MENIERE’S SINDROM
Pembimbing :
dr. Jurita
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
MENIERE’S SINDROM
I. DEFINISI MENIERE’S SINDROM
Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang menyebabkan
timbulnya episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga berdenging), perasaan
penuh dalam telinga, dan gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif. Sehingga
menyebabkan penderitanya tidak mampu mempertahankan posisi dalam berdiri tegak.
Adapun struktur anatomi telinga yang terkena dampaknya adalah seluruh labirin yang
meliputi kanalis semisirkularis dan kokhlea. Penyakit Meniere dikenal juga dengan
hidrops endolimfa. Hidrops endolimfatik didefinisikan sebagai peningkatan dari tekanan
hidrolik pada telingan tengah dari sistem endolimfatik.
III. EPIDEMIOLOGI
Insiden di seluruh dunia penyakit Meniere adalah sekitar 12 dari setiap 1.000
orang. Mungkin 100.000 pasien mengembangkan penyakit Meniere setiap tahun. Pada
sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling banyak
ditemukan pada usia 20-50 tahun.
IV. ETIOLOGI
Penyebab pasti penyakit Meniere ini belum diketahui secara pasti. Namun
terdapat berbagai teori termasuk pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada
aliran darah yang menuju labirin dan terjadi gangguan elektrolit dalam cairan labirin,
reaksi alergi dan autoimun. Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan
dimana terjadi ketidakseimbangan cairan telinga dalam yang abnormal dan diduga
disebabkan oleh terjadinya malabsorpsi dalam sakus endolimfatikus. Selain itu para ahli
juga mengatakan terjadinya suatu robekan pada membrane di labirin kokhlea sehingga
menyebabkan endolimfa dan perilimfa bercampur.
V. PATOFISIOLOGI
VII. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar, tujuh
keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui juga keadaan yang
memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan,
ketegangan. Pada vertigo Meniere, penderita merasakan seolah – olah ruang di
sekitarnya berputar, atau seolah – olah lantai di bawah kakinya seolah – olah
bergelombang. Selain itu, pada vertigo Meniere posisi kepala tertentu dapat
memperparah atau memperingan dari gejala vertigonya sehingga seringkali penderita
tidur dengan kepala dengan kedudukan tertentu.
Onset: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal,
kronik, progresif atau membaik. Pada vertigo Meniere, onsetnya terjadi beberapa menit,
jam, atau beberapa hari, dan biasanya menetap. Apakah juga ada gangguan pendengaran
yang biasanya menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n. vestibularis. Pada
vertigo Meniere biasanya terjadi tinitus.
Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan
lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik seperti
anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru juga perlu ditanyakan.
Juga kemungkinan trauma akustik. Kesadaran penderita tetap baik. Penderita mengeluh
tentang nausea, yang mungkin pula disusul oleh vomitus. Sewaktu – waktu juga ada
diare. Selain itu, penderita juga mengeluh terjadinya gangguan keseimbangan.
2. Pemeriksaan Fisik
Fungsi vestibuler/serebeler
Uji Romberg: penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan
kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30
detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya
dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada
mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali
lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler
badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
Episode akut vertigo harus dikelola dengan penekan vestibular dan antiemetik
(Tabel 2). Dosis harus dimulai rendah dan meningkat menjadi efek positif atau efek
samping. Penekan vestibular termasuk benzodiazepin, yang memiliki keuntungan dari
sifat anxiolytic untuk penggunaan jangka pendek, antihistamin (meclizine dan
dimenhydrinate), dan antikolinergik (skopolamin). Prometazin dan proklorperazin dapat
digunakan untuk pengobatan akut mual dan muntah dan tersedia dalam bentuk
supositoria. Lorazepam telah diberikan secara sublingual dengan dosis 0,5-1 mg empat
kali sehari dapat mencapai keringanan serangan vertigo akut.
Tabel 2. Pengobatan Vertigo Akut
IX. PENCEGAHAN
Cairan telinga bagian dalam dipengaruhi oleh zat tertentu dalam darah dan cairan
tubuh lainnya.
Misalnya, ketika makan makanan yang tinggi garam atau gula, konsentrasi
tingkat darah dari garam atau gula meningkat, dan ini pada gilirannya, akan
mempengaruhi konsentrasi zat dalam telinga bagian dalam Anda. Orang dengan
gangguan keseimbangan tertentu harus mengontrol jumlah garam dan gula yang
ditambahkan ke makanan. Anda juga harus menyadari garam tersembunyi dan gula yang
makanan mengandung. Membatasi atau menghilangkan penggunaan kafein dan alkohol
juga akan membantu untuk mengurangi gejala pusing dan telinga berdenging
RESEP
SIP.1362050141
Jakarta Timur
S 1 dd I tab p.c
Simm
Pro : -
Umur : -