Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN DIAGNOSIS HOLISTIK

GIZI KURANG PADA PASIEN BALITA DENGAN ASPEK RESIKO


INTERNAL PERILAKU IBU DALAM MENYIAPKAN MAKANAN
MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SENEN

Disusun Oleh :
Zulfikar
1102011303

Pembimbing :
Dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019

1
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “GIZI KURANG PADA PASIEN
BALITA DENGAN ASPEK RESIKO INTERNAL PERILAKU IBU
DALAM MENYIAPKAN MAKANAN MELALUI PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN SENEN” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan
Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Mei 2019


Pembimbing

Dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahii wa Barakaatuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga Laporan Diagnostik Holistik dengan judul “GIZI KURANG
PADA PASIEN BALITA DENGAN ASPEK RESIKO INTERNAL
PERILAKU IBU DALAM MENYIAPKAN MAKANAN MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KECAMATAN SENEN” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI periode Mei
2019. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu
sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan
Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku dosen pembimbing dan koordinator


Kepanitraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
2. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

3
4. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar Kepanitraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. Aisyah selaku perseptor lapangan Puskesmas Kecamatan Senen.
6. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta
Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk
kelancaran penulisan laporan.
7. Seluruh rekan sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
bekerja sama dalam menyusun laporan ini.
Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat
memberi manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, Mei 2019

Penulis

4
BAB I

IDENTITAS PASIEN

I. BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
1. Nama Puskesmas : Kecamatan Senen
2. Nama : By. M
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Usia : 9 bulan
5. Suku : Batak
6. Agama : Kristen
7. Alamat : Kramat Sawah No.28, Kec. Senen
8. Tanggal Berobat : 18 April 2019

B. Anamnesis
Dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 18 April 2019
pukul 11.00 WIB di rumah pasien
1. Keluhan Utama/Alasan Kedatangan
Berat badan anak tidak naik
2. Keluhan Tambahan
-
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar ibunya ke Puskesmas Kecamatan Senen karena berat
badannya yang tidak kunjung naik. Awalnya ibu pasien hanya merasa
bahwa anaknya agak kurus. Hal ini tidak menimbulkan kekhawatiran bagi
orangtua pasien dikarenakan mereka menganggap bahwa kurusnya anak
merupakan keturunan dari orangtua pasien yang kurus. Sehingga orangtua
pasien tidak menyadari bahwa berat badan anaknya tidak naik sampai saat
ibu pasien datang ke Puskesmas untuk imunisasi pasien. Saat ditimbang

5
bidan Puskesmas menyatakan berat badan pasien kurang untuk bayi seusia
pasien. Akhirnya pasien dirujuk ke bagian gizi oleh bidan puskesmas.
Ibu pasien mengatakan, pasien merupakan anak pertama, lahir
normal di bidan dengan berat badan lahir 2700 gram dan panjang badan
48 cm. Selama kehamilan ibu mengaku tidak mengalami keluhan apapun,
ibu mengatakan selalu kontrol rutin ke bidan hampir tiap bulannya dan
selalu mengonsumsi makanan yang bergizi agar pertumbuhan anaknya
baik. Ibu pasien mengatakan pasien diimunisasi sejak lahir dan sudah
lengkap. Pasien mendapatkan ASI hingga saat ini, namun selama
pemberian ASI anak diberi minum tambahan berupa air putih dan kadang
diberikan susu formula. Pasien mulai mendapatkan makanan pendamping
seperti bubur tim sejak usia 8 bulan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a) Riwayat penyakit serupa disangkal oleh Ibu pasien
b) Penyakit Jantung Bawaan disangkal oleh Ibu pasien
c) Riwayat TB paru sebelumnya disangkal oleh Ibu pasien
d) Riwayat asma disangkal oleh Ibu pasien
e) Riwayat kejang demam disangkal oleh Ibu pasien
f) Riwayat alergi susu sapi disangkal oleh Ibu pasien
5. Riwayat Penyakit Keluarga
a) Riwayat hipertensi disangkal
b) Riwayat diabetes melitus disangkal
c) Riwayat asma dan alergi obat disangkal
6. Riwayat Kebiasaan:
Ibu pasien selalu memberikan makanan selingan seperti biskuit atau susu.
Menu untuk satu hari terkadang tidak sesuai dengan pola gizi seimbang.
Untuk sarapan pagi biasanya dengan bubur tim instan atau buah. Untuk
makan siang dan makan malam, biasanya pasien diberi bubur yang dibikin
ibunya, terkadang campuran bubur berupa telur, sayur bayam, wortel, dan
sesekali berseling antara daging dan ayam. Namun pasien sering tidak
menghabiskan makanannya.

6
7. Riwayat Imunisasi
Tabel 1.1 Riwayat Imunisasi

Imunisasi Jumlah
Hepatitis B I, II, III (usia 0, 1, 6 bulan)
BCG I (usia 1 bulan)
DPT I, II, III (usia 2, 4, 6 bulan)
Polio I, II, III, IV (usia 0,2, 4, 6 bulan)
Campak I (usia 9 bulan)
Kesan : Imunisasi belum lengkap

8. Riwayat Tumbuh Kembang


Tabel 2. Tabel Riwayat Perkembangan Pasien
Usia Motorik kasar Motorik halus Bicara Sosial
4 bulan Tengkurap, Meraih benda, Mengoceh Bereaksi
mengangkat mengikuti objek terhadap suara
Kata tanpa arti
kepala. dengan mata

Memegang
Tepuk tangan
6 bulan benda kecil Menirukan
Merangkak,
suara, Ekspresif
duduk dibantu

Dapat menyusun
balok dan memasukan
12 mainan
Berdiri sendiri benda ke
bulan menyatakan satu
tanpa dibantu, mulut
atau dua kata
berjalan dengan
dituntun
Gambar 1. Kesan : Tumbuh kembang tidak terdapat kelainan

7
9. Riwayat Pengobatan
-
10. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang balita 9 bulan, tinggal bersama kedua orang
tuanya. Status ekonomi mereka adalah menengah ke bawah. Kebutuhan
pasien dan keluarga kurang dicukupi dari pendapatan ayahnya yang
bekerja sebagai buruh honorer, sebesar kurang lebih Rp 900.000,-/bulan.

C. Pemeriksaan Fisik
(Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 18 April 2019)
1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
2. Vital Sign
Nadi : 100x /menit
RR : 40x /menit
Suhu : 37O C
3. Status Gizi
Berat Badan (BB) : 6 kg
Tinggi Badan (TB) : 64 cm
Status gizi :
Menggunakan z-score indeks yang dipakai : BB/U yaitu <-2 SD sd -3SD

8
Gamabar 2. Grafik Berat Badan Menurut Umur

Gambar 3. Grafik Tinggi Badan Menurut Umur

9
Gambar 4. Grafik Berat Badan Menurut Tinggi Badan

Hasil :

 BB/U : -2SD
 PB/U : -2SD
 BB/PB : -2SD
Kesan : Gizi kurang

4. Status Generalis
a. Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Berwarna hitam, distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
b. Telinga : Normotia, sekret -/-
c. Hidung : Septum deviasi (-), Terdapat secret (+/+)
d. Mulut : Bibir sianosis (-)
e. Tenggorokan : Hiperemis (-), tonsil T1-T1
f. Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
g. Thoraks : Bentuk simetris normal, retraksi (-).
h. Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

10
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V mid clav sinistra
Perkusi : Batas Jantung Normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II normal reguler, Murmur (-),
Gallop (-)
i. Pulmo
Inspeksi : Bentuk dada simetris normal, pergerakan paru
simetris
Palpasi : Pergerakan paru simetris, tidak ada gerakan yang
tertinggal, fremitus vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi :Suara dasar paru vesikular (+/+), wheezing (-/-),
ronkhi(-/-)
j. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal, pulsasi aorta umbilikal
terdengar
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar
Perkusi : Tympani pada seluruh abdomen
k. Genitalia : Tidak dilakukan
l. Anorektal : Tidak dilakukan
m. Ekstremitas : CRT < 2 detik, akral hangat

D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

11
E. Pola Makan (Food Recall)
1. Food Recall (selama 3 hari)

Hari I (Sabtu, 20 April 2019)


Jadwal Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Pagi Bubur tim 200 40 4 0
Sayur bening 37,5 3,5 2,5 1,5
Tahu 50 0 0 5
Minyak
Susu 62,5 5 3,5 3
Selingan Pepaya 25 6 0 0
Siang Telur ayam 75 0 7 5
Minyak 50 0 0 5
Susu 62,5 5 3,5 3
Selingan Biskuit 90 17 2 1,5
Malam Bubur tim 200 40 4 0
Hati ayam 75 0 7 5
Minyak 50 0 0 5
Susu 62,5 5 3,5 3
Total 913,5 104 35,5 37
Tabel 1.2 menu makanan pasien tanggal Jumat, 20 April 2019

12
Hari II (Sabtu, 21 April 2019)
Jadwal Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Pagi Bubur tim 200 40 4 0
Telur 89 2 6,24 6,7
goring
Minyak 90 0 0 5
goreng
Susu 62,5 0 0 1,5
Siang Nasi 200 40 4 0
putih
Sup 211 8,58 5,5 18,72
Susu 62,5 0 0 1,5
Malam Bubur tim 200 40 4 0
Telur 77 0,5 6,2 5,2
goreng
Minyak 90 0 0 5
goreng
Susu 62,5 0 0 1,5
total 1168,5 85,88 28,96 54,22

Tabel 1.3 menu makanan pasien tanggal Sabtu, 21 April 2019

13
Hari III (Senin, 23 April 2019)
Jadwal Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Pagi Bubur tim 200 40 4 0
Ayam 75 0 3,5 6,5
goreng
dengan kulit 90 0 0 5
Minyak
goring
Susu 62,5 0 0 1,5
Siang Nasi putih 200 40 4 0
Sayur 12,5 2,5 0,5 0
kangkung
Ayamgoreng 75 0 3,5 6,5
dengan kulit
Minyak 90 0 0 5
goreng
Susu 62,5 0 0 1,5
Malam Nasi putih 200 40 4 0
Tempe 75 7 5 3
goreng
Minyak 90 0 0 5
goreng
Susu 62,5 0 0 1,5
total 956 69,5 18,5 35,5
Tabel 1.4 menu makanan pasien tanggal Senin, 23 April 2019

Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa By.M mendapat total kalori per hari,
sebagai berikut :
a. Tanggal 19 April 2019 = 785 kkal
b. Tanggal 20 April 2019 = 870 kkal

14
c. Tanggal 21 April 2019 = 775 kkal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari adalah 810 kkal.

Kebutuhan Kebutuhan Selasa Rabu Kamis Rata-rata


gizi
Kalori 920 913,5 1168,5 956 kkal 1.012,7
kkal/hari kkal kkal kkal
Karbohidrat 161 gr 104 gr 85,88 gr 69,5 gr 86,46 gr
Protein 23 gr 35,5 gr 28,96 gr 18,5 g 27,65 gr
Lemak 20,4 gr 37 gr 54,22 gr 35,5 gr 42,24 gr
Table 1.5. Rangkuman Food recall Dan Kebutuhan Gizi Pasien.

2. Analisis food record


Z-skor = 9,87-15,9
15,9-12,7
= - 6,8 = -2,12
3,2
Menurut BB/TB By.M tergolong kurus (wasting= <-2SD), maka status
gizi An. Hasbi termasuk gizi kurang.

Tabel 1.6. Recomended Diettary Allowences (RDA) untuk Bayi dan Anak

Golongan Kecukupan Energi (kkal/KgBBI)


Laki-Laki Perempuan
Umur
0–1 110 - 120 110 -120
1–3 100 100

4–6 90 90
6–9 80 - 90 60 – 80

15
1. Kebutuhan kalori: 100 kal/kg BBI = 100 x 12 kg = 1200 kal/hari
2. Kebutuhan zat gizi:
a. Protein 10% dari total kalori = (10% x 1200 kalori) : 4 = 30 gram
b. Lemak 20% dari total kalori = (20% x 1200 kalori) : 9 = 26,66 gram
c. Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi prosentase protein dan lemak =
(70% x 1200 kalori) : 4 = 210 gram
F. Kegiatan Sehari-hari
Pasien sehari-hari bermain dilingkunagn sekitar rumahnya. Pasien sangat
aktif dan bisa bermain bersama dan berinteraksi dengan anak-anak lainnya.

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga

a. Nama Kepala Keluarga : Ayah bernama Tn. E berusia 24 tahun.

b. Nama Pasangan : Ibu bernama Ny. W berusia 22 tahun.

c. Struktur Komposisi Keluarga : Bentuk keluarga ini merupakan nuclear


family dengan Tn. E sebagai kepala keluarga, memiliki satu orang istri Ny.
W dan memiliki satu orang anak, yaitu By.M (pasien).

Tabel 2.1 Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


Kedudukan Jenis
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
dalam keluarga Kelamin

1. Tn. E Kepala keluarga L 28 tahun SMP Buruh


honorer
2. Ny. W Istri P 26 tahun SMA IRT
3. By. M Anak pertama P 9 bulan - -

2. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah nuclear family (keluarga inti).

16
3. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall
(1984) tahapan siklus keluarga Ny. W termasuk ke dalam tahap II, yaitu
keluarga dengan kelahiran anak pertama.
4. Dinamika Keluarga
By. M memiliki hubungan yang baik dan diasuh oleh kedua orang tuanya.
5. Fungsi Keluarga
a. Biologi
Secara aspek biologis, keluarga mampu meneruskan keturunan
sebagai generasi selanjutnya dengan mempunyai seorang anak yaitu By. M
yang sudah berusia 9 bulan. Orangtua By.M hingga saat ini masih mampu
bereproduksi. Keluarga pasien baik dari keluarga ayah maupun keluarga
ibu tidak ada yang memiliki kecacatan dan tidak ada yang sedang memiliki
penyakit menular ataupun alergi. Keluarga pasien telah menjalankan
fungsinya dengan baik.
b. Psikologi
Secara psikologis By.M memiliki hubungan yang baik dengan
keluarganya. Komunikasi antar keluarga berjalan cukup baik terutama
kedua orangtua pasien yang memberikan perhatian kepada pasien terutama
untuk berobat.
c. Ekonomi
Penghasilan keluarga didapatkan dari gaji ayahnya yang bekerja
sebagai penjaga kost. Dengan uang yang ada keluarga By.M merasa
kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
d. Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan padat
penduduk. Keluarga pasien dapat bersosialisasi dengan baik dengan
tetangga disekitar rumah.

17
e. Budaya
Sebagian besar penduduk disekitar rumah pasien adalah suku jawa.
Meski ada yang berbeda suku namun keluarga dapat bersosialisasi dengan
baik.
f. Agama
Kedua orang tua pasien jarang mengajarkan tentang agama Islam
namun kedua orang tua pasien mencontohkan kegiatan islami bagi pasien
seperti sholat, berdoa, mengaji, dll. Namun, Tn. E belum menerapkan
sholat berjamaah di masjid dikarenakan pekerjaanya.
6. Genogram

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: pasien

: tinggal serumah

: hubungan pernikahan

: garis keturunan

18
B. Penilaian Status Sosial Dan Kesejahteraan Hidup
1. Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 2.2. Pedoman Penilaian Rumah Sehat

KOMPONEN
NO RUMAH YANG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
31
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan 1 1
kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman 1
bambu/ilalang)
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan 2
bata atau batu yang tidak diplester/papan yang
tidak kedap air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang 3 3
diplester) papan kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan 1
tanah/plesteran yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah 2 2
panggung).
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0 0
b. Ada 1

19
KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas 1 1
lantai
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas 1
lantai dapur
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas 2
lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau
ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang
sejenis.

8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk 0


membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1 1
membaca dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat 2
dipergunakan untuk
membaca dengan normal.
TOTAL HASIL PENILAIAN KOMPONEN 9 279
RUMAH

20
KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
II SARANA SANITASI 25

1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0


(SGL/SPT/PP/KU/PA b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi 1
H). syarat kesh.
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 2
kesh.
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3 3
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat 4
kesh.
2 Jamban (saran pembua a. Tidak ada. 0
ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, 1
disalurkan ke sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan 2
ke sungai atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3

e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 4

3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di 0


halaman
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air 1
(jarak sumber air (jarak dengan sumber air <
10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber 3
air (jarak dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran 4
kota) untuk diolah lebih lanjut.

21
4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0
Sampah/Tempat b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
Sampah c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
TOTAL HASIL PENILAIAN SARANA 11 275
SANITASI

NO KOMPONEN
RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI

III PERILAKU PENGHUNI 44

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0 0


Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0 0
Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0
dan halaman b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari 2
4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 2
5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam 0
pada tempat sampah sembarangan

b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1


c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 2

22
TOTAL HASIL PENILAIAN PERILAKU 5 220
TOTAL HASIL PENILAIAN 81

Pedoman Penilaian Rumah Sehat Keterangan :


Hasil Penilaian : Nilai x Bobot

I. Komponen Rumah = 9 x 34 = 306

II. Sarana Sanitasi = 11 x 28 = 308

III. Perilaku penghuni = 5 x 48 = 240

Total = 854

Kriteria

1. Rumah Sehat : 1068 – 1200

2. Rumah Tidak Sehat : < 1068

Kesimpulan: Rumah By.M (total skor 854) termasuk dalam kategori rumah tidak
sehat dengan kurangnya 3 faktor yang medukung rumah sehat, yaitu komponen
fisik rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni.
2. Kepemilikan Barang Berharga
Keluarga ini memiliki barang-barang antara lain
a) 1 buah kendaraan sepeda,
b) 1 buah televisi,
c) 1 buah kipas angin,
d) 1 buah rice cooker.
e) 1 buah dispenser
f) 1 buah setrika
g) 2 buah handphone

23
Gambar 2. Denah tempat tinggal Keluarga By.M

C. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


1. Perilaku terhadap sakit dan penyakit
a. Bila Sakit Ringan :
Pasien diberi obat terlebih dahulu oleh orangtua pasien.
b. Bila Sakit Berat :
Pasien segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat yang berada di
dekat rumah pasien.
2. Perilaku terhadap pencarian pengobatan
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka keluarga By.
M biasanya akan berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen atau Rumah
Sakit terdekat karena semua anggota keluarga memiliki Kartu Jaminan
Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Jarak dari rumah pasien
ke puskesmas agak jauh sehingga bila pasien ingin ke puskesmas
mengendarai sepeda. Pasien merasa cukup puas dengan pelayanan
Puskesmas Kecamatan Senen.

24
3. Perilaku terhadap makanan
Keluarga By.M memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari dengan
makanan yang biasanya dimasak oleh ibunya. Menu setiap harinya pun
bervariasi. Keluarga By.M membiasakan diri untuk mencuci tangan dan
berdoa saat sebelum dan sesudah makan serta merapikan dan
membersihkan peralatan makan setelah selesai makan.
4. Perilaku terhadap lingkungan
By.M tinggal di rumah yang berada pada lingkungan yang padat.
Rumah kontrakan By.M tidak memadai yaitu hanya 1 kamar tidur dan 1
kamar mandi, tidak terdapat ruang tamu dan tidak terdapat teras. Rumah
kontrakan By.M tidak memiliki jendela yang bisa dibuka dan terdapat
ventilasi yang kecil. Keluarga By.M menggunakan air PAM untuk mandi
dan keperluan sehari-hari seperti mencuci baju atau piring.

D. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas/Klinik Pratama)


Tabel 2.3 Pelayanan Kesehatan
No. Faktor Keterangan Kesimpulan
1. Cara mencapai Sepeda Letak puskesmas
pusat pelayanan kecamatan Senen agak
kesehatan jauh dari rumah pasien

2. Tarif Pelayanan Terjangkau Untuk biaya pengobatan


kesehatan diakui cukup terjangkau
dan sangat terbantu dengan
adanya fasilitas BPJS.

3. Kualitas Memuaskan Pelayanan Puskesmas


Pelayanan dirasakan keluarga pasien
Kesehatan memuaskan

25
E. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan
Keluarga pasien memiliki kebiasaan makan dua atau tiga kali sehari. Menu
makanan biasanya terdiri satu lauk dan sayur, terkadang diselingi dengan
ayam, ikan, atau daging. Ny. W kadang memasak namun lebih sering
hanya membeli lauk di warung nasi.
Pasien masih mengonsumsi ASI dan ditambah dengan susu
formula serta makan nasi tim. Waktu makan pasien biasanya dua kali
sehari dan kadang diselingi dengan biskuit. Menurut ibu pasien pola
makan pasien tidak teratur karena pasien sering tidak mau makan.

b. Menerapkan pola gizi seimbang


Keluarga pasien tidak menerapkan pola gizi seimbang. Jenis makanan
yang dikonsumsi keluarga bergantung kepada selera makan saja, tidak
bergantung pada pola gizi. Pasien masih mengonsumsi ASI dan ditambah
susu formula. Sedangkan untuk makanan pasien biasanya diberikan bubur
tim bayi dalam kemasan, dan kadang diselingi oleh biskuit.
.

F. Nilai/Kepercayaan yang Dianut Keluarga terkait Kesehatan


Kedua orang tua pasien masih jarang mengajarkan tentang agama Islam
tetapi sudah mulai mencontohkan kegiatan islami bagi pasien seperti
sholat, berdoa, mengaji, dll.

G. Pola Dukungan Keluarga


1. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga
Hubungan kedua orangtua pasien cukup baik. Kerukunan terjalin
baik antar anggota keluarga.
2. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga
Penghasilan Tn. E yang pas-pasan seringkali menjadi kendala bagi
keluarga. Hal ini memberi pengaruh kepada pola makanan yang

26
disediakan oleh ibu pasien. Orangtu pasien terbilang masih muda,
sehingga kadang kurang matang dalam mengambil keputusan.
Kurangnya pengetahuan orangtua pasien tentang penyakit yang
dialami pasien.

H. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DIDAPAT DALAM


KELUARGA
Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan Ibu pasien tentang kandungan gizi yang ada pada
makanan.
2. Keluarga pasien tidak menerapkan pola gizi seimbang.
3. Kebiasaan keluarga pasien memakan makanan dari warung makan.

27
BAB II
DIAGNOSTIK HOLISTIK

A. Aspek Personal
a. Alasan Kedatangan :
Berat badan pasien tidak naik.
b. Harapan :
Orangtua berharap tumbuh kembang anak tidak terganggu.
c. Kekhawatiran :
Ibu pasien khawatir akan kegagalan tumbuh kembang
anaknya.
d. Persepsi Penyakit :
Orang tua pasien merasa sakit pada anaknya dapat
membaik jika dibawa ke dokter.
e. Aspek religi :
Ibu pasien percaya bila memohon kepada Allah maka
penyakit yang diderita pasien dapat sembuh. Tidaklah Allah
menurunkan satu penyakit melainkan Allah telah menurunkan
untuknya obat penyembuh dan tetap pasrah kepada Allah SWT.
Keluarga sudah mengajarkan agama Islam kepada anaknya meskipun
masih jarang.

B. Aspek Klinik
Diagnosis kerja : Gizi Kurang

Dasar diagnosis : Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan


Diagnosis banding : Gizi Buruk

C. Aspek Risiko Internal


Pola makan pasien, pasien sulit untuk diberi makan sehingga orangtua
pasien sering merasa kewalahan. Hal ini membuat ibu pasien terkadang

28
malas untuk membuat bubur untuk anaknya, sehingga kerap memberikan
bubur instan dan biskuit.

D. Aspek Risiko Eksternal (Psikososial Keluarga)


Hubungan keluarga pasien cukup baik. Tidak ada masalah antara kedua orangtua
pasien. Pasien merupakan anak yang diharapkan. Saat masih di dalam kandungan
ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Tidak ada masalah
dalam kehamilan maupun persalinannya. Jika ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga ini memeriksakan dirinya ke Puskesmas, hanya jika sakit dianggap
cukup parah. Jika merasa tidak parah mereka mengatasi keluhannya dengan
meminum obat warung saja.

E. Aspek Fungsional
Pasien merupakan pasien Bayi sehingga untuk menilai aspek
fungsional tidak dapat mengunakan scoring ECOG maupun ICPC. Kesan
aspek fungsionalnya pasien tampak aktif, nafsu makan sedikit menurun
memiliki nilai skala 2.

29
RENCANA PELAKSANAAN
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up
1. Aspek Personal a. Menjelaskan kepada Orangtua Pada saat a. Orangtua pasien a. Orangtua pasien memahami
a. Berat badan pasien tidak orangtua pasien, gizi kurang pasien kunjungan memahami tentang tentang penyakit yang
naik merupakan penyakit yang ke penyakit yang dialaminya.
b. Orangtua berharap berbahaya dan berulang bagi Puskesmas dialami pasien. b. Orangtua pasien mengetahui
tumbuh kembang anak balita namun dapat b. Orang tua pasien cara mencegah berulangnya
tidak terganggu disembuhkan, tapi diharapkan tidak penyakit.
c. Ibu pasien khawatir akan dibutuhkan perhatian khusus khawatir terhadap c. Ibu sebelum menyuapi
kegagalan tumbuh agar tidak berlanjut dan keadaan anaknya anaknya membaca doa
kembang anaknya. pasien menjadi dehidrasi karena sudah dalam d. Ibu mulai mengajarkan anak
berat. penanganan dokter. untuk makan dan minum
b. Mengingatkan orangtua c. Dapat mencegah dengan membaca doa dan
pasien untuk mengawasi penyakit agar tidak menggunakan tangan kanan.
tumbuh kembang pasien bertambah parah dan
c. Mengingatkan jika tidaklah berulang.
Allah menurunkan satu d. Agar supaya keluarga
penyakit melainkan Allah pasien tetap selalu
telah menurunkan untuknya berdoa untuk

30
obat penyembuh serta kesembuhan pasien
mengingatkan untuk dan percaya bahwa
menerapkan pengajaran Allah telah
agama kepada anak- anaknya menurunkan obat
seperti doa-doa pendek. penyembuhnya.
e. Orangtua khususnya
Ibu sebelum menyuapi
anaknya hendaknya
membaca doa.
Orangtua mulai
mengajarkan kepada
anak untuk makan dan
minum menggunakan
tangan kanan.
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up
2. Aspek Klinik a. Memberitahu tentang Orang Pada saat a. Orang tua pasien a. Orangtua pasien
mengerti kondisi yang mengerti tentang
Gizi kurang berdasarkan penyebab, gejala, cara tua kunjungan
sedang dialami kondisi yang sedang
hasil anamnesis dan pencegahan dan pasien ke dialami anaknya.
anaknya berserta
pemeriksaan fisik komplikasi dari gizi Puskesmas penyebabnya. b. Nafsu makan pasien mulai

31
kurang. b. Asupan makanan bertambah.
b. Beri Asi setiap kali bayi pasien terpenuhui c. Berat badan pasien mulai
menginginkan sehingga mencapai meningkat.
c. Tambahkan telur/ ayam/ berat badan yang lebih
ikan/ tempe/ tahu/ daging optimal
sapi/ wortel/ bayam c. Orang tua pasien
/kacang hijau/ santan/
minyak pada bubur nasi memahami mengenai
d. Beri bubur nasi 3 kali manajemen gizi buruk
sehari. Setiap kali makan yang tepat dan baik.
diberikan sesuai umur:
6 bulan : 6 sendok makan,
7 bulan : 7 sendok makan,
8 bulan : 8 sendok makan,
9 bulan : 9 sendok makan,

32
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up
3. Aspek Risiko internal a. Memberikan edukasi Orang Pada saat a. Orang tua pasien a. Ibu pasien sudah
Pola makan pasien, pasien kepada orangtua pasien tua kunjungan dapat mencegah memahami cara mencegah
mengenai dampak dari gizi terjadinya gizi buruk agar tidak terjadinya gizi
sulit untuk diberi makan pasien ke rumah
buruk. pada anaknya buruk pada anaknya.
sehingga orangtua pasien b. Menjelaskan kepada orang pasien dikemudian hari. b. Keluarga pasien sudah
sering merasa kewalahan. tua pasien bahwa penting b. Keluarga pasien memahami pentingnya gizi
memperhatikan gizi yang menjadi mengerti seimbang.
Hal ini membuat ibu pasien
diterima oleh anak. tentang pentingnya
terkadang malas untuk gizi seimbang.
membuat bubur untuk
anaknya, sehingga kerap
memberikan bubur instan
dan biskuit.

4. Aspek Risiko Eksternal Memberikan edukasi Orang Pada saat Pengetahuan keluarga Keluarga pasien mulai
mengenai rumah yang sehat. tua kunjungan pasien tentang rumah memikirkan untuk menyusun
a. Keadaan rumah pasien
dan membangun rumah
yang termasuk kategori pasien ke rumah sehat telah bertambah.
sehat.
rumah tidak sehat.
pasien
5. Aspek fungsional Menyarankan orangtua pasien Orang Pada saat Pasien dapat beraktifitas Pasien dalam proses
memperbaiki pertumbuhan dan

33
Pasien tampak aktif, untuk dapat memepertahankan tua kunjungan kembali seperti biasa dan perkembangannya.
namun nafsu makan kesehatan pasien, seperti pasien ke rumah tidak ada anggota keluarga
sedikit menurun. mengikuti pola makan seimbang pasien yang mengalami hal yang
sama.

34
PROGNOSIS

1. Ad vitam : dubia ad bonam

2. Ad sanationam : dubia ad bonam

3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

33
LAMPIRAN
FOTO HOME VISIT DAN FOLLOW UP

Foto 1. Kunjungan pertama 20 april 2019

Foto 2. Kunjungan ke dua 23 april 2019

34

Anda mungkin juga menyukai