul Adha ini menjadi sangat berarti. Banyak
pelajaran penting dari peristiwa yang sangat bersejarah ini yang dapat kita terjemahkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Dalam beberapa waktu terakhir ini, betapa kita semua turut prihatin, terkadang sampai
meneteskan air mata, menyaksikan bencana demi bencana, kerusuhan demi kerusuhan yang
datang silih berganti menimpa ibu pertiwi. Bencana Banjir yang terjadi dipulau Jawa,
kerusuhan yang pernah terjadi di Ambon, diposo dan lain-lain, telah menimbulkan kerugian
yang tidak sedikit, kita teringat dengan apa yang telah difirmankan oleh Allah dalam surat
Al-Israa ayat 16, yang berbunyi :

‫َو ِإذَا ا َ َردْنَا ا َ ْن نُ ْهلِكَ قَ ََ ْر َيةً ا َ َم ْرنَا ُمتْ َر ِف ْي َها فَفَ َسقُ ْوا ِف ْي َها فَ َح َّق َعلَ ْي َها القَ ْو ُل فَدَ َّم ْرنَاهَا تَد ِْمي ًْرا‬

Artinya : ‘Apabila Kami (Tuhan) menghendaki untuk menghancurkan suatu negeri, Kami
berikan kesempatan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu, lalu mereka berbuat
fasiq di negeri itu, maka sudah sepatutnyalah berlaku hukuman bagi mereka, maka Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya’.

Dalam suarat Ar-Rum ayat 41, Allah swt. berfirman :

َ‫ض الَّذِي َع ِملُوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬ ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬


َ ‫اس ِليُذِيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ ‫ساد ُ فِي ْالبَ ِر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ

Artinya : ‘Telah nampak kerusakan di darat dan di laut, akibat perbuatan manusia, sampai
Allah menimpakan kepada mereka, akibat dari apa yang telah mereka lakukan, supaya
mereka kembali kepada jalan yang benar’

Sebagai anak bangsa, kita sangat menyayangkan kalau berbagai kerusuhan yang terjadi di
tanah air justru diciptakan oleh orang-orang yang mengatasnamakan kebenaran, demokrasi,
dan supremasi hukum. Orang-orang seperti inilah yang dijelaskan oleh Allah dalam surah Al-
Baqarah ayat 11, yang berbunyi :

ِ ‫َوإِذَا قِي َل لَ ُه ْم َال ت ُ ْف ِسد ُوا فِي ْاْل َ ْر‬


ْ ‫ض قَالُوا إِنَّ َما نَحْ نُ ُم‬
َ‫ص ِلحُون‬

Artinya : ‘Kalau dikatakan kepada mereka janganlah kamu membuat keruskan di muka bumi,
mereka menjawab kami adalah orang-orang yang melakukan perbaikan’

Jika kita kaji secara mendalam, maka akan terlihat adanya beberapa faktor yang
menyebabkan munculnya berbagai kerusuhan di tanah air. Faktor-faktor tersebut antara lain :
sikap arogansi yang ditunjukkan oleh seseorang atau sekelompok orang, adanya usaha untuk
mengadu domba sesama bangsa Indonesia, dan distribusi kekayaan yang tidak merata. Ketiga
faktor ini bertentangan dengan semangat yang terkandung dalam peringatan Hari Raya Idul
Qurban.

Sikap arogansi yang ditunjukkan oleh seseorang atau kelompok tertentu di tanah air,
bertentangan dengan sikap yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim. Ketika Nabi Ibrahim
mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih leher anaknya, sudah jelas-jelas merupakan
perintah Allah. Tetapi, kenapa Nabi Ibrahim masih mau meminta pendapat anaknya ?

Jawabnya, karena Nabi Ibrahim bukanlah orang yang mementingkan diri sendiri, Ibrahim
paham bahwa suatu persoalan bagaimanapun kecilnya, tetapi menyangkut orang lain haruslah
dimusyawarahkan sekalipun dengan orang yang berada di bawah kekuasaannya.

Bukankah berbeda dengan sikap sebahagian orang di antara kita yang tidak mau
mendengarkan saran dan pendapat orang lain. Kalau mereka diperingati untuk tidak
melakukan kerusakan, mereka justru berbalik memberikan jawaban pembelaan dengan
mengatasnamakan kebenaran.Adanya usaha-usaha provokasi untuk mengadu domba sesama
bangsa Indonesia dan umat Islam secara internal, bahkan berusaha menjauhkan umat Islam
sendiri dari melaksanakan perintah Allah, juga telah dialami oleh Nabi Ibrahim bersama istri
dan anaknya sebelum melaksanakan kurban. Berkali-kali iblis datang menggoda Nabi
Ibrahim agar membatalkan niatnya melaksanakan perintah Allah.

Iblis juga memprovokasi Siti Hajar dan Ismail agar tidak menuruti keinginan Nabi Ibrahim.
Akan tetapi, sejarah telah menunjukkan bahwa ketiga manusia pilihan ini tidak terpengaruh
oleh tipu daya iblis dan mereka secara bersama-sama melaksanakan perintah Allah. Dewasa
ini, ada suatu indikator sosial yang menunjukkan bahwa ada potensi perpecahan yang cukup
besar di antara umat Islam sendiri.

Dalam kondisi yang demikian, hendaknya umat Islam tidak mengedepankan emosi dalam
menyikapi setiap permasalahan. Kalau mengedepankan emosi daripada akal, maka umat
Islam akan menjadi lahan empuk para provokator sehingga terjadilah perpecahan di kalangan
umat Islam sendiri.Distribusi kekayaaan yang tidak merata bertentangan dengan makna Hari
Raya Idul Qurban. Setelah Nabi Ibrahim menyembelih binatang pengganti anaknya,
dagingnya dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Tindakan ini mengandung makna
pemerataan. Pemerataan ini sangat kita butuhkan untuk mengobati ‘luka-luka sosial’ berupa
kesenjangan ekonomi yang dapat menjadi faktor pendorong munculnya berbagai bentuk
kerusuhan.

Sebenarnya, kekayaan alam ini memang disediakan oleh Allah untuk dinikmati secara
bersama. Akan tetapi, ada orang atau sekelompok orang yang mengambil bagian yang terlalu
banyak melebihi porsi yang seharusnya sehingga yang lain tidak kebagian jatah. Jangan
heran, kalau ada orang sakit perut karena kelaparan, sementara ada orang sakit perut karena
kekenyangan.

Allahu Akbar 3X, wa lillahil hamd

Untuk memberantas ketiga faktor di atas, maka ada suatu karakter yang dimiliki oleh Nabi
Ibrahim yang patut kita contoh. Karakter tersebut adalah keberanian Nabi Ibrahim melawan
kebathilan dan kemauan untuk berkorban dalam menegakkan kebenaran. Nabi Ibrahim rela
dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud dalam kobaran api demi menegakkan kebenaran Ilahi.
Nabi Ibrahim rela berpisah dengan ayah kandungnya yang bekerja sebagai pembuat berhala
demi mempertahankan nilai-nilai tauhid yang diperjuangkannya. Bahkan, Nabi Ibrahim rela
mengorbankan anaknya sendiri demi melaksanakan perintah Allah.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia

Dalam usaha menegakkan kebenaran ini, ada suatu fenomena sosial yang cukup
memprihatinkan di kalangan umat Islam. Ketika kepentingan Islam diabaikan dan kebenaran
Ilahi dinjak-injak, kita diam saja tidak melakukan apa-apa.

Sebaliknya, ketika kepentingan kelompoknya tidak tercapai atau bendera organisasinya


dikucilkan, mereka berjuang mati-matian atas nama Tuhan.Kalau umat Islam lebih berpegang
teguh kepada anggaran dasar organisasinya daripada kebenaran Islam. Kalau umat Islam
lebih berpegang teguh kepada faham kelompok dan jamaahnya daripada petunjuk-petunjuk
Alquran.

Kalau umat Islam lebih berpegang teguh kepada misi perjuangan partainya daripada
ketentuan-ketentuan Ilahi, maka pada saat itu kepentingan Islam secara umum akan
terabaikan.”Kehancuran rakyat disebabkan kehancuran raja-raja (pemerintah), kehancuran
raja-raja disebabkan kehancuran ulamak, kehancuran ulamak disebabkan kecintaan
mereka kepada harta dan kedudukan.

Barangsiapa yang dikuasai oleh dunia, maka tidak akan mampu menghapus kekejian, lalu
bagaimana terhadap para pembesar dan raja? Kepada Allah kita memohon pertolongan.”
Bukan tidak boleh orang Islam berorganisasi, sebab organisasi merupakan tempat untuk
merancang strategi perjuangan Islam.

Tidak ada halangan bagi orang Islam untuk membentuk jamaah dan kelompok tertentu, sebab
jamaah dan kelompok merupakan wadah untuk melakukan pembinaan bagi komunitas umat
Islam.

Tidak ada larangan bagi orang Islam untuk berpartai, sebab partai merupakan alat untuk
memperjuangkan aspirasi umat. Yang tidak boleh kita lakukan, jangan sampai dengan
organisasi itu, ada orang merasa organisasinyalah yang paling Islam sementara organisasi lain
kafir semua. Yang tidak kita harapkan, jangan sampai dengan jamaah dan kelompok yang
dibentuk, ada orang mengklaim bahwa kelompoknyalah yang paling berhak masuk syurga
kelompok lain masuk neraka.

Yang tidak boleh terjadi, jangan sampai dengan partai yang dipilihnya, ada orang
menganggap partainyalah yang paling benar partai lain salah. Kalau fanatisme kelompok
semakin menonjol, maka umat Islam akan kehabisan energinya untuk memperdebatkan
masalah-masalah yang tidak prinsip. Sebaliknya, mereka lupa membahas agenda-agenda
yang lebih besar untuk membangun kejayaan Islam. Untuk itu, Allah swt. berfirman :

‫واعتصموا بحبل هللا جميعا والتفرقوا‬

Artinya : “Berpegang teguhlah kepada tali (agama) Allah dan jangan bercerai berai” (Q. S.
Ali Imran : 103).
Keberanian Nabi Ibrahim dalam menegakkan kebenaran dan melawan kebathilan ini
hendaknya menjadi pelajaran yang amat berharga bagi umat Islam hari ini. Jauhkanlah
ambisi-ambisi pribadi dan kelompok dalam memperjuangkan kebenaran, karena Allah tidak
menyukai kepalsuan dan kemunafikan.

Allah tidak akan meridhai suatu perjuangan yang hanya menjadikan agama sebagai alat untuk
memperoleh kepentingan duniawi. Dalam menegakkan kebenaran tersebut, diperlukan
kebersamaan di kalangan umat Islam sehingga memiliki barisan yang kokoh dalam
membumikan ajaran-ajaran Islam.

Perbedaaan organisasi, kelompok, dan partai di antara kita, jangan dijadikan sebagai
penghalang untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah.Perlunya menegakkan kebenaran ini,
telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. melalui sabdanya :

. ‫ليس من قوم يعمل فيهم بمنكر ويفسد فيهم بقبيح فلم يغيروه ولم ينكروه اال حق علي هللا ان يعمهم بالعقوبة جميعا ثم‬
(‫اليستجا ب لهم )رواه احمد‬

Artinya : ‘Kalau di suatu kaum terdapat kemunkaran dan kejahatan, lalu mereka tidak
mencegah kemunkaran itu, mereka tidak melawan kejahatan itu, maka Allah akan
mengumumkan adzabnya atas mereka semua; kemudian daripada itu Allah tidak akan
mengabulkan do’a mereka’. (H. R. Ahmad).

Allahu Akbar 3 X, wa lillahil hamdKaum muslimin dan muslimat yang berbahagia

Semoga dengan semangat Hari Raya Idul Qurban ini kita mampu mengatasi berbagai ujian
dan cobaan. Marilah dengan semangat Idul Qurban kita menyongsong masa depan yang lebih
anggun dan manusiawi di bawah pancaran nilai-nilai Islam.

Bagi mereka yang memiliki kemampuan hendaklah mereka berkurban karena Allah. Pada
Hari Raya Idul Qurban ini umat Islam diharapkan bukan saja memotong leher binatang, tetapi
yang lebih penting adalah memotong (menghilangkan) sifat-sifat kebinatangan.Allahu Akbar
3 X, wa lillahil hamd

‫ فا ستغفرهللا لى ولكم انه هو‬,‫ انه هو السميع العليم‬,‫ ونفعنى واياكم بااليات والدكر الحكيم‬,‫بارك هللا فى القران الكريم‬
‫الغفورالرحيم‬

Baca Khutbah Lainnya:

Sumber: https://www.tongkronganislami.net/khutbah-idul-adha-terbaru-dinamika-sosial-di-
tanah-air/

Anda mungkin juga menyukai