Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. T usia 39 tahun G4P3A0
konsep teori dengan kenyataan lapangan. Adapun hal ini dapat di jabarkan dengan
A. Antenatal Care
1. Data Subjektif
Data Subjektif yaitu informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang
dirasakannya, apa yang sedang dialaminya dan apa yang telah dialaminya. Data
subjektif juga meliputi informasi tambahan yang diceritakan oleh anggota keluarga
tentang status klien. Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. T usia 39
tahun G4P3A0 hamil 37-38 minggu. Adapun hal ini penulis dapat menjabarkan dengan
Dari hasil pengkajian, usia Ny T 39 tahun pada dasarnya usia > dari 35 tahun
perdarahan Manuaba, 2010). Ny. T mengatakan sudah memiliki 3 orang anak dan
melakukan pemeriksaan ANC kurang lebih sebanyak 7 kali, dari data tersebut Ny. T
trimester III ini, hal ini tidak sesuai dengan teori menurut (Rukiyah, 2009) bahwa
pada trimester III ketidaknyamanan yang terjadi salah satunya adalah sakit punggung
dan pegal pada bagian kaki. Adapun kesenjangan lainnya yaitu Screening imunisasi
TT pada Ny. T sebanyak 3 kali yaitu TT didapatkan pada saat kehamilan pertama,
TT2 pada saat kehamilan kedua dan TT3 pada kehamilan ketiga, hal ini tidak sesuai
dengan (Kemenkes RI, 2016), bahwa TT1 diberikan pada saat kehamilan pertama,
TT2 satu bulan setelah TT1, TT3 6 bulan setelah TT2, TT4 12 bulan setelah TT3 dan
TT5 diberikan 12 bulan setelah TT4. Setelah melakukan asuhan kehamilan pada Ny.
T secara keseluruhan, penulis mendapatkan hasil yaitu kehamilan ini masih dalam
batas normal.
2. Data Objektif
pengamatan. Dalam pengkajian data objektif dengan dilakukan pemeriksaan fisik secara
head to toe, keadaan ibu secara keseluhuran normal, kenaikan berat badan ibu selama
hamil adalah 8 kg, hal ini sesuai dengan teori menurut (Firman F, 2010) bahwa ibu hamil
dengan berat badan berlebihan (Overweight), kenaikan berat badan yang dianjurkan
adalah 7-11,5 kg. Dalam pemeriksaan abdomen ditemukan hasil TFU Mc. Donald 33 cm
(3 jari dibawah processus Xypoideus) sesuai dengan teori (Firman F, 2010), Untuk
mendapatkan data, pemeriksaan ini sangat penting dilakukan untuk penafisan rutin
terhadap salah satu tanda preeklamsi (Irianti Bayu, 2014). Dari hasil pemeriksaan
didapatkan bahwa Hb (11,02 gl/dl), protein urin (-), glukosa urin (-), sehingga dapat
diindikasikan dari hasil data laboratorium diatas sebagai data penunjang bahwa Ny.T
hamil normal dan tidak mengalami komplikasi kehamilan dan penyulit apapun.
3. Analisa
diatas data-data hasil anamnesa yang dikumpulkan dan hasil pemeriksaan yang
diagnosa yang spesifik .Penulis dapat menegakan diagnose bahwa Ny. T usia 39 tahun
4. Penatalaksanaan
bersifat segera atau rutin. Seluruh rencana yang disusun harus berdasarkan
Asuhan yang diberikan oleh penulis kepada Ny.T antara lain menjelaksan pada
ibu dan keluarga tentang hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang supaya ibu dan keluarga mengetahui keadaan kehamilannya normal tidak
ada masalah dengan ibu dan bayinya sehingga ibu menjalani kehamilannya dengan
tenang, serta hal ini merupakan hak pasien untuk mengetahui keadaan dirinya serta
kewajiban tenaga kesehatan dalam proses memberikan pelayanan. Selain pemeriksaan
kemudian dikemukakan hasilnya bahwa Ny.T dengan kesimpulan tidak ada penyulit
dalam kehamilannya. Menganjurkan ibu untuk latihan fisik seperti olahraga ringan
untuk membantu proses persalinan, menuatkan otot, menjaga kelancaran jantung dan
memberikan KIE mengenai ketidaknyamanan pada trimester III dan Memberikan KIE
menenai tanda-tanda persalinan seperti adanya mules yang kuat dan teratur sambil ibu
meraba bagian pusat keras seperti papan, keluar cairan dari jalan lahir dan keinginan
untuk mengedan, sesuai dengan (Kemenkes RI, 2017), bahwa tanda persalinan
diawali dengan perut mules-mules semakin teratur, lama dan sering serta ditandai
dengan keluar lender bercampurdarah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari
jalan lahir, Mengingatkan kembali tentang persiapan persalinan dan apa saja yang
harus disiapkan oleh ibu dan keluarga seperti baju bayi, baju ibu, persyaratan
proses persalinan dan pendonor darah, (Depkes, 2009), Memberikan KIE mengenai
KB Pascasalin untuk mencegah terjadinya 4 Terlalu yaitu terlalu muda untuk hamil,
terlalu tua untuk hamil, terlalu sering hamil dan terlalu dekat jarak kehamilannya
hari. Hal ini sesuai dengan kompetensi bidan 3 bahwa bidan memberikan asuhan
meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu (Susanti S,
2015).
B. Intranatl Care
1. Kala I
Setelah penulis melakukan pengkajian pada persalinan pada Ny.T usia 39 tahun
G4P3A0 hamil 37-38 minggu. Adapun hal ini penulis dapat menjabarkan dengan
a. Data subjektif
mengeluh mules-mules sering teratur dan keluar lender yang disertai darah. Hal ini
sesuai dengan (Kemenkes RI 2017). Berdasarkan data subjektif tanda persalinan yang
ditandai dengan kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek, dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda yaitu
b. Data Objektif
teori dan kenyataan di lapangan yaitu pada pemeriksaan fisik secara head to toe
minggu sesuai dengan teori ( Saifuddin, 2010), Selanjutnya diketahui kandung kemih
kosong, kandung kemih yang penuh pada saat persalinan akan menghambat
kemajuan persalinan ibu, beresiko terjadinya partus macet, perdarahan serta infeksi
Berdasarkan data subjektif tanda persalinan salah satunya adalah kekuatan his
semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek
sesuai dengan teori menurut (Jenny, 2013). Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil
pemeriksan vulva vagina tidak ada kelainan, portio tebal lembek , pembukaan 4 cm,
teraba ubun-ubun kecil kanan melintang, tidak ada moulage dan terdapat bloodslim,
sesuai dengan teori menurut (Jenny, 2013) bahwa tanda persalinan dalam
pembukaan serviks..
c. Analisa
Pada langkah ini didapatkan hasil diagnosa Ny.T G4P3A0 hamil 37-38
minggu inpartu kala 1 fase aktif. Hal ini didapat berdasarkan hasil pengkajian data
subjektif dan data objektif dimana ibu sudah merasakan tanda awal persalinan.
Hal ini sesuai dengan teori (Jenny, 2013) bahwa kala 1 dimulai dari saat
persalinan mulai (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif, fase laten berlangsung
relaksasi saat ada kontraksi, hal ini sesuai dengan teori menurut (Andina dan
Yuni, 2014) bahwa his sifatnya menimbulkan rasa sakit, maka ibu disarankan
untuk menarik nafas panjang, dan kemudian dilepaskan dengan cara meniup
persalinan, memberitahu ibu untuk makan dan minum di sela-sela kontraksi, hal
ini sesuai dengan teori menurut (Andina dan Yuni, 2014) bahwa makanan ringan
dan cairan yang cukup selama persalinan berlangsung, akan memberikan lebih
banyak energi dan mencegah dehidrasi, dan jangan menahan buang air
kecil/buang air besar, hal ini sesuai dengan teori (Andina dan Yuni, 2014), bahwa
apabila kandung kemih penuh, maka dapat menghalangi penurunan kepala janin
kedalam rongga panggul. Memotivasi ibu untuk mobilisasi, hal ini sesuai dengan
teori (Andina dan Yuni, 2014) bahwa ibu diperbolehkan berjalan, berdiri, duduk,
jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir (Susanti S, 2015)
2. Kala II
a. Data Subjektif
Ny.T mengeluh mules semakin sering, kuat dan rasa ingin mengedan, hal ini
sesuai dengan (Kemenkes, 2013) bawah salah satu tanda kala II yaitu ibu
mempunyai rasa ingin mengedan dan his yang semakin kuat, dengan interval 2
b. Data Objektif
umum baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, kemajuan persalinan sesuai
partograf, ibu merasa ada dorongan untuk meneran, anus membuka, vulva
membuka, perineum membuka, portio tidak teraba, pembukaan lengkap. Hal ini
sesuai dengan (Kemenkes, 2013) bahwa tanda kala II yaitu ibu merasa ada
berwarna jernih, hal ini sesuai dengan teori (Jenny, 2013) bahwa menjelang akhir
kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak,
kepala janin membuka pintu atas panggul, hal ini sesuai dengan teori (Jenny,
2013) bahwa kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
terjadi kepala bayi membuka pintu atas panggul dan subocciput bertindak sebagai
diagnosa Ny.T 39 tahun G4P3A0 hamil 37-38 minggu inpartu kala II fisiologis.
Lamanya kala II pada multigravida 1,5-2 jam dan pada multigravida 1,5-1 jam
(Jenny, 2013).
d. Penatalaksanaan
membuat analisa maka penulis dapat melaksanakan asuhan pada Ny.T sesuai
pemeriksaan, hal ini sesuai dengan teori Dasar hukum UU nomor 36 tahun 2009
sesuai dengan teori (Susanti S, 2015) bahwa setiap orang berhak memperoleh
informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang
keluarga untuk mendampingi persalinan, hal ini sesuai dengan teori (Andina dan
Yuni, 2014) bahwa peran suami atau keluarga adalah untuk membantu ibu
berganti posisi yang nyaman agar ibu merasa ada orang yang menemani disaat
proses menjelang persalinan. Mengatur posisi ibu senyaman mugkin, hal ini
sesuai dengan teori (Andina dan Yuni, 2014) bahwa ibu dapat berganti posisi
secara teratur selama kala II persalinan, karena perpindahan posisi yang sering
diantara kontraksi. Menganjurkan ibu untuk mengedan saat ada kontraksi, hal ini
sesuai dengan (Kemenkes, 2013) bahwa melakukan pimpinan meneran saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran, bayi lahir spontan pukul 18.53
WIB, menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot kuat, jenis kelamin laki-
laki, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012) bahwa setelah bayi lahir maka hal
pertama yang perlu diperhatikan yaitu penilaian awal seperti apakah bayi
menagis kuat dan tidak megap-megap, warna kulit kemerahan, tonus otot bayi
kuat dan gerak aktif. Bayi dibersihkan jalan nafas, dikeringkan dan di jaga
kehangatan, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012) bahwa langkah awal asuhan
bayi baru lahir adalah menjaga bayi tetap hangat, isap lender dari mulut dan
hidung bayi, menaruh bayi diatas perut ibu, hal ini sesuai dengan (Kemenkes,
2013) bahwa dengan posisi tengkurap di dada ibu dan meluruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada sampai perut ibu. Hal ini
pengurangan nyeri tanpa obat, pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir
bulan dan pentingnya pemenuhan kebutuhan emosiaonal bayi baru lahir, antara
lain kontak kulit langsung, kontak mata antara bayi dengan ibunya.(Susanti S,
2015)
3. Kala III
a. Data Subjektif
Setelah proses kala II berjalan normal, dilanjutkan penatalaksanaan
manajemen aktif kala III sesuai dengan kompetensi bidan ke 4 dalam asuhan
aktif kala III (Susanti S, 2015), ibu mengatakan mules, hal ini sesuai dengan teori
b. Data Objektif
Didapatkan hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal dan pada kala III
bentuknya membundar dan keras kemudian ada sedikit semburan darah dan tali
pusat tampak memanjang, hal ini sesuai dengan (Jenny, 2013) bahwa tanda-tanda
plasenta telah lepas adalah rahim menonjol diatas simfisis, tali pusat bertambah
panjang, rahim bundar dan keras, serta keluar darah secara tiba-tiba. Perdarahan
yang keluar sebanyak ± 50 cc, menurrut (Jenny, 203) rata-rata jumlah perdarahan
c. Analisa
Pada tahap ini penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai data yang di
dapat pada data subjektif dan objektif, sehingga dapat mengambil kesimpulan
d. Penatalaksanaan
Berdasarkan data subjektif dan data objektif diatas, maka penulis melakukan
pelaksanaan sebagai berikut: Melakukan palpasi abdomen tidak ada janin kedua,
hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2013) bahwa periksakembali perut ibu untuk
memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus. Setelah satu menit bayi lahir,
penolong akan menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM, untuk kontraksi uterus.
tanda plasenta telah lepas adalah rahim menonjol diatas simfisis, tali pusat
bertambah panjang, rahim bundar dan keras, melakukan peregangan tali pusat
tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus
kearah dorso-kranial secara hati-hati. Memindahkan klem tali pusat dengan jarak
5 cm dari vulva, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2013) bahwa memindahkan
klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. Plasenta lahir pukul
19.00 WIB dengan waktu 7 menit, menurut (Kemenkes, 2013) jika plasenta tidak
lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat, maka beri dosis ulang oksitosin
10 UI secara IM. Melakukan massage selama 15 detik, hal ini sesuai dengan
(Kemenkes, 2013) bahwa segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan massage uterus dengan meletakan telapak tangan di fundus dan lakukan
(Fundus teraba keras). Memeriksa kelengkapan plasenta, hal ini sesuai dengan
(Kemenkes, 2013) bahwa memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke
ibu maupun janin. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa terdapat
laserasi derajat 1 dari mukosa vagina dan kulit perineum, hal ini sesuai dengan
Hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 4 bahwa bidan memberikan asuhan
yang baru lahir yang meliputi manajemen fisiologi kala III dan memberikan
4. Kala IV
a. Data Subjektif
Pada kasus ini didapatkan ibu masih merasakan mules, hal tersebut wajar
karena masih adanya kontraksi otot rahim untuk mengeluarkan sisa darah dari
dalam rahim dan merupakan bagian dari proses involusi untuk pemulihan uterus
dari luka bekas implantasi plasenta dan uterus yang membesar saat hamil.
(Manuaba, 2010).
b. Data Objektif
dengan hasil keadaan ibu dalam batas normal. Tidak ada kesenjangan yang terjadi
antara teori dengan praktek di lapangan. Setelah plasenta lahir ukuran uterus
menjadi sepusat dan uterus masih terus berkontraksi untuk mengeluarkan sisa
darah dan involusi uterus, sehingga keluhan mules dan keluar darah sedikit dari
c. Analisa
Pada tahap ini penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai data yang di
dapat pada data subjektif dan objektif, sehingga dapat mengambil kesimpulan
d. Penatalaksanaan
Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup, menurut (Andina dan Yuni,
2014) bahwa setelah janin dan plasenta lahir kemudian ibu sudah dibersihkan, ibu
dianjurkan untuk istirahat setelah pengeluaran tenaga yang banyak pada saat
persalinan. Disini pola istirahat ibu dapat mengembalikan alat-alat reproduksi dan
meminimalisirkan trauma pada saat persalinan. Menganjurkan ibu untuk makan dan
minum untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi, hal ini sesuai dengan (Andina dan Yuni,
2014) bahwa memeberikan asupan nutrisi setelah persalinan, karena ibu telah banyak
mengeluarkan tenaga selama kelahiran bayi. Memotivasi ibu untuk tetap melakukan,
menurut (Kemenkes, 2013) bahwa mulai IMD dengan memberikan cukup waktu
untuk melakukan kontak kulit ibu ke bayi minimal 1 jam. Memotivasi ibu untuk
memobilisasi dini, serta tidak menahan BAK apabila ada keinginan berkemih,
melakukan observasi kala IV, menurut (Kemenkes, 2013) melakukan observasi kala
bidan ke 5dengan pengetahuan dasar pada nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat,
pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan. (Susanti S, 2015).
a. Data Subjektif
Setelah dilakukan anamnesis terhadap klien diperoleh Ny. T mengatakan mules,
hal tersebut wajar karena masih adanya kontraksi otot rahim untuk mengeluarkan sisa
darah dari dalam rahim dan merupakan bagian dari proses involusi untuk pemulihan
uterus dari luka bekas implantasi plasenta dan uterus yang membesar saat hamil.
(Manuaba, 2010) dan ingin BAK (Buang Air Kecil), ibu nifas dianjurkan untuk BAK
b. Data Objektif
terfokus pada ibu (Susanti S, 2015). Dalam pengumpulan data post partum diketahui
keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, hal ini sesuai dengan
teori (Maryunani A, 2015) bahwa tanda-tanda vital pada masa nifas adalah masa alat-
alat kandungan setelah melahirkan yang berlangsug kira-kira 6 minggu dan kembali
seperti keadaan sebelum hamil , konjungtiva ibu merah muda, kolostrum positif, uterus
teraba keras, kontraksi baik, TFU 1 jari dibawah pusat, perdarahan normal tidak lebih
dari 250 cc hal ini sesuai dengan teori (Firman, F 2010) . Dan tidak ditemukan tanda
bahaya yang terjadi pada ibu semua yang dirasakan masih dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik ibu Post Partum sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi
keadaan ibu apakah normal atau terjadi abnormalitas yang disebabkan oleh proses
persalinan (Eka,2014)
c. Analisa
nifas (Susanti S, 2015). Penulis melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif
di dapat diagnosis asuhan kebidanan nifas pada Ny. T P4A0 postpartum 6 jam
fisiologis.
d. Penatalaksanaan
menjelaskan pada ibu tentang kondisinya, hal ini sesuai dengan dasar hukum UU
nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, bahwa setiap orang berhak memperoleh
informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah
maupun yang akan diterima dari tenaga kesehatan (Susanti S, 2015), menganjurkan ibu
untuk buang air kecil serta tidak menahan BAB, Menganjurkan ibu untuk cukup
istirahat, hal ini sesuai dengan teori (Andina dan Yuni, 2014) bahwa ibu dianjurkan
istirahat setelah pengeluaran tenaga yang banyak setelah persalinan, menganjurkan ibu
untuk mobilisasi dini setelah 2 jam melahirkan, memberikan KIE mengenai vulva
hygine, hal ini sesuai dengan teori menurut (Andina dan Yuni, 2014) bahwa ibu haru
tetap dijaga kebersihan pada daerah vulva untuk menghindari infeksi dan bersarangnya
bakteri pada daerah vulva dan perineum, pentingnya ASI Eksklusif, Mengingatkan
kembali mengenai KB Pascasalin, hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 2 bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap
a. Data Subjektif
Berdasarkan hasil anamnesa Ny T mengatakan ASI yang keluar sedikit hal ini
sesuai dengan teori menurut (Maryuni A, 2015), bahwa selama kehamilan hormone
prolactin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormone
estrogen yang masih tinggi, kadar estrogen dan progesterone akan menurun pada
saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Ny. T
b. Data Objektif
terfokus pada ibu (Susanti S, 2015). Dalam pengumpulan data post partum diketahui
keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, konjungtiva ibu
merah muda, pengeluaran ASI banyak, uterus teraba keras, TFU 3 jari dibawah
pusat, hal ini sesuai dengan teori (Maryunani A, 2015) bahwa pada minggu pertama
post partum , berat uterus sekitar 500 gram yaitu pertengahan pusat dan simfisis.
lochea sanguilenta, hal ini sesuai dengan teori (Maryunani A, 2015) bahwa 3-7 hari
pasca persalinan lochea berwarna merah kekuningan dengan ciri-ciri darah dan
lender. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda bahaya yang terjadi pada ibu
semua yang dirasakan masih dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ibu Post Partum
sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi keadaan ibu apakah normal atau
c. Analisa
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.T sehingga
kesimpulan yang dapat diambil adalah Ny. T usia 39 tahun P4A0 postpartum 3 hari
fisisologis.
d. Penatalaksanaan
Setelah melakukan pemeriksaan berdasarkan data subjektif, objektif dan menetukan
analisa, penulis melaksanakan sesuai kebutuhan yaitu menjelaskan pada ibu tentang
kondisinya, hal ini sesuai dengan dasar hukum UU nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, bahwa setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan
dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterima dari
tenaga kesehatan (Susanti S, 2015), mengajarkan kepada ibu teknik menyusui yang baik
dan benar, hal ini seuai dengan (Kemenkes, 2013) bahwa untuk meningkatkan produksi
ASI, anjurkan ibu untuk melakukan teknik menyusui yang benar, menyusui bayi setiap 2
jam, mengajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari, hal ini sesuai dengan kompetensi
bidan ke 6 bahwa bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada
bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan (Susanti, S, 2015), memberikan KIE
mengenai nutrisi yang baik dikonsumsi selama masa nifas seperti protein hewani dan
protein nabati, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, hal ini sesuai dengan teori
(Andina dan Yuni, 2014), memberikan konseling mengenai tanda bahaya nifas
Mengajarkan senam nifas, dan senam kegel untuk mempercepat penyembuhan luka
jahitan, hal ini sesuai dengan teori (Maryunani A, 2015) bahwa cara mengembalikan
bentuk tubuh seperti semula adalah dengan senam nifas untuk mengembalikan otot-otot
perut dan panggul agar kembali normal, mengingatkan kembali mengenai KB yang akan
digunakan, hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 5 untuk memberikan konseling
a. Data Subjektif
Setelah dilakukan anamnesa terhadap Ny. T, Ny. T mengatakan tidak ada keluhan
b. Data Objektif
terfokus pada ibu (Susanti S, 2015). Dalam pengumpulan data post partum diketahui
keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, konjungtiva ibu merah
muda, pengeluaran ASI banyak, uterus teraba keras, TFU tidak teraba, hal ini sesuai
dengan teori (Maryunani A, 2015) bahwa kontraksi uterus akan menurun intensitasnya
secara halus dan cepat, kemudian menjadi stabil. Lochea alba , hal ini sesuai dengan
teori (Maryunani A, 2015) bahwa hari ke 14 atau lebih maka lochea akan berwarna
putih, dengan ciri-ciri mengandung leukosit, selaput lender serviks dan serabut
jaringan yang mati. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda bahaya yang terjadi
pada ibu semua yang dirasakan masih dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ibu Post
Partum sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi keadaan ibu apakah normal
c. Analisa
Setelah dilakukan pemeriksaan data subjektif dan data objektif maka penulis
melakukan analisa yang sesuai kompetensi bidan ke 5 bahwa bidan dapat merumuskan
diagnosa masa nifas (Susanti S, 2015). Penulis melakukan pengkajian data subjektif
dan data objektif di dapat diagnosis asuhan kebidanan nifas pada Ny. T P4A0
Penulis menemukan persamaan antara teori dan praktek di lapangan, bayi dilakukan
bonding attachment, sehingga bayi dapat menyusu lebih dini dari ibunya. Biarkan
bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak satu jam. (Eka.dkk, 2014)
b. Data Objektif
Pada pengkajian data objektif data terkumpul sesuai teori Dari hasil pemeriksaan pada
hari pertama bayi lahir dengan hasil pemeriksaan bayi yaitu keadaan umum bayi
aktifitasnya aktif, tangis bayi kuat dan tanda-tanda vital terdiri dari frekuensi
pernafasan 56 x/m, frekuensi denyut jantung 140x/m, suhu 36,5˚C, berat badan bayi
3100 gram, panjang badan bayi 49 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 31 cm,
lingkar lengan atas 11 cm, Pada pemeriksaan fisik ditemukan, sutura terbuka, cepal
hematoma tidak ada, caput suksedenum tidak ada, hal ini sesuai dengan (Kemenkes,
c. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif penulis tidak menemukan kelainan pada bayi
baru lahir. Pada tahap ini penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai Bayi Baru Lahir
d. Penatalaksanaan
Pada tahap ini penulis dapat melaksanakan penatalaksanaan asuhan sesuai dengan
data yang diperoleh dari data subjektif dan objektif. Adapun penatalaksanaa asuhan
yang diberikan yaitu berupa pemeriksaan fisik, penyuluhan dan konseling tentang
pendidikan kesehatan seperti cara menjaga kehangatan tubuh bayi untuk mencegah
hipotermi, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012) bahwa keringkan bayi segera
setiap kali terkena air, air kenceing dan atau tinja, mengobservasi keadaan umum
bayi, tangis, refleks dan eliminasi, Memberikan terapi injek Vit K 1 mg, hal ini sesuai
dengan (Kemenkes, 2012) bahwa Vit K 1 harus diberikan segera setelah lahir, setelah
proses IMD dan sebelum pemberianan imunisasi Hepatitis B, memberikan salep mata
dan HB0 satu jam setelah diberikannya Vit K 1 mg, hal ini sesuai dengan (Kemenkes,
2012) bahwa pemberian salep mata atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata
dan pemberian imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K
KIE pada ibu mengenai perawatan tali pusat, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012)
bahwa perawatan tali pusat harus di perhatikan untuk melihat apakah ada kemerahan
pada tali pusat atau tampak nanah dan berbau, menginformaikan pada ibu mengenai
pentingnya imunisasi secara lengkap, hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 6
mengenai bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi
a. Data Subjektif
Pada pengkajian data subjektif dalam kondisi kesehatan bayi sehat, menurut ibu bayi
menetek baik, BAB dan BAK normal, dan tidak menemukan tanda-tanda bahaya
b. Data Objektif
Pada pengkajian data objektif data terkumpul sesuai teori Dari hasil pemeriksaan
pada hari pertama bayi lahir dengan hasil keadaan umum bayi aktifitasnya aktif,
tangis bayi kuat dan tanda-tanda vital terdiri dari frekuensi pernafasan 46x/m,
frekuensi denyut jantung 138x/m, suhu 36,6˚Chal ini sesuai dengan (Kemenkes,
c. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif penulis tidak menemukan kelainan pada bayi
baru lahir. Pada tahap ini penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai Bayi Baru Lahir
d. Penatalaksanaan
Pada tahap ini penulis dapat melaksanakan penatalaksanaan asuhan sesuai dengan
data yang diperoleh dari data subjektif dan objektif. Adapun penatalaksanaa
asuhan yang diberikan yaitu berupa pemeriksaan fisik, penyuluhan dan konseling
tentang pendidikan kesehatan seperti cara menjaga kehangatan tubuh bayi untuk
mencegah hipotermi, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012) bahwa keringkan
bayi segera setiap kali terkena air, air kenceing dan atau tinja, memberikan KIE
pada ibu mengenai perawatan tali pusat, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2012)
bahwa perawatan tali pusat harus di perhatikan untuk melihat apakah ada
kemerahan pada tali pusat atau tampak nanah dan berbau, memberikan KIE
mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir, hal ini sesuai dengan (Kemenkes,
2012) bahwa tanda bahaya pada bayi baru lahir diantaranya frekuensi nafas lebih
cepat atau lambat, merintih, demam, hipotermi dan pusar kemerahan meluas
sampai dinding perut, hal ini sesuai dengan kompetensi bidan ke 6 mengenai
bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru
Pada pengkajian data subjektif dalam kondisi kesehatan bayi sehat, menurut ibu
bayi menetek baik, BAB dan BAK normal, dan tidak menemukan tanda-tanda
b. Data Objektif
Pada pengkajian data objektif data terkumpul sesuai teori Dari hasil pemeriksaan
pada hari pertama bayi lahir dengan hasil pemeriksaan bayi yaitu keadaan umum
bayi aktifitasnya aktif, tangis bayi kuat dan tanda-tanda vital terdiri dari frekuensi
pernafasan 47 x/m, frekuensi denyut jantung 140x/m, suhu 36,6˚C, berat badan
bayi 3400 gram, hal ini sesuai dengan (Kemenkes, 2013) dan tidak ditemukan
c. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif penulis tidak menemukan kelainan pada
bayi baru lahir. Pada tahap ini penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai Bayi
d. Penatalaksanaan
Pada tahap ini penulis dapat melaksanakan penatalaksanaan asuhan sesuai dengan
data yang diperoleh dari data subjektif dan objektif. Adapun penatalaksanaa
asuhan yang diberikan yaitu berupa pemeriksaan fisik, menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering mungkin, hal ini sesuai dengan teori (Kemenkes,
2012) bahwa dengan ASI maka akan meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi,
ASI sebagai nutrisi yang baik di konsumsi bagi bayi baru lahir, hal ini sesuai
dengan kompetensi bidan ke 6 mengenai bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat dengan 1 bulan (Susanti S, 2015)