Anda di halaman 1dari 7

TUGAS THT

MENIERE’S SINDROM

Pembimbing :

dr. Jurita
Disusun Oleh :

RORY WATI TAMBA 1361050141

KEPANITERAAAN KLINIK ILMU FARMAKOTERAPI DAN FARMASI TERAPAN

PERIODE 24 JULI-26 AGUSTUS 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA
MENIERE’S SINDROM
I. DEFINISI MENIERE’S SINDROM
Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang menyebabkan
timbulnya episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga berdenging), perasaan
penuh dalam telinga, dan gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif. Sehingga
menyebabkan penderitanya tidak mampu mempertahankan posisi dalam berdiri tegak.
Adapun struktur anatomi telinga yang terkena dampaknya adalah seluruh labirin yang
meliputi kanalis semisirkularis dan kokhlea. Penyakit Meniere dikenal juga dengan
hidrops endolimfa. Hidrops endolimfatik didefinisikan sebagai peningkatan dari tekanan
hidrolik pada telingan tengah dari sistem endolimfatik.

II. ANATOMI TELINGA

III. EPIDEMIOLOGI
Insiden di seluruh dunia penyakit Meniere adalah sekitar 12 dari setiap 1.000
orang. Mungkin 100.000 pasien mengembangkan penyakit Meniere setiap tahun. Pada
sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling banyak
ditemukan pada usia 20-50 tahun.

IV. ETIOLOGI

Penyebab pasti penyakit Meniere ini belum diketahui secara pasti. Namun
terdapat berbagai teori termasuk pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada
aliran darah yang menuju labirin dan terjadi gangguan elektrolit dalam cairan labirin,
reaksi alergi dan autoimun. Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan
dimana terjadi ketidakseimbangan cairan telinga dalam yang abnormal dan diduga
disebabkan oleh terjadinya malabsorpsi dalam sakus endolimfatikus. Selain itu para ahli
juga mengatakan terjadinya suatu robekan pada membrane di labirin kokhlea sehingga
menyebabkan endolimfa dan perilimfa bercampur.

V. PATOFISIOLOGI

Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa


(peningkatan endolimfa yang menyebabkan labirin membranosa berdilatasi) pada
kokhlea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi dan hilang timbul diduga disebabkan oleh
meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri, menurunnya tekanan osmotic dalam
kapiler, meningkatnya tekanan osmotic ruang ekstrakapiler, jalan keluar sakulus
endolimfatikus tersumbat (akibat jaringan parut atau karena defek dari sejak lahir).
Hidrops endolimfa ini lama kelamaan menyebabkan penekanan yang bila mencapai
dilatasi maksimal akan terjadi ruptur labirin membran dan endolimfa akan bercampur
dengan perilimfa. Pencampuran ini menyebabkan potensial aksi di telinga dalam
sehingga menimbulkan gejala vertigo, tinnitus, dan gangguan pendengaran serta rasa
penuh di telinga. Ketika tekanan sudah sama, maka membran akan sembuh dengan
sendirinya dan cairan perilimfa dan endolimfa tidak bercampur kembali namun
penyembuhan ini tidak selalu sempurna.

Gambar 1. Labirin normal dan hiddrops endolimfa

VI. MANIFESTASI KLINIK


Tanda – tanda dan gejala utama dari penyakit Meniere adalah:
1. Vertigo yang berulang.
Vertigo adalah sensasi yang mirip dengan pengalaman ketika tubuh berputar
cepat beberapa kali dan tiba-tiba berhenti. Tubuh akan merasa seolah-olah ruangan
berputar dan kehilangan keseimbangan. Episode vertigo terjadi tanpa peringatan dan
biasanya berlangsung selama 20 menit sampai dua jam atau lebih, bahkan hingga 24 jam.
Vertigo yang berat dapat menyebabkan mual dan muntah.
2. Gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran pada penyakit Meniere dapat berfluktuasi, terutama pada
permulaan penyakit. Kebanyakan penderita Meniere mengalami gangguan pendengaran
permanen akhirnya.
3. Tinnitus.
Tinnitus adalah suara dering, mendengung, meraung, bersiul atau mendesis di
telinga. Pada penyakit Meniere, tinnitus sering terdengar pada nada rendah.
4. Kepenuhan aural.
Kepenuhan aural adalah perasaan penuh atau tekanan dalam telinga.

VII. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar, tujuh
keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui juga keadaan yang
memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan,
ketegangan. Pada vertigo Meniere, penderita merasakan seolah – olah ruang di
sekitarnya berputar, atau seolah – olah lantai di bawah kakinya seolah – olah
bergelombang. Selain itu, pada vertigo Meniere posisi kepala tertentu dapat
memperparah atau memperingan dari gejala vertigonya sehingga seringkali penderita
tidur dengan kepala dengan kedudukan tertentu.
Onset: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal,
kronik, progresif atau membaik. Pada vertigo Meniere, onsetnya terjadi beberapa menit,
jam, atau beberapa hari, dan biasanya menetap. Apakah juga ada gangguan pendengaran
yang biasanya menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n. vestibularis. Pada
vertigo Meniere biasanya terjadi tinitus.
Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan
lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik seperti
anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru juga perlu ditanyakan.
Juga kemungkinan trauma akustik. Kesadaran penderita tetap baik. Penderita mengeluh
tentang nausea, yang mungkin pula disusul oleh vomitus. Sewaktu – waktu juga ada
diare. Selain itu, penderita juga mengeluh terjadinya gangguan keseimbangan.

2. Pemeriksaan Fisik
Fungsi vestibuler/serebeler
Uji Romberg: penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan
kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30
detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya
dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada
mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali
lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler
badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.

3. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran


a. Tes garpu tala.
Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli perseptif, dengan
tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach. Pada tuli konduktif tes Rinne negatif, Weber
lateralisasi ke sisi yang tuli, dan Schwabach memendek.
b. Tes Audiometri.
Audiogram biasanya menunjukkan kehilangan sensorineural pada telinga yang
sakit.
VIII. PENATALAKSANAAN
Beberapa jenis pengobatan medis dan bedah telah ditawarkan pada pasien dengan
penyakit Meniere selama 150 tahun terakhir. Banyaknya pilihan terapi menandakan
bahwa tidak ada pengobatan efektif yang tersedia untuk pasien ini. Namun, sebagian
akan dibantu oleh kombinasi terapi medis, konseling psikologis-keyakinan, gaya hidup
dan perubahan pola makan. Hingga saat ini obat untuk penyakit Meniere belum
ditemukan. Pilihan pengobatan yang tersedia sebaiknya disesuaikan dengan tingkat
keparahan gejala pasien dan kegagalan respon terapi yang sesuai.
Beberapa penatalaksanaan secara medis yang dianjurkan untuk untuk
mengantisipasi mula dan gejala lain dari vertigo dan meringankan vertigo dapat
dilakukan dengan mengurangi tekanan pada telinga dalam melalui pemberian
antihistamin, barbiturat atau diazepam, antikolinergik, steroid dan diuretik.

Tabel 1. Medikasi yang diberikan pada penyakit Meniere

Episode akut vertigo harus dikelola dengan penekan vestibular dan antiemetik
(Tabel 2). Dosis harus dimulai rendah dan meningkat menjadi efek positif atau efek
samping. Penekan vestibular termasuk benzodiazepin, yang memiliki keuntungan dari
sifat anxiolytic untuk penggunaan jangka pendek, antihistamin (meclizine dan
dimenhydrinate), dan antikolinergik (skopolamin). Prometazin dan proklorperazin dapat
digunakan untuk pengobatan akut mual dan muntah dan tersedia dalam bentuk
supositoria. Lorazepam telah diberikan secara sublingual dengan dosis 0,5-1 mg empat
kali sehari dapat mencapai keringanan serangan vertigo akut.
Tabel 2. Pengobatan Vertigo Akut

IX. PENCEGAHAN
Cairan telinga bagian dalam dipengaruhi oleh zat tertentu dalam darah dan cairan
tubuh lainnya.
Misalnya, ketika makan makanan yang tinggi garam atau gula, konsentrasi
tingkat darah dari garam atau gula meningkat, dan ini pada gilirannya, akan
mempengaruhi konsentrasi zat dalam telinga bagian dalam Anda. Orang dengan
gangguan keseimbangan tertentu harus mengontrol jumlah garam dan gula yang
ditambahkan ke makanan. Anda juga harus menyadari garam tersembunyi dan gula yang
makanan mengandung. Membatasi atau menghilangkan penggunaan kafein dan alkohol
juga akan membantu untuk mengurangi gejala pusing dan telinga berdenging
RESEP

Rory Wati Tamba

SIP.1362050141

Kerja Bakti no. 76 Rt 1 Rw 2 Kec/Kel Kampung Makasar

Jakarta Timur

R/ hidrochlorotiazid 25mg No. VII

S 1 dd I tab p.c

R/ betahistine 16 mg No. XXI

S 3 dd I tab m.et.v p.c

R/ deksametasone inj 4g/L No. I vial

Simm

Pro : -

Umur : -

Anda mungkin juga menyukai