Anda di halaman 1dari 19

Tugas Epidemiologi K3

KONSEP EPIDEMIOLOGI YANG DITERAPKAN


PADA PENYAKIT AKIBAT KERJA
KARSINOGENIK DALAM INDUSTRI

OLEH :
Kelompok I

Fikrul ilmi 7020011

Ismi Aulia Samosir 70200110047

Amaliah Natsir 702001100

Patriani Nur 70200110078

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah yang memberikan Rahmat Nikmat kesehatan
dan kekuatan sehingga penulisan makalah yang berjudul “Konsep Epidemiologi Yang
Diterapkan Pada Penyakit Akibat Kerja Karsinogenik Dalam Industri” dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai tugas pada mata kuliah Epidemiologi Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja. Olehnya itu, penulis menyampaikan terimakasih juga kepada dosen kami
karena telah memberi waktu dan kesempatan dalam menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai konsep epidemiologi, PAK karsinogenik dan
lingkungan kerja dalam industri.
Kemudian bila dalam pembahasan yang dijelaskan tentunya mungkin masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritikan dan saran sangat diharapkan dari semua pihak yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini membawa
manfaat bagi kita semua.
Demikian makalah ini dibuat dan atas segala kritikan dan saran yang diberikan,
diucapkan banyak terima kasih.

Samata, 21 September 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………………..

Daftar isi ……………………………………………………………………………

Bab I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………...

B. Rumusan masalah ……………………………………………………..

Bab II . PEMBAHASAN

A. Pengertian Epidemiologi …………………………………………………


B. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja ……………………….
C. Pengertian Epidemiologi Kesehatan dan Keselamatan Kerja ………..
D. Pengertian Penyakit Akibat Kerja dan Jenisnya (Karsinogenik) …………..
E. Penerapan Konsep Epidemiologi pada PAK Karsinogenik …………..

Bab III . PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………...
B. Saran ………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk menciptakan
suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai produktivitas
setinggi-tingginya. Maka dari itu K3 mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang
pekerjaan tanpa kecuali. Upaya K3 diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko
terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan pekerjaan. Dalam pelaksanaan
K3 sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu manusia, bahan, dan metode yang
digunakan, yang artinya ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dalam mencapai
penerapan K3 yang efektif dan efisien. Sebagai bagian dari ilmu Kesehatan Kerja,
penerapan K3 dipengaruhi oleh empat faktor yaitu adanya organisasi kerja, administrasi
K3, pendidikan dan pelatihan, penerapan prosedur dan peraturan di tempat kerja, dan
pengendalian lingkungan kerja.
Dalam Ilmu Kesehatan Kerja, faktor lingkungan kerja merupakan salah satu faktor
terbesar dalam mempengaruhi kesehatan pekerja, namun demikian tidak bisa
meninggalkan faktor lainnya yaitu perilaku. Perilaku seseorang dalam melaksanakan dan
menerapkan K3 sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas keberhasilan K3.
Demikian juga yang terjadi pada pekerja reaktor nuklir, dimana tingkat kepatuhan terhadap
peraturan dan pengarahan K3 akan mempengaruhi perilaku terhadap penerapan prinsip
K3 dalam melakukan pekerjaannya. (Setyawati L, 1996). Kondisi keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk
rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah
Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan
kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat
rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami
ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah).
padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya.
Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi
dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.Keselamatan kerja telah
menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejaklama. Faktor
keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan
dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun
2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat
yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar
negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa
Indonesia. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bag ipekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
beberapa negara maju (dari beberapapengamatan) menunjukan kecenderungan
peningkatan prevalensi. Pengetahuan mengenai PAK masih terbatas karena sulitnya
melakukan studi epidemiologi, hal ini disebabkan berbagai hal seperti definisi PAK yang
belum jelas, praktek hygiene industri dan cara-cara laporan yang berbeda, tidak ada studi
kontrol, tidak mungkin menentukan gejala minimal, banyak karyawan tidak melapor dan
sudah meninggalkan tempat kerja sewaktu penelitian dilakukan sehingga hanya
ditemukan survivor population.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan dalam makalah ini dapat dirumuskan menjadi rumusan masalah
diantaranya :
1. Pengertian Epidemiologi Secara Umum ?
2. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja ?
3. Pengertian Epidemiologi Kesehatan dan Keselamatan Kerja ?
4. Pengertian Penyakit Akibat Kerja dan Jenisnya yang Bersifat Karsinogenik ?
5. Penerapan Konsep Epidemiologi pada PAK Karsinogenik ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat karakteristik
kelompok penduduk tertentu, dengan memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi pada
penduduk tersebut, yang mempengaruhi derajat kesehatannya serta kehidupan sosialnya.
Berbagai definisi dan pengertian telah dikemukakan oleh para ahli epidemiologi yang
pada dasarnya memiliki persamaan pengertian yakni epidemiologi adalah Ilmu yang
mempelajari, menganalisis serta berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan
maupun masalah yang erat hubungannya dengan kesehatan pada suatu kelompok
penduduk tertentu.
Epidemiologi sebagai salah satu disiplin Umu kesehatan yang relative masih baru bila
dibandingkan dengan beberapa disiplin ilmu lain. Pada saat ini telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat Walaupun terdapat sejumlah penelitian epidemiologis
telah memberikan hasil yang cukup pada beberapa abad yang lalu, namun karena
epidemiologi sebagai suatu systematized body of epidemiology principles, yang
merupakan merupakan dasar dalam penelitian epidemiologi, baru berkembang pada
beberapa puluh tahun terahir.
Epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun
penanggulangannya. Epidemiologi rnerupakan filosofi dasar disiplin llmu-ilmu kesehatan,
termasuk kedokteran, yakni suatu proses logis untuk menganalisis serta memahami
hubungan interaksi antara proses flsik, biologis dan fenomena sosial yang berhubungan erat
dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya. Metode
epidemiologi rnerupakan cara pendekatan ilmiah dalam mencari faktor penyebab serta
hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu kelompok penduduk
tertentu.
Banyak definisi tentang epidemiologi yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa
diantaranya :
1. W.H Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit,
terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi
penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular,
penyakit degeneratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.
Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.
2. Maunser dan Kramer
Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi
manusia.
3. Clast
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan
dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi
masalah kesehatan.
4. Mac Mohon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan
faktor –faktor yang menetukan terjadinya penyakit pada manusia.
5. Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan,
penyakit dan perubahan penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang
terjadi pada kelompok penduduk.
6. W.H Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya distribusi, dan jenis
penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.
7. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan.
B. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 Kesehatan Kerja
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan
sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan
pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan
bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau
penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah
pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan
seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik/anorganik,
logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya
(ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,
rehabilitasi.
4. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
“Pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya
pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila
dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi
produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja
yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya”.

Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu


kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit
umum.
 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut
dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi
keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).
Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja.
b. Bersifat teknik.

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam,


ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada
yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and
Health.

Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian
terhadap proses.
C. Pengertian Epidemiologi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan determinan-determinan dari kejadian
yang berhubungan dengan kesehatan dalam suatu populasi tertentu (Last, 1988). Sasarannya
yakni populasi manusia, penyakit dalam hal ini cedera dalam kesehatan dan keselamatan
kerja serta mencari sebab atau kausa dari penyakit tersebut.
Cedera didefinisikan sebagai setiap luka disengaja atau tidak disengaja atau
kerusakan tubuh akibat paparan akut untuk energi, seperti panas atau listrik, atau
energi kinetik dari kecelakaan, atau dari tidak adanya penting seperti panas atau
oksigen disebabkan oleh peristiwa tertentu, insiden atau serangkaian peristiwa dalam hari
kerja tunggal atau pergeseran. Termasuk adalah luka terbuka, luka intrakranial dan
internal, pitam panas, hipotermia, asphyxiations, keracunan akut, yang dihasilkan
dari paparan jangka pendek terbatas untuk menggeser pekerja, bunuh diri dan
pembunuhan, dan cedera kerja terdaftar sebagai penyebab atau iuran kematian.
Penggunaan kajian epidemiologi terhadap hal tersebut di antaranya :
1. Deskripsi penyakit cara memulai dan mengembangkan.
2. Penentuan penyebab.
3. Identifikasi kelompok berisiko.
4. Pemantauan penyaki, menyelidiki tren, studi upaya pencegahan.
5. Selidiki epidemi.
6. Mengevaluasi program pencegahan.
7. Evaluasi pengobatan atau rehabilitasi.
(Modjo, Robiana : Epidemiologi dalam K3)
D. Pengertian Penyakit Akibat Kerja dan Jenisnya (Karsinogenik)

(Cari daftar penyakit akibat kerja yang menimbulkan kanker), apa yg menyebabkan
sehingga menjadi kanker, jelaskan konsep epidemiologi penyakit akibat kerja yang
bersifat karsinogenik)
Pencegahan dan penanggulangan PAK yg brsifat karsinogenik)

 Definisi PAK
Penyakit yang diderita karyawan dalam hubungan dengan kerja baik faktor resiko
karena kondisi tempat kerja , peralatan kerja, material yang dipakai, proses produksi,
cara kerja,limbah perusahaan dan hasil produksi.(Harjono)
Penyakit akibat kerja timbul akibat terpajan faktor fisik, kimiawi, biologis atau
psikososial di tempat kerja. Faktor tersebut di dalam lingkungan kerja merupakan
penyebab yang pokok dan menentukan terjadinya penyakit akibat kerja, misalnya
terpajan timah hitam di tempat kerja merupakan faktor utama terjadinya keracunan
timah hitam. Terpajan silica di tempat kerja merupakan faktor utama terjadinya
sikilosis. Namun perlu diketahui bahwa faktor lain seperti kerentanan individual dapat
berperan berbeda-beda terhadap perkembangan penyakit di antara para pekerja yang
terpajan. (Jeyaratnam.et al. Buku Ajar Praktek Kedokteran Kerja : 3)
Penyakit akibat kerja timbul khususnya di antara para kerja yang terpajan bahaya
tertentu. Namun, pada beberapa keadaan, penyakit akibat kerja dapat timbul di antara
masyarakat umum akibat kontaminasi lingkungan tempat kerja, misalnya debu hitam
hitam, obat serangga. Akhirnya, penyakit akibat kerja memiliki spefisik, misalnya asbes
menyebabkan asbestosis. (Jeyaratnam.et al. Buku Ajar Praktek Kedokteran Kerja : 3).

Tabel 2.1 Resiko Kesehatan Kerja


Efek yang Merugikan Kesehatan dan
No. Faktor Resiko
Akibat Kerja
1. Faktor resiko mekanis Kecelakaan dan ruda paksa pada pekerja
Tegangan fisiologis dan Kelainan musculoskeletal, stress mental,
2.
pekerjaan fisik yang berat nyeri punggung bawah
Ruda paksa, stress mental, produktivitas
3. Faktor ergonomi
dan mutu kerja menurun
Faktor fisik misalnya getaran Noice-induced hearing loss, penyakit
4.
dan suara pembuluh darah karena trauma
Intoksikasi, fibrosis, kanker, alergi,
5. Bahaya kimiawi
kerusakan system saraf
6. Faktor biologi Infeksi, alergi
Stress psikis, ketidakpuasan dalam
7. Tekanan psikologis
pekerjaan, semangat padam dan muram
Konflik, produktivitas menurun, mutu
8. Aspek psikososial pekerjaan
kerja menurun, stres mental
(Jeyaratnam.et al. Buku Ajar Praktek Kedokteran Kerja : 4).

 Jenis-jenis Penyakit Akibat Kerja


Jenis penyakit akibat hubungan kerja bersadarkan Kepres No 22 tahun 1993 antara lain :
1. Pnemokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentuk jaringan parut
(silicon, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya
merupakan faktor utama penyebab cacat dan kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkho pulmoner) yang disebabkan oleh debu
logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkho pulmoner) yang disebabkan oleh
debu kapas, vlap, henep, dan sisal (bissinosis).
4. Asam akibat kerja yang disebabkan oleh sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal
yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan
debu organik.
6. Penyakit yang disebkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmiun atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebakan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkna oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun.
11. Penyakit yang disebkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbul atau persenyawaannya yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfide.
 Penyakit Akibat Kerja yang Bersifat Karsinogenik
Karsinogen adalah zat, radionuklida atau radiasi, yang merupakan agen langsung terlibat
dalam menyebabkan kanker. Hal ini mungkin karena kemampuan untuk merusak genom
atau ke gangguan proses metabolisme seluler. zat radioaktif Beberapa dianggap karsinogen,
tetapi aktivitas karsinogenik mereka disebabkan radiasi, misalnya untuk sinar gamma dan
partikel alpha, yang mereka memancarkan. Contoh umum karsinogen yang terhirup asbes,
dioxin tertentu, dan asap tembakau. Kanker adalah penyakit di mana sel-sel yang rusak tidak
mengalami kematian sel terprogram. Karsinogen dapat meningkatkan risiko kanker dengan
mengubah metabolisme seluler atau merusak DNA langsung di dalam sel, yang mengganggu
proses biologi, dan mendorong pembagian, ganas yang tidak terkendali, pada akhirnya
mengarah pada pembentukan tumor. Biasanya kerusakan DNA, jika terlalu berat untuk
memperbaiki, menyebabkan kematian sel terprogram, tetapi jika jalur kematian sel
diprogram rusak, maka sel tidak dapat mencegah diri dari menjadi sel kanker.
CERCLA mengidentifikasi semua radionuklida sebagai karsinogen, meskipun sifat radiasi
yang dipancarkan (alfa, beta, gamma, atau neutron dan kekuatan radioaktif), kapasitas
konsekuen untuk menimbulkan ionisasi pada jaringan, dan besarnya paparan radiasi,
menentukan potensi bahaya. Karsinogenik radiasi tergantung dari jenis radiasi, jenis
paparan, dan penetrasi. Sebagai contoh, radiasi alpha mempunyai penetrasi yang rendah dan
bukan merupakan bahaya luar tubuh, tetapi emitter bersifat karsinogenik ketika terhirup atau
tertelan.

Sebagai contoh, Thorotrast, sebuah (kebetulan-radioaktif) suspensi sebelumnya digunakan


sebagai media kontras di diagnosa x-ray, merupakan karsinogen manusia kuat dikenal
karena retensi di dalam berbagai organ dan emisi gigih partikel alpha. Marie Curie, salah satu
pelopor radioaktivitas, meninggal karena kanker yang disebabkan oleh paparan radiasi
selama percobaannya.
E. Penerapan Konsep Epidemiologi pada PAK Karsinogenik
Epidemiologi K3 membahas aplikasi prinsip dan metoda epidemiologi pada situasi
pemaparan terhadap hazard dan faktor risiko di tempat kerja, yang berkaitan dengan
kejadian penyakit akibat kerja karena pemaparan kronik maupun kejadian cacat akibat
kerja (injury) karena paparan akut. Kesehatan Kerja atau Occupational Health cenderung
diartikan sebagai upaya kesehatan yang mengurusi masalah-masalah kesehatan secara
menyeluruh bagi masyarakat di tempat mereka bekerja. Tujuan utamanya selain untuk
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja juga untuk efisiensi dan produktifitas
pekerjaan. Secara garis besar tujuan dari penerapan konsep Epidemiologi kesehatan kerja ini
diantaranya:
Memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan,
baik segi fisik, mental maupun kesehatan sosialnya.
1. Mencegah timbulnya gangguan para pekerja yang diakibatkan oleh tindakan/kondisi
lingkungan kerjanya.
2. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan bahaya
dan PAK yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan (fisik,
kimia, biologi, fisiologis dan sosial-psikologis)
3. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
Penerapan sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja:

Pembentukan komitmen
Perencanaan
Pengorganisasian
Penerapan
Pengendalian
Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat karakteristik
kelompok penduduk tertentu, dengan memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi
pada penduduk tersebut, yang mempengaruhi derajat kesehatannya serta kehidupan
sosialnya.
 Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).
Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
1. Sasarannya adalah lingkungan kerja.
2. Bersifat teknik.
 Penggunaan kajian epidemiologi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
antaranya :
1. Penentuan penyebab.
2. Identifikasi kelompok berisiko.
3. Pemantauan penyaki, menyelidiki tren, studi upaya pencegahan.
4. Selidiki epidemi.
5. Mengevaluasi program pencegahan.
6. Evaluasi pengobatan atau rehabilitasi. (Modjo, Robiana : Epidemiologi dalam
K3)

 Penyakit akibat kerja timbul akibat terpajan faktor fisik, kimiawi, biologis atau
psikososial di tempat kerja. Faktor tersebut di dalam lingkungan kerja merupakan
penyebab yang pokok dan menentukan terjadinya penyakit akibat kerja.
 Karsinogen adalah zat, radionuklida atau radiasi, yang merupakan agen langsung terlibat
dalam menyebabkan kanker. Hal ini mungkin karena kemampuan untuk merusak
genom atau ke gangguan proses metabolisme seluler. zat radioaktif Beberapa dianggap
karsinogen, tetapi aktivitas karsinogenik mereka disebabkan radiasi, misalnya untuk
sinar gamma dan partikel alpha, yang mereka memancarkan.

B. Saran
1. Para pekerja mampu mengetahui dan beradaptasi dengan lingkunga kerjanya.
2. Para pekerja harus memperhatikan paparan radiasi yang berbahaya dan menghindari
kontak dengan paparan radiasi tersebut.
3. Pengaruh paparan radiasi dapat berakibat pada manusia (dalam hal ini para pekerja)
untuk itu perlunya perhatian dari pekerja untuk memakai APD (alat pelindung diri) dan
mengetahui lebih lanjut Penyakit Akibat Kerja dalam Industri
4. Perhatian khusus dari pihak pemerintah dan perusahaan agar memperhatikan keselamatan
dan kesehatan para pekerja.
DAFTAR PUSTAKA

 Angelina, C et Oginawati, K. 2013. Paparan Radiasi Terhadap Tubuh Dalam


penggunaan X-ray. Institut Teknologi Bandung.
 Arief, L. 2013. Pengendalian Bahaya Radiasi Elektromagnetik Di tempat Kerja.
Universitas Esa Unggul.
 Denny Hanifa Maher. 2001. Pengantar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Modul Mata
Kuliah Pengantar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 (http://www.google.com/definisi_kesehatan_dan_keselamatan_kerja/html) diakses 18
September 2013
 Harrington, JM, Gill, FS, 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. Alih Bahasa Sudjoko
Kuswadji. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
 Kawatu, P. 2012. Bahan Ajar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Manado.
 Kepmenker No. KEP–51/MEN/1999. Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat
Kerja. (online) http://qhseconbloc.files.wordpress.com/2011//1300 758802-
kepmenakerno51th1999ttgambangbatasfaktorfisikaditempatkerja. pdf, diakses pada 18
September 2013.
 Rachman,dkk .1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan Tenaga
Sanitasi.Jakarta : Depkes RI Pusdiknas

Anda mungkin juga menyukai