1. Latar Belakang
Negara adalah suatu organisasi yang terdiri dari masyarakat yang mempunyai
sifat-sifat khusus, antara lain sifat memaksa dan sifat monopoli untuk mencapai
masyarakat.2
istilah presiden. Presiden pada dasarnya hanya dijumpai dalam Negara yang
kepala Negara yang bernama kaisar, raja/ratu, yang dipertuan agung atau sultan.3
jabatan presiden dan wakil presiden untuk pertama kalinya dilakukan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang pada saat itu diasumsikan sebagai
Dasar (UUD) 1945. Adapun yang dipilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia ialah Soekarno dan Mohammad Hatta. Sejak pertama kali dipilih oleh
1
Moh. Koesnardi, Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, (Jakarta: Gaya Media Pertama, tth), hlm, 55.
2
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), hlm, 38.
3
Titik Triwula Tutik, Restorasi Hukum Tata Negara Indonesia Berdasarkan Undang-undang Dasar
Republik Indonesia 1945, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2017), hlm, 115.
PPKI secara aklamasi pada tanggal 18 Agustus 1945 MPR yang ditugaskan untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden tidak pernah terbentuk sampai saatnya
sendirinya tidak pernah ada pula pemilihan Presiden dan Wakil Presiden oleh MPR
dalam kurun waktu 18 agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949. Akhirnya
dalam masa berlakunya konstitusi RIS Presiden Soekarno dipilih pula sebagai
Pemilihan presiden oleh MPR berdasarkan hasil pemilu untuk pertama kalinya
baru dilakukan pada masa Orde Baru yaitu berdasarkan hasil pemilu 1971 dimana
MPR secara aklamasi pula memilih Soeharto sebagai presiden. Keadaan ini terus
berlangsung sampai pemilu 1997 yang mana MPR pada tahun 1998 kembali memilih
Presiden dan Wakil Presiden dalam arti sebenarnya baru terlaksana pada tahun 1999
presiden tak pelak menimbulkan kontroversi politik cukup kuat mengingat Partai
4
Harun Al-Rasid, Pengisian Jabatan Presiden, (Jakarta: Grafiti, 1999), hlm, 23-34.
5
Mexsasai Indra, Dinamika Hukum Tata Negara Indonesia, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011),
hlm, 261
Pemilihan umum merupakan salah satu cara negara demokrasi dalam mengisi
suatu jabatan publik baik tingkat pusat ataupun tingkat daerah. Sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 6 bahwa
pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
setiap lima tahun sekali. Langsung dimaknai sepanjang suara pemilih tidak
setiap warga negara yang telah memiliki hak suara. Bebas adalah sifat tanpa paksaan
atau tekanan dari siapapun bagi setiap pemilih. Rahasia merupakan asas yang
menjamin suara yang diberikan pemilih tidak diketahui oleh orang lain. Selanjutnya
jujur berarti pemilihan umum dilaksanakan menurut aturan yang berlaku, tidak
manipulatif. Terakhir, asas adil artinya dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pemilih
mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.7
manifestasi dari kedaulatan rakyat. Prinsip pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat
sistem pemilihan umum secara langsung, suara rakyat menjadi dasar legitimasi atas
terpilihnya pejabat pemerintahan, baik tingkat pusat ataupun tingkat daerah. Selain
faktor suara rakyat, tak dapat dipungkiri model penyelenggaraan pemilihan umum
juga turut berperan besar dalam proses suksesi kepemimpinan. Sehingga pentingnya
6
Lihat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
7
Ahmad Kamil Bustomi. 2015. Relevansi Pemilihan Umum Serentak Presiden dengan Legislatif
terhadap Penguatan Sistem Presidensial di Indonesia. (Skripsi). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
uji materi atas Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden oleh Yusril Ihza Mahendra. Uji materi ini diajukan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah Presiden dan Wakil Presiden dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah” dalam kerangka mewujudkan hal tersebut, model
Perlunya pemilihan umum serentak merupakan hasil uji materi Pasal 3 ayat
(5), Pasal 9, Pasal 12 ayat (1) dan (2), Pasal 14 ayat (2), dan Pasal 112 Undang-
Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden8 terhadap Pasal 4 ayat (1), Pasal 6A ayat (2), Pasal 7C, Pasal 22E ayat (1),
(2) dan (3) UUD 1945 ke Mahkamah Konstitusi. Selanjutnya dalam Putusan
pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden dapat dilaksanakan secara
Presiden pada umumnya ditentukan melalui seleksi yang dilakukan oleh partai
politik. Partai politik berperan penting untuk turut andil dalam proses pelaksanaan
8
Lihat dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden.
9
Harun Alrasyid, Pengisian Jabatan Presiden. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1999, Hlm, 24
demokrasi. Inilah yang diamanatkan dalam pasal 6A ayat (2) Undang-Undang Dasar
1945. Kalau melihat ketentuan pasal tersebut, maka sistem presidential threshold
menjadi tidak memiliki relevansi lagi atau sudah kehilangan urgensinya dengan
suatu hal yang kontradiktif apabila Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan yang
yang dianut dalam Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945.
pemilihan legislatif 2014 digunakan untuk mengusung calon presiden pada pemilihan
presiden 2019 mendatang. Hal tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa
serentak. Kalau melihat ketentuan tersebut tentu akan menimbulkan berbagai respon
pro dan kontra dari partai-partai politik karena tidak semua partai politik akan
10
Lytha Dayanara Relevansi Presidential Threshold Dalam Model Penyelenggaraan Pemilu (Skripsi),
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (UNNES), 2017, Hlm, 2.
maka sebelum penyelenggaraan pemilihan umum serentak, idealnya telah ditentukan
partai-partai politik yang mana saja yang menjadi peserta pemilu. Sebaliknya, apabila
sistem presidential threshold dihapuskan, maka secara otomatis setiap partai politik
memiliki tiket untuk mengajukan pasangan presiden dan wakil presiden tanpa harus
tercapai.11
1945. Hal itulah yang berlaku hingga saat ini. Sistem presidensial dengan indikator
untuk pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden 2019 tidak diperlukan lagi.
penelitian yang bersifat Analisis Yuridis Empiris dengan judul Relevansi Sistem
2. RUMUSAN MASALAH
Ibid, Hlm 4.
11
12
Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Sinar Grafika. Jakarta, 2011,
hlm 97.
a. Bagaimana pandangan partai-partai politik tentang presidential threshold
3. TUJUAN PENELITIAN
A. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penelitian dan penulisan skripsi ini yang dimaksud
seperti tersebut diatas, maka yang dituangkan disini diarahkan untuk mencapai dua
umum serentak.
B. Tujuan Khusus
Selain tujuan umum seperti yang telah dijelaskan diatas, adapun tujuan khusus
dari penelitian ini, yaitu sebagai persyaratan akademik. Penelitian ini ditujukan untuk
A. Manfaat Praktis
Indonesia.
B. Manfaat Teoritis
Indonsia sehingga bermanfaat bagi mahasiswa fakultas hukum dan Civitas akademik
serentak dan juga untuk menambah keilmuan dalam bidang hukum, khususnya dalam
hukum pidana.
5. KAJIAN PUSTAKA
permasalahan yang diteliti serta dapat diambil atau diangkat dari berbagai sumber
seperti buku teks, jurnal, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-
teori-teori pendukung yang terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
A. Demokrasi
paham kerakyatan. Sebab pada akhirnya, hukum yang mengatur dan membatasi
kekuasaan negara atau pemerintah diartikan sebagai hukum yang dibuat atas dasar
kekuasaan atau kedaulatan rakyat. Begitu eratnya tali-temali antara paham negara
hukum dan kerakyatan, sehingga ada sebuah negara hukum yang demokratis atau
beginsel) sebagai salah satu dari empat asas negara hukum, disamping
13
Ni’matul Huda, Dinamika Ketatanegaraan Indonesia Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi, FH UII
Press, Yogyakarta, 2011, hlm .14.
Dalam makalah berjudul On Nations states in The Changing World, yang
Lee Kuan Yew antara lain mengatakan, A nation must first achieve economic
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia sebagai sebuah negara yang
wewenang tertinggi. Karena Indonesia adalah negara politik yang berdasarkan asas
kedaulatan rakyat dimana kekuasaan nya diberikan oleh rakyat baik secara langsung
yang kuat adalah demokrasi yang bersumber dari hati nurani rakyat untuk mencapai
keadilan dan kesejahteraan rakyat. Layaknya sebuah sistem, demokrasi juga memiliki
suatu konsep, ciri-ciri, model dan mekanisme sendiri. Yang mana semuanya itu
merupakan satu kesatuan yang dapat menjelaskan arti dan praktek sistem
demokrasi.15
Sehingga pada pokoknya demokrasi itu sendiri akan dapat berjalan secara
ideal ketika mendapatkan suatu partisipasi publik. Tidaklah hanya bertumpu pada
14
M. Alfan Alfian, Demokrasi” Pilihlah Aku” Warna-warni Politik Kita, Intrans Publhising, Malang,
2012, hlm.35.
15
Dipo Septiawan, 2016, dalam skrispisi “Optimalisasi Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia Studi Periode 2009-2014, FH UII, Yogyakarta, hlm.11.
konsep yang ideal ataupun sistem yang sempurna tetapi demokrasi itu sendiri harus
merupakan suatu fenemona yang tumbuh, bukan suatu penciptaan. Oleh karena itu,
praktik demokrasi di setiap negara tidaklah selalu sama. Sejarah tentang paham
demokrasi itu menarik, sedangkan sejarah tentang paham demokrasi itu sendiri
demokrasi itu sendiri. Di zaman modern ini, hampir semua negara mengklaim
menjadi penganut paham demokrasi. Hal ini tentunya selaras dengan apa yang selalu
dikumandangkan oleh para pakar-pakar teori demokrasi yaitu demokrasi adalah suatu
B. Bentuk Pemenerintahan
Dalam literatur hukum dan politik yang biasa disebut sebagai bentuk-bentuk negara
atau “staatsvormen” itu menyangkut pilihan antara kerajaan (monarki) atau republik
republik dan monarki. Jika kepala negara diangkat berdasarkan hak waris atau
16
Ibid,
17
Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara. Nusamedia, Bandung, 2010, Hlm, 23
negara dipilih melalui pemilihan umum untuk masa jabatan tertentu maka bentuk
dilakukan melalui garis keturunan atau hubungan darah, sedangkan dalam republik
tidak didasarkan atas pertalian atau hubungan negara. Lebih lanjut, kepala negara
monarki seperti di inggris yang diangkat sebagai kepala negara adalah anak tertua
Raja/Ratu, sehingga jabatan kepala negara dipegang oleh raja (King) atau ratu
(Queen). Berbeda dari kerajaan, kepala negara republik seperti Indonesia yang
diangkat kepala negara adalah yang dipilih berdasarkan pemilihan, biasanya disebut
C. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan dapat diartikan suatu struktur yang terdiri dari fungsi
legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang saling berhubungan, bekerja sama, dan
hubungan badan legislatif dan badan eksekutif, maka sistem pemerintahan di dalam
18
Jimly Asshiddiqie, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta,
2007, hlm, 277.
19
Ibid, 311
20
Ni’matul Huda, Lok,cit.
negara yang mengadakan atau menyelenggarakan sistem pemisahan kekuasaan itu,
pemerintahan yang terpusat pada jabatan presiden sebagai kepala pemerintahan (head
Menurut S.L Witman dan J.J Wuest dalam buku Ni’matul Huda22 ada
3. Tidak ada tanggung jawab yang timbal balik antara presiden dan
21
Ibid
22
Op,Cit
b. Sistem Pemerintahan Parlementer
kepala pemerintahan (head of government) itu dibedakan dan dipisahkan satu sama
lain. Kedua jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan itu, pada hakikatnya,
pengawasan langsung oleh rakyat terhadap badan legislatif atau sistem Swiss.24
D. Pemilu
ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselengarakan dalam suasana
demikian, disadari bahwa pemilihan umum tidak merupakan satu-satunya tolak ukur
dan perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain yang lebih bersifat
23
Jimly Asshiddiqie, Lok,Cit, hlm 312
24
Ni’matul Huda. Ilmu Negara, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010, Hlm, 267.
25
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 461.
sebagainya. Dalam sebuah negara pemilu menjadi hal yang sangat penting, karena
merupakan agenda untuk untuk memilih para wakil rakyat sekaligus memilih calon
Presiden dan Wakil presiden, khususnya Pilpres merupakan salah satu hal yang paling
penting bila berbicara tentang pemilu, mengingat Pilpres menjadi ajang dimana untuk
memilih seorang pemimpin negara yang mana hasil pilpres akan menentukan
berbagai variasinya, akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu:
Proporsional).
Dalam sistem distrik, satu wilayah kecil ( yaitu distrik pemilihan) memilih
terbanyak). Dalam sistem proporsional, satu wilayah besar (yaitu daerah pemilihan)
sistem ini ialah bahwa cara menghitung perolehan suara dapat menghasilakan
politik.26
26
Ibid
Sedangkan untuk Indonesia sendiri saat ini menggunakan sistem pemilihan
yang berdasarakan Dapil yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik
Dimana hasil pemilihan legislatif menjadi rujukan atau prasyarat untuk partai
politik atau gabungan partai politik untuk bisa mengajukan calon presiden dan wakil
ambang batas bagi partai politik atau gabungan partai politik untuk mengajukan calon
presiden atau wakil presiden. Maksud presidential threshold 20-25% adalah parpol
atau gabungan parpol harus memiliki 20 persen jumlah kursi di DPR dan/atau 25%
27
suara sah nasional dalam pemilu sebelumnya. Ambang batas itulah yang akan
dijadikan syarat untuk mengajukan calon presiden pada pemilu misal seperti untuk
Pilpres 2019. Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa pemerintah mengusulkan
presidential threshold, yaitu 20% perolehan kursi atau sebanyak 25% perolehan suara
nasional. Perlu dicatat bahwa syarat pilpres 2019 menggunakan ambang batas pemilu
tahun 2014.
Namun terlepas dari hal di atas perlu untuk dikaji lebih lanjut terkait
27
21Pengertian Presidential treshold dan Parliamentary , treshold, terdapat dalam”,
https://www.grandmedia.id/pengertian-presidential-threshold-dan-parliamentary-threshold/ (diakses
pada hari Selasa Tangga 5 November 2019, Jam 09:54 WIB)
pembentukan sebuah aturan hukum diperlukan landasan dan politik hukum yang
digunakan dalam merumuskan atauran tersebut, hal ini juga berlaku dengan
6. Metode Penelitian
A. Tipe Penelitian
process of finding the law goverens activities in human society” yang kalau diartikan
dalam bahasa Indonesia penelitian hukum adalah proses untuk menemukan hukum
28
Moh.Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Ctk ke-5, Rajawali Perss, Jakarta, 2014, hlm.1.
29
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Pranada Media Group, Jakarta, 2010.
30
Morris L. Cohen & Kent C. Olson, legal research publishing Company, St. Paul, minn, 1992, h: 1
Ibid, h: 57
penulis, yaitu: pokok kajian ini adalah peraturan perUndang-undangan yang
B. Pendekatan masalah
digunakan dalam penelitian hukum. Namun pada skripsi ini, penulisan menggunakan
sebagai negara hukum yang menganut civi law system, perUndang-undangan adalah
menelaah semua Undang-undang dan regulasi terkait dengan judul skripsi ini, yang
mengikat tetapi menjelaskan bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan
pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang mempelajari bidang tertentu, berupa
bahan hukum yang telah ditetapkan. Kemudian dikategorikan sesuai dengan rumusan
bahan tersebut bersifat preskriptif (hukum yang berlaku). Sifat preskriptif keilmuan
hukum ini merupakan susuatu yang substansial dalam ilmu hukum. Setelah bahan-
dalam preskriptif.
3. Melakukan telaah atas isu hukum yang diajukan berdasarkan bahan-bahan yang
telah dikumpulkan/dipersiapkan.
jawaban atau pembahasan yang telah disampaikan dalam tulisan skripsi ini.
7. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi sebagai rencana penelitian secara
merupakan isu sentral dalam penelitian ini, diteruskan dengan tujuan dan mamfaat
penelitian. Dalam bab ini juga dikemukakan kajian pustaka yang berkaitan dengan
Bab II Membahas terkait rumusan masalah pertama dalam judul skripsi ini.
PUU/2013, kemudian pada bab ini akan di tutup dengan pembahasan terkait masalah
serentak.
bab ini berisi mengenai jawaban atas rumusan permasalahan kedua yang telah
penulis sebutkan sebelumnya. Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah lembaga ke
Bab ini merupakan akhir dari penulisan skripsi yang didalamnya akan
diuraikan mengenai kesimpulan dan saran untuk pengembangan ilmu hukum yang