Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yusri Aby Ridho Kurniawan

NIM : 18/429747/GE/08932
PRODI : Pembangunan Wilayah

tugas geoman tentang development


1. A. Teori Sistem Dunia
Teori ini muncul sebagai kritik teori depedensi dan teori moderenisasi. Teori ini
dicetuskan oleh Wallerstein, dimana teori berpendapat bahwa dunia merupakan sistem
kapitalis yang bedasar pada pertumbuhan ekonomi (pasar) dari pada kepentingan politik.
Teori sistem dunia menekankan bahwa sistem dunia (bukan bangsa negara) harus menjadi
unit dasar analisis sosial. Situs-sistem mengacu pada pembagian kerja internasional, yang
membagi dunia ke dalam negara-negara inti, negara-negara semi-pinggiran, dan negara-
negara pinggiran. Negara-negara inti fokus pada keterampilan yang lebih tinggi, produksi
padat modal, dan seluruh dunia berfokus pada rendah keterampilan, produksi padat karya,
dan ekstraksi bahan baku. Ini terus memperkuat dominasi negara-negara inti. Meskipun
demikian, sistem yang dinamis, dan masing-masing negara dapat memperoleh atau
kehilangan status mereka inti (semi-pinggiran, pinggiran) dari waktu ke waktu.
Konsep teori ini bahwa negara pusat mengambil keuntungan yang palin banyak
karena negara inti mampu segala manipulasi tentang sistem dunia dengan kekuatan
ekonominya seperti contohnya Amerika dapat mengatur ekonomi duani saaat ini.
Selanjutnya negara semi-semi pinggiran mengambil keuntungn dengan cara
memanfaaatkan negara yang memiliki tingkatan dibawahnya, dan begitu seterusnya.
Kesimpulan dari teori ini adalah negara-negara didunia terbagi menjadi kelompok-
kelompok negara yang dibagi bedasarkan kekuatan ekonomi negara tersebut. Selanjutnya
kekuatan negara tersebut dinilai dari indeks interaksi antar negara-negara besar yang
mengambil keuntungan dari negara-negara kecil dibawahnya.
B. Teori Ekonomi Rostow
Teori pembangunan ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi negara yang berjalan linier
dan bertahap. Teori pertama kali dicetuskan oleh W.W. Rostow pada maret 1956 yang
dimuat dalam Economics Journal dan kemudian dikembangkannya lebih lanjut dalam
bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth pada tahun 1960. Pembagian tahap
perkembangan menurut Rostow terbagi menjadi lima tahap yang didasarkan ekonomi yang
dapat dicapai oleh negara dengan indeks penilaian ekonomi penduduk negara tersebut.
Tahap pekermbangannya yaitu 1. Masyarakat Tradisional; 2. Prakondisi untuk lepas
landas; 3. Lepas landas; 4. Bergerak ke kedewasaan; 5. Era konsumsi massal yang tinggi.
a. Masyarakat Tradisional
Masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relatif
masih primitif (yang didasarkan pada ilmu dan teknologi pra-Newton) dan cara hidup
masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi
kebiasaan tersebut telah turun temurun.
Tingkat produktivitas per pekerja masih rendah, oleh karena itu sebagian besar sumberdaya
masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor pertanian. Dalam sektor pertanian ini, struktur
sosialnya bersifat hirarkhis yaitu mobilitas vertikal anggota masyarakat dalam struktur
sosial kemungkinannya sangat kecil. Maksudnya adalah bahwa kedudukan seseorang
dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan nenek moyangnya.

Sementara itu kegiatan politik dan pemerintah pada masa ini digambarkan Rostow dengan
adanya kenyataan bahwa walaupun kadang-kadang terdapat sentralisasi dalam
pemerintahan, tetapi pusat kekuasaan politik di daerah-daerah berada di tangan para tuan
tanah yang ada di daerah tersebut. Kebijaksanaan pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh
pandangan paratuan tanah di daerah tersebut.

b. Prakondisi lepas landas


Tahap prakondisi lepas landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi di
mana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan
sendiri (selfsustained growth). Menurut Rostow, pada tahap ini dan sesudahnya
pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis. Tahap pada prasyarat tinggal landas
bercorak:

a. Pertama adalah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh negara-negara Eropa,
Asia, Timur Tengah, dan Afrika, di mana tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat
tradisional yang sudah lama ada.
b. Kedua adalah tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh negara-negara yang
born free (menurut Rostow) seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, di
mana negara-negara tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak sistem
masyarakat yang tradisional.

c. Lepas landas
pertumbuhan ekonomi selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis
dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi,
atau berupa terbukanya pasar-pasar baru. Sebagai akibat dari perubahan-perubahan
tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi
yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan
melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita
semakin besar. Rostow mengemukakan 3 ciri utama dan negara-negara yang sudah
mencapai lepas landas yaitu:

a. Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen
dari Produk Nasional Bersih (Net National Product= NNP).
b. Terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat
pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors).
c. Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa
menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa
menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
d. Bergerak kedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ini diartikan Rostow sebagai masa di mana masyarakat
sudah secara efektif menggunakan teknologi moderen pada hampir semua kegiatan
produksi. Pada tahap ini memunculkan para pemimpin baru yang lebih kompeten dari
pemimpin tahap sebelumnya.Para pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh
perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi,
dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah.

e. Era konsumsi tinggi


Tahap konsumsi tinggi ini merupakan tahap terakhir dari teori pembangunan ekonomi
Rostow.Pada tahap ini perhatian masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-
masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada
masalah produksi.
 Sumber referensi :

Daim, S. (n.d.). Teori Sistem Dunia (World Sistem Theory. Retrieved 2018, from
http://www.academia.edu/6708759/Teori_Sistem_Dunia_World_Sistem_Theory

Daeng. (2015). Teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi Menurut W.W. Rostow. Retrieved
2018, from http://www.materibelajar.id/2015/12/teori-tentang-pertumbuhan-ekonomi.html#

Perbandingan
Dari kedua teori diatas memiliki perbandingan mencolok pada cara pandang tentang
penentuan indeks penilaian dalam menentukan kemampuan negara tersebut dalam
perekonomiannya. Dimana Wallerstein menekankan pada kemampuan suatu negara
mengeksploitasi negara dibawahnya sedangkan Rostow menilai dari segi kemampuan
ekonomi penduduknya dalam memntukan perekonomian suatu negara.

2. Perjalanan tentang kedaerah miskin yang pernah saya alami adalah perjalanan pada
salah satu daerah diprovinsi jawa tengah yaitu daerah wonosobo, pada daerah ini saya
melihat penduduk yang bertempat tinggal didesa rata-rata bermata pencarian sebagai petani
dengan lahan yang beragam mulai luas hingga sempit. Hal tersebut membuat munculnhya
istilah petani gurem. Jika dilihat dari segi kehidupan, petani di daerah tersebut lebih serba
kekurangan daripada masyarakat yang tinggal dikotanya. Selain itu, kesenjangan di daerah
ini menurut saya juga cukup tinggi.
Sebagai bukti menurut data BPS menunjukkan bahwa daerah wonosobo merupakan
daerah termiskin dengan indeks kemiskinan sebesar 23 % pada tahun 2013. Dan kecamatan
termiskin daerah wonosobo adalah Kecamatan Kepil. Secara keseluruhan jumlah
penduduk miskin di Jateng mencapai 14 persen lebih, lebih tinggi dari angka nasional yang
tercatat 11 persen. Kemiskinan terbesar ada di perdesaan. Sementara itu, problem utama
kemiskinan adalah kesenjangangan ekonomi dan sosial, serta kesenjangan desa-kota.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Wonosobo pada tahun 2013 sebesar
Rp.5.327,87 milyar. Kontibusi terbesar PDRB Wonosobo adalah sektor Pertanian yaitu
sebesar Rp.2.455,76 milyar. Jika dibagi dengan jumlah penduduk Wonosobo tahun 2013
maka PDRB per Kapita sebesar Rp.6.876.078 078 atau berarti tingkat pendapatan per
kapita per bulan sebesar Rp.573.006. Rendahnya tingkat pendapatan masyarakat di
perdesaan sangat terkait dengan tingkat pendapatan dari sektor pertanian. Data BPS tahun
2013 menunjukkan bahwa dalam kegiatan usaha di sektor pertanian, lahan adalah faktor
utama. Data menunjukkan bahwa petani dengan penguasaan lahan kurang dari 5.000 m2
berjumlah 109.357 RTP atau 76,69% dari seluruh RTP di kabupaten Wonosobo.
Rendahnya tingkat pendapatan masyarakat di perdesaan sangat terkait dengan tingkat
pendapatan dari sektor pertanian. Data BPS tahun 2013 menunjukkan bahwa dalam
kegiatan usaha di sektor pertanian, lahan adalah faktor utama. Data menunjukkan bahwa
petani dengan penguasaan lahan kurang dari 5.000 m2 berjumlah 109.357 RTP atau
76,69% dari seluruh RTP di kabupaten Wonosobo. Petani yang bergerak di subsektor
peternakan juga mengalami hal yang sama. Penurunan RTP di subsektor peternakan
mencapai 24,73% dan merupakan persentase tertingi di sektor pertanian. Penurunan RTP
itu terjadi karena ketidakmampuan mereka untuk melanjutkan usaha yang dalam hitungan
NTP cenderung mengalami penurunan dan selanjutnya mengalihkan profesinya ke sektor
lain.

3. Produk yang saya ambil disini adalah sepatu bermerek Adidas. Adidas merupakan sebuah
pabrik di Jerman yang konsen pada pakaian dan alat-alat olahraga. Produk ini dari pabrik
ini sudah sangat terkenal diseluruh penjuru dunia, bahkan hingga pelosok dunia. Produk
dari pabrik ini yang sangat terkenal adalah sepatu sepak bola. Sepatu sepak bola buatan
pabrik ini dapat menarik seluruh masyarakat dunia untuk membelinya karena sepatu buatan
pabrik ini banyak digunakan oleh pemain-pemain sepak bola yang terkenal didunia seperti
Lionel Messi. Itulah salah satu contoh bagaimana produk sepatu Adidas sangat terkenal
keseluruh penjuru dunia. Selain itu, Adidas juga memiliki kemajuan teknologi dalam
pemasaran produknya yang sangat baik sejak dulu yaitu sistem CRM (Customer
Relationship management), sistem SCM(Supply Chain management) dan sistem ERP
(Enterprise Resource Planninng). Kemudian yang terbaru menggunankan sistem
BPR(bussines Process Engineering).
Motto dari perusahaan ini adalah keutamaan bahan baku yang dibuat untuk bahan
produksinya, dimana semakin bagus bahan bakunya maka semakin besar pula
kemungkinan produk tersebut laku dipasaran. Salah satu negara yang mengekspor bahan
baku untuk perusahaan ini adalah Negara Indonesia. Sebab itu, Negara indonesia juga ikut
berperan dalam pabrik terbesar nomor dua didunia ini. Selain itu, produk Adidas juga selalu
memperbarui model stiap seri sepatunya. Sehingga, membuat para penggemar produk
tersebut tidak bosan dengan model yang begitu-begitu saja.
Pemasaran produk ini sedah meluas hingga penjuru dunia, termasuk Indonesia. Meskipun
Indonesia merupakan penyuplai bahan bakunya, indonesia juga merupakan negara yang
impor hasil produk pabrik Adidas.

Sumber referensi :
mahasiswa, b. (2012, 10 12). STRATEGI BISNIS FAKTOR EKSTERNAL PERUSAHAAN
ADIDAS. Retrieved 2018, from http://blog.ub.ac.id/madaniyyah/2012/10/12/strategi-bisnis-
faktor-eksternal-perusahaan-adidas/

Anda mungkin juga menyukai