Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Muamalah

59 | V o l . 3 N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

PEMANFAATAN SUMUR MINYAK TUA SISA EKSPLOITASI


PENINGGALAN BELANDA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN
Yuswalina
Adi Candra

Abstract: Indonesia is one country that has a vast area, has a mineral
content and is rich in natural resources. A natural resource (both
renewable and non-renewable) is an essential resource for human survival.
Loss or reduction in the availability of these resources will have an
enormous impact to the survival of the human race on earth.

Kata Kunci: sumur minyak, ekonomi masyarakat.


Alamat koresponden penulis adalah STIER Rahmaniyah Sekayu MUBA.
Jurnal Muamalah
60 | V o l . 3 N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Pendahuluan tiga setengah tahun oleh negara


Kajian ini dilakukan untuk Jepang. Sejak masa penjajahan
mengetahui pemanfaatan Sumur kolonial Belanda, imperialisme
Minyak Tua Sisa Eksploitasi Belanda telah mengambil dan
Peninggalan Belanda sebagai memanfaatkan sumber daya alam
Sumber Pendapatan Masyarakat di Indonesia. Pengambilan kekayaan
Kabupaten Musi Banyuasin. Hasil negara Indonesia mengakibatkan
penelitian diketahui bahwa rata- kemiskinan dan merupakan
rata tingkat pendapatan masalah utama bangsa Indonesia
masyarakat penambang sebesar sejak lama. Kemiskinan struktural
Rp.17.172.834,00 perbulan, akibat imperialisme Belanda juga
pendapatan bagian pengolahan menyebabkan masyarakat tidak
hasil penambangan seperti buruh memiliki aset dan alat produksi
angkut dan penyuling minyak (Nahib, 2006).
sebesar Rp.3.407.176,00 perbulan, Setelah kemerdekaan pe-
dan tingkat pendapatan masyarakat manfaatan kekayaan alam
sekitar sebesar Rp.1.756.816,00. Indonesia dilakukan oleh Peme-
Perbandingan pendapatan rintah Indonesia melalui Badan
masyarakat pengelola sumur Usaha Milik Negara (BUMN) dan
minyak tua dengan pendapatan perusahan swasta baik perusahan
masyarakat sekitar serta dengan swasta nasional maupun pe-
ukuran kemiskinan memperlihatkan nanaman modal asing. BUMN dan
bahwa keberadaan sumur minyak perusahaan swasta mengelola
tua telah dapat mendorong sumber daya alam baik yang telah
peningkatan pendapatan masya- dimanfaatkan pada masa
rakat sehingga rata-rata pen- penjajahan Belanda maupun
dapatan berada diatas garis membuka lokasi-lokasi baru yang
kemiskinan. Dengan garis dianggap memiliki nilai ekonomis.
kemiskinan Internasional berdasar- Salah satu sumberdaya alam
kan ukuran Bank Dunia 1 dolar yang dimiliki Indonesia adalah
(Rp.279.960,00) perjiwa perbulan tambang minyak dan gas (migas),
terdapat 18,39% rumah tangga yang termasuk dalam golongan
responden berada dibawah garis sumberdaya non renewable.
kemiskinan. Tingkat kemiskinan Sektor migas merupakan salah satu
rumah tangga responden relatif andalan untuk mendapatkan devisa
lebih kecil jika menggunakan garis dalam rangka kelangsungan
kemiskinan BPS untuk nasional, pembangunan Negara. Sejalan
yaitu sebanyak 3,45% rumah dengan paradigma ini maka yang
tangga responden. terjadi selanjutnya adalah
Kekayaan sumberdaya alam eksploitasi sumberdaya alam hanya
Indonesia ini pula yang diarahkan untuk mencapai tingkat
menyebabkan negara Indonesia pertumbuhan ekonomi tanpa
dijajah selama berabad-abad oleh memperhatikan kelestarian
negara Belanda dan juga selama lingkungan hidup.
Jurnal Muamalah
61 | V o l . 3 N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Tidak semua sisa eksploitasi diantaranya dikelola warga


sebelumnya dimanfaatkan dan setempat secara tradisional,
dioperasikan oleh BUMN dan sedangkan 540 sisanya terlantar.
perusahaan swasta. Berbagai Berdasarkan penelitian pemerintah
sumber daya alam yang tidak Musi Banyuasin, sumur-sumur
menghasilkan nilai ekonomis tersebut tersebar di hampir semua
dibiarkan terlantar dan tidak wilayah di Musi Banyuasin, seperti
dikelola. Sumber daya alam di Sungai Angit (Babat Toman),
tersebut tersebar diberbagai Batanghari Leko, Keluang,
wilayah Indonesia. Penjering (Babat Toman), dan
Kabupaten Musi Banyuasin Mangun Jaya (Babat Toman) dan
sumur-sumur minyak tua sisa Bayat Ilir (Bayung Lencir).
ekspoitasi peninggalan Belanda Tabel 1.1. Data Keadaan
tersebar diberbagai lokasi. Pada Sumur Minyak Tua Sisa
awal tahun 2008 terdapat sekitar Eksploitasi Peninggalan
1.120 sumur minyak tua sisa Belanda di Kabupaten Musi
eksploitasi peninggalan jaman Banyuasin.
Belanda berada di Kabupaten Musi
Banyuasin. Sebanyak 580 sumur
Banyaknya Sumur Tua Produksi
N Desa/
Kecamatan Dikelola Belum (barrel per
o. Kelurahan Jumlah
Warga dikelola hari)
1. Babat Sungai 250 100 350 150
Toman Angit
2. Babat Mangun - 150 150 0
Toman Jaya
3. Babat Pajering 80 70 150 30
Toman
4. Batang Hari Suban 200 100 300 120
Leko Burung
5. Bayung Bayat Ilir 50 20 70 50
Lencir
6. Keluang Keluang - 100 100 0
Jumlah 580 540 1.120 350
Sumber: Pemetaan Sumur Minyak minyak dan dapat menghasilkan
Tua (Dinas Pertambangan dan nilai ekonomis. Masalah terjadi
Energi Kab. Muba, 2008) ketika banyak sumur-sumur
Pemanfaatan sumur minyak tersebut yang tidak bisa lagi
tua sisa eksploitasi peninggalan dimanfaatkan akibat dari berbagai
Belanda oleh masyarakat dilakukan hal, seperti sudah hilangnya pipa
pada masa tahun 1980-an setelah akibat diambil oleh masyarakat dan
minyak yang ada di sumur tersebut dijual sebagai besi tua.
diolah menjadi berbagai jenis
Jurnal Muamalah
TANGGUNGJAWAB HAKIM PENGAWAS...
HOLIJAH DAN CHOLIDAH UTAMA | 62

Keberadaan sumur kesejahteraan terutama


peninggalan Belanda ini telah pendapatan masyarakat. Untuk
memberikan lapangan pekerjaan melihat hal ini penelitian akan
bagi masyarakat sekitar sumur dan diarahkan untuk melihat
menjadi tambahan sumber pendapatan masyarakat dari
penghasilan. Banyak pihak yang aktivitas sebagai penambang
terlibat pada proses pertambangan tradisional bersumber dari sumur
minyak tradisional dari sumur minyak tua.
minyak tua sisa eksploitasi Berdasarkan uraian, permasalahan
peninggalan Belanda tersebut. yang dikaji adalah pemanfaatan
Aktivitas ini telah mengubah pola sumur minyak tua sisa eksploitasi
dari sumber mata pencaharian peninggalan Belanda sebagai
masyarakat yang sebelumnya sumber pendapatan masyarakat.
bertumpu pada sektor pertanian Kajian ini secara khusus bertujuan
mulai banyak beralih sebagai untuk mengetahui pendapatan
pengelola sumur minyak tua sisa masyarakat sekitar sumur minyak
eksploitasi peninggalan Belanda tua dan melihat apakah keberadaan
tersebut yang menjanjikan sumur minyak tua telah
penghasilan relatif lebih besar. berpengaruh terhadap tingkat
Masyarakat mengambil minyak kesejahteraan masyarakat
mentah dan langsung melakukan sekitarnya. Metode analisis data
penyulingan untuk menghasilkan menggunakan studi deskriptif
berbagai jenis minyak. metode numerik dan grafis untuk
Pergeseran mata mengenali pola sejumlah data,
pencaharian masyarakat ini turut merangkum informasi yang
menggeser pula tingkat pendapatan terdapat dalam data tersebut dan
masyarakat. Tingkat pendapatan menyajikan informasinya.
masyarakat juga didorong oleh Pendapatan masyarakat juga
perubahan harga minyak di dianalisis perbandingannya dengan
pasaran. Peningkatan harga ukuran kemiskinan.
minyak mendorong masyarakat
untuk semakin banyak membuka Pengelolaan Sumur Minyak Tua
sumur baru. Masyarakat secara oleh Masyarakat
bersama mengelola sumur minyak Awal tahun 2008 terdapat sekitar
tua tersebut. 1.120 sumur minyak tua sisa
Menilai efektifitas keberada- eksploitasi peninggalan jaman
an suatu kegiatan ekonomi dapat Belanda berada di Kabupaten Musi
dilakukan dengan melihat pengaruh Banyuasin. Sebanyak 580 sumur
aktivitas tersebut, dalam hal ini diantaranya dikelola warga
sumur minyak tua sisa eksploitasi setempat secara tradisional,
peninggalan Belanda. Dengan sedangkan 540 sisanya terlantar.
demikian perlu dipertanyakan Berdasarkan penelitian pemerintah
pemanfaatan sumber daya yang Musi Banyuasin, sumur-sumur
ada dalam hubungannya dengan tersebut tersebar di hampir semua
Jurnal Muamalah
63 | V o l . 3 N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

wilayah di Musi Banyuasin, seperti Struktur pembiayaan dan


di Sungai Angit (Babat Toman), permodalan untuk pengelolaan
Batanghari Leko, Keluang, kawasan pertambangan rakyat
Penjering (Babat Toman), dan meliputi biaya pra operasi dan
Mangun Jaya (Babat Toman) dan biaya operasi. Permodalan yang
Bayat Ilir (Bayung Lencir). terjadi dikawasan pertambangan
Pemanfaatan sumur peninggalan sumur minyak tua dilakukan secara
Belanda oleh masyarakat dilakukan mandiri. Dalam hal ini masyarakat
dengan mengolah minyak dari membuka dan mengelola sumur
sumur tua menjadi berbagai jenis minyak dengan modal dan
minyak dan dapat menghasilkan teknologi yang sederhana.
nilai ekonomis. Pemanfaatan Investasi yang dibutuhkan oleh
sumberdaya berdampak terhadap masyarakat untuk memulai
peningkatan kesejahteraan pembukaan satu sumur minyak tua
masyarakat sekitarnya. memerlukan investasi yang
Berbagai faktor yang mencapai Rp.30.000.000,00 jika
mempengaruhi tidak menggunakan sepeda motor
dimanfaatkannnya sumur-sumur sebagai sarana menarik minyak
tua sisa eksploitasi peninggalan mentah kepermukaan. Apabila
jaman Belanda tersebut antara lain menggunakan mesin diesel yang
(1) sudah banyaknya sumur yang telah dimodifikasi (mesin dompeng)
tertimbun oleh tanah, (2) investasi awal dapat mencapai
banyaknya sumur yang berada Rp.31.300.000,00. Jika mengguna-
pada lokasi perkebunan swasta, (3) kan mobil derek (mobil second)
banyaknya sumur yang tidak investasi yang dibutuhkan
memiliki pipa penghubung akibat mencapai Rp.40.000.000,00.
telah diambil oleh masyarakat dan
dijual sebagai besi tua. Produksi, Harga dan Tenaga
Beberapa tahun terakhir ini Kerja
seiring dengan kesadaran Pengelolaan sumur minyak tua di
masyarakat akan pentingnya Musi Banyuasin melibatkan sekitar
keberadaan sumur tua tersebut 2.500 jiwa. Setiap sumur dikelola
sebagai salah satu mata oleh sekitar tiga keluarga. Hasil
pencaharian yang dapat meng- yang diperoleh masyarakat dapat
angkat kesejahteraan masyarakat, memenuhi kebutuhan. Setiap hari,
maka masyarakat mulai berusaha tambang minyak rakyat
kembali untuk membenahi dan diperkirakan menyedot 350 barrel
memperbaiki sumur sumur yang minyak mentah. Dengan masing-
selama ini terlantar dan mulai masing mata sumur dikelola oleh 3
dikelola kembali. Pembukaan sumur sampai 4 orang pekerja (dari
minyak tua ini menemui berbagai sampel yang ada diperoleh rata-
hambatan disamping investasi yang rata tiap sumur dikelola oleh 3,28)
relatif besar juga berhubungan dan rata-rata tiap sumur minyak
dengan izin usaha pertambangan. tua menghasilkan minyak mentah
Jurnal Muamalah
TANGGUNGJAWAB HAKIM PENGAWAS...
HOLIJAH DAN CHOLIDAH UTAMA | 64

sebanyak 67,15 drum (14.773 liter) pertambangan rakyat berkisar


perbulan atau 2,24 drum (492,41 13,631 milyar perbulan.
liter) persumur perhari. Dengan
jumlah sumur minyak tua yang Tingkat Pendapatan
dikelola oleh masyarakat sebanyak Masyarakat
580 sumur berarti menyerap Pendapatan Responden Penambang
tenaga kerja yang mengelola Sumur Minyak Tua
langsung sumur minyak tua Pendapatan yang bersumber dari
sebanyak 1.903 tenaga kerja belum faktor-faktor produksi setelah
termasuk pengelola tidak langsung. dikurangi biaya yang dikeluarkan
Produksi yang dihasilkan responden berkisar antara
terdiri dari minyak siap pakai dan Rp.486.100,00 hingga
minyak mentah yang belum diolah. Rp.146.250.850,00 perbulan,
Minyak siap pakai berupa ”bensin, sehingga total pendapatan seluruh
minyak tanah, solar” dijual dengan responden sebesar
harga berkisar Rp.3.000,00 sampai Rp.996.024.359,00 dengan rata-
Rp.3.500,00 perliter. Apabila setiap rata pendapatan sebesar
hari dilakukan aktivitas Rp.17.172.834,00 perbulan.
pertambangan rakyat sebanyak 580 Deviasi standar pendapatan
sumur maka akan menghasilkan sebesar 20.606.224,96 tergolong
38.947 drum minyak mentah sangat tinggi, karena telah melebihi
(8.568.340 liter) perbulan. Minyak nilai rata-rata sebesar
mentah yang dihasilkan masyarakat Rp.17.172.834,00.
dijual keagen lokal dengan harga Tabel 3.1. Pendapatan Seluruh
rata-rata Rp.350.000,00 per drum. Responden Penambang
Hal ini berarti peredaran uang hasil Sumur Minyak Tua
No. Uraian Jumlah Keterangan
1. Pendapatan Minimum Rp. 486.100,-
Responden
2. Pendapatan Maksimum Rp. 146.250.000,-
Responden
3. Pendapatan Seluruh Rp. 996.024.359,-
Responden
4. Rata-rata Pendapatan Rp. 17.172.834,-
5. Deviasi Standar Pendapatan 20.606.224,96
Sumber : Hasil Penelitian Rp.12.612.500,00 perbulan, se-
hingga total pendapatan seluruh
Pendapatan Masyarakat Bagian responden adalah sebesar
Pengolahan Hasil Penambangan Rp.197.616.212,00 dengan rata-
Pendapatan yang bersumber dari rata sebesar Rp.3.407.176,00
penerimaan faktor-faktor produksi perbulan. Deviasi standar
setelah dikurangi biaya yang pendapatan responden bagian
dikeluarkan responden berkisar pengolahan hasil penambangan
antara Rp.532.000,00 hingga sebesar 2.292.099,11 tidak terlalu
Jurnal Muamalah
65 | V o l . 3 N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

tinggi karena masih dibawah nilai Tabel3.2. Pendapatan Seluruh


rata-rata yaitu sebesar Rp. Responden Bagian
3.407.176,00. Pengolahan Hasil
Penambangan
No. Uraian Jumlah Ket
1. Pendapatan Minimum Responden Rp. 532.000,-
2. Pendapatan Maksimum Responden Rp. 12.612.500,-
3. Pendapatan Seluruh Responden Rp. 197.616.212,-
4. Rata-rata Pendapatan Rp. 3.407.176,-
5. Deviasi Standar Pendapatan 2.292.099,11
Sumber : Hasil Penelitian Rp.101.895.350,00. Rata-rata
Pendapatan Masyarakat Sekitar pendapatan responden sebesar
yang Berusaha di Sektor Lainnya Rp.1.756.816,00. Deviasi standar
Pendapatan yang diamati dalam pendapatan bersih masyarakat
penelitian ini meliputi pendapatan sekitar tidak terlalu tinggi, yaitu
masyarakat sekitar sumur minyak sebesar 952.596,55 masih dibawah
tua. Pendapatan yang diperoleh nilai rata-rata sebesar
responden berkisar antara Rp.1.756.816,00.
Rp.466.650,00 hingga
Rp.5.012.500,00 perbulan, Tabel 3.3. Pendapatan Seluruh
sehingga total pendapatan seluruh Responden Masyarakat Sekitar
responden sebesar Sumur Minyak Tua
No. Uraian Jumlah Keterangan
1. Pendapatan Minimum Responden Rp. 466.650,00
2. Pendapatan Maksimum Responden Rp. 5.012.500,-
3. Pendapatan Seluruh Responden Rp. 101.895.350,-
4. Rata-rata Pendapatan Rp.
1.756.816,-
5. Deviasi Standar Pendapatan 941.011,94
Sumber : Hasil Penelitian Microsoft Office Excel 2007 dan
SPSS 15.
Perbedaan Pendapatan Permasalahan yang ditemui
Masyarakat oleh responden bagian pengolahan
Analisis statistik yang digunakan hasil penambangan, khususnya
untuk menguji hipotesis apakah masyarakat penyuling minyak
terdapat perbedaan yang signifikan adalah sulitnya memperoleh bahan
antara tingkat pendapatan baku berupa minyak mentah.
masyarakat yang memanfaatkan Minyak mentah yang akan
sumur minyak tua dengan tingkat digunakan oleh penyuling untuk
pendapatan masyarakat diproses menjadi bahan bakar sulit
masyarakat sekitar. Analisis diperoleh karena penambang relatif
statistik uji-z (z-test) dilakukan lebih banyak menjual secara
dengan menggunakan program langsung ke agen besar (mobil
Jurnal Muamalah
TANGGUNGJAWAB HAKIM PENGAWAS...
HOLIJAH DAN CHOLIDAH UTAMA | 66

tanki) yang datang langsung ke penambang sumur minyak tua


lokasi untuk membeli minyak dengan tingkat pendapatan
mentah hasil penambangan masyarakat sekitar, asumsinya
masyarakat. bahwa masing-masing distribusi
Kesulitan ini lebih terlihat di sampel adalah bebas. Dalam
daerah Suban Burung (Lubuk melakukan pengujian dilakukan
Bintialo), pajering (Rantau Kasih) dengan pengujian satu arah
dan Bayat Ilir. Sedangkan dengan tingkat keyakinan
masyarakat penyuling minyak di (confidence coeficient) 90%.
Desa Sungai Angit relatif lebih Distribusi sampel dari rata-
mudah memperoleh minyak rata dianggap mendekati distribusi
mentah karena sudah ada normal standar, z. Taraf kesalahan
kerjasama khusus dengan (level of siqnifikan), α = 10%
penambang sumur minyak dan melalui uji satu arah maka
lebih banyak bekerja sebagai buruh diperoleh z tabel ±1,28. Dari hasil
masak yang menerima upah pengujian keputusan H0 ditolak
penyulingan. karena z hitung sebesar 5,691 > z
Kesulitan masyarakat Dusun hitung sebesar 1,28. Hal ini berarti
Pajering juga disebabkan oleh terdapat perbedaan yang signifikan
berkurangnya hasil minyak mentah antara tingkat pendapatan
yang diperoleh serta semakin masyarakat penambang dengan
banyaknya sumur tua yang tidak pendapatan masyarakat sekitar
berproduksi karena tidak yang tidak mengelola sumur
menghasilkan minyak mentah. Dari minyak tua.
data sebelumnya terdapat sekitar Pengujian dengan program
80 sumur tua yang dikelola SPSS 15 untuk Mann Whiteney test
masyarakat secara tradisional terhadap pendapatan responden
sekarang hanya dioperasikan penambang dan responden
sekitar 30 sumur tua. Hal ini masyarakat sekitar terlihat bahwa
disebabkan oleh banyak sumur asymp. sig/asymptotic significance
yang tidak menghasilkan lagi serta dua sisi adalah 0,000. Disini
banyak sumur tua yang telah didapat probabilitasnya dibawah
tertimbun tanah pada waktu 0,1, maka H0 ditolak atau
pembukaan perkebunan kelapa pendapatan responden penambang
sawit di lokasi tersebut. Hal inilah dan responden masyarakat sekitar
yang menyebabkan tingginya bukan pengelola berbeda secara
tingkat perbedaan pendapatan signifikan.
masyarakat.

Uji Beda Pendapatan


Masyarakat Penambang
dengan Masyarakat Sekitar
Pengujian hipotesis untuk tingkat
pendapatan masyarakat
Jurnal Muamalah
67 | V o l . 3 N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Tabel 3.4. z-Test: Two Sample for Means Sampel A dan Sampel C
No. Uraian Sampel A Sampel C
1. Mean 17172833,78 1756816,379
2. Known Variance 424616507094618 907440193280
3. Observations 58 58
4. Hypothesized Mean
Difference 0
5. Z 5,691466521
6. P(Z<=z) one-tail 0,000000006
7. z Critical one-tail 1,281551566
8. P(Z<=z) two-tail 0,000000013
9. z Critical two-tail 1,644853627
Sumber : Hasil Penelitian alat produksi berupa lahan
Dari beberapa pengujian pertanian dan perkebunan.
terhadap responsen sampel dapat
ditarik kesimpulan bahwa terdapat Pendapatan Masyarakat
perbedaan yang signifikan dengan Garis Kemiskinan
pendapatan masyarakat Pendapatan masyarakat
penambang (sampel A), bagian penambang (sampel A) dengan
pengolahan hasil penambangan garis kemiskinan terdapat
(Sampel B) dan pendapatan perbedaan yang signifikan.
masyarakat sekitar bukan pengelola Masyarakat penambang sumur
(sampel C). Perbedaan ini minyak tua relatif telah keluar dari
disebabkan oleh kepemilikan garis kemiskinan. Perbedaan ini
masyarakat terhadap faktor-faktor disebabkan oleh tingginya harga
produksi yang rendah, baik berupa minyak mentah
ketidaksamaan pola kepemilikan maupun bahan bakar yang
sumberdaya, perbedaan akses dihasilkan. Masyarakat penambang
terhadap modal, responden masih rata-rata memiliki penghasilan yang
menggantungkan diri pada sektor relatif besar. Hasil perhitungan
pertanian yang subsisten dengan melihat perbedaan pendapatan
metode produksi yang tradisional, responden dengan garis kemiskinan
responden masih menggantungkan terlihat seperti Tabel 4.8.
diri pada penebangan kayu hasil Tabel 3.5. Perbandingan Sampel A,
hutan (ilegal logging) tanpa Sampel B dan Sampel C dengan
memperdulikan lingkungan. Garis Kemiskinan
Masyarakat rata-rata tidak memiliki
No. Uraian Jumlah Keterangan
Rata-rata pendapatan
1. Rp. 17.172.834,-
sampel A
Pendapatan
Rata-rata pendapatan
2. Rp. 3.407.176,- Bersih
sampel B
3. Rata-rata pendapatan Rp. 1.756.816,-
Jurnal Muamalah
TANGGUNGJAWAB HAKIM PENGAWAS...
HOLIJAH DAN CHOLIDAH UTAMA | 68

sampel C
Garis kemiskinan
Garis
4. Internasional berdasarkan Rp. 279.960,-
Kemiskinan
Bank Dunia (1 dolar)
Perbulan
Garis kemiskinan Nasional
5. Rp. 146.837,- per-jiwa
berdasarkan BPS
Sumber : Hasil Penelitian kemiskinan BPS untuk nasional
Dengan garis kemiskinan (Rp.146.837,00), yaitu sebanyak
Bank Dunia 1 dolar (Rp,279.960,00) 3,45% rumah tangga responden
perjiwa perbulan terdapat 18,39% berada dibawah garis kemiskinan.
rumah tangga responden dibawah Tabel 3.6. Tingkat Kemiskinan
garis kemiskinan. Keadaan relatif Rumah Tangga Responden dari
lebih kecil jika menggunakan garis Seluruh Responden
Sampel Sampel Sampel
Uraian Jml Persentase
A B C
Garis kemiskinan
berdasarkan Bank 5 7 20 32 18,39%
Dunia (1 dolar)
Garis kemiskinan
Nasional berdasarkan 1 0 5 6 3,45%
BPS
Sumber : Hasil Penelitian jual minyak mentah dan harga
Secara rata-rata rumah bahan bakar yang dihasilkan oleh
tangga responden pengelola sumur masyarakat mendorong pe-
minyak tua (penambang dan ningkatan pendapatan masya-rakat.
bagian pengolahan hasil Sedangkan bagi masyarakat sekitar
penambangan) relatif telah keluar yang mempunyai pekerjaan
dari garis kemiskinan. Dari 32 lainnya, peningkatan harga produk
responden miskin (18,39%), angka pertanian seperti sawit dan keret
kemiskinan lebih didominasi oleh menyebabkan masyarakat yang
responden masyarakat sekitar bekerja sebagai petani sawit dan
bukan pengelola, yaitu sebesar karet memperoleh pendapatan
62,5% dari seluruh responden yang relatif lebih besar.
miskin pada ukuran kemiskinan 1 Adanya perbedaan
dolar. Kondisi yang sama juga pendapatan masyarakat lebih
terlihat tingkat kemiskinan disebabkan oleh penguasaan
berdasarkan pada ukuran faktor-faktor produksi oleh
kemiskinan BPS. beberapa kelompok masyarakat.
Bagi masyarakat yang Masyarakat tidak mempunyai lahan
mempunyai sumber pendapatan untuk digarap karena sebagian
sebagai penambang sumur minyak besar telah dikuasai oleh
tua dan masyarakat yang bekerja perusahaan swasta, baik
pada kegiatan pengolahan hasil perkebunan maupun dikuasai
penambangan meningkatnya harga perusahaan HPH. Sedangkan
Jurnal Muamalah
69 | V o l . 3 N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

untuk mengelola sumur minyak tua ketidaksamaan pola kepemilikan


disamping terbatasnya jumlah sumberdaya, perbedaan akses
sumur minyak tua juga investasi terhadap modal, responden masih
yang dikeluarkan relatif lebih besar menggantungkan diri pada sektor
dan dikelilingi oleh ketidakpastian pertanian yang subsisten dengan
tentang kandungan dan keberhasil- metode produksi yang tradisional,
an memperoleh minyak. responden masih menggantungkan
diri pada hasil hutan seperti
Penutup penebangan kayu (ilegal logging)
Dari hasil pembahasan yang telah dengan tingkat pendapatan yang
dilakukan dapat diambil kesimpulan tidak menentu.
sebagai berikut: Keberadaan sumur Perbandingan pendapatan
minyak tua telah dapat mendorong masyarakat pengelola sumur
peningkatan pendapatan masya- minyak tua dan pendapatan
rakat. Rata-rata tingkat pendapatan masyarakat lainnya dengan tingkat
responden penambang sumur kesejahteraan menggunakan
minyak tua sisa eksploitasi ukuran kemiskinan memperlihatkan
peninggalan Belanda di Kabupaten bahwa rata-rata pendapatan
Musi Banyuasin sebesar pengelola sumur minyak tua
Rp.17.172.834,00 perbulan sedang- (penambang dan bagian peng-
kan tingkat pendapatan responden olahan hasil penambangan) telah
bagian pengolahan hasil pe- berada diatas garis kemiskinan.
nambangan seperti buruh angkut, Dengan garis kemiskinan
penyuling minyak sebesar Internasional berdasar-kan ukuran
Rp.3.407.176,00 perbulan dan Bank Dunia 1 dolar perjiwa
tingkat pendapatan responden perbulan terdapat 18,39% rumah
masyarakat sekitar bukan pengelola tangga dari seluruh responden
sumur minyak tua adalah sebesar dibawah garis kemiskinan. Tingkat
Rp.1.756.816,00. kemiskinan rumah tangga
Secara statistik, setelah responden relatif lebih kecil jika
dilakukan uji beda (z test) rata-rata menggunakan garis kemiskinan BPS
tingkat pendapatan responden untuk nasional, yaitu sebanyak
tersebut berbeda secara signifikan. 3,45% rumah tangga responden.
Rata-rata tingkat pendapatan Dari 18,39% responden miskin,
masyarakat penambang relatif lebih angka kemiskinan lebih didominasi
besar dari tingkat pendapatan oleh responden masyarakat sekitar
masyarakat bagian pengolahan bukan pengelola, yaitu sebesar
hasil penambangan. Perbedaan 62,5% dari seluruh responden
juga terlihat signifikan terhadap miskin pada ukuran kemiskinan 1
tingkat pendapatan bukan dolar. Kondisi yang sama juga
pengelola yang merupakan terlihat tingkat kemiskinan
masyarakat sekitar sumur minyak berdasarkan pada ukuran
tua. Perbedaan tersebut kemiskinan BPS.
disebabkan karena adanya
Jurnal Muamalah
TANGGUNGJAWAB HAKIM PENGAWAS...
HOLIJAH DAN CHOLIDAH UTAMA | 70

Lokasi kawasan hasil penambangan maupun bagi


pertambangan rakyat yang masyarakat sekitar agar
bersumber pada sumur minyak tua keberadaan sumur minyak tua
sisa ekspoitasi peninggalan Belanda dapat memberikan manfaat lebih
secara ekonomis telah memberikan besar bagi perekonomian.
keuntungan berupa penciptaan Pengembangan kawasan sumur
lapangan kerja dan meningkatkan minyak tua dapat diperluas
kesempatan berusaha masyarakat. pemanfaatannya sehingga masya-
Namun demikian, pembukaan rakat sekitar lebih merasakan
kawasan pertambangan rakyat manfaatnya. Disamping itu perlu
masih menemui berbagai hambatan adanya kesadaran masyarakat
khususnya berhubungan dengan untuk memanfaatkan lahan
izin usaha pertambangan dan pertanian dan perkebunan sebagai
masih dianggap ilegal oleh alternatif sumber penghasilan
pemerintah. Hal ini berakibat, karena adanya ketidakpastian dan
perluasan pemanfaatan sumur resiko yang besar dari kegiatan
minyak tua sisa eksploitasi masyarakat dalam mengelola
peninggalan Belanda belum sumur minyak tua.
dilakukan secara maksimal, Perlu membentuk pola-
walaupun sebenarnya masih pola kemitraan dengan pihak-pihak
terdapat berbagai potensi yang yang menguasai bidang-bidang
masih dapat dikembangkan. tersebut dan dibuat kebijakan
Pengembangan kawasan dalam rangka memfasilitasi usaha
pertambangan rakyat merupakan pertambangan rakyat yang
suatu usaha yang sangat kompleks, bersumber dari sumur minyak tua
tidak hanya menyangkut ilmu dengan instrumen kebijakan teknis
pertambangan dan ekonomi saja, dan operasional yang
tetapi juga menyangkut organisasi, berkelanjutan. Instrumen kebijakan
manajemen, sosial, teknologi, ini meliputi pemberian bantuan
keuangan, budaya, pemasaran dan perijinan yang bersifat legalistik,
lain-lain. Dari penelitian ini, untuk bimbingan dan pembinaan dan
pengembangan dan pemanfaatan pengawasan secara terus menerus
sumur minyak tua sisa ekspoitasi baik yang bersifat teknis maupun
peninggalan Belanda di Kabupaten non teknis agar dapat berkembang
Musi Banyuasin agar dapat menjadi usaha pertambangan yang
berperan secara maksimal dapat memberikan kontribusi besar bagi
dilakukan dengan : Untuk dapat perekonomian.
mengurangi adanya perbedaan
yang signifikan pendapatan Daftar Pustaka
masyarakat disarankan adanya Arifin, Bustanul. 2001. Pengelolaan
aturan dan kebijakan yang Sumberdaya Alam Indonesia:
mengatur sistem pemanfaatan Perspektif Ekonomi, Etika, dan
sumur minyak tua, baik bagi Praksis Kebijakan. Jakarta.
penambang, bagian pengolahan Erlangga.
Jurnal Muamalah
71 | V o l . 3 N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Bappeda. Produk Domestik Hidayat, Wahyu. 2008. Analisis


Regional Bruto Kabupaten Tingkat Pendapatan Petani
Musi Banyuasin Tahun 2000- Kopi Perkebunan Rakyat di
2006. Kabupaten Lahat. Tesis.
Bappenas. Rencana Pembangunan Palembang. Universitas
Jangka Menengah 2004-2009: Sriwijaya.
Kerangka Rencana dan Jamli, H & Hadjar,Y.I., 1990.
Sumber Pembiayaan. Statistika untuk Bisnis dan
Bappenas. 2004. Tata Cara Ekonomi. Edisi Pertama.
Perencanaan Pengembangan Yogyakarta. UPP AMP YKPN.
Kawasan Kawasan untuk Kiroyan, Noke. Persoalan Sosial
Percepatan Pembangunan Dunia Pertambangan
Daerah. Direktorat Indonesia.
Pengembangan Kawasan (http://www.unsrat.ac.id/
Khusus dan Tertinggal, UserFiles/File/ seminar Paper
(http://www.bapedajabar.go.i PDF/Noke%20Kiroyan.pdf,
d/bpd_ site/_doc_ diakses 22 Mei 2008).
digital/gtxtsyjtnk3hv.pdf, Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode
diakses 7 Agustus 2008). Riset untuk Bisnis dan
Djohanputro, Bramantyo. 2006. Ekonomi. Jakarta. Erlangga.
Prinsif-prinsif Ekonomi Makro. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Ekonomi
Jakarta. Penerbit PPM. Pembangunan : Teori,
Feblin, Anis. 2006. Analisis Faktor- Masalah dan Kebijakan.
faktor yang Mempengaruhi Yogyakarta. UPP AMP YKPN.
Tingkat Pendapatan Pedagang Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi
Kaki Lima di Pasar Tradisional dan Pembangunan Daerah :
Kota Baturaja. Tesis. Reformasi, Perencanaan,
Palembang. Universitas Strategi, dan Peluang.
Sriwijaya. Jakarta. Erlangga.
Gradin, Carlos,. Canto, Olga., & Rio, Lisnini. 2005. Analisis Penghasilan
Coral del. Inequality, Poverty Rumah Tangga di Kecamatan
and Mobility : Choosing Belitang OKU Timur Sumatera
Income or Consumption as Selatan. Tesis. Palembang.
Welfare Indicators. diakses 22 Universitas Sriwijaya.
Maret 2008) Malika, Rusdi. 2003. Analisis
Hasan, Iqbal. 1999. Pokok-pokok Tingkat Pendapatan Petani
Materi Statistik 1 : Statistik Tradisional Sekitar Kawasan
Deskriptif. Jakarta. Bumi Perusahaan Perkebunan Karet
Aksara. di Kabupaten Ogan Komering
Herlambang T., Sugiarto, dkk. Ilir. Tesis. Palembang.
2001. Ekonomi Makro : Teori, Universitas Sriwijaya.
Analisis dan Kebijakan. Mankiw, N. Gregory. 2003.
Jakarta. Gramedia Pustaka Pengantar Ekonomi. Edisi
Utama.
Jurnal Muamalah
TANGGUNGJAWAB HAKIM PENGAWAS...
HOLIJAH DAN CHOLIDAH UTAMA | 72

Kedua. Jilid 1. Jakarta. Santoso, Singgih. 2006. Menguasai


Erlangga. Statistik di Era Informasi
Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori dengan SPSS 14. Jakarta.
Makro Ekonomi. Edisi Kelima. PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta. Erlangga. Sarwoko. 2007. Statistik Inferensi
Mankiw, N. Gregory. 2007. Makro untuk Ekonomi dan Bisnis.
Ekonomi. Edisi Keenam. Edisi 1. Yogyakarta. Andi.
Jakarta. Erlangga. Spiegel, M.R., Schiller, J.J., &
McEachern, William A. 2000. Srinivasan, R.A. 2004.
Ekonomi Makro Pendekatan Probabilitas dan Statistik. Edisi
Kontemporer. Jakarta. Kedua. Jakarta. Erlangga.
Penerbit Salemba Empat. Suharyanto, Suprapto & Rubiyo.
Nahib, Irmadi. 2006. Pengelolaan 2004. Analisis Pendapatan dan
Sumberdaya Tidak Pulih Distribusi Pendapatan
Berbasis Ekonomi Sumberdaya Usahatani Tanaman
(Studi Kasus : Tambang Perkebunan Kelapa di
Minyak Blok Cepu). Jurnal Kabupaten Tabenan. Jurnal
Ilmiah Geomatika Vo. 12 No. Pengkajian dan
1. Agustus 2006. diakses 22 Pengembangan Teknologi
Mei 2008). Pertanian Vol. 7 No. 2, Juli
Nanga, Muana. 2001. Makro 2004 : 146 – 154.
Ekonomi : Teori, Masalah dan Suparmoko, M. 1998. Pengantar
Kebijakan. Edisi 1. Jakarta. Ekonomi Mikro. Yogyakarta.
Raja Grafindo Persada. BPFE.
Peraturan Menteri Energi dan Suparmoko, M. 2002. Ekonomi
Sumber Daya Mineral Nomor Publik untuk Keuangan dan
01 Tahun 2008 tentang Pembangunan Daerah. Edisi
Pedoman Pengusahaan Pertama. Yogyakarta. Andi.
Pertambangan Minyak Bumi Supranto, J. 2001. Statistik : Teori
pada Sumur Tua. 2008. dan Aplikasi. Edisi Keenam.
Poerwadarminta. 1984. Teori Jakarta. Erlangga.
Pendapatan pada Usaha Kecil. Supranto, J. 2004. Analisis
Jakarta. LP3ES. Multivariat: Arti dan
Purwanto, Arief. Menuju Interpretasi. Jakarta. Rineka
Pertambangan yang Cipta.
Berkelanjutan di Era Tadaro. 2003. Pembangunan
Desentralisasi. Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi
Samuelson, Paul & Nordhaus, Kedelapan, Erlangga.
William. 2003. Ilmu Tambunan, T. T. H. 2003.
Mikroekonomi. Edisi Tujuh Perekonomian Indonesia :
Belas. Jakarta. PT. Media Beberapa Masalah Penting.
Global Edukasi. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai