Anda di halaman 1dari 12

MIMBAR, Vol. 31, No.

2 (Desember, 2015): 439-450

Konsep Diri Remaja dalam Komunikasi Sosial


melalui “Smartphone”

1
YENNI YUNIATI, 2 ANI YUNINGSIH, 3 NURAHMAWATI
1, 2, 3
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung
1
yenniybs@yahoo.co.id, 2 yuningsihani@yahoo,com, 3 nurrahmawati10@gmail.com

Abstract. Smartphone usage is growing among teenagers especially junior high school
students, these phenomenon cause a variety of changes in attitudes and behavior among
teenagers themselves. One of smartphone strength compare to another mobile phone
is the number of available features which make the smartphone has an appeal. This
article used a qualitative approach seeks to look, observe, explore and experience the
informant awareness regarding the use of a smartphone as a phenomenon. Aiming to
gain an understanding and describe the reality regarding construction of meaning process
as an adolescent self-concept. Phenomenological approach assumes, a phenomenon is
an absorbed consciously experience, involving motif that seeks to examine individual
consciousness based on its experience. Results of the study revealed that the use of
smartphones by teenagers considered to always be able to express themselves through
the features found in their smartphones. Their motives in using smartphones are to
socialize, mingle, insightful, self-existence, to facilitate communication, and considered
themselves to be an easy going person.
Keywords: adolescents, smartphones, self-concept and phenomenology

Abstrak. Penggunaan smartphone atau telepon pintar semakin berkembang di kalangan


remaja, terutama siswa Sekolah Menengah Pertama. Ini menimbulkan berbagai macam
perubahan sikap dan perilaku di kalangan remaja itu sendiri. Salah satu fitur yang
menjadi kelebihan smartphone dari handphone-handphone lainnya adalah banyaknya
fitur yang tersedia membuat smartphone memiliki daya tarik. Tulisan ini menggunakan
pendekatan kualitatif, berupaya melihat, mengamati, mengeksplorasi pengalaman
dan kesadaran informan melalui penggunaan smartphone sebagai suatu fenomena.
Bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas proses konstruksi
makna sebagai konsep diri remaja. Pendekatan fenomenologi mengasumsikan, fenomena
adalah pengalaman yang diserap secara sadar, melibatkan motif yang berupaya menelaah
tentang kesadaran individu berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Hasil penelitian
mengungkapkan, penggunaan smartphone dianggap selalu bisa mengekspresikan
dirinya melalui fitur-fitur yang terdapat dalam smartphone. Motif mereka menggunakan
smartphone, antara lain, untuk sosialisasi diri, bergaul, membuka wawasan, eksistensi
diri dan dapat mempermudah berkomunikasi dan dianggap sebagai orang yang mudah
bergaul.
Kata kunci : remaja, smartphone, konsep diri dan fenomenologi.

Pendahuluan teman yang berada di dalam satu smartphone


dengannya, daripada berkomunikasi dengan
Penggunaan smartphone atau telepon
teman yang ada di sebelahnya. Beberapa
pintar semakin berkembang di kalangan
kalangan berpendapat bahwa adanya
remaja, terutama siswa Sekolah Menengah
smartphone ini “menjadikan teman yang
Pertama (SMP). Ini menimbulkan berbagai
jauh menjadi dekat dan teman yang dekat
macam perubahan sikap dan perilaku di
menjadi jauh.”
kalangan remaja itu sendiri. Remaja lebih
memilih untuk berkomunikasi dengan teman- Dinamika smartphone yang telah

Received: 24 Agustus 2015, Revision: 14 Oktober 2015, Accepted: 31 Desember 2015


Print ISSN: 0215-8175; Online ISSN: 2303-2499. Copyright@2015. Published by Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba
Terakreditasi SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019

‘Terakreditasi’ SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019 439


YENNI YUNIATI, DKK. Konsep Diri Remaja dalam Komunikasi Sosial melalui Smartphone

menjadi kebutuhan primer untuk menjalin maupun mengirimkan lokasi dimana kita
komunikasi yang cepat dikalangan masyarakat berada. Fasilitas lain dari smartphone
khususnya remaja, menjadikan smartphone misalnya, fasilitas push e-mail (mengirimkan
tersebut telah bergeser fungsinya, yang pesan elektronik dengan jaringan internet),
awalnya merupakan kebutuhan sekunder browsing (penjelajahan dunia maya dengan
menjadi kebutuhan primer. jaringan internet), hiburan seperti pemutaran
musik maupun video, kamera dan juga
Kemajuan teknologi yang disebabkan
kemampuan penyimpanan data yang hampir
oleh meningkatnya kebutuhan akan arus
mirip seperti yang terdapat pada komputer.
i n f o r m a s i m e m b u a t s e m a k i n b a n ya k
d i g u n a k a n nya t e k n o l o g i ko m u n i k a s i . Berdasarkan uraian tersebut, maka
Smartphone merupakan salah satu dari penulisan ini memfokuskan mengenai
teknologi komunikasi yang membantu manusia bagaimana konsep diri siswa sekolah
untuk mendapatkan informasi secara cepat. Di menengah pertama negeri Kota Bandung
samping untuk membantu mencari informasi, dalam komunikasi sosial melalui teknologi
smartphone juga berfungsi menyebarkan komunikasi.
informasi, sehingga dengan berkembangnya
kemajuan teknologi komunikasi, berkembang Studi Kepustakaan
pula penggunaan smartphone.
Makna itu tidak ada artinya, sampai
Teknologi berkembang sangat pesat pada akhirnya dikonstruksi secara interpretatif
seiring dengan berjalannya waktu. Semakin oleh individu melalui proses interaksi, untuk
lama, manusia pun semakin dimanjakan menciptakan makna yang dapat disepakati
dengan adanya penemuan-penemuan baru secara bersama. Hal ini sesuai dengan tiga
dalam teknologi. Di era yang serba modern ini, dari tujuh asumsi karya Herbert Blumer
teknologi semakin hari semakin berkembang (1969) dalam West-Turner (2008: 99) di mana
dan menjadikan teknologi sebagai salah satu asumsi-asumsi itu adalah manusia bertindak
bagian penting bagi kehidupan manusia. terhadap manusia lainnya berdasarkan makna
Kemajuan teknologi tersebut, menimbulkan yang diberikan orang lain kepada mereka;
inovasi–inovasi yang mengubah banyak aspek makna diciptakan dalam interaksi antar
dalam kegiatan manusia. Salah satu aspek manusia; dan makna dimodifikasi melalui
tersebut adalah aspek komunikasi. proses interpretatif.
Dalam kehidupan sehari-harinya, Konsep diri atau Self-Concept, di mana,
manusia pasti melakukan komunikasi, dan pada tema interaksi simbolik ini menekankan
seiring dengan berkembangnya kemajuan pada pengembangan konsep diri melalui
teknologi ini, maka muncul pula cara-cara individu tersebut secara aktif, didasarkan
baru untuk berkomunikasi. Perkembangan pada interaksi sosial dengan orang lainnya.
teknologi juga telah memunculkan komunikasi Tema ini memiliki dua asumsi tambahan,
baru dalam bentuk Computer Mediated menurut LaRossan & Reitzes (1993) dalam
Communication (CMC). West Turner (2008: 101), yaitu individu-
individu mengembangkan konsep diri melalui
Selain dapat digunakan untuk telepon
interaksi dengan orang lain, dan konsep
dan pesan singkat seperti halnya telepon
diri membentuk motif yang penting untuk
biasa, fasilitas dan kemudahan yang ada
perilaku.
dalam smartphone, yang kemudian menarik
para remaja untuk menggunakan handphone Hubungan antara kebebasan individu
ini. Salah satu fitur yang menjadi kelebihan dan masyarakat, di mana asumsi ini mengakui
smartphone dari handphone-handphone bahwa norma-norma sosial membatasi
lainnya adalah banyaknya fitur yang tersedia. perilaku tiap individunya, tapi pada akhirnya
Ini yang membuat smartphone memiliki tiap individu-lah yang menentukan pilihan
daya tarik yang cukup tinggi, seperti fasilitas yang ada dalam sosial kemasyarakatannya.
chatting atau fasilitas percakapan singkat Fokus dari tema ini adalah untuk menjelaskan
melalui WhatsApp, Line, Twitter, Instagram, mengenai keteraturan dan perubahan dalam
Youtube, dan lain-lain. proses sosial. Asumsi-asumsi yang berkaitan
dengan tema ini adalah orang dan kelompok
Dengan berbagai fasilitas ini, maka
masyarakat dipengaruhi oleh proses budaya
pengguna dapat mengirim pesan singkat,
dan sosial dan struktur sosial dihasilkan
m e n g i r i m g a m b a r, d a t a , m e l a k u k a n
melalui interaksi sosial.
percakapan secara berkelompok atau
conference, mengirimkan pesan suara Rangkuman dari hal-hal yang telah

440 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. 31, No. 2 (Desember, 2015): 439-450

dibahas sebelumnya mengenai tiga tema seseorang mengenai dirinya. Konsep diri
konsep pemikiran George Herbert Mead yang sangat ditentukan dari beberapa komponen
berkaitan dengan interaksi simbolik, dan tujuh yakni komponen kognitif atau biasa yang kita
asumsi-asumsi karya Herbert Blumer (1969) sebut sebagai citra diri dan komponen afektif
adalah sebagai berikut: atau harga diri.
Tiga tema konsep pemikiran Mead, Pent- Konsep diri terdiri atas, Pertama, body
ingnya makna bagi perilaku manu-
sia, Pentingnya konsep diri, dan Hubun- image (citra tubuh) adalah sikap individu
gan antara individu dengan masyarakat. terhadap dirinya, baik disadari maupun tidak
disadari, meliputi persepsi masa lalu atau
Tujuh asumsi karya Herbert Blumer sekarang mengenai ukuran dan dinamis
(1) Manusia bertindak terhadap orang lain karena secara konstan berubah seiring dengan
berdasarkan makna yang diberikan orang persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.
lain pada mereka; (2) Makna diciptakan Body image berkembang secara bertahap
dalam interaksi antar manusia; (3) Makna selama beberapa tahun, dimulai sejak anak
dimodifikasi melalui sebuah proses interpretif; belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi,
(4) Individu-individu mengembangkan konsep kemampuan dan keterbatasan mereka. Body
diri melalui interaksi dengan orang lain; (5) image dapat berubah dalam beberapa jam,
Konsep diri memberikan sebuah motif penting hari, minggu atau pun bulan tergantung pada
untuk berperilaku; (6) Orang dan kelompok- stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan
kelompok dipengaruhi oleh proses budaya aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi
dan sosial; dan (7) Struktur sosial dihasilkan (Potter & Perry, 2005).
melalui interaksi sosial.
Kedua, ideal diri, yaitu persepsi individu
Implikasi dari teori interaksi simbolik tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah
dapat dijelaskan dari beberapa teori atau laku berdasarkan standar pribadi. Standar
ilmu dan metodologi berikut ini, antara lain: dapat berhubungan dengan tipe orang
Teori sosiologis modern (Modern Sociological yang diinginkan/disukainya atau sejumlah
Theory) menurut Francis Abraham (1982) aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal
dalam Soeprapto (2007), di mana teori ini diri akan mewujudkan cita-cita atau pun
menjabarkan interaksi simbolik sebagai penghargaan diri berdasarkan norma-
perspektif yang bersifat sosial psikologis. norma sosial di masyarakat tempat individu
tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal
Konsep Diri dan Komponen diri berperan sebagai pengatur internal
Konsep Diri dan membantu individu mempertahankan
Konsep diri merupakan keseluruhan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi
persepsi seseorang terhadap diri dan yang membuat bingung. Ideal diri penting
lingkungannya yang terbentuk dari hasil untuk mempertahankan kesehatan dan
interpretasinya ketika berinteraksi dengan keseimbangan mental. Pembentukan ideal
orang lain. Sejalan dengan Brooks (dalam diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi
Rakhmat, 2001:74) yang memaparkan oleh orang yang dekat dengan dirinya yang
bahwa konsep diri merupakan persepsi memberikan harapan atau tuntunan tertentu.
terhadap diri sendiri, baik fisik, sosial, Seiring dengan berjalannya waktu individu
maupun psikologis, yang didasarkan pada menginternalisasikan harapan tersebut
pengalaman-pengalaman dari hasil interaksi dan akan membentuk dari dasar ideal diri.
dengan orang lain. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk
melalui proses identifikasi pada orang tua,
Dalam konsep diri, tidak hanya persepsi guru dan teman. Pada usia yang lebih tua
yang bersifat deskriptif, tetapi juga penilaian dilakukan penyesuaian yang merefleksikan
terhadap diri sendiri sebagai keseluruhan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan
persepsi seseorang terhadap aspek diri peran serta tanggung jawab.
yang meliputi aspek fisik, aspek sosial, dan
aspek psikologis, yang didasarkan pada Ketiga, harga diri, yaitu penilaian
pengalaman dan interaksi individu dengan pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
orang lain yang ada disekitarnya. Manusia menganalisis seberapa banyak kesesuaian
sebagai makhluk sosial tidak akan pernah tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri
berhenti membutuhkan manusia lain untuk diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu :
membantunya dalam membangun konsep diri dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang
yang lebih baik secara berkelanjutan. Konsep menilai dirinya positif cenderung bahagia,
diri merupakan cara pandang penilaian sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan

‘Terakreditasi’ SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019 441


YENNI YUNIATI, DKK. Konsep Diri Remaja dalam Komunikasi Sosial melalui Smartphone

diri. Sebaliknya individu akan merasa dirinya pandangan dan sikap berbeda terhadap diri
negatif, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, mereka. Tafsiran individu terhadap sesuatu
pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak peristiwa banyak dipengaruhi oleh sikap
diterima di lingkungannya (Keliat BA, 2005). dan pandangan individu terhadap dirinya
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya sendiri. Tafsiran negatif terhadap pengalaman
penerimaan dan perhatian. Harga diri akan disebabkan oleh pandangan dan sikap
meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. negatif terhadap dirinya sendiri, begitu pula
Harga diri akan sangat mengancam pada sebaliknya.
saat pubertas, karena pada saat ini harga
Selanjutnya, konsep diri dikatakan
diri mengalami perubahan, karena banyak
berperan dalam menentukan perilaku karena
keputusan yang harus dibuat menyangkut
konsep diri menentukan pengharapan individu.
dirinya sendiri.
Menurut beberapa ahli, pengharapan ini
Dengan adanya konsep diri, individu merupakan inti dari konsep diri. Pengharapan
memandang atau menilai dirinya sendiri akan merupakan tujuan, cita-cita individu yang
tampak jelas dari seluruh perilakunya. Dengan selalu ingin dicapainya demi tercapainya
kata lain, perilaku seseorang akan sesuai keseimbangan batin yang menyenangkan.
dengan cara individu memandang dan menilai Konsep diri merupakan cara pandang penilaian
dirinya sendiri. Apabila individu memandang seseorang mengenai dirinya. Konsep diri
dirinya sebagai seorang yang memiliki cukup sangat ditentukan dari beberapa komponen
kemampuan untuk melaksanakan tugas, yakni komponen kognitif atau biasa yang kita
maka individu itu akan menampakkan sebut sebagai citra diri dan komponen afektif
perilaku sukses dalam melaksanakan atau harga diri.
tugasnya. Sebaliknya, apabila individu
Tulisan ini menggunakan pendekatan
memandang dirinya sebagai seorang yang
kualitatif yang berupaya melihat, mengamati,
kurang memiliki kemampuan melaksanakan
mengelaborasi, dan mengeksplorasi
tugas, maka individu itu akan menunjukkan
pengalaman dan kesadaran dari para
ketidakmampuan dalam perilakunya. Proses
informan yaitu remaja pengguna smartpone
pembentukan konsep diri menurut Mulyana
sebagai suatu fenomena. Pendekatan ini
“Adanya umpan balik orang lain, sehingga
bertujuan memperoleh pemahaman dan
dapat membentuk konsep diri dan sangat
menggambarkan realitas proses konstruksi
berperan dalam perilaku individu.”
makna konsep diri remaja dalam interaksi
melalui smartphone.
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah fenomenologi, yang berupaya
untuk menelaah tentang kesadaran individu
berdasarkan pengalaman yang dimilikinya.
Hal ini merujuk pada pernyataan bahwa,
“... phenomenologists explore the struc-
ture of conciousness in human experi-
ence” (... fenomenologis menjelaskan
bahwa struktur kesadaran terletak di pen-
galaman individu) (Creswell, 1998:51).

Pengalaman manusia begitu kompleks


Sumber : Mulyana (2012:10) sehingga tidak bisa diikat oleh suatu teori
tertantu. Bogdan dan Taylor menyatakan
Gambar1
bahwa penelitian kualitatif merupakan
Proses Pembentukan Konsep Diri
prosedur yang menghasilkan data-data
tertulis atau lisan, yang bersumber dari subjek
Hurlock (1990: 238) mengemukakan, yang diamati.
konsep diri berperan dalam perilaku individu Qualitative research is an inquiry process of
karena seluruh sikap dan pandangan individu understanding based on distict methodologi-
cal traditions of inqury that explore a social or
terhadap dirinya akan memengaruhi individu human problem. The researcher build a com-
tersebut dalam menafsirkan setiap aspek plex, holostic picture, analyzes words, reports
pengalamannya. Suatu kejadian akan detailed view of importants, and conducts the
study in natural setting (Creswell, 1997:15).
ditafsirkan secara berbeda-beda antara
individu yang satu dengan individu yang lain, Salah satu alasan penting untuk
karena masing-masing individu memunyai melakukan penelitian kualitatif adalah bahwa

442 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. 31, No. 2 (Desember, 2015): 439-450

penelitian tersebut bersifat penyelidikan, tetapi lebih menekankan pada makna. Dalam
topik, atau populasi yang diteliti belum penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak
banyak ditulis, dan peneliti harus secara dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-
mendetail dan mendalam menangkap dan fakta yang ditemukan pada saat penelitian di
mendengarkan penjelasan informan tentang lapangan. Oleh karena itu, analisis data yang
berbagai informasi dan membuat gambaran dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-
berdasarkan keterangan mereka, atau dengan fakta yang ditemukan dan kemudian dapat
kata lain, menyusun data hasil penelitiannya dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.
dalam bentuk konstruk derajat pertama dan
Pendekatan fenomenologi meng­
konstruk derajat kedua.
asumsikan bahwa fenomena adalah
Pendekatan kualitatif digunakan untuk pengalaman yang diserap secara sadar,
mendapatkan data yang mendalam, suatu melibatkan intensi atau motif. Fenomenologi
data yang mengandung makna. Makna digunakan sebagai prosedur penelitian dengan
adalah data yang sebenarnya, data yang pertimbangan bahwa fenomenologi adalah
pasti merupakan suatu nilai di balik data yang metode untuk mendapatkan bagaimana
tampak. Oleh karena itu, dalam penelitian fenomena tertentu menjadi pengalaman yang
kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, disadari seseorang.

Tabel 1
Kategorisasi Data Motif dan Makna Fitur Smartphone

No Nama Responden Motif Penggunaan Fitur Makna Fitur

1. Fitriyani - Sosialisasi/bergaul Line memiliki keunggulan yang berbeda


- Memudahkan berkomunikasi karena ada emoticon-nya.

2. Nopita Restiani - Sosialisasi/bergaul L i n e , B B M , I n s t a g ra m m e m i l i k i


- Kebutuhan keunggulan dan selalu up-date.
3. Yudha Shihab - Ekspresi diri BBM, Line, Twitter, Facebook dan Game
- Kebutuhan COC fiturnya lengkap dan gaul.

4. Reva - Karena canggih Line, BBM, dan Twitter memiliki


- Enak buat ngobrol keunggulan yang berbeda
- Ngisi waktu

5. Dava - Lebih murah gak usah beli - Line lebih up date dan gaul, jadi tidak
pulsa ketinggalan jaman
- Nambah wawasan - Ada free call nya
- Ada hiburan

6. Ari - Lebih murah Line dan BBM digunakan keduanya


- Ada paketnya bersamaan karena teman-teman
menggunakan secara berbeda
7. Syifa Nadia - Mengikuti perkembangan - Smartphone android lebih enak
lingkungan karena fiturnya lengkap, Line, BBM, WA,
- Bisa bergosip Path, Facebook, Twitter
- Mempelajari makna dari kata-kata di
timeline yang “kita banget”

8. Aulia Safhira - Informasi dapat diperoleh Bermanfaat buat grup untuk kerja
dengan cepat kelompok (tugas sekolah)
- Tidak ketinggalan informasi

9. Nadia Miranti Buat komunikasi sama teman - Semua fitur diaktifkan, Line, BBM, WA,
Path Facebook, twitter
- Masing-masing fitur punya manfaatnya

10. Aini Latifah - Ikutan teman-teman Fitur yang digunakan Line, Twitter,
- Pengen dibilang gaul dan Askfm sama Kik, karena manfaatnya
kekinian beda-beda

Sumber : Hasil Penelitian (2015)

‘Terakreditasi’ SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019 443


YENNI YUNIATI, DKK. Konsep Diri Remaja dalam Komunikasi Sosial melalui Smartphone

Hasil Penelitian dan Pembahasan hasil penelitian yang dituangkan pada Tabel 1.
Smartphone kini menjadi suatu Konsep Diri Remaja dalam Komuni-
kebutuhan bagi banyak orang. Tak hanya dari kasi Sosial melalui Smartphone
kalangan orang dewasa saja atau para pekerja
Hasil wawancara, FGD dan observasi
tingkat menengah ke atas, kini anak muda
menunjukkan kategorisasi konsep diri remaja
sekarang pun banyak yang menggunakannya.
SMP yang unik, karena berbeda dengan
Beragam golongan menggunakannya. Mulai
konsep diri sebelum remaja menggunakan
dari nenek, kakek, ayah, ibu, orang dewasa,
smartphone. Demikian juga pola atau
para mahasiswa dan mahasiswi, para siswa-
kebiasaan komunikasi sosial remaja SMP
siswi SMP-SMA, bahkan anak SD. Tidak hanya
memperlihatkan pola yang berbeda antara
kalangan profesional, bahkan siswa SMP pun
komunikasi sosial secara langsung dengan
sudah tak asing lagi dengan gadget ini.
pola komunikasi sosial melalui smartphone.
Di Indonesia, pengembang Smartphone Secara rinci kategorisasi tersebut digambarkan
Research In Motion (RIM) asal Kanada ini dalam Tabel 2.
tidak membutuhkan iklan untuk memikat
pelanggan baru. Produsen smartphone Penilaian Konsep Diri Remaja
i n i p u n t i d a k  p e r l u b e r s u s a h p a y a h di Mata Kelompok Sebaya
menawarkan kepada konsumen. Namun,
Data empirik menunjukkan bahwa di
justru konsumenlah yang berburu gadget ini.
samping konsep diri remaja (berdasarkan
Seiring berjalannya globalisasi, bisa dibilang
persepsi diri), ditemukan juga konsep
sebagian besar remaja sudah menggunakan
diri remaja hasil penilaian atau persepsi
smartphone. Mereka mendapatkan banyak
teman sebaya dari komunikasi sosial
manfaat, dapat menghubungi teman lebih
melalui smartphone, yang ternyata tidak
mudah, mengakses akun jejaring sosial
selalu sama persis dengan konsep diri
atau blog mereka langsung ditangan mereka
remaja yang sesungguhnya. Demikian juga
sendiri, mencari bahan pelajaran dari situs-
mengenai fitur yang ada di smartphone,
situs internet tanpa harus merasa kurang
menggambarkan adanya jenis fitur-fitur
nyaman atau terlihat kecil.
tertentu yang dipandang lebih mewakili
Hingga saat ini, smartphone masih atau merepresentasikan konsep diri remaja.
menjadi trend para remaja di Indonesia, tak Secara rinci, kategorisasinya dapat dilihat
terkecuali di lingkungan sekitar kita. Tren pada Tabel 3.
ponsel pintar ini memang telah menguasai
Masa remaja bisa disebut dengan masa
pikiran para pelajar dan mahasiswa di
transisi, karena disebut anak-anak sang
Indonesia bahwa No smartphone, No
remaja itu tidak mau, namun disebut dewasa
GAUL. Berdasarkan hasil wawancara men­
juga tidak terima. Remaja adalah masa
dalam, Focus Group Discussion (FGD) dan
transisi dimana nilai-nilai dalam kehidupan
pengamatan kepada sejumlah narasumber,
tengah berkecamuk antara pencarian jati
diperoleh hasil penelitian tentang konsep diri
diri dan mengikuti tren yang update saat
remaja dalam penggunaan smartphone.
ini. masa remaja adalah masa yang mereka
Motif Siswa SMP Menggunakan anggap bebas dalam bertindak, tapi beberapa
Smartphone dan Memaknai Fiturnya mahasiswa saya justru sudah mempunyai
konsep diri yang kuat, yang bisa terlihat dari
Tulisan ini dilakukan dengan pendekatan
sikap dan tutur bahasa mereka.
fenomenologi. Artikel ini mencoba mengurai
dan mendeskripsikan fenomena apa saja yang Salah satu contoh konsep diri yang
terjadi dalam hal penggunaan smartphone kuat bagi remaja adalah mereka menyadari
pada tingkat pelajar SMP, makna fitur- bahwa di usia mereka lah saatnya menuntut
fitur pada smartphone, motif memilih fitur ilmu hingga mereka benar-benar fokus dalam
yang digunakan, dan konsep diri siswa menjalankan peran tersebut. Fokus belajar
dalam komunikasi sosial. Motif remaja adalah salah satu dari beberapa pentingnya
menggunakan smartphone antara lain adalah konsep diri bagi remaja. Blumer (1966)
untuk sosialisasi diri, bergaul, membuka mengingatkan, lingkungan harus senantiasa
wawasan, eksistensi diri, dan agar dapat ikut berada pada kondisi yang sesuai kebutuhan
mengikuti membicarakan topik-topik aktual di siswa, agar menjadi faktor penumbuh
kalangan remaja. Setelah dilakukan reduksi dorongan-dorongan untuk berprestasi,
fenomenologis, reduksi eidetis dan reduksi Wachidah dalam Mimbar, Vol. 25, No. 1 Tahun
transendental, diperoleh kategorisasi data 2009).

444 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. 31, No. 2 (Desember, 2015): 439-450

Tabel 2
Kategorisasi Penjelasan Konsep Diri Remaja
dalam Komunikasi Sosial melalui Smartphone

Nama Pola Komunikasi


No Penjelasan Konsep Diri Keterangan
Responden Sosial
1. Fitriyani Saya lebih banyak teman Lebih mudah Fitur yang ada
dalam pergaulan berkomunikasi dengan mendukung
teman konsep diri

2. Nopita Restiani Lebih mudah berkomunikasi Lebih suka gambar Fitur yang ada
dan lebih gaul emoticon-nya karena mendukung
lebih bermakna konsep diri

3. Yudha Shihab Melalui game dapat Lebih suka bermain Fitur yang ada
berkomunikasi dengan game mendukung
teman konsep diri

4. Reva Saya menjadi mudah - Berbagi banyak hal Fitur yang ada
berteman dengan teman dengan mendukung
Saya membantu teman cara menulis ekpsresi konsep diri
untuk lebih dekat diri
- Lebih hati hati kalau
komunikasi di media
sosial

5. Dava Mendekatkan diri dengan Lebih suka gambar, hasil Fitur yang ada
teman jadi lebih mudah, gambar saya posting ke mendukung
karena awalnya susah dekat teman-teman konsep diri

6. Ari Saya dinilai “gimana” (lebih Lebih suka gambar Tidak ada
hebat dibanding aslinya. untuk mengekspresikan Fitur yang ada
Pen) oleh teman-teman di diri menghambat
fitur konsep diri

7. Syifa Nadia Saya tadinya orangnya - Melihat dulu event Tidak ada
tertutup, tapi dengan yang ada, baru buka Fitur yang ada
smartphone jadi sadar harus chat group dan personal menghambat
lebih terbuka, jadi meski - Lebih suka menulis konsep diri
tidak terlalu bisa akrab, tapi
belajar saling sapa dengan
teman

8. Aulia Safhira Waktu tidak menggunakan - Membuka chat group Tidak ada
smartphone tidak terbuka dulu, baru personal fitur yang ada
sama teman, sekarang jadi - Lebih suka menghambat
bisa lebih terbuka menggambar konsep diri

9. Nadia Miranti Kadang di Chat rame, tapi - Biasanya diawali Tidak ada
pas ketemu langsung diem- dengan membicarakan Fitur yang ada
diem aja karena malu topik yang sedang menghambat
Kalau di Line sering dibilang hangat, dari situ akan konsep diri
aktif dan banyak omong rame muncul pandangan
Kalo di Instagram dibilang tiap orang
“jaim” (jaga image) - Langsung buka Chat

10. Aini Latifah Aku kan orangnya cerewet, - Membahas topik yang Tidak ada
jadi ya di Sphone juga asyik dan kekinian Fitur yang ada
dibilang cerewet - Langsung buka Chat menghambat
konsep diri

Sumber: Hasil Penelitian (2015)

‘Terakreditasi’ SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019 445


YENNI YUNIATI, DKK. Konsep Diri Remaja dalam Komunikasi Sosial melalui Smartphone

Tabel 3
Kategorisasi Penilaian Konsep Diri Remaja di Mata Kelompok Sebaya

Fitur yang paling


Nama Penilaian Konsep Diri di
No Mendukung Konsep Keterangan
Responden Mata Kelompok Sebaya
Diri
1. Fitriyani - Saya dipandang mudah BBM, Line, Twitter, Fitur yang ada
bergaul dan Facebook, dan mendukung konsep
- Saya dipandang penyabar Instagram diri
dan mudah bergaul
2. N o p i t a Saya orangnya terbuka BBM, Line, Twitter, Fitur yang ada
Restiani berkat fitur-fitur yang Facebook dan mendukung konsep
ada dan lebih bisa Instagram diri
mengekspresikan diri
3. Yudha Shihab Saya dipandang lebih BBM, Line, Twitter, Bisa berbagi banyak
tertutup dan pendiam Facebook dan Game hal melalui game
COC
4. Reva - Saya dipandang bisa Line dan Twitter dan WA Bisa berbagi banyak
berteman secara terbuka hal dengan teman
- Saya juga dipandang
temperamental, tapi ingin
berubah
5. Dava Teman memandang saya Line dan Twitter Fitur yang ada
secara berbeda antara di mendukung konsep
SPhone dengan ketemu diri
langsung, yaitu orang yang
tahan banting dibanding
teman-teman
6. Ari - Saya dipandang mudah Grup BBM dan Line Gaya bahasa di group
bergaul berkat SPhone temen lebih bebas
- Saya dipandang penyabar
dan tidak mudah marah
7. Syifa Nadia - Saya orangnya tertutup, Line dan face book - Fitur facebook bisa
tapi sekarang lebih bisa digunakan untuk
terbuka meminta pendapat
- Saya ingin lebih dikenal orang lain
- Saya punya kepribadian - Tapi dengan line
ganda, antara tertutup bisa lebih selektif
sama pengen belajar memilih teman dan
terbuka pendapatnya
- Banyak yang bilang saya
tempat curhat dan mak
comblang
8. Aulia Safhira - Awalnya tidak terbuka, Line Line membuat lebih
tapi sejak pakai SPhone jadi gamang terbuka
lebih terbuka
- Saya lebih pendiam dan
kehabisan kata kalu ketemu
langsung
9. Nadia Miranti - Saya orangnya aktif alias Instragram dan Line Ketika foto yang
banyak omong kalau di Line diupload di instragram
- Saya dibilang jaim sama bagus, jadi banyak
orang yang belum kenal yang suka,jadi
dekat banyak followers, jadi
bisa eksis
10. Aini Latifah - Saya orangnya rame kalo Line Kalau Chat Line lebih
di SPhone, tapi diem kalo akrab lagi sama
ketemu langsung karena teman
pemalu
- Pengen sekali jadi orang
yang asik dan kekinian

Sumber : Hasil Penelitian (2015)

446 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. 31, No. 2 (Desember, 2015): 439-450

Beberapa orangtua pasti merasa atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi
kesulitan memotivasi anak remaja mereka diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri
untuk belajar karena begitu banyaknya hal- terlihat jelas misalnya pada penanya dalam
hal yang menggoda seperti gadget, televisi sebuah seminar. Meskipun mereka sudah
dan social media yang tengah booming saat diperingatkan moderator untuk berbicara
ini. Dengan konsep diri yang kuat bahwa singkat dan langsung ke pokok masalah,
saat ini lah, saatnya belajar dan menuntut penanya atau komentator itu sering berbicara
ilmu untuk masa depan kelak, maka sang panjang lebar menguliahi hadirin, dengan
remaja telah menanamkan pentingnya masa argumen-argumen yang terkadang tidak
depan dan pengembangan diri mereka. relevan.
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial
Untuk kelangsungan hidup, memupuk
setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi
hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.
itu penting untuk membangun konsep diri kita,
Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup,
untuk mempertahankan hidup. Kita perlu
untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar
dan harus berkomunikasi dengan orang lain,
dari tekanan dan ketegangan, antara lain
untuk memenuhi kebutuhan biologis kita
lewat komunikasi yang bersifat menghibur,
seperti makan dan minum, dan memenuhi
dan memupuk hubungan hubungan orang
kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan
lain. Melalui komunikasi dapat bekerja sama
kebahagiaan.
dengan anggota masyarakat (keluarga,
kelompok belajar, teman, dan sebagainya) Para psikolog berpendapat, kebutuhan
untuk mencapai tujuan bersama. utama kita sebagai manusia, dan untuk
menjadi manusia yang sehat secara rohaniah,
Pembentukan Konsep Diri. Konsep diri
adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang
adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan
ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan
itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi
membina hubungan yang baik dengan orang
yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui
lain.
komunikasi dengan orang lain, kita belajar
bukan saja mengenai siapa kita, namun juga Abraham Moslow menyebutkan bahwa
bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda manusia punya lima kebutuhan dasar:
mencintai diri Anda bila Anda telah dicintai; kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan
Anda berpikir Anda cerdas bila orang-orang sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.
sekitar Anda menganggap anda cerdas; Anda Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi
merasa tampan atau cantik bila orang-orang terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang
sekitar Anda juga mengatakan demikian. lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah
mampu kebutuhan fisiologis dan keamanan
George Herbert Mead (dalam Rakhmat,
untuk bertahan hidup. Kini kita ingin
1994) mengistilahkan significant others
memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan
(orang lain yang sangat penting) untuk orang-
diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan
orang di sekitar kita yang mempunyai peranan
keempat khususnya meliputi keinginan untuk
penting dalam membentuk konsep diri kita.
memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan
Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang
dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi
tua kita, saudara-saudara kita, dan orang
dan menerima persahabatan.
yang tinggal satu rumah dengan kita.
Komunikasi akan sangat dibutuhkan
Richard Dewey dan W.J. Humber (1966)
untuk memeroleh dan memberi informasi
menamai affective others, untuk orang lain
yang dibutuhkan, untuk membujuk atau
yang dengan mereka kita mempunyai ikatan
memengaruhi orang lain, mempertimbangkan
emosional. Dari merekalah, secara perlahan-
solusi alternatif atas masalah kemudian
lahan kita membentuk konsep diri kita.
mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan
Selain itu, terdapat apa yang disebut dengan
sosial serta hiburan.
reference group (kelompok rujukan) yaitu
kelompok yang secara emosional mengikat Komunikasi ekspresif. Komunikasi
kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan berfungsi untuk menyampaikan perasaan-
konsep diri kita. Dengan melihat ini, orang perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan
mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan tersebut terutama dikomunikasikan melalui
dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang,
peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut,
Pernyataan eksistensi diri. Orang
prihatin, marah, dan benci dapat disampaikan
berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya
lewat kata-kata, namun bisa disampaikan
eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri

‘Terakreditasi’ SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019 447


YENNI YUNIATI, DKK. Konsep Diri Remaja dalam Komunikasi Sosial melalui Smartphone

secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. smartphone adalah untuk dapat sering bisa
Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya berkomunikasi dengan para temannya dimana
dengan membelai kepala anaknya. Orang membicarakan hal-hal yang dianggap seru
dapat menyalurkan kemarahannya dengan dan disukai. Yang bisa dilihat dari bagaimana
mengumpat, mengepalkan tangan seraya para anak SMP ini menempatkan dirinya
melototkan matanya, mahasiswa memprotes dalam menggunakan dan harapan yang
kebijakan penguasa negara atau penguasa diinginkan dirinya dari penilaian temannya
kampus dengan melakukan demontrasi. sebagai sesorang yang dianggap mudah
bergaul dan dapat bisa diajak berbicara dan
Konsep diri siswa SMP (Sekolah
mengobrol dengan baik.
Menengah Pertama) Negeri di Kota Bandung
terhadap penggunaan smartphone, Kemudian yang bisa terlihat juga,
berdasarkan hasil penelitian, dapat terlihat bahwa dalam penggunaan smartphone di
bahwa kebanyakan para siswa menggunakan kalangan anak SMP yang ada, fitur dalam
smartphone dan alasan dapat mempermudah smartphone yang paling dianggap selalu
dalam berkomunikasi. Selain itu, penggunaan bisa mengekspresikan dirinya adalah fitur
smartphone dapat memfasilitasi remaja yang sering dan biasa digunakan kebanyakan
dalam berkomunikasi, karena memiliki adalah fitur-fitur yang juga dipakai oleh
fungsi pembentukan konsep diri, fungsi lingkungannya yakni teman-teman sebaya
eksistensi diri, fungsi memupuk hubungan mereka sebagai pengguna smartphone, dan
dan memperoleh kebahagiaan, serta fungsi sesama remaja sebaya yang menyukai topik
ekspresif. Fitur yang paling digunakan dalam yang sama pula. Penggunaan smartphone
smartphone adalah BBM, Line, Twitter, yang memperlihatkan dukungan bagi konsep
Facebook dan Instagram dimana kebanyakan diri adalah fitur yang memiliki keunggulan
aplikasi yang digunakan juga dipakai oleh emoticon, gambar, serta alat-alat ekspresi
orang lain terutama teman sebaya. Jadi lainnya, yakni BBM, Line dan Game Clash
pilihan menggunakan fitur sangat terhantung Of Clans yang ada dalam smartphone.
pada pilihan teman sebaya dalam komunikasi Sedangkan fitur yang sering dianggap kurang
sosial remaja. mendukung bagi konsep dirinya adalah fitur-
fitur yang jarang digunakan secara pribadi
Ketika sedang menggunakan
oleh pengguna smartphone ataupun teman
smartphone merek ‘SAMSUNG GALAXI
teman pengguna remaja lainnya, seperti
tipe J atau Grand’ kebanyakan anak SMP
Facebook dan Whatsapp.
dalam menggunakannya memiliki pola yang
sama ataupun rutin dilakukan setiap harinya Kondisi faktual, telah memperlihatkan
tanpa melupakan urutan dari penggunaan bahwa penggunaan fitur yang digunakan
smatphone yang ada. Ada yang memulai dari oleh para anak SMP ini digunakan ataupun
membuka grup BBM, lalu Line, ke Twitter, di-download oleh para pengguna smartphone
WhatsApp, Facebook, sampai pada aplikasi ini dipakai karena kebutuhan diri mereka
lain, seperti Instagram, dan Path. Pola untuk berkomunikasi. Tujuan dan manfaat
komunikasi teman sebaya remaja juga mirip fitur tertentu akan menentukan pilihan
satu sama lain. Fakta ini menunjukkan adanya remaja. Dan ketika fitur tertentu banyak
suatu pola kebiasaan komunikasi sosial digunakan oleh teman-teman mereka yang
yang melekat dan termapankan. Menurut sering diajak mengobrol dan mempunyai
mereka dengan menggunakan smartphone kepentingan yang sama dalam membicarakan
itu menjadikan mereka dipermudah dalam topik menarik dan penting, seperti tugas
berhubungan ataupun berkomunikasi dengan sekolah atau isu remaja aktual, maka remaja
teman-teman mereka dan menjadi bagian pengguna smartphone ini menggunakan
yang tidak akan bisa dilepaskan dari aktivitas fitur tersebut. Misalnya, ketika seorang
mereka setiap harinya. pengguna smartphone memilki teman-teman
yang memang kebanyakan menggunakan
Remaja SMP yang menjadi informan
fitur smartphone BBM maka dia sebagai
umumnya melihat diri mereka dalam
seorang teman yang mempunyai kebutuhan
menggunakan fitur ini sebagai bagian yang
untuk mengobrol akan menggunakan fitur
tak terpisahkan dari komunitasnya, juga fitur-
yang sama sehingga dirinya terdukung.
fitur dalam smartphone menjadi alat penting
Sedangkan penggunaan fitur smartphone
dalam bersosialisasi ataupun bergaul dengan
yang kurang mendukung dirinya adalah fitur
teman temannya yang tidak dasari oleh
yang kebanyakan sudah tidak digunakan oleh
niat lain. Anggapan mereka dalam melihat
para pengguna smartphone sehingga diri
dari dampak keuntungan menggunakan
mereka tidak terdukung.

448 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. 31, No. 2 (Desember, 2015): 439-450

Penggunaan fitur smartphone yang menggunakannya, serta gaya hidup pada


digunakan pola gaya bahasa yang digunakan masyarakat modern telah menjadi faktor yang
kebanyakan anak SMP ini menulis dengan kedua. Adapun dampak sosial penggunaan
gaya biasa saja meski kadang-kadang sering smartphone pada pelajar ini terdiri dampak
ditambahi dalam penulisan kata menggunakan positif dan dampak negatif. Dampak yang
angka didalam penulisannya, serta pada postif yaitu meningkatkan rasa percaya
penggunaan fitur smartphone juga tidak diri, lebih memudahkan komunikasi, dan
diawali dari sebuah topik dalam melakukan memperoleh banyak teman.
perbincangan dengan teman-temannya,
Penggunaan smartphone dikalangan
tetapi memang obrolan itu dimulai biasa saja.
anak SMP yang ada, fitur dalam smartphone
Yang kemudian juga dalam penyampaian
yang paling dianggap selalu bisa meng­
kata kata dalam penggunaan fitur sering
ekspresikan dirinya adalah fitur yang sering
disisipkan penggunaan emoticon seperti
digunakan kebanyakan adalah fitur-fitur
sedih, tertawa, dan lain-lain yang mendukung
yang memang kebanyakan dipakai oleh
pengekspresikan kata kata yang sedang
lingkungannya di mana di sini dimaksudkan
disampaikan. Penggunaan fitur-fitur tersebut
adalah teman-teman sebaya mereka sebagai
akan sangat mendukung seseorang terbangun
pengguna smartphone dan sesama anak-anak
dirinya dalam melakukan komunikasi.
yang menyukai hal bagi yang sama pula.
Semua hal di atas dilakukan adalah untuk
Motif remaja menggunakan smartphone
bisa menampilkan dirinya dapat mendapatkan
antara lain adalah untuk sosialisasi diri,
hal positif dari dirinya dilihat oleh orang lain,
bergaul, membuka wawasan, eksistensi diri,
dan harapan yang paling utama diharapkan
dan agar dapat ikut mengikuti membicarakan
oleh para pengguna smartphone adalah
topik-topik aktual di kalangan remaja.
bagaimana bisa menambah teman teman
sebanyak-banyaknya dengan penggunaan Konsep diri siswa SMP (Sekolah
smartphone dimana dari semua hal itu akan Menengah Pertama) Negeri di Kota Bandung
menjadikan kebanggaan untuk dirinya. terhadap penggunaan smartphone,
berdasarkan hasil penelitian, dapat terlihat
Konsep diri merupakan keseluruhan
bahwa kebanyakan para siswa menggunakan
persepsi seseorang terhadap diri dan
smartphone dan alasan dapat mempermudah
lingkungannya yang terbentuk dari hasil
dalam berkomunikasi. Selain itu, penggunaan
interpretasinya ketika berinteraksi dengan
smartphone dapat memfasilitasi remaja
orang lain. Sejalan dengan Brooks (dalam
dalam berkomunikasi, karena memiliki
Rakhmat, 2001: 74) yang memaparkan
fungsi pembentukan konsep diri, fungsi
bahwa konsep diri merupakan persepsi
eksistensi diri, fungsi memupuk hubungan
terhadap diri sendiri, baik fisik, sosial,
dan memperoleh kebahagiaan, serta fungsi
maupun psikologis, yang didasarkan pada
ekspresif.
pengalaman-pengalaman dari hasil interaksi
dengan orang lain. Dalam konsep diri tidak Banyak fitur yang tidak cocok bagi pe-
hanya persepsi yang bersifat deskriptif, lajar. Smartphone lebih cocok untuk pebisnis
tetapi juga penilaian terhadap diri sendiri dengan aktifitas padat sehingga memerlukan
sebagai keseluruhan persepsi seseorang sebuah gadget yang lebih mengutamakan
terhadap aspek diri yang meliputi aspek konektifitas online dengan kliennya.
fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis,
P e l a j a r l e b i h k o n s u m t i f. Ta r i f
yang didasarkan pada pengalaman dan
berlangganan yang disediakan provider
interaksi individu dengan orang lain yang ada
untuk smartphone cukup mahal padahal
disekitarnya. Manusia sebagai makhluk sosial
fitur-fitur yang digunakan hanya untuk
tidak akan pernah berhenti membutuhkan
berkonektivitas dengan teman-temannya
manusia lain untuk membantunya dalam
saja.
membangun konsep diri yang lebih baik
secara berkelanjutan. Filter diri pelajar masih labil untuk
perkembangan teknologi sekelas smartphone.
Kemudahan akses online yang disajikan di
Simpulan dan Saran ponsel ini menyebabkan pergaulan online dan
Fenomena penggunaan smartphone akses online pelajar yang menggunakannya
pada pelajar SMP Negeri, yaitu faktor semakin tidak terkendali. Mereka selalu
kebutuhan dan faktor gaya hidup. ingin tahu dan mencoba. Dampak positif
Kebutuhan akan informasi dalam dunia dapat memperoleh infformasi dengan
global telah mendorong para siswa untuk cepat, meningkatkan rasa percaya diri, dan

‘Terakreditasi’ SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019 449


YENNI YUNIATI, DKK. Konsep Diri Remaja dalam Komunikasi Sosial melalui Smartphone

berkomunikasi. dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental
Daftar Pustaka Keperawatan. Jakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. (2005). Metode Penelitian
Creswell, John. W. (1994). Research Design Komunikasi. PT Remaja RosdaKarya.
Qualitative & Quantitative Approaches. Bandung.
Sage Publications Inc. Rakhmat, Jalaluddin. (2009). Psikologi
http://chochoirunnisa.wordpress. Komunikasi. PT Remaja RosdaKarya.
com/2012/12/14/dampak-dan-pengaruh- B a n d u n g . P T Re m a j a Ro s d a Ka r ya .
bagi-pengguna-smartphone/ Bandung.
Keliat, Budi Anna, Dkk. (2005) . Proses Wachidah dalam Jurnal Mimbar, Volume 25, No.
Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. 1 Tahun 2009, hal. 7
Jakarta. West, Richard & Lynn H. Turner. (2008).
Littlejohn, S.W., Gray, R. (2001). Theories of Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan
Human Communication (7th ed. Belmont: Aplikasi. (Terj. Maria Natalia Damayanti
Wadsworth Publishing Company. Maer). Penerbit Salemba Humanika.
Mulyana, Deddy. (2012). Ilmu Komunikasi, Jakarta.
Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Mulyana, Deddy. (2003). Metode Penelitian
Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

450 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499

Anda mungkin juga menyukai