Anda di halaman 1dari 25

BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISA KASUS

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. T usia 39 tahun G4P3A0

hamil 37-38 minggu di BPM bidan I Desa Nusawangi Kecamatan Cisayong

Kabupaten Tasikmalaya, penulis menemukan persamaan dan kesenjangan antara

konsep teori dengan kenyataan lapangan. Adapun hal ini dapat di jabarkan dengan

bentuk pendokumentasian SOAP yang digunakan sebagai berikut :

A. Antenatal Care

1. Data Subjektif

Data Subjektif yaitu informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang

dirasakannya, apa yang sedang dialaminya dan apa yang telah dialaminya. Data

subjektif juga meliputi informasi tambahan yang diceritakan oleh anggota keluarga

tentang status klien. Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. T usia 39

tahun G4P3A0 hamil 37-38 minggu. Adapun hal ini penulis dapat menjabarkan dengan

bentuk narasi laporan kehamilan sebagai berikut :

Dari hasil pengkajian, usia Ny T 39 tahun pada dasarnya usia > dari 35 tahun

memiliki resiko lebih tinggi, seperti kelahiran premature, hipertensi, asfiksia,

perdarahan Manuaba, 2010). Ny. T mengatakan sudah memiliki 3 orang anak dan

tidak pernah mengalami keguguran, berdasarkan pengamatan peneliti faktor paritas

berpengaruh terhadap kejadian eklamsia (Manuaba, 2010). Ny T mengatakan sudah

melakukan pemeriksaan ANC kurang lebih sebanyak 7 kali, dari data tersebut Ny. T

telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa


pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan

(Elisabeth,2014).Dari hasil pemeriksaan terhadap Ny. T usia 39 tahun G4P3A0 hamil

37-38 minggu penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan kenyataan

dilapangan, yaitu Ny. T tidak mengalami ketidaknyamanan apapun pada kehamilan

trimester III ini, hal ini tidak sesuai dengan teori menurut (Rukiyah, 2009) bahwa

pada trimester III ketidaknyamanan yang terjadi salah satunya adalah sakit punggung

dan pegal pada bagian kaki. Adapun kesenjangan lainnya yaitu Screening imunisasi

TT pada Ny. T sebanyak 3 kali yaitu TT didapatkan pada saat kehamilan pertama,

TT2 pada saat kehamilan kedua dan TT3 pada kehamilan ketiga, hal ini tidak sesuai

dengan (Kemenkes RI, 2016), bahwa TT1 diberikan pada saat kehamilan pertama,

TT2 satu bulan setelah TT1, TT3 6 bulan setelah TT2, TT4 12 bulan setelah TT3 dan

TT5 diberikan 12 bulan setelah TT4. Setelah melakukan asuhan kehamilan pada Ny.

T secara keseluruhan, penulis mendapatkan hasil yaitu kehamilan ini masih dalam

batas normal.

2. Data Objektif

Objektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan,

pengamatan. Dalam pengkajian data objektif dengan dilakukan pemeriksaan fisik secara

head to toe, keadaan ibu secara keseluhuran normal, kenaikan berat badan ibu selama

hamil adalah 8 kg, hal ini sesuai dengan teori menurut (Firman F, 2010) bahwa ibu hamil

dengan berat badan berlebihan (Overweight), kenaikan berat badan yang dianjurkan

adalah 7-11,5 kg. Dalam pemeriksaan abdomen ditemukan hasil TFU Mc. Donald 33 cm

(3 jari dibawah processus Xypoideus) sesuai dengan teori (Firman F, 2010), Untuk

menentukan diagnosis, diperlukan adanya pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan


Haemoglobin, protein urein dan glukosa urin. Hal ini sesuai dengan teori bahwa untuk

mendapatkan data, pemeriksaan ini sangat penting dilakukan untuk penafisan rutin

terhadap salah satu tanda preeklamsi (Irianti Bayu, 2014). Dari hasil pemeriksaan

didapatkan bahwa Hb (11,02 gl/dl), protein urin (-), glukosa urin (-), sehingga dapat

diindikasikan dari hasil data laboratorium diatas sebagai data penunjang bahwa Ny.T

hamil normal dan tidak mengalami komplikasi kehamilan dan penyulit apapun.

3. Analisa

Pada langkah selanjutnya untuk menentukan diagnosa berdasarkan intervensi

diatas data-data hasil anamnesa yang dikumpulkan dan hasil pemeriksaan yang

dilakukan. Setelah data terkumpul maka selanjutnya menidentifikasi sehingga ditemukan

diagnosa yang spesifik .Penulis dapat menegakan diagnose bahwa Ny. T usia 39 tahun

G4P3A0 hamil 37-38 Minggu fisiologis.

4. Penatalaksanaan

Selanjutnya direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan berdasarkan

masalah-masalah pada pemeriksaan subjektif dan objektif, sebagai kelanjutan

penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang sudah didentifikasikan yang

bersifat segera atau rutin. Seluruh rencana yang disusun harus berdasarkan

persetujuan klien dengan melakukan informed consent terlebih dahulu.

Asuhan yang diberikan oleh penulis kepada Ny.T antara lain menjelaksan pada

ibu dan keluarga tentang hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang supaya ibu dan keluarga mengetahui keadaan kehamilannya normal tidak

ada masalah dengan ibu dan bayinya sehingga ibu menjalani kehamilannya dengan

tenang, serta hal ini merupakan hak pasien untuk mengetahui keadaan dirinya serta
kewajiban tenaga kesehatan dalam proses memberikan pelayanan. Selain pemeriksaan

fisik penulis juga memberitahukan hasil pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan

laboratorium guna mengetahui adanya komplikasi-komplikasi seperti preeklamsia,

diabetes, dan anemia dan penyakit-penyakit reproduksi lainnya (Irianti P, 2014)

kemudian dikemukakan hasilnya bahwa Ny.T dengan kesimpulan tidak ada penyulit

dalam kehamilannya. Menganjurkan ibu untuk latihan fisik seperti olahraga ringan

untuk membantu proses persalinan, menuatkan otot, menjaga kelancaran jantung dan

membantu menurunkan resiko preeklami (Manuaba, 2010), selanjutnya penulis

memberikan KIE mengenai ketidaknyamanan pada trimester III dan Memberikan KIE

menenai tanda-tanda persalinan seperti adanya mules yang kuat dan teratur sambil ibu

meraba bagian pusat keras seperti papan, keluar cairan dari jalan lahir dan keinginan

untuk mengedan, sesuai dengan (Kemenkes RI, 2017), bahwa tanda persalinan

diawali dengan perut mules-mules semakin teratur, lama dan sering serta ditandai

dengan keluar lender bercampurdarah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari

jalan lahir, Mengingatkan kembali tentang persiapan persalinan dan apa saja yang

harus disiapkan oleh ibu dan keluarga seperti baju bayi, baju ibu, persyaratan

administrasi dan kelengkapanlainnya, Memberitahukan persiapan apabila terjadi

kegawatdaruratan seperti menyiapkan transportasi, administrasi, pendamping selama

proses persalinan dan pendonor darah, (Depkes, 2009), Memberikan KIE mengenai

KB Pascasalin untuk mencegah terjadinya 4 Terlalu yaitu terlalu muda untuk hamil,

terlalu tua untuk hamil, terlalu sering hamil dan terlalu dekat jarak kehamilannya

(Kemenkes, 2017). Memberikan KIE mengenai ASI Ekslusif sebagai nutrisi,

meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan jalinan


kasih saying (Jenny, 2013) dan Memberikan KIE mengenai perawatan bayi sehari-

hari. Hal ini sesuai dengan kompetensi bidan 3 bahwa bidan memberikan asuhan

antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan, yang

meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu (Susanti S,

2015).

B. Intranatl Care

1. Kala I

Setelah penulis melakukan pengkajian pada persalinan pada Ny.T usia 39 tahun

G4P3A0 hamil 37-38 minggu. Adapun hal ini penulis dapat menjabarkan dengan

bentuk narasi laporan persalinan sebagai berikut :

a. Data subjektif

Dari hasil pemeriksaan terhadap Ny. T G4P3A0 37-38 minggu penulis

menemukan kesesuaian antara teori dengan kenyataan dilapangan, yaitu Ny.T

mengeluh mules-mules sering teratur dan keluar lender yang disertai darah. Hal ini

sesuai dengan (Kemenkes RI 2017). Berdasarkan data subjektif tanda persalinan yang

ditandai dengan kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak

kontraksi yang semakin pendek, dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda yaitu

pengeluaran lender bercampur darah dapat disertai ketuban pecah.

b. Data Objektif

Dalam pengambilan data objektif penulis tidak menemukan kesenjangan antara

teori dan kenyataan di lapangan yaitu pada pemeriksaan fisik secara head to toe

didapatkan hasil pemeriksaan dalam batas normal, Dalam pemeriksaan abdomen

ditemukan hasil TFU Mc. Donald 33 cm (3 jari dibawah processus Xypoideus)


sesuai dengan teori (Firman F, 2010), DJJ sudah terdengar sejak usia kehamilan 16

minggu sesuai dengan teori ( Saifuddin, 2010), Selanjutnya diketahui kandung kemih

kosong, kandung kemih yang penuh pada saat persalinan akan menghambat

kemajuan persalinan ibu, beresiko terjadinya partus macet, perdarahan serta infeksi

uretritis, lalu ibu dipimpin bersalin.

Berdasarkan data subjektif tanda persalinan salah satunya adalah kekuatan his

semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek

sesuai dengan teori menurut (Jenny, 2013). Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil

pemeriksan vulva vagina tidak ada kelainan, portio tebal lembek , pembukaan 4 cm,

ketuban utuh, bagian terbawah janin teraba kepala,presentasi kepala di Hodge II

teraba ubun-ubun kecil kanan melintang, tidak ada moulage dan terdapat bloodslim,

sesuai dengan teori menurut (Jenny, 2013) bahwa tanda persalinan dalam

pemeriksaan dalam ditandai dengan pelunkan serviks, pendataran serviks dan

pembukaan serviks..

c. Analisa

Pada langkah ini didapatkan hasil diagnosa Ny.T G4P3A0 hamil 37-38

minggu inpartu kala 1 fase aktif. Hal ini didapat berdasarkan hasil pengkajian data

subjektif dan data objektif dimana ibu sudah merasakan tanda awal persalinan.

Hal ini sesuai dengan teori (Jenny, 2013) bahwa kala 1 dimulai dari saat

persalinan mulai (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini

terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif, fase laten berlangsung

selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm sedangkan fase aktif berlangsung

selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm sampai dengan 10 cm.


d. Penatalaksanaan

Setelah penulis melaksanakan pengkajian data pada Ny.T maka penulis

dapat melaksanakan penatalaksanaan sebagai berikut: Menganjurkan ibu untuk

relaksasi saat ada kontraksi, hal ini sesuai dengan teori menurut (Andina dan

Yuni, 2014) bahwa his sifatnya menimbulkan rasa sakit, maka ibu disarankan

untuk menarik nafas panjang, dan kemudian dilepaskan dengan cara meniup

sewaktu ada his untuk mengurangi rasa sakit. Mengobservasi kemajuan

persalinan, memberitahu ibu untuk makan dan minum di sela-sela kontraksi, hal

ini sesuai dengan teori menurut (Andina dan Yuni, 2014) bahwa makanan ringan

dan cairan yang cukup selama persalinan berlangsung, akan memberikan lebih

banyak energi dan mencegah dehidrasi, dan jangan menahan buang air

kecil/buang air besar, hal ini sesuai dengan teori (Andina dan Yuni, 2014), bahwa

apabila kandung kemih penuh, maka dapat menghalangi penurunan kepala janin

kedalam rongga panggul. Memotivasi ibu untuk mobilisasi, hal ini sesuai dengan

teori (Andina dan Yuni, 2014) bahwa ibu diperbolehkan berjalan, berdiri, duduk,

jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri

atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan seringkali

mempersingkat waktu persalinan.) Hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 4

bahwa bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap

kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang

bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk

mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir (Susanti S, 2015)
2. Kala II

a. Data Subjektif

Dari hasil pemeriksaan terhadap Ny. T G4P3A0 hamil 37-38 minggu

penulis menemukan kesesuaian antara teori dengan kenyataan dilapangan, yaitu

Ny.T mengeluh mules semakin sering, kuat dan rasa ingin mengedan, hal ini

sesuai dengan (Kemenkes, 2013) bawah salah satu tanda kala II yaitu ibu

mempunyai rasa ingin mengedan dan his yang semakin kuat, dengan interval 2

sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik (Jenny,2013)

b. Data Objektif

Pada pengkajian objektif penulis mendapat data sebagai berikut : keadaan

umum baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, kemajuan persalinan sesuai

partograf, ibu merasa ada dorongan untuk meneran, anus membuka, vulva

membuka, perineum membuka, portio tidak teraba, pembukaan lengkap. Hal ini

sesuai dengan (Kemenkes, 2013) bahwa tanda kala II yaitu ibu merasa ada

tekanan yang semakin meningkat pada rectum atau vaginanya, perineum

menonjol atau menipis, vulva-vagina dan sfingterani membuka, ketuban pecah

berwarna jernih, hal ini sesuai dengan teori (Jenny, 2013) bahwa menjelang akhir

kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak,

kepala janin membuka pintu atas panggul, hal ini sesuai dengan teori (Jenny,

2013) bahwa kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga

terjadi kepala bayi membuka pintu atas panggul dan subocciput bertindak sebagai

hipomoglion, kemudian secara berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung

dan muka serta kepala seluruhnya.


c. Analisa

Berdasarkan data subjektif dan objektif maka penulis dapat membuat

diagnosa Ny.T 39 tahun G4P3A0 hamil 37-38 minggu inpartu kala II fisiologis.

Lamanya kala II pada multigravida 1,5-2 jam dan pada multigravida 1,5-1 jam

(Jenny, 2013).

d. Penatalaksanaan

Setelah penulis melaksanakan pengkajian data subjekti dan objektif serta

membuat analisa maka penulis dapat melaksanakan asuhan pada Ny.T sesuai

dengan kebutuhan yaitu: melakukan informed consent untuk dilakukan

pemeriksaan, hal ini sesuai dengan teori Dasar hukum UU nomor 36 tahun 2009

tentang kesehatan pasal 8 (Susanti S, 2015), bahwa tindakan medic yang

dilakukan bidan hasilnya penuh dengan ketidakpastian dan tidak dapat

diprediksikan sebelumnya. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan, hal ini

sesuai dengan teori (Susanti S, 2015) bahwa setiap orang berhak memperoleh

informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang

telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan. Menganjurkan

keluarga untuk mendampingi persalinan, hal ini sesuai dengan teori (Andina dan

Yuni, 2014) bahwa peran suami atau keluarga adalah untuk membantu ibu

berganti posisi yang nyaman agar ibu merasa ada orang yang menemani disaat

proses menjelang persalinan. Mengatur posisi ibu senyaman mugkin, hal ini

sesuai dengan teori (Andina dan Yuni, 2014) bahwa ibu dapat berganti posisi

secara teratur selama kala II persalinan, karena perpindahan posisi yang sering

akan menyebabkan kemajuan persalinan, posisi duduk atau setengah duduk


dipilih ibu bersalin karena nyaman dan ibu bisa beritirahat dengan mudah

diantara kontraksi. Menganjurkan ibu untuk mengedan saat ada kontraksi, hal ini

sesuai dengan (Kemenkes, 2013) bahwa melakukan pimpinan meneran saat ibu

mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran, bayi lahir spontan pukul 18.53

WIB, menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot kuat, jenis kelamin laki-

laki, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012) bahwa setelah bayi lahir maka hal

pertama yang perlu diperhatikan yaitu penilaian awal seperti apakah bayi

menagis kuat dan tidak megap-megap, warna kulit kemerahan, tonus otot bayi

kuat dan gerak aktif. Bayi dibersihkan jalan nafas, dikeringkan dan di jaga

kehangatan, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012) bahwa langkah awal asuhan

bayi baru lahir adalah menjaga bayi tetap hangat, isap lender dari mulut dan

hidung bayi, menaruh bayi diatas perut ibu, hal ini sesuai dengan (Kemenkes,

2013) bahwa dengan posisi tengkurap di dada ibu dan meluruskan bahu bayi

sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada sampai perut ibu. Hal ini

sesuai dengan kompetensi bidan ke 4 bahwa pemberian kenyamanan dalam

persalinan, seperti kehadiran keluarga, pengaturan posisi, dukungan moril,

pengurangan nyeri tanpa obat, pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir

meliputi pernapasan, kehangatan dan memberikan ASI atau PASI Ekslusif 6

bulan dan pentingnya pemenuhan kebutuhan emosiaonal bayi baru lahir, antara

lain kontak kulit langsung, kontak mata antara bayi dengan ibunya.(Susanti S,

2015)

3. Kala III

a. Data Subjektif
Setelah proses kala II berjalan normal, dilanjutkan penatalaksanaan

manajemen aktif kala III sesuai dengan kompetensi bidan ke 4 dalam asuhan

persalinan normal pada keterampilan dasar bidan mampu melakukan manajemen

aktif kala III (Susanti S, 2015), ibu mengatakan mules, hal ini sesuai dengan teori

(Kemenkes, 2013) bahwa setelah bayi lahir uterus akan berkontraki.

b. Data Objektif

Didapatkan hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal dan pada kala III

ini penulis mendapatkan hasil pemeriksaan uterus berkontraksi sehingga

bentuknya membundar dan keras kemudian ada sedikit semburan darah dan tali

pusat tampak memanjang, hal ini sesuai dengan (Jenny, 2013) bahwa tanda-tanda

plasenta telah lepas adalah rahim menonjol diatas simfisis, tali pusat bertambah

panjang, rahim bundar dan keras, serta keluar darah secara tiba-tiba. Perdarahan

yang keluar sebanyak ± 50 cc, menurrut (Jenny, 203) rata-rata jumlah perdarahan

yang keluar normalnya adalah 250 cc, biasanya 100-300 cc.

c. Analisa

Pada tahap ini penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai data yang di

dapat pada data subjektif dan objektif, sehingga dapat mengambil kesimpulan

Ny.T P4A0 kala III fisiologis.

d. Penatalaksanaan

Berdasarkan data subjektif dan data objektif diatas, maka penulis melakukan

pelaksanaan sebagai berikut: Melakukan palpasi abdomen tidak ada janin kedua,

hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2013) bahwa periksakembali perut ibu untuk

memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus. Setelah satu menit bayi lahir,
penolong akan menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM, untuk kontraksi uterus.

Mengobservasi tanda-tanda pelepasan, menurut (Kemenkes, 2013) bahwa tanda-

tanda plasenta telah lepas adalah rahim menonjol diatas simfisis, tali pusat

bertambah panjang, rahim bundar dan keras, melakukan peregangan tali pusat

terkendali, menurut (Kemenkes, 2013) bahwa setelah uterus berkontraksi,

tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus

kearah dorso-kranial secara hati-hati. Memindahkan klem tali pusat dengan jarak

5 cm dari vulva, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2013) bahwa memindahkan

klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. Plasenta lahir pukul

19.00 WIB dengan waktu 7 menit, menurut (Kemenkes, 2013) jika plasenta tidak

lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat, maka beri dosis ulang oksitosin

10 UI secara IM. Melakukan massage selama 15 detik, hal ini sesuai dengan

(Kemenkes, 2013) bahwa segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,

lakukan massage uterus dengan meletakan telapak tangan di fundus dan lakukan

massage dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi

(Fundus teraba keras). Memeriksa kelengkapan plasenta, hal ini sesuai dengan

(Kemenkes, 2013) bahwa memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke

ibu maupun janin. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa terdapat

laserasi derajat 1 dari mukosa vagina dan kulit perineum, hal ini sesuai dengan

(Kemenkes, 2013) bahwa mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan

perineum dan melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif.

Hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 4 bahwa bidan memberikan asuhan

yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,


memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi

kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya

yang baru lahir yang meliputi manajemen fisiologi kala III dan memberikan

Oksitosin intra muskuler (Susanti S, 2015)

4. Kala IV

a. Data Subjektif

Pada kasus ini didapatkan ibu masih merasakan mules, hal tersebut wajar

karena masih adanya kontraksi otot rahim untuk mengeluarkan sisa darah dari

dalam rahim dan merupakan bagian dari proses involusi untuk pemulihan uterus

dari luka bekas implantasi plasenta dan uterus yang membesar saat hamil.

(Manuaba, 2010).

b. Data Objektif

Dari hasil pemeriksaan Ny.T penulis melakukan pemantauan aktif Kala IV

dengan hasil keadaan ibu dalam batas normal. Tidak ada kesenjangan yang terjadi

antara teori dengan praktek di lapangan. Setelah plasenta lahir ukuran uterus

menjadi sepusat dan uterus masih terus berkontraksi untuk mengeluarkan sisa

darah dan involusi uterus, sehingga keluhan mules dan keluar darah sedikit dari

jalan lahir masih dikategorikan wajar.

c. Analisa

Pada tahap ini penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai data yang di

dapat pada data subjektif dan objektif, sehingga dapat mengambil kesimpulan

Ny.T P4A0 kala IV Fisiologis.

d. Penatalaksanaan
Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup, menurut (Andina dan Yuni,

2014) bahwa setelah janin dan plasenta lahir kemudian ibu sudah dibersihkan, ibu

dianjurkan untuk istirahat setelah pengeluaran tenaga yang banyak pada saat

persalinan. Disini pola istirahat ibu dapat mengembalikan alat-alat reproduksi dan

meminimalisirkan trauma pada saat persalinan. Menganjurkan ibu untuk makan dan

minum untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi, hal ini sesuai dengan (Andina dan Yuni,

2014) bahwa memeberikan asupan nutrisi setelah persalinan, karena ibu telah banyak

mengeluarkan tenaga selama kelahiran bayi. Memotivasi ibu untuk tetap melakukan,

menurut (Kemenkes, 2013) bahwa mulai IMD dengan memberikan cukup waktu

untuk melakukan kontak kulit ibu ke bayi minimal 1 jam. Memotivasi ibu untuk

memobilisasi dini, serta tidak menahan BAK apabila ada keinginan berkemih,

melakukan observasi kala IV, menurut (Kemenkes, 2013) melakukan observasi kala

IV untuk melakukan pemantauan perdarahan pasca persalinan atau keabnormalan

pascasalin dan melakukan pendokumentasian. Hal ini sesuai dengan kompetensi

bidan ke 5dengan pengetahuan dasar pada nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat,

aktivitas dan kebutuhan fisiologs lainnya seperti pengosongan kandung kemih.

(Susanti S, 2015). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

:1464/MENKES/PER/X/2010 BAB IV pasal 20 ayat 1 tentang pencatatan dan

pelaporan yang berbunyi : Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan

pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan. (Susanti S, 2015).

C. Post Natal Care

1. Post Partum 6 jam

a. Data Subjektif
Setelah dilakukan anamnesis terhadap klien diperoleh Ny. T mengatakan mules,

hal tersebut wajar karena masih adanya kontraksi otot rahim untuk mengeluarkan sisa

darah dari dalam rahim dan merupakan bagian dari proses involusi untuk pemulihan

uterus dari luka bekas implantasi plasenta dan uterus yang membesar saat hamil.

(Manuaba, 2010) dan ingin BAK (Buang Air Kecil), ibu nifas dianjurkan untuk BAK

6 jam post partum (Saleha S,2009).

b. Data Objektif

Sesuai kompetensi ke 4 bahwa bidan dapat melakukan pemeriksaan fisik yang

terfokus pada ibu (Susanti S, 2015). Dalam pengumpulan data post partum diketahui

keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, hal ini sesuai dengan

teori (Maryunani A, 2015) bahwa tanda-tanda vital pada masa nifas adalah masa alat-

alat kandungan setelah melahirkan yang berlangsug kira-kira 6 minggu dan kembali

seperti keadaan sebelum hamil , konjungtiva ibu merah muda, kolostrum positif, uterus

teraba keras, kontraksi baik, TFU 1 jari dibawah pusat, perdarahan normal tidak lebih

dari 250 cc hal ini sesuai dengan teori (Firman, F 2010) . Dan tidak ditemukan tanda

bahaya yang terjadi pada ibu semua yang dirasakan masih dalam batas normal.

Pemeriksaan fisik ibu Post Partum sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi

keadaan ibu apakah normal atau terjadi abnormalitas yang disebabkan oleh proses

persalinan (Eka,2014)

c. Analisa

Sesuai kompetensi bidan ke 5 bahwa bidan dapat merumuskan diagnosa masa

nifas (Susanti S, 2015). Penulis melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif
di dapat diagnosis asuhan kebidanan nifas pada Ny. T P4A0 postpartum 6 jam

fisiologis.

d. Penatalaksanaan

Pada pelaksanaan perencanaan penulis melaksanakan sesuai kebutuhan yaitu

menjelaskan pada ibu tentang kondisinya, hal ini sesuai dengan dasar hukum UU

nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, bahwa setiap orang berhak memperoleh

informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah

maupun yang akan diterima dari tenaga kesehatan (Susanti S, 2015), menganjurkan ibu

untuk buang air kecil serta tidak menahan BAB, Menganjurkan ibu untuk cukup

istirahat, hal ini sesuai dengan teori (Andina dan Yuni, 2014) bahwa ibu dianjurkan

istirahat setelah pengeluaran tenaga yang banyak setelah persalinan, menganjurkan ibu

untuk mobilisasi dini setelah 2 jam melahirkan, memberikan KIE mengenai vulva

hygine, hal ini sesuai dengan teori menurut (Andina dan Yuni, 2014) bahwa ibu haru

tetap dijaga kebersihan pada daerah vulva untuk menghindari infeksi dan bersarangnya

bakteri pada daerah vulva dan perineum, pentingnya ASI Eksklusif, Mengingatkan

kembali mengenai KB Pascasalin, hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 2 bidan

memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap

budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan

kehidupan keluarga yang sehat (Susanti S, 2015)

2. Post Partum 3 hari

a. Data Subjektif

Berdasarkan hasil anamnesa Ny T mengatakan ASI yang keluar sedikit hal ini

sesuai dengan teori menurut (Maryuni A, 2015), bahwa selama kehamilan hormone
prolactin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormone

estrogen yang masih tinggi, kadar estrogen dan progesterone akan menurun pada

saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Ny. T

juga mengatakan kesulitan dalam memandikan bayinya.

b. Data Objektif

Sesuai kompetensi ke 4 bahwa bidan dapat melakukan pemeriksaan fisik yang

terfokus pada ibu (Susanti S, 2015). Dalam pengumpulan data post partum diketahui

keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, konjungtiva ibu

merah muda, pengeluaran ASI banyak, uterus teraba keras, TFU 3 jari dibawah

pusat, hal ini sesuai dengan teori (Maryunani A, 2015) bahwa pada minggu pertama

post partum , berat uterus sekitar 500 gram yaitu pertengahan pusat dan simfisis.

lochea sanguilenta, hal ini sesuai dengan teori (Maryunani A, 2015) bahwa 3-7 hari

pasca persalinan lochea berwarna merah kekuningan dengan ciri-ciri darah dan

lender. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda bahaya yang terjadi pada ibu

semua yang dirasakan masih dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ibu Post Partum

sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi keadaan ibu apakah normal atau

terjadi abnormalitas yang disebabkan oleh proses persalinan (Eka,2014)

c. Analisa

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.T sehingga

kesimpulan yang dapat diambil adalah Ny. T usia 39 tahun P4A0 postpartum 3 hari

fisisologis.

d. Penatalaksanaan
Setelah melakukan pemeriksaan berdasarkan data subjektif, objektif dan menetukan

analisa, penulis melaksanakan sesuai kebutuhan yaitu menjelaskan pada ibu tentang

kondisinya, hal ini sesuai dengan dasar hukum UU nomor 36 tahun 2009 tentang

kesehatan, bahwa setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan

dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterima dari

tenaga kesehatan (Susanti S, 2015), mengajarkan kepada ibu teknik menyusui yang baik

dan benar, hal ini seuai dengan (Kemenkes, 2013) bahwa untuk meningkatkan produksi

ASI, anjurkan ibu untuk melakukan teknik menyusui yang benar, menyusui bayi setiap 2

jam, mengajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari, hal ini sesuai dengan kompetensi

bidan ke 6 bahwa bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada

bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan (Susanti, S, 2015), memberikan KIE

mengenai nutrisi yang baik dikonsumsi selama masa nifas seperti protein hewani dan

protein nabati, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, hal ini sesuai dengan teori

(Andina dan Yuni, 2014), memberikan konseling mengenai tanda bahaya nifas

Mengajarkan senam nifas, dan senam kegel untuk mempercepat penyembuhan luka

jahitan, hal ini sesuai dengan teori (Maryunani A, 2015) bahwa cara mengembalikan

bentuk tubuh seperti semula adalah dengan senam nifas untuk mengembalikan otot-otot

perut dan panggul agar kembali normal, mengingatkan kembali mengenai KB yang akan

digunakan, hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 5 untuk memberikan konseling

pada ibu tentang KB pasca persalinan.

3. Post Partum 27 hari

a. Data Subjektif
Setelah dilakukan anamnesa terhadap Ny. T, Ny. T mengatakan tidak ada keluhan

yang dirasakan saat ini

b. Data Objektif

Sesuai kompetensi ke 4 bahwa bidan dapat melakukan pemeriksaan fisik yang

terfokus pada ibu (Susanti S, 2015). Dalam pengumpulan data post partum diketahui

keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, konjungtiva ibu merah

muda, pengeluaran ASI banyak, uterus teraba keras, TFU tidak teraba, hal ini sesuai

dengan teori (Maryunani A, 2015) bahwa kontraksi uterus akan menurun intensitasnya

secara halus dan cepat, kemudian menjadi stabil. Lochea alba , hal ini sesuai dengan

teori (Maryunani A, 2015) bahwa hari ke 14 atau lebih maka lochea akan berwarna

putih, dengan ciri-ciri mengandung leukosit, selaput lender serviks dan serabut

jaringan yang mati. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda bahaya yang terjadi

pada ibu semua yang dirasakan masih dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ibu Post

Partum sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi keadaan ibu apakah normal

atau terjadi abnormalitas yang disebabkan oleh proses persalinan (Eka,2014)

c. Analisa

Setelah dilakukan pemeriksaan data subjektif dan data objektif maka penulis

melakukan analisa yang sesuai kompetensi bidan ke 5 bahwa bidan dapat merumuskan

diagnosa masa nifas (Susanti S, 2015). Penulis melakukan pengkajian data subjektif

dan data objektif di dapat diagnosis asuhan kebidanan nifas pada Ny. T P4A0

postpartum 27 hari fisiologis.

D. Asuhan Bayi Baru Lahir

1. Poat Natal 6 jam


a. Data Subjektif

Penulis menemukan persamaan antara teori dan praktek di lapangan, bayi dilakukan

bonding attachment, sehingga bayi dapat menyusu lebih dini dari ibunya. Biarkan

bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak satu jam. (Eka.dkk, 2014)

b. Data Objektif

Pada pengkajian data objektif data terkumpul sesuai teori Dari hasil pemeriksaan pada

hari pertama bayi lahir dengan hasil pemeriksaan bayi yaitu keadaan umum bayi

aktifitasnya aktif, tangis bayi kuat dan tanda-tanda vital terdiri dari frekuensi

pernafasan 56 x/m, frekuensi denyut jantung 140x/m, suhu 36,5˚C, berat badan bayi

3100 gram, panjang badan bayi 49 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 31 cm,

lingkar lengan atas 11 cm, Pada pemeriksaan fisik ditemukan, sutura terbuka, cepal

hematoma tidak ada, caput suksedenum tidak ada, hal ini sesuai dengan (Kemenkes,

2013) dan tidak ditemukan kesenjangan pada pemeriksaan fisik.

c. Analisa

Berdasarkan data subjektif dan objektif penulis tidak menemukan kelainan pada bayi

baru lahir. Pada tahap ini penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai Bayi Baru Lahir

Ny.T Neonatus 6 jam Fisiologis

d. Penatalaksanaan

Pada tahap ini penulis dapat melaksanakan penatalaksanaan asuhan sesuai dengan

data yang diperoleh dari data subjektif dan objektif. Adapun penatalaksanaa asuhan

yang diberikan yaitu berupa pemeriksaan fisik, penyuluhan dan konseling tentang

pendidikan kesehatan seperti cara menjaga kehangatan tubuh bayi untuk mencegah

hipotermi, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012) bahwa keringkan bayi segera
setiap kali terkena air, air kenceing dan atau tinja, mengobservasi keadaan umum

bayi, tangis, refleks dan eliminasi, Memberikan terapi injek Vit K 1 mg, hal ini sesuai

dengan (Kemenkes, 2012) bahwa Vit K 1 harus diberikan segera setelah lahir, setelah

proses IMD dan sebelum pemberianan imunisasi Hepatitis B, memberikan salep mata

dan HB0 satu jam setelah diberikannya Vit K 1 mg, hal ini sesuai dengan (Kemenkes,

2012) bahwa pemberian salep mata atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata

dan pemberian imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K

1 yang bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, memberikan

KIE pada ibu mengenai perawatan tali pusat, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012)

bahwa perawatan tali pusat harus di perhatikan untuk melihat apakah ada kemerahan

pada tali pusat atau tampak nanah dan berbau, menginformaikan pada ibu mengenai

pentingnya imunisasi secara lengkap, hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 6

mengenai bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi

baru lahir sehat dengan 1 bulan (Susanti S, 2015)

2. Post Natal 3 hari

a. Data Subjektif

Pada pengkajian data subjektif dalam kondisi kesehatan bayi sehat, menurut ibu bayi

menetek baik, BAB dan BAK normal, dan tidak menemukan tanda-tanda bahaya

pada bayi nya

b. Data Objektif

Pada pengkajian data objektif data terkumpul sesuai teori Dari hasil pemeriksaan

pada hari pertama bayi lahir dengan hasil keadaan umum bayi aktifitasnya aktif,

tangis bayi kuat dan tanda-tanda vital terdiri dari frekuensi pernafasan 46x/m,
frekuensi denyut jantung 138x/m, suhu 36,6˚Chal ini sesuai dengan (Kemenkes,

2013), dapat disimpulkan bahwa keadaan bayi dalam batas normal.

c. Analisa

Berdasarkan data subjektif dan objektif penulis tidak menemukan kelainan pada bayi

baru lahir. Pada tahap ini penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai Bayi Baru Lahir

Ny.T Neonatus 3 hari Fisiologis

d. Penatalaksanaan

Pada tahap ini penulis dapat melaksanakan penatalaksanaan asuhan sesuai dengan

data yang diperoleh dari data subjektif dan objektif. Adapun penatalaksanaa

asuhan yang diberikan yaitu berupa pemeriksaan fisik, penyuluhan dan konseling

tentang pendidikan kesehatan seperti cara menjaga kehangatan tubuh bayi untuk

mencegah hipotermi, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012) bahwa keringkan

bayi segera setiap kali terkena air, air kenceing dan atau tinja, memberikan KIE

pada ibu mengenai perawatan tali pusat, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012)

bahwa perawatan tali pusat harus di perhatikan untuk melihat apakah ada

kemerahan pada tali pusat atau tampak nanah dan berbau, memberikan KIE

mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir, hal ini sesuai dengan (Kemenkes,

2012) bahwa tanda bahaya pada bayi baru lahir diantaranya frekuensi nafas lebih

cepat atau lambat, merintih, demam, hipotermi dan pusar kemerahan meluas

sampai dinding perut, hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 6 mengenai

bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru

lahir sehat dengan 1 bulan (Susanti S, 2015)

3. Post Natal 27 hari


a. Data Subjektif

Pada pengkajian data subjektif dalam kondisi kesehatan bayi sehat, menurut ibu

bayi menetek baik, BAB dan BAK normal, dan tidak menemukan tanda-tanda

bahaya pada bayi nya.

b. Data Objektif

Pada pengkajian data objektif data terkumpul sesuai teori Dari hasil pemeriksaan

pada hari pertama bayi lahir dengan hasil pemeriksaan bayi yaitu keadaan umum

bayi aktifitasnya aktif, tangis bayi kuat dan tanda-tanda vital terdiri dari frekuensi

pernafasan 47 x/m, frekuensi denyut jantung 140x/m, suhu 36,6˚C, berat badan

bayi 3400 gram, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2013) dan tidak ditemukan

kesenjangan pada pemeriksaan fisik.

c. Analisa

Berdasarkan data subjektif dan objektif penulis tidak menemukan kelainan pada

bayi baru lahir. Pada tahap ini penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai Bayi

Baru Lahir Ny.T Neonatus 27 hari Fisiologis

d. Penatalaksanaan

Pada tahap ini penulis dapat melaksanakan penatalaksanaan asuhan sesuai dengan

data yang diperoleh dari data subjektif dan objektif. Adapun penatalaksanaa

asuhan yang diberikan yaitu berupa pemeriksaan fisik, menganjurkan ibu untuk

menyusui bayinya sesering mungkin, hal ini sesuai dengan teori (Kemenkes,

2012) bahwa dengan ASI maka akan meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi,

ASI sebagai nutrisi yang baik di konsumsi bagi bayi baru lahir, hal ini sesuai
dengan kompetensi bidan ke 6 mengenai bidan memberikan asuhan yang bermutu

tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat dengan 1 bulan (Susanti S, 2015)

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal 17 Agustus
    Proposal 17 Agustus
    Dokumen9 halaman
    Proposal 17 Agustus
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Brosur Terapi
    Brosur Terapi
    Dokumen1 halaman
    Brosur Terapi
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Uluman Rapat
    Uluman Rapat
    Dokumen1 halaman
    Uluman Rapat
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Uluman Rapat
    Uluman Rapat
    Dokumen1 halaman
    Uluman Rapat
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Formulir Kegiatan IPSRS
    Formulir Kegiatan IPSRS
    Dokumen1 halaman
    Formulir Kegiatan IPSRS
    dnaf
    Belum ada peringkat
  • Daftar Is1
    Daftar Is1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Is1
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Nomor SOP
    Nomor SOP
    Dokumen23 halaman
    Nomor SOP
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Wa0007
    Wa0007
    Dokumen17 halaman
    Wa0007
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Nomor SOP
    Nomor SOP
    Dokumen23 halaman
    Nomor SOP
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Soap
    Soap
    Dokumen26 halaman
    Soap
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Wa0008
    Wa0008
    Dokumen4 halaman
    Wa0008
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Bab V Proposal
    Bab V Proposal
    Dokumen35 halaman
    Bab V Proposal
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Snars
    Snars
    Dokumen2 halaman
    Snars
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Soap
    Soap
    Dokumen26 halaman
    Soap
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Doa Ramadhan PDF
    Kumpulan Doa Ramadhan PDF
    Dokumen38 halaman
    Kumpulan Doa Ramadhan PDF
    Ferry
    100% (1)
  • Daftar Menu
    Daftar Menu
    Dokumen2 halaman
    Daftar Menu
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi Proposal
    Bab Vi Proposal
    Dokumen3 halaman
    Bab Vi Proposal
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Kompre Krsna Bab IV
    Kompre Krsna Bab IV
    Dokumen3 halaman
    Kompre Krsna Bab IV
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Kompre Krsna Bab IV
    Kompre Krsna Bab IV
    Dokumen3 halaman
    Kompre Krsna Bab IV
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Kompre Bab 1
    Kompre Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Kompre Bab 1
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Bab V Proposal
    Bab V Proposal
    Dokumen35 halaman
    Bab V Proposal
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Culture Shock
    Culture Shock
    Dokumen2 halaman
    Culture Shock
    Nur Mutmainnah Rahman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Kunjungan Kartu KB
    Kunjungan Kartu KB
    Dokumen4 halaman
    Kunjungan Kartu KB
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Riwayat Hdup
    Daftar Riwayat Hdup
    Dokumen1 halaman
    Daftar Riwayat Hdup
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Puisi SD
    Puisi SD
    Dokumen16 halaman
    Puisi SD
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Analisis Gender
    Analisis Gender
    Dokumen10 halaman
    Analisis Gender
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • KELIPING
    KELIPING
    Dokumen2 halaman
    KELIPING
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Gizi HAMIL
    Gizi HAMIL
    Dokumen2 halaman
    Gizi HAMIL
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat