DOKUMENTASI KEPERAWATAN
MATARAM TAHUN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karuniaNya makalah ini dapat selesai pada waktunya. Makalah tentang Dokumentasi
keperawatan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KDK II yang bertujuan untuk
memahami tentang Dokumentasi keperawatan. Penulis juga menyampaikan terimakasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya pada
dosen mata kuliah KDK II, staf perpustakaan dan teman-teman STIKES Yarsi Mataram.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi teman-teman yang membaca. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mohon kritik dan saran yang bisa membangun demi kesempurnaan dalam
pembuatan makalah.
Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.......................................................................................... .i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ...ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Manfaat ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN………......................................................................... 2
2.1. Pengertian Dokumentasi Proses Keperawatan
2.2. Syarat-Syarat Dokumentasi Yang Baik
2.3. Komponen Model Dokumentasi Keperawatan
2.4. Tujuan Dokumentasi Keperawatan
2.5. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
2.6. Metode Penulisan Dokumentasi
2.7. Aturan Dalam Dokumentasi
2.8. Model Dokumentasi Keperawatan
2.9. Standar Dokumentasi Keperawatan
2.10. Dokumentasi proses Keperawatan
2.11. Perubahan Yang Dapat Mempengaruhi Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Dokumentasi secara umum merupakan suatu catatan otentik atau semua warkat asli
yang dapat dibuktikan atau dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan
dokumentasi perawata merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat
dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan
tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatam dengan dasar komunikasi yang
akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat.
Dokumentasi keperawatan merupakan suatu catatan tertulis yang dibuat oleh yang
memiliki wewenang. Catatan kesehatan atau rekam medik adalah sebuah deskripsi yang
komfhrensif tentang status kesehatan dan kebutuhan klien dan juga pelayanan yang telah
diberikan untuk keperawatan klien. Dokumentasi yang baik tidak hannya merepleksikan
kwalitas keperawatan, tetapi juga tanggung jawab anggota timkesehatan di dalam
memberikan perawatan.
1. Isi
a. Mengandung nilai administrasi, menyangkut masalah kebijaksaan, tindakan atau
tanggung jawab yang dilakukan oleh yang berwenang.
b. Mengandung nilai hukum: bila isinya menyangkut masalah jaminan dan adanya
kepastian hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan
bagi pasien,anggota tim kesehatan bagi yamg berada dirumah sakit.
c. Mengandung nilai keuangan. Bila isinya menyangkut urutan masalah kegiatan
pelayanan kesehatan,sehingga pelayanan yang telah diberikan dapat dikalkulasi
oleh uang.
d. Mengandung nilai penelitian, bila isinya mengandung data/bahan yang dapat
digunakan sebagai objek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
e. Mengandung nilai edukasi, bila isinya mengandung data atau bahan tentang
perkembangan kronologis, dari kegiatan pelayanan kesehtan yang diberikan
kepada pasien.
f. Mengandung nilai dokumentasi karena isinya mengandung sumber ingatan yang
harus didokumentasikan dan harus dipakai sebagai bahan pertnaggung jawaban
dan laporan rumah sakit.
g. Mencangkup keadaan sekarang dan masa lampau.
2. Teknik Pencatatan
a. Ditulis dengan tinta, dapat dibaca, dan ditulis dengan cara jelas.
b. Menulis nama pasien, dan tanggal
c. Tulis catatan segera setelah melakukan tindakan
d. Tulis dengan tepat bagaimana, apabila dan aktivitas itu dilakukan dengan respon
pasien.
e. Selalu memberi tanda tangan, atau nama setelah melakukan kegiatan.
f. Membedakan observasi dan interpensi
g. Menggunakan kata-kata yang tidak bisa ditukar: normal,baik,jelek,negatif,karena
setiap pembaca memberikan nilai yang berbeda
h. Menggunakan perkataan pasien sendiri untuk menjelasskan apa yang dimaksud.
Peran perawat sebagaimana kita ketahui adalah salah satunya dokumentasi sebagai
pertanggungjawaban keperawatan, Akan tetapi akhir-akhir ini tanggung jawab perawat
tehadap dokumentasi sudah berubah, Akibatnya, isi dan fokus dari dokumentasi telah
dimodifikasi. Oleh karena perubahan tersebut ,maka perawat perlu menyusun suatu
model dokumentasi yang baru, lebih efisien dan lebih bermakna dalam pencatatan dan
penyimpanannya.
1. Komunikasi
Keterampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk
mengkomunikasikan kepada tenaga kesehtan lainnya dan menjelaskan apa yang
sudah, sedang, dan yang akan dikerjakan
Contoh efektifitas pola penulisan komunikasi
a. Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat
Sebagai contoh dengan menuliskan kalimat “keadaan klien tetap” tanpa
menambahkan data pengkajian dan evaluasi untuk mendukung keadaan tersebut
pada lembar observasi, rencana tindakan adalah tidak mempunyai arti.
b. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga kesehatan apa
yang telah terjadi dan diharapkan terjadi
Pencatatan waktu perubahan keadaan klien, perkembangan atau sebaliknya
tentang tujuan dan perencanaan perlu dituliskan pada format yang khusus.
c. Manfaat dan data pasien yang akurat dapat dicatat
Pencatatan meliputi data subyektif dan obyektif sewaktu klien masuk rumah sakit,
masalah, analisa rencana tindakan, implementasi, observasi, keperluan
pemeriksaan. Data langsung tentang klien meliputi : apa yang harus dikerjakan
oleh klien atau observasi secara langsung, tanda-tanda vital, pernyataan tentang
tanda dan gejala yang dirasakan klien, dan perilaku klien. Data tidak langsung
merujuk pada informasi dari sumber lainnya misalnya : catattan pembedahan,
hasil pemeriksaan diagnostic dan sumber laboraturium, konsultasi, laporan dari
keluarga, dan informasi lainnya.
d. Penulisan catatan menggambarkan sesuatu yang kreatif
Jika pencatatan dilakukan secara konsisten, maka catatan tersebut harus meliputi
komponen :
1. Riwayat keperawatan (termasuk masalah-masalah yang berakibatpada saat
sekarang ataupun yang akan datang)
2. Masalah aktual dan potensial
3. Perencanan dan tujuan saat sekarang dan yang akan datang
4. Pemeriksaan, pengobatan, dan promosi kesehatan untuk membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
5. Evaluasi tujuan keperawatan dan modifikasi rencana tindakan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
2. Dokumentasi Proses Keperawatan
Perawat memerlukan keterampilan dalam mencatat proses keperawatan, Pencatatan
proses keperawatan merupakan metode yang tepat untuk pengambilan keputusan yang
sistematis, problemasolving dan riset lebih lanjut, format proses keperawatan
merupakan kerangka atau dasar keputusan dan tindakan termasuk juga pencatatan
hasil berfikir dan tindakan keperawatan. Dokumentasi adalah bagian integral proses,
bukan sesuatu yang berbeda dari metode problema-solving. Dokumentasi proses
keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, tindakan,
Perawat kemudian mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan
yang diberikan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan
lainnya.
Pengkajian ulang dan evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan medis
dapat sebagai petunjuk dan kesinambungan dalam proases keperawatan,dan dapat
sebagai petunjuk adanya perubahan dari setiap tahap. Pendokumentasian Proses
Keperawatan yang efektif adalah :
a. Penggunaan standar terminologi (Pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi),
b. Data yang bermanfaat dan relevan dikumpulkan kemudian dicatat sesuai dengan
prosedur dalam catatan yang permanen,
c. Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang
akurat,
d. Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan
yang permanen,
e. Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu,
f. Evaluasi dicatat sesuai urutan waktunya, meliputi selama dirawat, dirujuk, pulang
ataupun perubahan keadaan klien ,
g. Rencana tindakan keperawatan yang direvisi berdasarkan hasil yang diharapkan
dari klien.
3. Standar Dokumentasi
Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk memperkuat pola pencatatan
dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan
tindakan keperawatan.
Fakta tentang kemampuan perawat dalam pendokumentasian ditunjukkan pada
keterampilan menuliskan sesuai dengan standar dokumentasi yang konsisten, pola
yang efektif, lengkap dan akurat.Penggunaan Pola Standar Dokumentasi yang Efektif
meliputi :
a. Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh profesi atau
pemerintah
b. Standar profesi keperawatan dituliskan ke dalam catatan kesehatan, Data yang
ada menjabarkan apa yang dilakukan pearawat, Perawat mempunyai kewenangan
untuk merumuskan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan terhadap
respon klien terhadap masalah kesehatan klien actual dan resiko/potensial.
c. Peraturan tentang praktik keperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanan
kesehatan. Data yang tertulis menunjukan kegiatan perawat yang independen dan
interdependen. Diagnosa keperawatan tidak secara khusus mempunyai ijin
mendiagnosa masalah medis sebaliknya diagnosa medis tidak terdapat pada
catatan keperawatan, tetapi diagnosa keperawatan dituliskan pada catatan,
keperawatan.
d. Pedoman akreditasi harus diikuti, Penekanan yang khusus pada data tentang
kegiatan observasi dan evaluasi. Tahap pada proses keperawatan adalah
dituliskannya data setiap klien pada waktu masuk rumah sakit sampai pulang.
Sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan klien, catatan
tersebut dapat diartikan sebagai suatu catatan bisnis dan hukum yang mempunyai banyak
manfaat dan penggunaannya.
Tujuan utama dari pendokumentasian adalah untuk :
1. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien,
merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan,
2. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Hal ini juga
menyediakan :
a. Bukti kualitas asuhan keperawatan
b. Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada klien
c. Informasi terhadap perlindungan individu
d. Bukti aplikasi standar praktik keperawatan
e. Sumber informasi statistik untuk standar dan riset keperawatan
f. Pengurangan biaya informasi
g. Sumber informasi untuk data yang harus dimasukan
h. Komunikasi konsep resiko tindakan keperawatan
i. Informasi untuk murid
j. Persepsi hak klien
k. Dokumentasi untuk tenaga profesional dan tanggung jawab etik dan
mempertahankan kerahasiaan informasi klien
l. Suatu data keuangan yang sesuai
m. Data perencanaan pelayanan kesehatan di masa akan datang,
2.5. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari berbagai
aspek :
1. Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum, Bila terjadi suatu masalah (minconduct) yang berhubungan dengan profesi
keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa,
maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu, Dokumentasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan, Oleh karena itu, data-data harus
diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangani oleh tenaga
kesehatan (perawat), tanggal dan perlunya dihindari adanya penulisan yang dapat
menimbulkan interprestasi yang salah.
2. Jaminan Mutu (Kualitas Pelayanan )
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan memberikemudahan bagi
perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien dan untuk mengetahui
sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat
diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang akurat, Hal ini akan membantu
meningkatkan mutu pelayanan keparawatan.
3. Komunikasi
Dokumentasi keadaan klien merupakan alat “perekam” terhadap masalah yang
berkaitan dengan klien, Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat catatan
yang ada sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan
asuhan keperawatan.
4. Keuangan
Dokumentasi dapat bernilai keuangan, Semua tindakan keperawatan yang belum,
sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai
acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi klien.
5. Pendidikan
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai pendidikan ,karena isinya menyangkut
kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai
bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6. Penelitian
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat
didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bagian atau obyek
riset dan pengembangan profesi keperawatan.
7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Dengan demikian
akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian asuhan keperawatan
yang diberikan, guna pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain
bermanfaat bagi peningkatan mutu sendiri, juga bagi individu perawat dalam
mencapi tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.
1. Simplicity (Kesederhanaan)
Dalam pendokumentasian digunakan kata-kata yang sederhana,mudah
dibaca,dimengerti, dan perlu dihindari istilah yang dibuat-buat sehingga mudah
dibaca.
2. Konservastim(Akurat)
Dokumentasi keperawatan harus benar-benar akurat yaitu didasari oleh informasi
dari data yang dikumpulkan. Dengan dmeikian data tersebut jelas berasal dari
pasien, sehingga dapat dihindari kesimpulan yang tidak nyata.
3. Kesabaran
Gunakan kesabaran dalam membuat dokumentasi keperawatan dengan meluangkan
waktu untuk memeriksa kebenaran terhadap data pasien yang telah atau yang sedang
diperiksa.
4. Presciption (Ketepatan)
Ketepatan dalam pendokumentasian merupakan syarat yang sangat diperlukan.
Untuk memperoleh ketepatan perlu pemeriksaan dengan menggunakan teknologi
yang lebih tinggin seperti menilai gambaran klinis dari pasien,laboratorium,dan
pemeriksaan tambahan.
5. Irrefutability.(Jelas dan Objektif)
Dokumentasi memerlukan kejelsan dan objektivitas dari data-data yang ada,bukan
data samar yang dapat menimbulkan kerancuan.
2.8. Model Dokumentasi Keperawatan
Ada beberapa model dokumentasi yang kerap dibahas dalam Literatur antara lain:
Proses keperawatan adalah salah satu alat bagi peawat untuk memecahkan masalah
yang terjadi pada pasien
1. Bentuk rencana tindakan sederhana yang mana ditulis dengan tangan dan
dikembangkan oleh perawat untuk klien yang khusus
2. Standar rencana tindakan perawatan yang dikembangakan oleh organisasi
perawat untuk penanganan secara umum masalah yang terjadi
3. Rencana tindakan keperawatan sederhana menggunakan 3 pendekatan : untuk
diagnosa keperawatan, untuk kriteria hasil dan untuk intervensi keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan harus merupakan prioritas untuk merawat klien. Hal
tersebut harus menyangkut langsung kearah situasi yang mengancam kehidupan
klien.
2. Kriteria hasil
Setiap diagnosa keperawatan hartus mempunyai sedikitnya satu kriteria hasil.
Kriteria hasil dapat diukur dengan tujuan yang diharapkan yang mencerminkan
masalah klien.
3. Rencana tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan adalah memperoleh tanggung jawa mandiri, khususnya
oleh perawat yang dikerjakan bersama dengan perintah medis berdasarkan
maslaah klien dan antuan yang dterima klien adalah hasil yang diharapkan.
Masing-masing masalah klien dan hasil yang diharapkan didapatkan paling
sedikit dua rencana tindakan.
4. Dokumentasi Intervensi Keperawatan
Dokumentasi Intervensi merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan oleh
perawat. Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan rencana keperawatan
pemenuhan kriteria hasil dari tindakan keperawatan mandiri, dan tindakan
kolaboratif.
Tujuan pendokumentasian intervensi keperawatan :
1. Mengkomunikasikan / memberitahukan tndakan keperawatan dan rencana
perawatan selanjutnya pada perawat yang lain
2. Memberikan petunjuk yang lengkap dari tindakan perawatan yang perlu
dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah klien.
3. Menjadi bahan bukti yang benar dari tujuan langsung dengan maksud
mengenal masalah klien diatas.
4. Sebagai dasar untuk mengetahui efektifitas perencananaan jika diperlukan
untuk merevisi perencanaan.
1. Intervensi terapeutik
Tindakan terapeutik adalah asuhan keperawwatan yang langsung sesuai
dengan keadaan klien. Rencana keperawatan yang lebih dari satu harus
dikerjakan sungguh-sungguh sesuai prioritas masalah dalam diagnosa
keperawatan.
2. Intervensi pemantapan/observasi
Proses ini membutuhkan ketajaman observasi perawat termasuk keterampilan
mengevaluasi yang tepat di atas. Program yang lebih dari yang sangat
menentukan kesehatan klien. Perawat harus dapat melihat perkembangan yang
baik dan buruk dari klien seperti mengobservasi tanda-tanda vital. Tindakan
keperawatan Surveilleance, meliputi :
KESIMPULAN
Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki oleh
perawat dalam melakukan catata perawatan yang berguna untuk kepentingan klien,perawat,
dan tim kesehatan dalam meberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang
akurat dan lengkap secara tertulis dengan penuh tanggung jawab.