PENDAHULUAN
susu, dan telur per kapita di Indonesia sebanyak 5.067 kg, 7.131 kg, dan
yang mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena
masyarakat karena rasanya yang gurih, selain itu harganya juga terjangkau
ransum untuk ternak petelur lain. Protein merupakan nutrien yang sangat
penting yang harus berada dalam ransum karena merupakan zat pembangun
1
2
pakan. Biaya pakan dalam usaha peternakan burung puyuh dapat mencapai
60-70% dari biaya produksi. Masalah lain yang dihadapi yaitu masih
serta dapat menimbulkan residu pada daging maupun telur yang dapat
membahayakan konsumen.
menambahkan daun katuk dan probiotik pada air minum puyuh petelur.
kuning telur dan mengandung zat senyawa aktif seperti alkaloid, polifenol,
flavonoid dan antosianin. Protein yang terkandung dalam daun katuk untuk
per 100 g yaitu sebesar 6,4 g (Azis dan Muktiningsih 2006). Pengaruh
pakan yang diberikan tepung daun katuk dalam pakan dapat meningkatkan
umur dewasa kelamin, peningkatan bobot telur dan kualitas telur (Subekti et
al. 2008).
dari probiotik tersebut bagi ternak adalah antara lain meningkatkan nafsu
jumlah bakteri Escheria coli (Manin et al, 2010). Salah satu probiotik yang
berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap
suhu yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi.
berat badan broiler dan meningkatkan produksi telur ayam. Selain itu
performa broiler.
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
japonica)
petelur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Puyuh
yang tinggi dan masa pemeliharaan yang singkat dan mudah (Direktorat
puyuh yaitu mempunyai siklus hidup yang pendek, tubuh kecil sehingga
memiliki kelebihan yaitu memiliki daya tahan yang tinggi tahan terhadap
jenis, salah satunnya adalah puyuh jenis Coturnix coturnic japonica. Jenis
penghasil telur dan daging (Subekti dan Hastuti, 2013). Menurut Listiyowati
1. Kelas : Aves
2. Ordo : Gallioformes
4. Genus : Coturnix
starter, fase grower, dan fase layer. Menurut Standar Nasional Indonesia
7
8
(2006), burung puyuh memiiliki fase grower yaitu dimulai umur 3 minggu
(21 hari) sampai dengan 6 minggu (42 hari). Puyuh betina rata-rata
mencapai dewasa kelamin pada umur 42 hari dan dapat berproduksi sampai
dengan 200 - 300 butir telur setahun (Nugroho dan Mayun, 1990). Menurut
japonica) pada umur 42 - 45 hari dengan bobot badan sekitar 110 – 117
g/ekor sudah dewasa kelamin dan mampu berproduksi telur pada bulan
Puncak produksi telur pada burung puyuh mencapai 98,5% pada umur 4-5
cabang agak lunak, daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, berbentuk
lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm, dan lebar 1,25-3 cm . Katuk
karoten sebagai zat aktif warna karkas. Senyawa fitokimia yang terkandung
daun, bunga, buah dan biji. Sistem perakarannya menyebar ke segala arah
dan dapat mencapai kedalaman antara 30-50 cm. Batang tanaman tumbuh
berukuran kecil, berbentuk bulat seperti daun kelor. Permukaan atas daun
muda. Produk utama tanaman katuk berupa daun yang masih muda. Daun
katuk sangat potensial sebagai sumber gizi karena memiliki kandungan gizi
yang setara dengan daun singkong, daun papaya, dan sayuran lainnya.
2.3. Probiotik
pencernaannya.
“untuk hidup” (pro = untuk, dan biotic = hidup). Istilah probiotik pertama
kali diperkenalkan oleh Lilly dan Stillwell pada tahun 1965 untuk nama
10
sporanya yang dapat hidup atau berkembang di dalam usus dan dapat
baik.
saluran pencernaan dan terkena paparan empedu. Syarat lain probiotik ialah
mampu menempel pada sel epitel usus, mampu membentuk kolonisasi pada
adalah tidak bersifat patogen dan aman jika dikonsumsi. Strain probiotik
juga harus tahan dan tetap hidup selama proses pengolahan makanan dan
11
yang telah diakui secara klinis efikasinya yang didukung oleh status
kesehatan inang, serta kombinasi strain probiotik dari kultur yang berbeda
penyakit infeksi terutama infeksi usus dan diare, (b) menurunkan tekanan
kanker kolon dan (h) bersifat antimutagenik serta bersifat anti karsinogenik
(Kusumawati, 2002).
(1, 2, dan 3%) dalam ransum pada layer menunjukkan bahwa penggunaan
lingkungan, konsumsi pakan, dan kandungan protein pakan (North dan Bell,
2004). Menurut Woodard et al. (2010) puyuh betina mulai bertelur pada
umur 35 hari dan rata-rata pada umur 40 hari. Puncak produksi telur pada
puyuh adalah pada umur 4-5 bulan (120-150 hari). Produksi telur pada
berukuran kecil dan akan semakin besar sesuai dengan pertambahan umur
sampai mencapai ukuran yang stabil. Induk yang mulai bertelur terlalu
muda akan menghasilkan telur yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
Puyuh pada umumnya bertelur pada sore hari antara pukul 15.00-
18.00 dan sebagian kecil bertelur pada malam hari. Puyuh yang dipelihara
pada lingkungan yang nyaman dapat menghasilkan rata-rata 250 butir telur
pakan yang dikonsumsi seekor ternak setiap ekor per hari. Kebutuhan
unggas yang paling utama yaitu energi dan protein, sedikit vitamin dan
nutrisi yang ada di dalam ransum yang telah tersusun dari berbagai bahan
berenergi rendah dan menurun bila diberi ransum yang berenergi tinggi
(Wahyu, 2004).
tahapan produksi, keadaan energi pakan, dan suhu lingkungan (North dan
Bell, 2004). Menurut Ferket dan Gernet (2006) konsumsi pakan dipengaruhi
oleh kualitas pakan (komposisi nutrisi dalam ransum, kualitas pelet, dan
kandang, ketersediaan pakan dan air minum, dan kontrol terhadap penyakit).
14
oleh seekor ayam dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai bentuk dan
pertambahan bobot badan yang dicapai pada minggu itu, bila rasio kecil
dengan efisien. Hal ini dipengaruhi oleh besar badan dan bangsa ayam,
(Rasyaf, 2004).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Bahan
3.2.2. Alat
1. Persiapan Kandang
pengamatan.
15
16
1. Konsumsi ransum
berikut:
3. Konversi Ransum
P1 = Probiotik 0,5%