Anda di halaman 1dari 35

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Data

5.1.1 Data Geografis

Desa Cileuleus merupakan salah satu Desa di Kecamatan Cisayong yang

mempunyai luas wilayah 238.470 Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Desa Banyurasa Kecamatan Sukahening

b. Sebelah Timur : Desa Nusawangi Kecamatan Cisayong

c. Sebelah Selatan : Desa Purwasari Kecamatan Cisayong

d. Sebelah Barat : Desa Purwasari Kecamatan Cisayong

5.1.2 Data Demografis

Desa Cileuleus adalah Desa yang penduduknya berjumlah 4.281 jiwa, yang

terdiri dari laki-laki sebanyak 2.133 orang dan perempuan sebanyak 2.148

dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.234 orang.

5.2 Karakteristik Responden

5.2.1 Identitas Pasien

Identitas subjek 1 dan subjek 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.1 Identitas Pasien

No Identitas Subjek 1 Subjek 2


1. Nama Ny. S Ny. D
2. Umur 21 tahun 20 tahun
3. Agama Islam Islam
4. Pendidikan SMP SMP
5. Pekerjaan IRT IRT
6. Suku Bangsa Indonesia Indonesia
7. Gol. Darah O AB
8. Paritas 1 1
9. Usia Kehamilan 9 bulan 7 bulan
10. Alamat Kp Mulyasari RT/RW Kp Mulyasari RT/RW
024/003 Desa Cileuleus 024/003 Desa Cileuleus
Kecamatan Cisayong Kecamatan Cisayong
Kabupaten Tasikalaya. Kabupaten Tasikalaya.
Sumber : Hasil Penelitian

5.2.2 Pengisisan Stiker P4K

Hasil pengisian Stiker P4K subjek 1 dan subjek 2 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.2 Stiker P4K

No Pengisian Stiker P4K Subjek 1 Subjek 2


Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah ibu telah  
merencanakan siapa yang akan
menolong persalinan
2. Apakah ibu telah  
merencanakan dimana ibu akan
bersalin
3. Apakah ibu telah menyiapkan  
pendamping persalinan
4. Apakah ibu telah menyiapkan  
alat transportasi saat akan
bersalin/kegawatdaruratan.
5. Apakah ibu telah menyiapkan  
calon pendonor darah jika
diperlukan.
6. Apakah ibu telah memiiki  
asuransi kesehatan
7. Apakah ibu telah menyiapkan  
biaya persalinan (diluar
asuransi kesehatan)
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui bahwa komponen pengisian

stiker P4K secara garis besar telah dilaksanakan hanya saja pada

responden 1 tidak menyiapkan calon donor darah dan pada responde 2

tidak menyiapkan calon donor darah dan memiliki asuransi kesehatan

dan telah menyiapkan biaya persalinan diluar asuransi kesehatan.

5.2.3 Identitas Kader

Identitas Kader dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.3 Identitas Kader

No Idenritas S1 S2 S3 S4 S5
Kader
1. Nama Ny. A Ny. I Ny. E Ny. I Ny. A
2. Umur 52 tahun 25 tahun 51 tahun 45 tahun 51 tahun
3. Agama Islam Islam Islam Islam Islam
4. Pendidikan SD SMP SD SD SD
5. Pekerjaan IRT ITRT IRT IRT IRT
6. Suku Bangsa Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
7. Alamat Kp. Mulyasari Kp. Langensari Kp. Langensari Kp. Mulyasari Kp. Mulyasari

Sumber : Hasil Penelitian

5.2.4 Pengisian Stiker P4K oleh Kader

Pengisian Stiker P4K oleh Kader dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.4 Pengisian Stiker P4K oleh Kader.

No Pengisian Stiker P4K S1 S2 S3 S4 S5


Y T Y T Y T Y T Y T
1. Apakah ibu megetahui     
tentang Program
Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan
Komplikai (P4K)
2. Apakah ibu telah     
memiliki data ibu hamil
3. Apakah ibu telah     
menyiapkan alat
tansportasi yang akan
digunakan ibu bersalin
4. Apakah ada kegiatan     
penggalangan donor
darah yang bekerjasama
dengan PMI

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa responden 1 telah mengetahui isi

dari stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

yaitu penolong persalinan, telah memiliki data ibu hamil pada buku catatan

posyandu, sedangkan pada responden 2 telah megetahui isi dari stiker Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu nama ibu

hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalin pendamping

persalinan, alat transportasi yang akan digunakan , calon donor darah dan telah

memiliki data ibu hamil pada buku catatan posyandu. Pada responden 3 telah

mengetahui isi dari Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) yaitu nama ibu hamil, penolong persalinan, tempat

persalinan, alat transportasi yang akan digunakan dan telah memiliki data ibu

hamil pada buku catatan posyandu. Sedangkan pada responden 4 telah

mengetahui isi dari Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) yaitu penolong persalinan tempat persalinan dan telah

memiliki data ibu hamil pada buku catatan posyandu dan pada responden 5

telah mengetahui isi dari telah mengetahui isi dari Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu nama ibu hamil, taksiran

persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, alat

transportasi yang akan digunakan, calon pendonor darah dan telah memiliki

data ibu hamil pada buku catatan posyandu. Dari responden 1, 2, 3, 4 dan 5

tidak sesuai dengan isi dari stiker Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu tidak menyiapkan alat transportasi yang

akan digunakan dan penggalangan donor darah yang bekerjasama dengan PMI.

5.2.5 Identitas Bidan

Identitas Bidan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.5 Identitas Bidan

No Identitas Bidan
1. Nama Bidan A
2. Umur 34 tahun
3. Agama Islam
4. Pendidikan D III Kebidanan
5. Pekerjaan PNS
6. Alamat Kp. Sinarasa RT/RW 009/002 Desa
Cileuleus Kecamatan Cisayong
Kabupaten Tasikmalaya.
Sumber : Hasil Penelitian

5.2.6 Pengisian Stiker P4K

Hasil pengisian stiker P4K oleh Bidan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.6 Pengisian stiker P4K

No Pengisian stiker P4K Ya Tidak


1. Apakah ibu telah menerapkan P4K 
2. Upaya apa saja yang telah dilakukan dalam 
penerapan P4K
3. Apa saja pelayanan ANC sesuai standar 
yang telah dilakukan
4. Apa saja perencanaan persalinan yang 
telah diberikan pada setiap ibu hamil
Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa secara garis besar pengisian

stiker P4K oleh bidan telah dilakukan.

5.2.7 Indikator Implementasi Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker.

Indikator Implementasi (P4K) dengan stiker dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 5.7 Indikator Implementasi P4K

No Indikator Implementasi Jumlah Pelaksana Berhasil Tidak


P4K Sasaran Indikator Berhasil
1. Presentase ibu mendapat 2 Ibu hamil 
stiker
2. Presentase ibu hamil
berstiker yang mengalami
komplikasi tertangani
Sumber : Hasil Penelitian.

Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui bahwa indikator implementasi

P4K secara garis besar telah berhasil dilaksanakan.

5.2.8 Output Program Perencanaan Persalian dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) dengan stiker.

Output P4K dengan stiker dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.8 Output P4K dengan stiker.

No Output Pelaksanaan P4K dengan Stiker Tercapai Tidak


Tercapai

1. Semua ibu hamil terdata dan tertempel stiker P4K 


2. Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana 
persalinan yang dibuat bersama dengan penolong
persalinan.
Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5.8 diatas diketahui bahwa output pelaksanaan P4K dengan

stiker secara garis besar telah tercapai.


5.3 Pembahasan

5.3.1 Pengisian Stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) oleh ibu hamil.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengisian stiker

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) oleh ibu hamil diperoleh bahwa secara garis besar ke 2

responden telah merencanakan persalinan yang disepakati bersama

oleh penolong persalinan, hanya saja pada responden 1 tidak

menyiapkan calon pendonor darah karena ibu tidak mengetahui

golongan darah dari keluarga, sedangkan pada responden 2 tidak

menyiapkan calon pendonor darah karena ibu tidak mengetahui

golongan darah dari keluarg, calon donor darah adalah orang-orang

yang disiapkan oleh ibu, suami, keluarga dan masyarakat yang

sewaktu-waktu bersedia menyumbangkan darahnya untuk

keselamatn ibu melahirkan sehingga dalam situasi darurat donor

dapat secepatnya diberikan kepada ibu melahirkan (Depkes RI,

2009) dan tidak memiliki asuransi kesehatan dikarenakan ibu telah

memiliki biaya persalinan diluar asuransi kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian menurut Afdal et al, (2013) bahwa

komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan penyebab


langsung kematian ibu. Adapun jenis komplikasi sebagai penyebab

langsung terjadinya kematian ibu adalah perdarahan 28%,

eklamsia 24%, infeksi 11% dan komplikasi kehamilan lain 15%.

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu akibat

komplikasi kehamilan yaitu dengan Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pada ibu hamil

Dwijayanti (2013). Dengan berjalannya program P4K diharapkan

dapat mengurangi angka kematian ibu, karena semua ibu hamil

yang telah diberi stiker dapat terpantau.

Melalui penerapan P4K maka pemantauan terhadap kesehatan

ibu tidak hanya menjadi tugas ibu hamil, namun juga melibatkan

peran suami, keluarga dan masyarakat yaitu dengan cara

memberikan bantuan, dorongan atau motivasi serta mengingatkan

pada ibu mengenai kunjungan pemeriksaan dan persiapan

persalinan.Adapun pencegahan yang dilakukan ibu hamil dengan

adanya stiker P4K ini yaitu meningkatkan pelaksanaan antenatal

care oleh ibu hamil sesuai standar yaitu minimal 4 kali selama

kehamilan (Manuaba, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wika (2011) di

Kota Depok menyatakan bahwa program pemasangan stiker P4K

dilaksanakan dapat mencegah komplikasi pada ibu hamil karena


dengan pemasangan stiker dapat memantau keberadaan ibu hamil.

Juga hasil penelitian Mulyati dan Yuliastanti (2012) menyatakan

bahwa Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi merupakan upaya untuk mendeteksi dini ibu hamil

resiko tinggi.

a. Implementasi P4K dalam pemilihan penolong persalinan

Hasil penelitian menggunakan kuesioner pada ke 2 responden

diperoleh bahwa ibu hamil telah merencanakan penolong

persalinan, yaitu akan ditolong oleh bidan. Berdasarkan

pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa ke 2 responden

telah merencanakan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan

yang terampil dan profesional. Menurut Syafei (2012) bahwa

keberadaan stiker P4K dapat membantu ibu dan keluarga untuk

memilih penolong persalinan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mulyati dan

Yuliastanti (2012) menyatakan bahwa Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dapat meningkatkan

pencegahan komplikasi dan meningkatkan jumlah pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan. Dalam program KIA dikenal

beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan

kepada masyarakat yaitu : dokter spesialis kebidanan, dokter


umum, bidan dan perawat. Meskipun demikian didaerah terpencil

masih banyak juga penolong persalinan yang berasal dari keluarga

ataupun dari masyarakat yang dipercaya dapat menolong

persalinan (Meilani dkk, 2009). Penolong persalinan perlu

memantau keadaan ibu hamil dan janin untuk mewaspadai secara

dini terjadinya komplikasi, disamping itu ia juga berkewajiban

untuk memberikan moril dan rasa nyaman kepada ibu yang sedang

bersalin (Depkes RI, 2003)

Penelitian ini didukung oleh penelitian Wila Susuani Dewi,

(2012) mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa

Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi

Jawa Barat Tahun 2012 menunjukan ada hubungan antara

penyuluhan kesehatan tentang P4K terhadap pemilihan penolong

persalinan oleh ibu hamil menunjukan nilai p value = 0,009 < 0,05

maka ha diterima dan ho ditolak artinya ada hubungan antara

penyuluhan kesehatan tentang P4K dengan dengam pemilihan

penolong persalinan oleh ibu hamil.

Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Peni (2014) di

Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang menunjukan bahwa

pemasangan stiker melalui program P4K dapat meningkatkan


rencana pemilihan tenaga kesehatan. Sementara penelitian

Mulyani (2014) di Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu

menunjukan bahwa penerapan P4K sangat bermanfaat untuk

mencegah komplikasi kehamilan.

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa implementasi

P4K dalam pemilihan penolong persalinan dapat meningkatkan

pencegahan komplikasi dan meningkatkan jumlah pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan.

b. Implementasi P4K dalam pemilihan tempat persalinan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ke 2

responden dalam pemilihan tempat persalinan, ke 2 responden

telah merencanakan tempat untuk bersalin yaitu di Praktik mandiri

bidan (PMB). Hal ini sesuai dengan teori Depkes RI (2009) bahwa

tempat persalinan adalah tempat yang digunakan ibu selama dalam

proses melahirkan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik

Kesehatan dan Praktik Mandiri Bidan. Hal ini juga sesuai dengan

teori menurut Depkes RI (2009 ) tujuan persiapan persalinan aman

adalah ibu hamil dan keluarga merencanakan tempat persalinan

dan penolong persalina yang aman, yang mana menurut

Kemenkes RI (2011) persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan

dan ditolong oleh tenaga kesehatan.


Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nining S, Syazwani N

(2018) bahwa ada hubungan pemilihan tempat persalinan dengan

pemasangan stiker P4K dan penelitian ini di dukung oleh

penelitian Rusnawati (2012) yang menyatakan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara P4K dengan pemilihan tempat

bersalin.

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya stiker P4K ibu hamil

dapat merencanakan tempat persalinan di fasilitas kesehatan

dengan aman.

c. Implementasi P4K dalam pemilihan pendamping persalinan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ke 2

responden dalam pemilihan pendamping persalinan, ke 2

responden telah memilih pendamping pada saat bersalin yaitu

suami. Menurut Depkes RI (2009) Pendamping persalinan lebih

diarahkan kepada suami ibu hamil itu sendiri. Hal ini sesuai

dengan teori menurut Sudiharto ( 2012) dukungan suami

mempunyai hubungan dengan suksesnya persalinan karena dengan

dukungan suami merupakan motivasi ibu untuk mempersiapkan

persalinan dengan baik. Dukungan suami yang baik akan

memberikan sumbangan penting bagi kesehatan serta membantu

dalam pemenuhan sumber-sumber emosinal seorang istri.

Kehadiran seorang pendamping persalinan selama proses


persalinan akan membawa dampak yang baik, karena dapat

memberikan rasa nyaman dan aman. Semangat serta dukungan

emosional yang dapat membesarkan hati, mengurangi rasa sakit

dan mempercepat proses persalinan Latipun (2010). Persalinan

yang tidak didampingi akan menimbulkan dampak perasaan takut

yang dapat menimbulkan ketegangan sehingga menyebabkan

gangguan his dan akhirnya persalian berjalan tidak lancar.

Pendamping persalinan memegang peranan penting dalam proses

kelahiran, hal ini sesuai dengan pendapat Rohma (2010) bahwa

dukungan yang terus menerus dari seorang pendamping persalinan

kepada ibu selama proses persalinan dan melahirkan dapat

mempermudah proses persalinan dan melahirkan itu sendiri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Irmah

bahwa ada hubungan antara pendamping suami dengan kelancaran

proses persalinan atau dengan kata lain ibu bersalin yang

didampingi oleh suami selama proses persalinan akan berjalan

lancar. Hal ini menujukan bahwa pendamping suami pada saat

persalinan berpengaruh dengan kelancaran persalinan ibu, karena

secara tidak langsung kehadiran seorang suami memberikan

dampak positif pada psikologis ibu sehingga proses persalinan

dapat berjalan dengan lancar. Hal ini sesuai dengan teori Indrayani

(2013) yang mengatakan bahwa kehadiran seorang pendamping


persalinan secara terus menerus akan membawa dampak yang baik

pada proses persalinan karena dapat memberikan rasa aman,

nyaman dan semangat serta dukungan emosional yang dapat

membesarkan hati ibu , sehingga mengurangi rasa sakit dan

mempercepat proses persalinan.

d. Implementasi P4K mengenai transpotasi yang akan digunakan ibu

bersalin/ mengalami kegawatdaruratan

Berdasarkan hasil penelitian pada ke 2 responden dalam

pemilihan alat taransportasi yang akan digunakan pada saat ibu

bersalin/ mengalami kegawatdaruratan, ke 2 responden telah

merencanakan alat transportasi yang akan digunakan yaitu

kendaran pribadi. Menurut teori DepkesRI (2009) perencanaan

transportasi yaitu alat transportasi dari masyarakat sesuai

kesepakatan bersama yang dapat digunakan untuk mengantar

calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan,

bisa berpa ambulance desa, mobil, motor, ojek, becak, sepeda,

tandu, perahu dan lain-lain. Hal ini sependapat dengan teori

Triexmedia (2009) bila ibu memilih tempat bersalin di pelayanan

kesehatan maka ibu dan suami perlu mengetahui jarak yang akan

ditempuh ke tempat bersalin dan alat transportasi yang akan

digunakan. Dengan adanya sarana transportasi yang akan

digunakan ibu bersalin maka dapat terhindar dari 3 T yaitu


terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat sampai ke

tempat rujukan dan terlambat dalam mendapatkan pelayanan di

fasilitas kesehatn Depkes RI (2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rusnawati (2012)

bahwa terdapat hubungan bermakna transportasi yang akan

digunakan ibu bersalin dengan penerapan stiker P4K.

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa dengan adanya

penerapan P4K mengenai alat transportasi yang akan digunakan

ibu bersalin/mengalami kegawatdaruratan akan terhindar dari 3T.

e. Implementasi P4K mengrnai calon pendonor darah

Berdasarkan hasil penelitian pada ke 2 responden dalam

perencanaan calon pendonor darah, ke 2 responden mengatakan

tidak merencanakan siapa yang akan menjadi calon pendonor

darah, dikarenakan ibu tidak mengetahui golongan darah suami

atau keluarganya. Menurut teori Yulifah (2014) calon donor darah

adalah orang-orang yang mempunyai golongan darah yang sama

atau orang-orang yang sudah dipersiapkan oleh ibu, suami,

keluarga dan masyarakat jika sewaktu-waktu bersedia

menyubangkan darahnya untuk keselamatan ibu melahirkan.

Menurut teori Depkes RI (2009) dalam pengelolaan donor darah

di kembangkan upaya bukan hanya untuk mengganti darah pada

ibu bersalin tetapi lebih berorientasi untuk menggalang


tersedianya calon pendonor darah untuk mengisi persediaan darah

di UTD/UTD RS. Untuk memastikan kegiatan calon pendonor

darah berjalan dengan maksimal maka perlu dilakukan upaya

partisipatif bidan bekerjasama dengan forum peduli KIA, kader

dan dukun dan di pimpin oleh Kepala Desa/ Lurah.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nur

Hidayati (2013) yang berjudul Analisa Implementasi Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam

Menyiapkan Calon Pendonor Darah Siap Pakai Oleh Bidan Desa

di Kabupaten Pekalongan bahwa ada hubungan antara

implemetasi P4K dalam menyiapkan calon donor darah.

Berdasarkan hasil penelitian menegani calon pendonor darah

dapat disimpulkan bahwa ibu dan kelurga belum merencanakan

calon pendonor darah saat ibu bersalin/mengalami

kegawatdaruratan.

f. Implementasi P4K dalam mengenai asuransi kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian pada ke 2 responden mengenai

asuransi kesehatan, pada responden 1 mengatakan sudah memiliki

asuransi kesehatan dan telah menyiapkan biaya persalinan di luar

asuransi kesehatan. Sedangkan pada resonden 2 mengatakan

bahwa ibu tidak memiliki asuransi kesehatan dan telah

menyiapkan biaya diluar asuransi kesehatan. Menurut pendapat


Hapsari (2004) Kementerian Kesehatan pada tahun 2011

meluncurkan kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) sebagai

upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan

yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan

kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan

agar dapat mengakses pemeriksaan persalinan dan pertolongan

persalinan. Hal ini sesuai menurut teori Syarfudin, dkk (2009) ada

tiga sumber dana untuk mempersiapkan proses persalinan yaitu

tubulin (tabungan ibu bersalin), tubulin adalah dana atau barang

yang disimpan oleh keluarga atau pengelola tubulin bertahap

sesuai dengan kemampuannya yang pengelolaannya sesuai dengan

kesepakatan serta penggunaanya digunakan untuk segala bentuk

pembiayaan. Dasolin (dana sosial ibu bersalin) adalah dana yang

dihimpun dari masyarakat secara sukarela dengan prinsip gotong

royong yang sesuai dengan kesepakan bersama dengan tujuan

membantu pembiayaan mulai dari antenatal care persalinan dan

kegawatdaruratan Yulifah (2014). Jaminan pemeliharaan

kesehatan masyarakat (JPKM) adalah upaya pemeliharaan

kesehatan untuk peserta atau bidan penyelenggara yang

pembiayaan dilakukan secara praupaya dan dikelola berdasarkan

jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat Syarfudin, dkk

(2009). Peraturan BPJS kesehatan No 1 Tahun 2014 tentang dana


persalinan yang ditanggung BPJS kesehatan di fasilitas tingkat

pertama adalah persalinan sampai dengan anak ketiga tanpa

melihat anak hidup atau meninggal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan peneitian Miftahul Jannah

(2017) bahwa peran suami pada ibu hamil dalam menyediakan

dana untuk proses persalinan termasuk dalam kategori positif yaitu

sebanyak 36 responden (56.4%) dengan menggunakan jaminan

kesehatan seperti BPJS dan lain-lain.

Dari hasil penelittian diatas dapat disimpukan bahwa ibu hamil

dan keluarga telah memiliki asuransi kesehatan maupun asuransi

di luar asuransi kesehatan yang akan digunakan pada saat ibu

bersalin.

5.3.2 Pengisian Stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) oleh Kader

a. Pengetahua kader mengenai isi dari stiker P4K

Berdasarkan hasil penelitian pada 5 responden diatas diketahui

bahwa responden 1 telah mengetahui isi dari stiker Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu

penolong persalinan, telah memiliki data ibu hamil pada buku

catatan posyandu, sedangkan pada responden 2 telah megetahui isi

dari stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan


Komplikasi (P4K) yaitu nama ibu hamil, taksiran persalinan,

penolong persalinan, tempat persalin pendamping persalinan, alat

transportasi yang akan digunakan , calon donor darah dan telah

memiliki data ibu hamil pada buku catatan posyandu. Pada

responden 3 telah mengetahui isi dari Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu nama ibu

hamil, penolong persalinan, tempat persalinan, alat transportasi

yang akan digunakan dan telah memiliki data ibu hamil pada buku

catatan posyandu. Sedangkan pada responden 4 telah mengetahui

isi dari Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) yaitu penolong persalinan tempat persalinan

dan telah memiliki data ibu hamil pada buku catatan posyandu dan

pada responden 5 telah mengetahui isi dari telah mengetahui isi

dari Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) yaitu nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong

persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, alat

transportasi yang akan digunakan, calon pendonor darah dan telah

memiliki data ibu hamil pada buku catatan posyandu. Dari

responden 1, 2, 3, 4 dan 5 tidak sesuai dengan isi dari stiker

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) yaitu tidak menyiapkan alat transportasi yang akan

digunakan dan penggalangan donor darah yang bekerjasama


dengan PMI. Dari ke 5 responden rata-rata umur responden diatas

35 tahun dengan pendidikan SD. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Siswanto (2002), bahwa peran serta kader

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pengetahuan.

Kader dengan pengetahuan yang tinggi tentang perannya

merupakan dasar terwujudnya peran serta yang diaplikasikan

dalam tindakan nyata, sedangkan kader dengan tingkat

pengetahuan rendah akan perannya akan menghambat peran

sertanya.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurazizah (2014) tentang hubungan persepsi kader dan motivasi

kader kesehatan dengan kinerja dalam desa siaga program

perencanaan persalinan dan pencegahan koplikasi (P4K) hasil

penelitian menunjukan ada hubungan persepsi dan kinerja dengan

(p = 0,002) yang artinya ada hubungan motivasi dan kinerja (p =

0,001). Hal ini menyatakan faktor pengetahuan sangat

mempengaruhi kinerja dalam hal pendataan dalam perannya

dalam menjalankan peran dalam P4K.

Hasil penelitian ini di dukung oleh Nuraida (2007) bahwa

peran serta kader dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranaya

faktor pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman diri

sendiri atau orang lain. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Antoabdi (2014), bahwa keberhasilan kader

dalam menjalankan perannya terutama dalam penggalian

kesepakatan adalah faktor pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa pengetahuan kader dalam perannya sangat berpengaruh

dalam keberhasilan penerapan P4K.

b. Peran kader dalam pendataan ibu hamil dengan stiker

Berdasarkan hasil penelitian dari ke 5 responden mengatakan

telah memiliki data ibu hamil di catatan buku posyandu. Menurut

Depkes RI (2009) pendataan ibu hamil dengan stiker adalah suatu

kegiatan pendataan, pencatatan dan pelaporan keadan ibu hamil

dan bersalin di wilayah kerja Bidan melalui penempelan stiker di

setiap rumah ibu hamil dengan melibatkan peran aktif unsur-unsur

masyarakat di wilayahnya (Kader, Forum Peduli KIA/Pokja

Posyandu dan Dukun). Hal ini sesuai dengan pendapat

Mahyuliansyah (2014) bidan dalam menjalankan tugasnya tidak

dapat berjalan sendiri tanpa bantuan masyarakat terutama kader.

Kader itu sendiri merupakan masyarakat setempat yang dipilih,

bekerja secara sukarela tanpa pamrih, keaktifan kader dalam

masyarakat sangat dibutuhkan, untuk itu kader kesehatan harus

aktif mencari tahu keberadaan ibu hamil salah satunya dengan

melakukan pencatatan pada ibu hamil tersebut.


Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kusumatuti

et al, (2015), yang meneliti tentang gambaran peran kader dalam

pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) dengan hasil penelitian menunjukan bahwa

peran serta kader dalam pelaporan di Puskesmas Padureso kader

memiliki peranan yang cukup baik dalam pendataan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa secara garis besar peran kader dalam pendataan ibu hamil

telah terlaksana dengan baik.

c. Peranan kader dalam menyiapkan alat transportasi bagi ibu

bersalin/ mengalami kegawatdarurata.

Berdasarkan hasil penelitian dari ke 5 responden mengatakan

tidak menyiapkan alat transportasi yang akan digunakan ibu

bersalin/mengalami kegawatdaruratan, karena alat transportasi

seperti Ambulance Desa tidak selalu tersedia oleh karena itu

responden mengatakan jika ada ibu bersalin maka bisa

memanfaatkan transportasi yang tersedia. Menurut teori DepkesRI

(2009) perencanaan transportasi yaitu alat transportasi dari

masyarakat sesuai kesepakatan bersama yang dapat digunakan

untuk mengantar calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk

tempat rujukan, bisa berpa ambulance desa, mobil, motor, ojek,

becak, sepeda, tandu, perahu dan lain-lain. Dengan tersedianya


alat transportasi maka di harapkan ibu hamil dapat terhindar dari

3T yaitu terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat sampai

ketempat rujukan dan terlambat dalam mendapatkan pelayanan di

fasilitaskesehatan Depkes RI (2009)

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa peran kader dalam menyiapkan alat transportasi belum

terlaksana.

d. Peran kader dalam kegiatan penggalangan donor darah yang

bekerjasama dengan PMI.

Berdasarkan hasil penelitian dari ke 5 responden mengatakan

tidak ada kegiatan penggalangan donor darah yang bekerjasam

dengan PMI. . Menurut teori Depkes RI (2009) dalam pengelolaan

donor darah di kembangkan upaya bukan hanya untuk mengganti

darah pada ibu bersalin tetapi lebih berorientasi untuk menggalang

tersedianya calon pendonor darah untuk mengisi persediaan darah

di UTD/UTD RS. Untuk memastikan kegiatan calon pendonor

darah berjalan dengan maksimal maka perlu dilakukan upaya

partisipatif bidan bekerjasama dengan forum peduli KIA, kader

dan dukun dan di pimpin oleh Kepala Desa/ Lurah.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nur

Hidayati (2013) yang berjudul Analisa Implementasi Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam


Menyiapkan Calon Pendonor Darah Siap Pakai Oleh Bidan Desa

di Kabupaten Pekalongan bahwa ada hubungan antara

implemetasi P4K dalam menyiapkan calon donor darah.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa peran kader dalam penggalangan donor darah yang

bekerjasama dengan PMI belum terlaksana.

5.3.3 Peran bidan dalam pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

a. Penerapan Stiker P4K oleh bidan.

Berdasarkan hasil penelitian pada responden mengatakan telah

menerapkan stiker P4K dengan melakukan kesepakan pengisian

stiker P4K dengan ibu hamil dan menganjurkan ibu hamil untuk

menempelkan stiker P4K didepan rumah atau jendela.

Menurut Depkes RI (2009) tujuan dari dari Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah

terdatanya sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di

rumah ibu hamil agar diketahui lokasi tempat tinggal ibu hamil,

identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan,

pendamping persalinnan, calon pendonor darah, transportasi yang

akan digunakan serta pembiayaan. Hal ini sependapat dengan teori

Andira (2015) bahwa diharapkan dengan berjalannya program

P4K dapat mengurangi angka kematian ibu, karena semua ibu


hamil yang telah diberi setiker dapat terpantau oleh semua

komponen masyarakat, suami, keluarga bidan dan perawat secara

cepat dan tepat. Menurut teori Depkes RI (2009) tujuan dari P4K

adalah meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi

ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif

keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang

aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya

kebidanan bagi ibu serta melahirkan bayi yang sehat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Beni Sauli

dan Mirawati Tongko (2014) yang berjudul Pelaksanaan Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pada

Bidan di wilayah kerja Puskesmas Bualemo, dengan hasil

penelitian masih kurang baik.

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa peran bidan dalam penerapan stiker secara garis besar telah

terlaksana dengan melakukan pengisian stiker yang di sepakati

bersama dengan ibu hamil.

b. Upaya yang telah dilakukan bidan dalam penerapan P4K.

Berdasarkan hasil penelitian pada responden mengatakan

upaya yang telah dilakukan dalam penerapan stiker P4K yaitu

dengan memberikan penyuluhan.


Menurut teori Depkes RI (2009) peran bidan dalam penerapan

P4K salah satunya dengan memberikan penyuluhan dan konseling

pada ibu hamil dan keluarga. Menurut Mahfoedz (2007)

penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang

dilakukan dengan meyebarkan pesan, menanamkan keyakinan

sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi

juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehatan. Menurut WHO tujuan dari

penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku

perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan

Notoatmodjo (2006).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wila

Susiani Dewi (2012) pengaruh penyuluhan kesehatan tentang

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikaai

(P4K) terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil

dengan hasil bahwa terdapat hubungan antara penyuluhan

kesehatan dengan program P4K.

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa peran bidan dalam pelaksanaa P4K dengan memberikan

penyuluhan sangat berpengaruh terhadap telaksananya P4K.

c. Peran bidan dalam pelayanan ANC sesuai standard.


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada responden

megatakan bahwa pelayanan yang diberikan pada ibu hamil sesuai

standar adalah dengan memberikan pemeriksaan 10 T.

Menurut Clinical Practice Guidelines yang dikutip oleh

Nurmawati (2010) standar adalah keadaan ideal atau tingkat

pencapaian tertinggi dan sempurna sebagai batas penerimaan

minimal. Standar pelayanan kebidanan dapat digunakan untuk

menentukan kompetensiyang diperlukan oleh bidan dalam

menjalankan praktek sehari-hari. Menurut Manuaba (2012)

pelaksanaan antenatal care oleh ibu hamil sesuai standar yaitu

minimal 4 kali selama kehamilan, dalam pemeriksaan kehamilan

bidan akan memeberikan pelayanan kesehatan seperti timbang

berat, menurut Firman F (2014) pertambahan berat badan normal

pada ibu hamil yaitu berdasarkan BMI (body mass index) dengan

hasil keterangan bahwa jika ibu hamil underweight kenaikan yang

dianjurkan adalah 12,5-18 kg, sedangkan pada ibu hamil dengan

berat badan normal, kenaikan yang dianjurkan adalah antara 11,5-

16 kg dan pada ibu hamil dengan berat badan berlebih

(overweight) kenaikan berat badan yang dianjurkan adalah 7-11,5

kg. Pemeriksaan tinggi badan, menurut Kemenkes (2010)

mengukur tinggi badan adalah salah satu deteksi dini kehamilan

dengan faktor resiko, dimana bila tinggi badan ibu hamil kurang
dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk pangguldan tulang

belakang. Pemeriksaan tekanan darah, menurut teori Jannah

(2012) pada saat kehamilan tekanan darah ibu hamil merupakan

faktor penting dalam memberikan makanan pada janin pengaturan

tekanan darah selama kehamilan sangat tergantung pada hubungan

curah jantung dan tekanan atau resistensi pada pembuluh darah,

yang keduanya berubah selama kehamilan, tekanan darah yang

normal adalah 110/80 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu

diwaspadai adanya preeklamsia. Pemeriksaan tinggi fundus,

menurut Pelayanan Antenatal Terpadu (2010) pengukuran tinggi

fundus tiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk memantau

pertumbuhan dan perkembangan janin sesuai atau tidak dengan

umur kehamilan, jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur

kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.

skrining imunisasi TT, menurut Kemenkes RI (2018) skrining

imunisasi TT pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya

tetanus neonatorum. Pemberian tablet zat besi, sttaus gizi,

menurut Kristiyana (2010) pada ibu hamil pengukuran lingkar

lengan atas (LILA) merupakan satu cara untuk mendeteksi dini

adanya kurang energy kronek (KEK) atau kekurangan gizi. Tes

laboratorium, menurut Pelayanan Antenatal Terpadu (2010)

pemeriksaan laboratorium yang dilakukan saat antenatal meliputi


pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan golongan darah

dillakukan untuk mengetahui jenis golongan darah dan

mempersiapkan calon pendonor darah sewaktu-waktu diperlukan

apabila terjadi situasi kegawatdaruratan, pemeriksaan Hb

dilakukan pada saat kunjungan pertama yang bertujuan untuk

mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama

kehamilannya, karena kondisi anemia dapat mempengaruhi

terhadap tumbuh kembang janin, pemeriksaan proten urine,

menurut Pelayanan Antenatal Terpadu (2010) pemeriksaan protein

urine bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya protein urine yang

akan menegakan diagnosa atau mendeteksi faktor resiko ibu hamil

seperti kemungkinan mengalami preeklamsia, pemeriksaan dapat

dilakukan pada kujungan terakhir trimester II dan pada kunjungan

trimester III Aprilia N (2012), pemeriksaan kadar gula darah,

menurut Pelayanan Antenatal Terpadu (2010) ibu hamil yang

dicurigai menderita Diabetes Miletus harus dilakukan pemeriksaan

gula darah selama kehamilan, minimal sekalipada trimester I,

sekali pada trimester II dan sekali pada trimester III, pemeriksaan

tes sifilis, menurut Pelayanan Antenatal Terpadu (2010)

pemeriksaan tes sifilis dilakukan didaerah yang beresiko tinggi

dan ibu hamil yang diduga terinfeksi, pemerisaan HIV. Tentukan

presentasi janin dan denyut jantung janin, menurut Kusmiyati


(2008) tujuan pemantauan janin itu adalah mendeteksi dini ada

tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut,

tatalaksana kasus dan temu wicara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kasmawati

(2016) tentang Gambaran Pelayanan Antenatal Care oleh Bidan di

Puskesmas Kassi-Kassi Makasar dengan hasil dari 100 resonden

sebesar 82% dikategorikan cukup dan 18% dikategorikan kurang.

Hal ini di dukung oleh hasil penelitian Endang Rostiati (2011)

tentang Evaluasi Kinerja Bidan dalam Pelayanan Antenatal Care

di Surakarta bahwa pengetahuan Bidan tentang pedoman

pelaksanaan ANC baik.

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan

peran bidan dalam pelayanan sesuai standar 10 T telah terlaksana

dengan baik.

d. Peran bidan dalam perencanaan persalinan.

Berdasarkan hasil penelitian pada responden mengatakan

perencanaan persalinan yang telah diberikan antaralain adalah

persiapan penolong persalinan. tempat persalinan, pendamping

persalinan, calon donor darah, alat transportasi yang akan

digunakan dan persiapan asuransi untuk persalinan.

Menurut Nurul Jannah (2012) persiapan persalinan merupakan

tindakan bidan yang diberikan pada ibu hamil untuk memastikan


bahwa persalinan direncanakan dalam lingkunganyang aman dan

memadai seperti memberikan tempat persalinann dan hal-hal yang

perlu diketahui dan dipersiapkan, memberikan penjelasan kepada

ibu hamil kapan harus datang ke pelayanan kesehatan misalnya

jika ketuban sudah pecah dan timbul rasa mules dan keluar lendir

serta darah, mempersiapkan transportasi jika terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan. Hal ini sependapat dengan Depkes RI (2009)

perencanaan persalinan sangat penting bagi ibu hamil dalam proses

persalinan yang aman, dengan dipersiapkannya stiker P4K

diharapkan ibu hamil dapat merencanakan persalinan yang sesuai

dengan isi dari stiker P4K.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Beni

Suli dan Mirnawati Tongko (2014) mengenai Pelaksanaan Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pada

Bidan di Wilayah kerja Puskesmas Bualemo Kabupaten Banggai

bahwa hasil program P4K pada bidan masih kurang baik.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa peran bidan dalam perencanaan persalinan telah terlaksana

melalui pengisian stiker P4K.

5.3.4 Indikator Implementasi Program Perencanaan Persakinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker


a. Presentase ibu hamil mendapat stiker dan presentase ibu hamil

berstiker yang mengalami komplikasi tertangani.

Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi pada responden,

ditemukan bahwa pada ke 2 responden telah mendapat stiker P4K

dan tidak terdapat ibu hamil yang mengalami komplikasi

tertangani. Menurut Depkes RI (2009) P4K merupakan suatu

kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di Desa dalam rangka

peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam

merencanakan persiapan persalinan yang aman, persiapan

persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi

sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan

kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Hal ini sesaui dengan teori

bahwa salahsatu bentuk implementasi dilaksanakannya program

P4K adalah setiap sasaran mendapat stiker P4K. Menurut Depkes

RI manfaat dari P4K dengan stikerisasi adalah untuk mempercepat

berfungsinya Desa Siaga, meningkatnya cakupan antenatal care

(ANC) sesaui standard, meningkatnya cakupan persalinan oleh

tenaga kesehatan terampil, meningkatnya kemitraan antara bidan

dan dukun, dapat tertanggulanginya kejadian komplikasi secara

dini, meningkatnya peserta KB pascasalin dan terpantaunya

kesakitan dan kematian ibu serta bayi.


Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nur Hidayati (2018)

yang meneliti analisis implementasi Program Perencaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam menyiapkan

calon pendonor darah siap pakai oleh Bidan Desa di Kabupaten

Pekalongan dengan hasil penelitian bahwa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementsi P4K

adalah pentingnya peran bidan, suami/ keluarga dan masyarakat

dalam perencanaan persalinan dengan penerapan stikerisai P4K.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa indikator implementasi Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker telah berhasil

dengan terdatanya ibu hamil mendapat stiker.

5.3.5 Output Program Perencanaan Persalina dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) dengan stiker.

a. Semua ibu hamil terdata dan tertempel stiker P4K

Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan observasi pada

responden, ditemukan bahwa pada ke 2 responden telah terdata

dan tertempel stiker P4K dan telah merencanakan persalinan yang

dibuat bersama dengan penolong persalinan.

Menurut Depkes RI (2009) manfaat Pogram Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah

meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu


bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran

aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan

yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan

menghadapi tanda bahaya kebidanan dan bayi baru lahir bagi ibu

sehingga melahirkan bayi yang sehat. Sealin itu manfaat P4K

yaitu mempercepat berfungsinya desa siaga, meningkatkan

cakupan pelayanan ANC sesuai standar, meningkatnya cakupan

persalinan oleh tenaga kesehatan terampil, meningkatnya

kemitraan bidan dan dukun, tertanganinya kejadian komplikasi

secara dini, meningkatnya peserta KB pasca salin, terpantauanya

kesakitan dan kematian ibu dan bayi serta menurunnya kejadian

kesakitan ibu dan bayi.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa

output Program Perencanaan Persalinan dan Pncegahan

Komplikasi (P4K) dengan stiker telah tercapai dengan melihat

hasil dari ibu hamil yang telah terdata dan tertempel stiker P4K

serta telah merencanakan persiapan persalinan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Is1
    Daftar Is1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Is1
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Proposal 17 Agustus
    Proposal 17 Agustus
    Dokumen9 halaman
    Proposal 17 Agustus
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Uluman Rapat
    Uluman Rapat
    Dokumen1 halaman
    Uluman Rapat
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Formulir Kegiatan IPSRS
    Formulir Kegiatan IPSRS
    Dokumen1 halaman
    Formulir Kegiatan IPSRS
    dnaf
    Belum ada peringkat
  • Brosur Terapi
    Brosur Terapi
    Dokumen1 halaman
    Brosur Terapi
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Uluman Rapat
    Uluman Rapat
    Dokumen1 halaman
    Uluman Rapat
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Bab V Proposal
    Bab V Proposal
    Dokumen35 halaman
    Bab V Proposal
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Soap
    Soap
    Dokumen26 halaman
    Soap
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Nomor SOP
    Nomor SOP
    Dokumen23 halaman
    Nomor SOP
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Wa0008
    Wa0008
    Dokumen4 halaman
    Wa0008
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Snars
    Snars
    Dokumen2 halaman
    Snars
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Riwayat Hdup
    Daftar Riwayat Hdup
    Dokumen1 halaman
    Daftar Riwayat Hdup
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Nomor SOP
    Nomor SOP
    Dokumen23 halaman
    Nomor SOP
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Wa0007
    Wa0007
    Dokumen17 halaman
    Wa0007
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Culture Shock
    Culture Shock
    Dokumen2 halaman
    Culture Shock
    Nur Mutmainnah Rahman
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Doa Ramadhan PDF
    Kumpulan Doa Ramadhan PDF
    Dokumen38 halaman
    Kumpulan Doa Ramadhan PDF
    Ferry
    100% (1)
  • Soap
    Soap
    Dokumen26 halaman
    Soap
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Kompre Bab III
    Kompre Bab III
    Dokumen25 halaman
    Kompre Bab III
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Kompre Bab 1
    Kompre Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Kompre Bab 1
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi Proposal
    Bab Vi Proposal
    Dokumen3 halaman
    Bab Vi Proposal
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Menu
    Daftar Menu
    Dokumen2 halaman
    Daftar Menu
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Kunjungan Kartu KB
    Kunjungan Kartu KB
    Dokumen4 halaman
    Kunjungan Kartu KB
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Kompre Krsna Bab IV
    Kompre Krsna Bab IV
    Dokumen3 halaman
    Kompre Krsna Bab IV
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Kompre Krsna Bab IV
    Kompre Krsna Bab IV
    Dokumen3 halaman
    Kompre Krsna Bab IV
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Puisi SD
    Puisi SD
    Dokumen16 halaman
    Puisi SD
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • KELIPING
    KELIPING
    Dokumen2 halaman
    KELIPING
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Gizi HAMIL
    Gizi HAMIL
    Dokumen2 halaman
    Gizi HAMIL
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat
  • Analisis Gender
    Analisis Gender
    Dokumen10 halaman
    Analisis Gender
    Giva Aza Lah
    Belum ada peringkat