Anda di halaman 1dari 29

FREKUENSI

Frekuensi adalah salah satu besaran listrik yang


merupakan gelombang sinusoidal dari tegangan
atau arus listrik dalam satu detik dan diukur
dengan besaran Hertz.

Frekuensi merupakan salah satu tolok ukur kualitas


tenaga listrik

Dalam kondisi normal, frekuensi menunjukkan


keseimbangan sesaat antara pembangkitan dan
beban (load demand).
Standar Frekuensi

Frekuensi dalam batas kisaran operasi


normal (50 ± 0,2 Hz), kecuali
penyimpangan dalam waktu singkat
diperkenankan pada kisaran (50 ± 0,5
Hz
Frekuensi dalam kondisi Gangguan

Frekuensi nominal 50 Hz, diusahakan


untuk tidak lebih rendah dari 49,5
Hz. atau lebih tinggi dari 50,5 Hz,
dan selama waktu keadaan darurat
(emergency) dan gangguan
frekuensi Sistem diizinkan turun
hingga 47.5 Hz atau naik hingga
52.0 Hz sebelum unit pembangkit
diizinkan keluar dari operasi;
PENGATURAN FREKUENSI (1)
Maksud Dan Tujuan
• Sistem tenaga diperlukan untuk menyediakan
- daya yang berkualitas
- perbaikan frekuensi dan tegangan
- keandalan sistem tenaga listrik (ketersediaan
daya)
• Pengaturan sistem tenaga memegang peranan
penting yaitu diperoleh dengan cara mengatur :
- daya aktif
- aliran daya
- frekuensi
- daya reaktif (distribusi daya reaktif)
- perbaikan tegangan
PENGATURAN FREKUENSI (2)
Dari sisi konsumen Pengaturan Frekuensi diperlukan
untuk memperoleh keuntungan-keuntungan berikut :
1. Frekuensi yang stabil bermanfaat untuk mesin-mesin
yang bekerja secara otomatis, misalnya komputer.
2. Kestabilan dan kecepatan putar motor-motor listrik
dapat meningkatkan kualitas produksi, khususnya
dalam bidang tekstil dan industri kertas yang
menggunakan motor-motor berkecepatan tinggi.
3. Kestabilan frekuensi juga dibutuhkan di rumah yang
menggunakan jam listrik.
PENGATURAN FREKUENSI (3)
• Pada sisi konsumen Fluktuasi
frekuensi tidak terlalu diperhatikan
• Pengaturan frekuensi lebih
dibutuhkan dalam pengoperasian
sistem
• Saat ini, interkoneksi antara sistem-
sistem tenaga telah diterapkan
PENGATURAN FREKUENSI (4)
Dampak-dampak interkoneksi sistem :
1. Jika terjadi gangguan, pembangkit dan saluran transmisi
dapat digantikan oleh pembangkit dan saluran transmisi
lain. Interkoneksi memperbaiki pasokan daya dan
meningkatkan keandalan.
2. Menurunkan fixed cost dengan cara mencegah investasi
ganda peralatan. Operasi paralel dari beberapa
pembangkit dapat menurunkan biaya pembangkitan dan
meningkatkan availability factor dari peralatan.
3. Sebagai akibat dari penambahan kapasitas, pembangkit
dan saluran transmisi dengan kapasitas besar dapat
dioperasikan
PENGATURAN FREKUENSI (5)
Pengaturan frekuensi dalam interkoneksi sistem tenaga sangat
diperlukan karena alasan-alasan berikut :
1. - Kestabilan frekuensi mempermudah Kontrol generator dan
governor untuk pembangkit termal kapasitas besar.
- Kestabilan pengaturan kecepatan mempermudah operasi
boiler dan turbin, menurunkan tekanan termal dan vibrasi
sudu-sudu rotor.
- Intensitas tekanan uap yang masuk ke sudu-sudu rotor
turbin tidak tersebar merata. Intensitas terdiri dari frekuensi
dasar dari satu putaran yang dianggap satu siklus dan
menambah harmonik yang lebih besar. Sudu-sudu rotor
menerima uap sebanding dengan frekuensi dasar dan
harmonik yang lebih besar perputarannya.
PENGATURAN FREKUENSI (6)

2. Untuk interkoneksi, frekuensi harus diatur secara presisi


sehingga aliran daya berubah sesuai dengan fluktuasi
frekuensi.
3. Tegangan berfluktuasi berdasarkan perubahan frekuensi (jika
terjadi kesalahan fungsi pengatur tegangan otomatis, fluktuasi
frekuensi sebesar 1 % menghasilkan deviasi tegangan 2-3 %),
kestabilan frekuensi memudahkan pengaturan tegangan
PENGATURAN FREKUENSI (7)
Respon Frekuensi
1. Respon frekuensi adalah karakteristik yang ditampilkan
oleh beban dan pembangkitan di suatu sistem (control
area dan interkoneksi) di dalam merespon perubahan
kesetimbangan beban-pembangkitan yang signifikan;
2. Respon frekuensi biasanya dibahas dalam konteks
generator berkapasitas besar trip, karena kejadian
gangguan generator trip jauh lebih sering dibandingkan
dengan kejadian beban trip
3. Kelompok ‘resources’ yang menahan penurunan
frekuensi :
a) Beban
b) Generator
PENGATURAN FREKUENSI (8)
Rekaman Frekuensi
PENGATURAN FREKUENSI 9)
Ekskursi Frekuensi Tipikal (1)
Frekuensi (Hz)

A : frekuensi sebelum
gangguan
C : ekskursi maksimum
B : nilai settle frekuensi

Waktu (detik)
PENGATURAN FREKUENSI (10)
Ekskursi Frekuensi Tipikal (2)
Frekuensi sistem turun dari A ke B :
karena pasokan MW berkurang
tiba-tiba (generator trip);
Frekuensi naik dari B ke C karena :
momen inersia dan respon
governor yang sehat
menambah keluaran MW;
penurunan MW beban;
pengurangan beban oleh
automatic loadshedding (UFR);
Frekuensi kembali ke T karena :
penambahan keluaran MW
generator oleh perintah dispatcher;
pengaturan sekunder otomatis
(LFC/AGC).
PENGATURAN FREKUENSI (11)
Keragaman Nilai Respon Frekuensi
PENGATURAN FREKUENSI (12)
Respon Generator
Respon frekuensi yang diberikan generator ditentukan oleh:
speed droop
frequency deadband
ramp rate
Speed droop menyatakan nilai proporsi perubahan keluaran
MW generator terhadap perubahan frekuensi sistem.
% perubahan frekuensi
R dalam (%) = X 100
% perubahan keluaran daya
Frequency deadband adalah nilai perubahan frekuensi
dimana governor mulai merespon untuk merubah
(menambah atau mengurangi) keluaran MW generator.
Ramp rate adalah laju perubahan keluaran MW generator
terhadap waktu.
PENGATURAN FREKUENSI (13)
Speed Droop

Speed droop 5% berarti jika frekuensi berubah 5%,


generator akan merubah keluarannya sebesar 100%.
Contoh :
Pada sistem yang memakai frekuensi standar 50 Hz, jika
frekuensi turun sebesar 0,25 Hz, generator 175 MW
dengan droop 3% akan menambah keluarannya sebesar
0,25
= X 175 = 29,2 MW
0,03 X 50
PENGATURAN FREKUENSI (14)
Speed Droop
PENGATURAN FREKUENSI (15)
Speed Droop
PENGATURAN FREKUENSI (16)
Speed Droop
PENGATURAN FREKUENSI (17)
Frequency Deadband
Deadband dari speed-governor didefinisikan sebagai besar
total perubahan laju (frekuensi) yang tidak menghasilkan
perubahan katub (valve/gate) yang dikendalikan governor
Dinyatakan dalam % dari laju (frekuensi) rated
Standar IEEE untuk :
governor turbin uap besar, maksimum 0,06 % (IEEE
Standard No. 122-1991);
governor turbin air, maksimum 0,02 % (IEEE Standard
No. 125-1988);
Efek deadband terhadap respon governor tergantung pada
nilai perubahan frekuensi. Jika nilai perubahan frekuensi
lebih kecil dari deadband, governor tidak merespon.
PENGATURAN UNIT PEMBANGKIT (1)
Pengaturan Primer Frekuensi
PENGATURAN UNIT PEMBANGKIT (2)
Kesetimbangan Pembangkitan-Beban
PENGATURAN UNIT PEMBANGKIT (3)
Kesetimbangan Pembangkitan-Beban
PENGATURAN UNIT PEMBANGKIT (4)
Kesetimbangan Pembangkitan-Beban
PENGATURAN UNIT PEMBANGKIT (5)
Perubahan Frekuensi
PENGATURAN UNIT PEMBANGKIT (6)
Cara Pengaturan Frekuensi
PENGENDALIAN FREKUENSI
Meskipun Beban Konsumen Selalu Berubah-Ubah,
Frekuensi Sistem Harus Tetap Dipertahankan Pada
Nominal 50 Hz, dengan Toleransi +/- 0,2 Hz.
Langkah pengendalian menjaga frekuensi pada keadaan
nominal - 50 Hz:
1. Pengaturan primer dari unit pembangkit yang
beroperasi Free Governor
2. Pengaturan sekunder oleh program Load Fre-quency
Control ( LFC )
3. Pengaturan pembebanan unit pembangkit secara
manual
4. Pelepasan Beban (Manual & Automatic Load Shedding)
Strategi Pengaturan Frekuensi
(Skema
Hz Load Shedding)
50,50
50,20 Normal operation, 50 + 0,2 Hz
50,00 Excursion, + 0,5 Hz, brown-out
49,80 Df/dt - 1,0 Hz/s LS T 5,6,7+ 788 (1969 MW)
49,50 Df/dt + 0,8 Hz/s LS T 5,6,7+ 788 (1575MW)
Load shedding scheme A & B (394MW & 394MW)
49,10 Df/dt + 0,6 Hz/s LS T 5,6,7+ 788 (1181 MW)
49,00
Load shedding tahap 1 to 7 ( 2756 MW )
48,40
48,30
Islanding operation, 48,30 - 48,00 Hz
48,00

47,50 Host load of power plant or generator


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai