BAB II Fix
BAB II Fix
sebagai sayur. Terlebih lagi bagi indonesia yang mengaku sebagai negara negara
hukum, tentu saja hukum merupakan acuan dan landasan dalam melakukan segala
tindakan.
dengan mendasarkan tingkatan usia, dalam artian tingkat usia berapakah seorang
menjelaskan anak adalah seorang yang belum mencapai usia 21 (dua puluh satu)
tahun atau yang belum menikah. Ada yang mengatakan anak adalah seseorang
Tahun 2002 tentang perlindungan anak, anak adalah seseorang yang belum
1
Paulus Hadisuprapto, Delekuensi Anak penahanan dan penanggulangannya,cetakan ke-
V, Selaras, Malang, 2010, h, 11
orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai usia 8 (delapan) tahun tetapi
dewasa dan merupakan salah satu kelompok rentan yang haknya masih
anak dapat diartikan sebagai seseorang yang dilahirkan akibat hubungan antara
pria dan Wanita jika terikat dalam suatu ikatan perkawinan.Dalam Hukum Positif
keperluan apa, hal ini juga akan mempengaruhi batasan yang digunakan untuk
mejelaskan pengertian tentang anak ialah setiap manusia yang berusia dibawah 18
(Delapan Belas) Tahun dan belum menikah termasuk anak yang masih dalam
anak, pengertian anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah telah
mencapai umur 8 (Delapan) tahun tetapi belum pernah kawin. Namun hal
berbeda di tunjukkan dalam lapangan hukum tata negara, hak memilih dalam
Belas) tahun.
Melihat dari hal-hal tersebut dapat diperoleh satu kesimpulan bahwa
penetapan batas umur anaka adalah relatif tergantung pada kepentingnya. Namun
hal berbeda ditunjukkan dalam lapangan hukum tata negara, hak memilih dalam
(delapan Belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Ketentuan ini
diambil dari convention on the right og the child, yang telah diratifikasi oleh
Indonesia dengan Keppres R.I Nomor 36 Tahun 1990 dengan sedikit perubahan
didalamnya.5
Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan
Anak, yang dimksud dengan anak adalah seseorang yang belum mencapai umur
putusan pengadilan menjadi pidana di LAPAS anak paling lama sampai usia 18
(Delapan Belas) tahun. Artinya yang dimaksud anak adalah seorang sampai
4
Shanty Dellyana, Wanita dan Anak di Mata Hukum,cetakan ke-I, Liberty, Yogyakarta,
1988, h, 50.
5
Lihat pada pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak.
6
Lihat pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang permasyarakatan.
Mengenai pengertian atau definisi anak dalam berbagai peraturan
perundang-undangan yang ada di Indonesia saat ini belum ada batasan yang
konsisten. Artinya antara suatu dengan yang lain belum terdapat keseragaman,
melihat hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penetapan batasan umur atau
usia anak digantungkan pada kepentingan pada saat produk hukum itu dibuat.
II.I.2. Pengertian Perlindungan Hukum
Tentang Perlindungan Sanksi dan korban pasal 1 angka 6 adalah segala upaya
pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada
kepada korban yang wajib dilaksanakan oleh lembaga perlindungan sanksi dan
korban sesuai (LPSK) atau lembaga lain yang sesuai dengan ketentuan
perlindungan ini diberikan dalam semua tahap proses peradilan Pidana dalam
lingkungan peradilan.
Tentang sistem peradilan pidana anak yang berlaku, baik tersangka, terdakwa,
hak anak agar dapat hidup, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai
tidak saja menjadikan perhatian secara nasional, tetapi juga internasional. Oleh
karena itu, masalah ini perlu memperoleh perhatian yang serius, pentingnya
justice for victims of crime and abuse of power oleh PBB (Persatuan Bangsa-
Bangsa) sebagai hasil dari the saventh United Nation Conggres on the prevention
of Crime and the treatment of offender. Sepanjang hal itu menyangkut korban
kejahatan dalam deklarasi PBB tersebut telah menganjurkan agar paling sedikit
menyangkut kebijakan atau politik hukum pidana yang ingin diterapkan, yaitu
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya
manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa, yang memiliki
peranan strategis yang mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan
perkembangan dan pertumbuhan anak secara wajar baik fisik, mental, dan sosial,
7
Muladi, Proyeksi Hukum Pidana Materiil Indonesia dimasa Datang, Universitas
Diponegoro, Semarang, 1990, h, 27.
8
Glosarium, pengertian Perlindungan Hukum Menurut para Ahli,
http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-Hukukum-menurut-para-ahli/, (Diakses pada
tanggal 4 September 2017 Jam 9:43 Wib
bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Kegiatan perlindungan anak
membawa akibat hukum, baik dalam kaitannya dengan hukum tertulis maupun
anak.10
pendidikan.11
tersebut jelas dinyatakan secara tegas bahwa setiap Anak berhak atas
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak menegaskan hak hak
15
Baca pada bagian Bab II dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang
kesejahteraan anak.
16
Lihat pada bagian Bab IV dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak.
4. Setiap anak berhak mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh
oleh orang tuanya sendiri
5. Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan
social sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
6. Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatya (pasal 9 Dirubah dalam Undang-undang
Nomor 35 Tahun 2014);
7. Bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh
pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki
keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus;
8. Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima,
mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan
dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai
kesusilaan dan kepatutan.
9. Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,
bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi
sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi
pengembangan diri.
10. Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi,
bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
11. Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain
manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, behak mendapat
perlindungan dari perlindungan dari perlakuan: diskriminasi,
eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual, pelantaran, kekejaman,
kekerasan, dan penganiayaan, ketidak adilan, dan pelakuan salah
lainnya;
12. Setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada
alasa dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan
itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan
pertimbangan terakhir;
13. Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari:
penyalahgunaan dalam kegiatan politik, pelibatan dalam sengketa
bersenjata, pelibatan dalam kerusuhan sosial, pelibatan dalam
peristiwa yang mengandung unsur kekerasan, dan pelibatan dalam
peperangan;
14. Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran
pemganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman tidak
manusiawi;
15. Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan
hukum;
16. Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya
dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat
dilakukan sebagai upaya terakhir;
17. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk: mendapatkan
perlakuan secara manusiawi dan penemapatannya dipisahkan dari
orang dewasa, memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya
secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku, dan
membela diri serta memperoleh keadilan dideapan pengadilan anak
yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum;
18. Setiap anak menjadi korban atau kekerasan seksual atau yang
berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan dan;
19. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak
mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya.
Pasal 2 Undang_undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak
asuhan khusus umtuk tumbuh dan berkembang dengan wajar, (2) Anak berhak
sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga Negara
yang baik dan berguna, (3) Anak behak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik
semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan, (4) Anak berhak atas
1979 Tentang Kesejahteraan Anak, maka dapat dirangkum, bahwa paling tidak
17
Baca dalam Penjelasan Pasal 2 ayat (2, dan 4) dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun
1979 tentang kesejahteraan anak .
18
Baca Penjelasan pasal 3 dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang
kesejahteraan anak
19
Mohammad Taufiq Makarao Dkk, Op.cit.
1. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan
berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarga maupun didalam asuhan
khusus;
2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan
kehidupan social;
3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa didalam
kandungan maupun sesudah dilahirkan;
4. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat
membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan
dengan wajar;
5. Dalam keadaan yang membahayakan, anaklah yang pertama-tama
berhak mendapat pertolongan, bantuan, dan perlindungan;
6. Anak yang tidak mempunyai orang tua berhak memperoleh asuhan oleh
Negara atau orang atau badan;
7. Anak yang tidak mampu berhak memperoleh bantuan dalam
lingkungan keluarganya dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar;
8. Anak yang mengalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan
yang bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan juga, juga diberikan
kepada anak yang telah dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran
hukum berdasarkan keputusan Hakim;
9. Anak cacat berhak memperoleh pelayanan Khusus untuk mencapai
tingkat pertumbuhan dan perkembangan sejauh batas kemampuandan
kesanggupan anak yang bersangkutan;
10. Bantuan dan pelayanan, yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan
anak menjadi Hak setiap anak tanpa membedakan jenis kelamin,
agama, pendirian politik, dan kedudukan social.
(SPPA)
sebagai suatu sistem proses penyelesaian perkara pidana anak yang berhadapan
Dalam hal ini berupa Undang-undang Nomor 11 tahun 2012. Mengenai hukum
menentukan: “ketentuan beracara dalam Hukum acara Pidana berlaku juga dalam
Oleh Karen itu yang dimaksud dengan Frasa “Hukum Acara Pidana” pasal
telah memberikan tafsiran autentik pada pasal 1 angka 7, yaitu pengalihan proses
penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses diluar peradilan
pidana, terhadap apa yang dimksud dengan Diversi tersebut UU No. 11 tahun
Akan tetapi dalam naskah akademik RUU sistem peradilan pidana anak
anak yang diduga melakukan tindak pidana tertentu dari proses pidana formal ke
penyelesaian damai antara tersangka atau terdakwa atau pelaku tindak pidana
20
R. Wiyono, Sistem Peradilan Pidana Anak Di Indonesia, cetakan ke-I Sinar
Grafika, Jakarta, 2016, h, 21.
dengan korban yang difasilitasi oleh keluarga dan/atau masyarakat, pembimbing
perkara pelanggaran Anak dengan tidak mengambil jalan Formal antara lain
menghentikan atau meneruskan atau melepaskan dari proses peradilan pidana atau
tentang sistem peradilan pidana Anak disebutkan substandi yang paling mendasar
dalam UU No. 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana Anak adalah
pengaturan secara tegas mengenai keadilan restorative justice dan Diversi. Hal ini
Hukum dan diharapkan anak dapat kembali kelingkungan social secara wajar.
21
M. Nasir Djamil, Anak bukan untuk Dihukum, Cetakan Ke-II, Sinar Grafika , Jakarta,
2013, , h,137.
22
Setyo Wahyudi,Implementasi Ide Diversi, Cetakan ke-I, Genta Publishing, Yogyakarta,
Juni 2011, h,16, dalam Wiyono, Sistem Peradilan Pidana Anak, Sinar Grafik, Jakarta, 2016, h,56
Maksud dari Diversi tersebut, kemudian menentukan bahwa Tujuan dari
Diversi adalah:23
aparatur penegak Hukum yaitu Polri, Kejaksaan RI, dan Peradilan dalam
melaksakan tugas Diversi harus mempunyai tujuan sebagai mana yang dimaksud
dalam pasal 6.
sistem peradilan pidana anak merupakan bagian dari implementasi diversi. Prinsip
utama pelaksanaan konsep diversi ialah pendekatan persuasif atau pendekatan non
kesalahan.24
Kovenan Hak-Hak Sipil dan Politik dalam Pasal 24 ayat (1), menyatakan
demikian sah diberikan karena Hakim memang diberikan kebebasan dalam untuk
menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang
Hal tersebut sejalan dengan rumusan Beijing Rules Butir 11.1 yang
anak dapat dilakukan oleh Hakim. Restorative justice dapat dijadikan rujukan bagi
d. Polisi, Jaksa, hakim dan Aparat penegak hukum lainnya sebisa mungkin
25
Loc.,it.
Secara formal di dalam Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 2012 Tentang
Solution)
2. Mendorong pelaku bertanggung jawab terhadap korban atau peristiwa
26
M. Nasir Djamil, Anak Bukan Hukum, cetakan ke-II, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, , h,
123- 133.
27
Restorative Justice, dimuat dalam Rudi Rizky DKK, Refleksi Dinamika Hukum, Perum
Percetakan Negara RI, dimuat dalam R.Wiyono, Sistem Peradilan Pidana Anak Diindonesia,
cetakan ke-II, Sinar Grafika, Jakarta, 2016, h, 7.
pelaku diarahkan pada pertanggung jawaban terhadap korban, bukan
untuk:
II.III.3. Penyidikan
Undang Sistem Pradilan Pidana Anak, secara pidana anak diatur dalam Bab III
mulai dari pasal 16 sampai dengan pasal 62, artinya ada 47 pasal yang mengatur
Hukum acara pidana anak, penuntut umum anak, dan hakim anak wajib memberi
perlindungan Khusus bagi anak yang diperiksa karena melakukan tindak pidana
Negara Republik Indonesia atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kepala Kepolisian
penyidik yang ditetapkan oleh KUHAP. Penyidik dalam Anak tersebut haruslah
Pidana Anak).29
mengupayakan diversi dalam jangka waktu paling lama 7 (Tujuh) Hari setelah
penyidikan dimulai. dan proses diversi dilaksanakan 30 (Tiga Puluh) hari setelah
diversi dimulai.
29
Lihat dalam pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang
sistem peradilan pidanan anak.
sehingga berlaku ketentuan-ketentuan KUHAP. Pasal 30 Undang-Undang sistem
Anak;
3. Dalam ruang pelayanan khusus anak belum ada wilayah yang
dibidang sosial;
Penahanan terhadap anak tidak boleh dilakukan dalam hal anak memperoleh
jaminan dari orang tua/wali dan/atau lembaga bahwa anak tidak akan melarikan
diri, tidak akan menghilangkan atau merusak barang bukti, dan/atau tidak akan
30
Lihat dalam pasal 30 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang sistem
peradilan pidana anak.
hakim pengadilan negeri paling lama 5 (lima) hari dalam hal jangka
Hukum.32
II.III.5. Tahap Penuntutan
dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim dalam persidangan
Anak. Penuntut umum anak wajib mengupayaka diversi paling lama 7 (tujuh) hari
ketua pengadilan negeri untuk dibuat penetapan. Apabila Diversi gagal, penuntut
31
Lihat pasal 33 dan pasal 34 Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana anak.
32
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam SIstem Peradilan Pidana
Anak Di Indonesia, Refika Aditama, Bandung, 2014) h, 124
umum wajib menyampaikan berita acara Diversi dan melimpahkan perkara
Khusu anak dipisahkan dari sidang tunggu orang dewasa. Adapun sidang anak
didahulukan dari waktu sidang orang dewasa. Disamping itu, hakim memeriksa
perkara anak dalam sidang yang dinyatakan tertutup kecuali pembacaan putusan
untuk mendapingi anak, apabila orang tua/wali tidak hadir sidang tetap
ketentuan sebagaimana dimaksud diatas, maka sidang akan batal demi Hukum.
Persidangan perkara anak bersifat tertutup agar tercipta suasana tenang dan
peristiwa dan perasaannya secara terbuka dan jujur selama sidang berjalan 34 pada
proses pembacaan putusn pengadilan pengadilan dalam sidang yang terbuka untuk
umum dan dapat dihadiri oleh anak. Menurut UU No. 11 Tahun 2012 tentang
sistem peradilan Pidana Anak, menentukan bahwa anak hanya dapat dijatuhi
33
Sambas, Dkk, Pembaharuan Sistem Pemidanaan Anak Di Indonesia.Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2010, h, 13
34
Maidin Gultom, Loc.it, h, 146.
Anak yang belum usia 14 (empat belas) Tahun hanya dapat dikenai sanksi
tindakan.
diperlukan narapidana agar menjadi lebih baik, yang perlu dibina adalah pribadi
pemasyarakat anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun, apabila
pidananya harus dipindahkan dan tempatnya terpisah dari narapidana yang telah
pembinaan keterampilan.
dan pasal 40 konvensi hak_hak anak (Konvention on the Right of the Child) yang
umurnya dan dipisahkan dari orang dewsa, memperoleh bantuan hukum dan
bamtuan lain secara efektif, bebas dari penyiksan, penghukuman, atau perlakuan
lain yang kejam, tidak manusiawi, serta merendahkan derajat martabatnya, tidak
dijatuhi pidana mati, atau seumur hidup, tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara
kecuali sebagai upaya terakhir dan dalam waktu yang paling singkat.