Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki kekayaan yang sangat
banyak. Sebagian besar wilayahnya di kelilingi oleh lautan luas, karena komposisi wilayah

Indonesia adalah wilayah Indonesia adalah daratan dan wilayah Indonesia adalah lautan.

Dengan sumber kekayaan alam yang tidak hanya dari lautan, Indonesia pun memiliki warisan
budaya yang beragam, terbukti banyaknya kesenian ataupun budaya dari dalam negeri
dipamerkan di luar negeri.
Ada beberapa alasan yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang hebat,
seperti dikutip dari laman boombastis.com (2015) yang menyatakan bahwa Indonesia
memiliki pertahanan nasional yang hebat dan kuat, loyalitas penduduk yang sangat tinggi,
ekonomi yang berkembang pesat, pariwisata yang unik dan selalu menjadi incaran, serta
kebudayaan yang tidak ada habis-habisnya. Saat ini Indonesia adalah negara dengan jumlah
penduduk terbesar keempat di dunia, dengan ekonomi terbesar kesepuluh berdasarkan paritas
daya beli, dan merupakan anggota G-20. Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan
lebih dari setengahnya sejak tahun 1999, menjadi 11,2% pada tahun 2015 (World Bank,
2016).
Rencana ekonomi Indonesia mengikuti rencana pembangunan jangka panjang untuk
tahun 2005-2025. Rencana ini dibagi dalam periode lima tahun, masing-masing dengan
prioritas pembangunan yang berbeda. Rencana pembangunan jangka menengah saat ini –
yang merupakan tahap ketiga dari rencana jangka panjang – terentang antara tahun 2015-
2020, berfokus antara lain pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan program
bantuan sosial untuk pendidikan dan pemeliharaan kesehatan. Pengalihan anggaran belanja
negara ini bisa dilakukan setelah pemerintah mereformasi kebijakan subsidi energi yang
berkepanjangan. Kini pemerintah bisa berinvestasi lebih besar pada program-program yang
memberikan dampak langsung pada masyarakat miskin dan hampir miskin, demikian pula
dengan peningkatan investasi dalam bidang infrastruktur.
1
Adapun beberapa masalah yang menjadikan perkembangan ekonomi di Indonesia cukup
terseok-seok pada akhir-akhir ini yakni diantaranya menurut World Bank (2016) akibat
melemahnya permintaan komoditas – mesin pertumbuhan bagi ledakan ekonomi Indonesia
pada dekade lalu – pertumbuhan GDP Indonesia melambat sejak 2012. Kecepatan
pertumbuhan dalam investasi permanen, ekspor dan konsumsi telah berkurang – dan
perkembangan ini juga mempengaruhi tingkat penurunan kemiskinan. Masalah korupsi yang
menjerat beberapa pejabat publik yang jumlah kerugian negara hampir ber-trilyun-trilyun,
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang mampu memliki mental yang tangguh
melawan perubahan di era global saat ini, adanya isu-isu SARA yang berakibat perpecahan,
dan beberapa hal lainnya.
Jerman merupakan salah satu mitra yang bekerja sama dengan Indonesia, hubungan
antara dua negara ini telah terjalin sejak tahun 1952. Tidak sedikit warga negara Indonesia
memilih Jerman sebagai negara untuk mengenyam pendidikan ataupun hanya kursus singkat.
Jerman yang menjadi salah satu pusat ekonomi Eropa pun memiliki beberapa hal yang
menjadikan negara ini besar, setelah runtuhnya resim nazi yang cukup membuat negara
Jerman terpecah belah menjadi dua negara bagian yakni Jerman Timur dan Jerman Barat.
Dimana Jerman Timur memihak kepada Uni-Soviet sedangkan Jerman Barat memihak
kepada sekutu hingga pada akhirnya tembok Berlin pun akhirnya diruntuhkan maka
bersatulah seluruh warga Jerman. Kini Jerman menjadi negara yang maju, dengan total PDB
per kapita US$ 45.888 dengan jumlah penduduk sebesar 80,9 juta penduduk. Sedangkan
Indonesia menempati posisi ke-42 yakni pendapatan perkapita sebesar US$ 10,641 dengan
jumlah penduduk sebanyak 254,5 juta penduduk.
Sedangkan dalam dunia pendidikan seperti yang ditunjukkan pada data World Education
Ranking Co-operation and Development (OECD) per tahun 2016 dimana Indonesia
menempati urutan ke 57 dari 65 negara. Berbeda dengan Jerman, peringkatnya berada di
posisi ke-12 dalam best education system. Pendidikan di Jerman diatur sepenuhnya oleh
federal dengan taman kanak-kanak adalah sesuatu yang tidak diwajibkan, namun pendidikan
di Jerman lebih memperkuat pada pendidikan menengah. Pada pendidikan menengah
terdapat lima tipe sekolah, dan beberapa perguruan tinggi di Jerman menjadi salah satu
perguruan tinggi terbaik di dunia dan pusat perkembangan pendidikan di Eropa.
Usia harapan hidup adalah rata-rata kesempatan atau waktu hidup yang tersisa. Pada data
Badan Pusat Statistik (2016) menunjukkan bahwa usia harapan hidup orang Indonesia per

2
tahun 2015 adalah 70 tahun sedangkan di Jerman usia harapan hidup orang Jerman 81 tahun.
Perbedaan yang cukup jauh, hampir 10 tahun perbedaan usia harapan hidup orang Indonesia
dan Jerman. Ini dikarenakan, hampir seluruh masyarakat di Indonesia lebih sering
menggunakan barang yang instan (cepat) karena mereka selalu beranggapan bahwa sesuatu
yang instan dapat membuat pekerjaan akan menjadi lebih cepat, tanpa pertimbangan
kesehatan. Selain itu juga, pola hidup yang kurang mampu di control dengan baik sedangkan
orang Jerman dengan gaya hidup efisien dan berusaha untuk mengatasi masalahnya sendiri
mampu membuat seseorang lebih produktif.
Dengan perbandingan yang cukup jauh dari beberapa aspek yang ditinjau, maka dapat
dibayangkan bahwa Indonesia belum mampu untuk menjadi negara yang besar seperti

Jerman yang notabene hanyalah negara di Eropa yang luasnya tidak sampai wilayah

Indonesia. Maka peneliti ingin mengkaji tentang beberapa hal-hal yang dapat menjadi
perbandingan antara Jerman dan Indonesia dalam beberapa aspek.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan system ekonomi di Jerman dan Indonesia ?
2. Bagaimana perbandingan system pendidikan di Jerman dan Indonesia ?
3. Bagaimana perbandingan kondisi sosial di Jerman dan Indonesia ?
4. Bagaimana perbandingan kebudayaan di Jerman dan Indonesia ?
5. Apa saja kekuatan Indonesia yang tidak dimiliki Jerman ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan perbandingan system ekonomi di Jerman dan Indonesia.
2. Menjelaskan perbandingan system pendidikan di Jerman dan Indonesia.
3. Menjelaskan perbandingan kondisi sosial di Jerman dan Indonesia.
4. Menjelaskan perbandingan kebudayaan di Jerman dan Indonesia.
5. Menujukkan kekuatan yang dimiliki Indonesia saat dibandingkan dengan Jerman.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Perbandingan Sistem Ekonomi Jerman dan Indonesia


Sistem Ekonomi Jerman

3
Jerman merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, sekaligus negara
yang memiliki pendapatan per kapita tertinggi di dunia pada tahun 2016. Dalam
perekonomian Jerman menganut system ekonomi yang hampir sama dengan Jepang yakni
kapitalisasi pasar dan indusrialisasi. Pada tahun 2011, Jeman berhasil menjadi negara dengan
nilai ekspor tertinggi kedua didunia yakni sebesar US$ 1.409 ini merupakan hasil dari
suksesnya Jerman dalam menjadi motor, innovator, dan penggerak ekonomi global semenjak
era industrialisasi dan kapitalisasi industry.
Ada beberapa sumber perusahaan terbesar di Jerman yang cukup dikenal dunia
diantaranya pabrik mobil yang menjadi pioneer smart car di dunia yakni Volkswagen, BMW,
dan Marcedes-Benz. Adapun perusahaan telekomunikasi yang cukup terkenal di dunia yakni
Siemens dan Deutsche Telekom. Ada beberapa alasan mengapa negara Jerman menjadi salah
satu negara industrialisasi yang cukup disegani dunia yakni diantaranya :
a. Sejak era industrialisasi dan kapitalisasi, Jerman lebih mengarah kepada motor dan
penggerak ekonomi global.
b. Jerman menjadi salah satu pendiri Uni Eropa masuk menjadi anggota G-8 dan G-20 serta
menjadi eksportir terbesar didunia tahun 2003 hingga 2008.
c. Tahun 2011, Jerman menjadi eksportir terbesar kedua di dunia dan importer terbesar
ketiga di dunia. Ini menghasilkan nilai perdagangan dengan nilai surplus yang cukup
besar yakni sebesar US$ 189.7 milyar.
d. Jerman menjadi satu-satunya negara yang tidak tergabung dalam anggota tetap Dewan
Keamanan PBB yang termasuk dalam 5 negara eksportir senjata terbesar di dunia.
e. Awalnya Jerman berada dibelakang beberapa negara-negara pemimpin industry seperti
Inggris, Prancis, dan Belgia. Namun, sejak tahun 1850 Jerman mulai bangkit, hingga
tahun 1900 Jerman sudah mampu menyamai Inggris dan Amerika Serikat.
Jerman menetapkan kebijakan ecolabel dimana kebijakan ini lebih menetapkan kepada
batas standar mutur produk pangan impor dan keamanan pangan (Gladiola, 2015). Jerman
mengeluarkan ketentuan persyaratan standar kualitas minimum untuk produk makanan yang
dipasarkan di negara-negara bagian guna meningkatkan nilai impor dan meningkatkan
perdagangan internasional mengingat Jerman menjadi salah negara yang cukup peduli
terhadap standarisasi lingkungan. Bagi Jerman, Penerapan kebijakan ecolabel digunakan
sebagai proteksi dengan menyeleksi secara ketat dan melindungi kualitas mutu terhadap produk
kopi yang masuk kenegaranya sehingga negara eksportir mampu bersaing dengan kompetitor
baru di pasar dalam negeri, Jerman juga menjaga agar harga produk impor tidak menurun.
Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai tukar (terms of trade) barang manufaktur, yaitu
4
ekspor utama negara-negara maju, sering dinilai lebih tinggi dari nilai tukar barang primer, yaitu
ekspor utama negara-negara berkembang. Itulah yang menjadi alasan utama timbulnya kebijakan
perdagangan proteksionis.

Sistem Ekonomi Indonesia


System ekonomi Indonesia dibangun berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka system
ekonomi Indonesia adalah system ekonomi yang berdasarkan atas sila-sila dalam Pancasila.
Dari sila-sila Pancasila, keadilan dalam system ekonomi adalah yang sangat penting pada
system ekonomi di Indoensia. Keadilan menjadi titik tolak, proses, serta tujuan dalam
menjalankan roda perekonomian negara. Seperti pada Pasal 33 UUD 1945 dimana ini adalah
pasal utama bertumpunya ekonomi Indonesia yang berlandaskan Pancasila dengan beberapa
pasal yang melengkapinya yakni Pasal 18, 23, 27 (ayat 2) dan 34.
Landasan normative-imperatif ini mengandung beberapa tuntunan etik dan moral luhur
yang menempatkan rakyat menjadi prioritas negara, rakyat sebagai pemegang kedaulatan,
rakyat sebagai manusia yang “dimuliakan” oleh negara yang hidup dalam persaudaraan satu
sama lain, saling tolong menolong dan bergotong royong. Ada beberapa cirri-ciri dalam
system perekonomian demokrasi ekonomi di Indonesia yakni :
a. Perekonomian disusun sebagai usaha atas asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara
c. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
diperuntukkan untuk kemakmuran kepentigan rakyat.
Dalam pelaksanaannya system ekonomi Indonesia harus dihindarkan dari beberapa hal yakni
system free fight liberalism yakni system ekonomi yang menumbuhkan eksploitasi terhadap
tenaga kerja, kedua, system etatisme yang memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk
mendominasi perekonomian sehingga akan mematikan potensi dan daya kreasi masyarakat.
ketiga, system monopoli yang memusatkan pada satu kelompok yang akan merugikan
masyarakat.
Pada era global saat ini, perdagangan Indonesia yang dianut adalah perdagangan bebas.
Terbukti Indonesia telah menjalin beberapa kerjasama perdagangan dengan berbagai negara
guna menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan sumber penerimaan negara.
Dengan mengikuti perdagangan bebas maka harapan untuk Indonesia sendiri adalah mampu
menjadi negara dengan ribuan suku serta budaya dapat seirama untuk menjadikan Indonesia
negara yang beradab.

5
2. Perbandingan Sistem Pendidikan Jerman dan Indonesia
Jerman adalah negara federasi yang terletak di benua Eropa dan terdiri dari 16 negara
bagian yang disebut Land (jamak:Länder) atau Bundesland (negara bagian federal). Struktur
sistem pendidikan Jerman secara formal meliputi : pendidikan dasar (primary education),
pendidikan menengah (lower secondary education), dan pendidikan tinggi. Wajib sekolah /
belajar di Jerman berlaku Sembilan atau sepuluh tahun, dengan normal anak masuk sekolah
pada usia enam tahun. Dalam peguruan tinggi di Jerman ada dua jenis pendidikan tinggi di
Jerman, yaitu Universität (universit, selanjutnya disingkat UNI) dan Fachhochschule (applied
university, selanjutnya disingkat FH). Secara umum, pendidikan tinggi di Jerman
digolongkan menjadi Universitas (Universitaet), Institut Teknologi (Technische
Universitaet/Hochschule), Sekolah Tinggi Pendidikan (Padagogische Hochschule), Sekolah
Tinggi Seni (Kunsthochschule), Sekolah Tinggi Musik (Musikhochschule), semacam
politeknik tetapi sampai ke jenjang S3 (Fachhochschule), dan semacam Intitut Pendidikan
Dalam Negeri (Verwaltungsfachhochschule).
Walaupun terdapat banyak jenis pendidikan tinggi di Jerman, kebanyakan mahasiswa
Indonesia kuliah di Universitas, Technische Hochschule atau Fachhochschule. Institusi
pendidikan tinggi ini menawarkan jenjang pendidikan S1 dengan jangka waktu 6 sampai 7
semester, S2 selama 4 semester dan S3 selama 8 semester. Pemilihan jenis pendidikan tinggi
ini harus didasari keinginan dan rencana setelah nantinya selesai kuliah.
Sedangkan di Indonesia, terbagi atas tiga jenjang sekolah pra perguruan tinggi yakni
Sekolah Dasar (SD) yang ditempuh selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang
ditempuh selama 3 tahun, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang sama sama ditempuh selama 3 tahun. Total keseluruhan seorang siswa
menyelesaikan pendidikan pra-universitas selama 12 tahun. Saat ini di Indonesia telah
digalakkan Program Wajib Belajar 12 Tahun dimana guna meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM). Salah satu problematika pendidikan di Indonesia ini adalah tentang
system pendidikan yang dianut, terlalu seringnya perubahan kurikulum yang menyebabkan
tidak sedikit guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan pembelajaran. Sebagai besar
pendidik cenderung menerapkan metode pembelajaran tradisional yakni student-center. Para
peserta didik sebagian besar belu mampu memaknai pembelajaran karena sebagian besar dari
mereka hanya menggunakan metode menghafal untuk mendapatkan nilai yang baik, namun

6
secara psikomotor masih cenderung lemah. Adapun beberapa perbandingan antara system
pendidikan di Jerman dan Indonesia :

NO PERMASALAHAN PERBANDINGAN
PENDIDIKAN JERMAN INDONESIA
1 Tujuan  Untuk membentuk pribadi sosialis. Mencerdaskan kehidupan bangsa serta
 Mengembangkan individualitas pembentukan manusia seutuhnya
dan partisipasi dalam kehidupan berdasarkan pancasila dan UUD 1945
masyarakat. bahwa setiap warga negara berhak
 Menyiapkan lulusan yang menerima pengajaran.
berkualitas.  Untuk berkembangnya potensi peserta
 Undang-undang tentang Sekolah didik agar menjadi manusia yang
khusus dan Universitas ditetapkan beriman dan bertakwa kepada Tuhan
tujuan umum pendidikan dengan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
tekanan pada pengembangan sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
individualitas dan partisipasi dan menjadi warga negara yang
dalam kehidupan. demokratis serta bertanggung jawab.

2 Sistem Sistem pendidikan Jerman Barat Sistem pendidikan di Indonesia


adalah desentralisasi sedangkan adalah sentralisasi, namun dalam
Jerman Timur adalah sentralisasi. penyelengaraannya satuan dan
kegiatan pendidikan dilaksanakan
secara desentralisasi.
3 Dasar Jerman Timun dalam dasar Indonesia mendasari pendidikan
pendidikannya lebih condong ke dengan falsafah pancasila.
arah pengembangan nilai-nilai
sosialis-komunisme, sedangkan
Jerman Barat bertitik tOlak dari
nilai-nilai Demokrasi yang lebih

7
liberal, yang membiarkan
kompetisi individual berkembang
secara alamiah.
4 Kurikulum Menteri-menteri pendidikan Berdasarkan standar nasional
negara bagian menentukan disesuaikan dengan perkembangan
kurikulum mereka sesuai dengan peserta didik dengan kebutuhan
peraturan perundang-undangan lingkungan pendidikan nasional.
yang berlaku, dan mereka
melakukan itu melalui tiga jenis
instrumen yaitu, pertama, tabel
yang menguraikan jumlah jam
belajar per minggu, serta mata
pelajaran sesuai dengan “grade”
dan jenis sekolah.
kedua, pedoman kurikulum.
ketiga, pemberian wewenang
penulisan dan pengadaan buku
teks.

5 Proses Keputusan untuk metode mengajar 1. pendidikan formal,


tertentu sepenuhnya diserahkan 2. nonformal, dan
kepada guru. konsep “pengajaran 3. informal.
terbuka” atau “open instruction”
yang menekankan pada “murid
belajar atas dorongan sendiri”.

8
6 Evaluasi Tidak ada evaluasi nasional yang Evaluasi Pasal 58
dilakukan secara teratur mengenai1. Evaluasi hasi belajar peserta didik
hasil pendidikan. dilakukan oleh pendidik untuk
Apabila di bandingkan dengan memantau proses, kemajuan, dan
negara lain, Jerman belum banyak perbaikan hasil belajar peserta didik
melakukan penelitian empiris secara berkesinambungan.
dalam bidang pendidikan.

7 Pembiayaan Dengan pengecualian pendidikan Sumber pendanaan pendidikan di


tinggi, keuangan pendidikan Indonesia berasal dari APBN, APBD
sepenuhnya berada di tangan ditanggung bersama antar pusat,
Lender dan masyarakat setempat. daerah dan masyarakat
Secara umum, seluruh biaya
personil ditanggung oleh
pemerintah negara bagian, dan
infra struktur oleh masyarakat

3. Perbandingan Kondisi Sosial Jerman dan Indonesia


Dalam kulturasi memang budaya yang berkembang di Jerman dan Indonesia memang berbeda,
begitupula dengan kondisi sosialnya. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar sehingga
membuat permasalaahan dalam negeri cukup kompleks, sedangkan Jerman dengan jumlah
penduduk yang tidak begitu banyak permasalahan yang ada di dalam negeri dapat terselesaikan
secara cepat. Berikut perbandingan kondisi sosial masyarakat Jerman dan Indonesia :

NO PERMASALAHAN PERBANDINGAN
SOSIAL JERMAN INDONESIA

9
1 Angka kemiskinan 7% dari total populasinya  28,07 juta atau 11,37% dari total
penduduk Indonesia

2 Usia Harapan 77 tahun untuk laki-laki dan 82 68 tahun untuk laki-laki dan 73 tahun
Hidup tahun untuk perempuan untuk perempuan

3 Anggaran Jaminan 26,7% pendapatan nasional bruto 3,32% dari total APBN
Sosial dipergunakan untuk belanja negara
di bidang sosial

dua jenis terpisah dari asuransi Memiliki dua macam asuransi


4 Jenis Asuransi
kesehatan: Asuransi Sosial kesehatan, asuransi sosial dan
(Gesetzliche asuransi komersial. Kepesertaan
Krankenversicherung) dan bersifat wajib. Baru 66% masyarakat
Asuransi Swasta (Private Indonesia yang telah memiliki
Krankenversicherung). Hampir asuransi kesehatan.
90% warga negara telah dijamin
oleh asuransi

4. Perbandingan kebudayaan Jerman dan Indonesia


Budaya antara kedua negara ini memang tidaklah sama, mengingat secara posisi
geografis menunjukkan bahwa Jerman berada di Eropa dan identik dengan kebudayaan barat,
sedangkan Indonesia lebih kepada budaya orang ketimuran yang sangat menjunjung adat
istiadat. Berikut perbandingan budaya yang ada di Jerman dan Indonesia :

NO ASPEK YANG PERBANDINGAN


DITINJAU JERMAN INDONESIA
Jerman sangat menghargai waktu,  Indonesia kurang menghargai waktu
1 Menghargai waktu
jika ada janji, tidak akan berubah antara lain sering terlambat dalam
10
waktu dengan mudah. Orang menghadiri sesuatau dn cenderung
Jerman jika diundang ke rumah lambat dalam bekjerja.Namun tidak
orang lain atau pergi keluar untuk semua presepsi itu benar ada
mengunjungi teman, akan tiba segelintir masyarakat yang masih
dengan tepat waktu , tidak menghargai waktu dalam pekerjaan
membuang-buang waktu dengan ny.
datang lebih awal ataupun
terlambat. Di Jerman jika tidak ada
acara khusus, mereka harus
menghargai tetangga sekitar
dengan tidak diperbolehkan
menbuat kebisingandari pukul
20:00-8:00 hari berikutnya. Jika
ada acara khusus, harus minta izin
di awal ke tetangga-tetangga. Jika
tidak, akan menuai protes dari
tetangga dan bahkan akan
dikasuskan polisi.

Etos Kerja Etos Kerja Orang Jerman Etos kerja orang Indonesia adalah :
2
a. Sesuai dengan ungkapan Max a. Munafik atau hipokrit. Suka
Weber: The Spirit of berpura-pura, lain di mulut lain di
Capitalism hati.
b. Bertindak rasional b. Enggan bertanggung jawab. Suka
c. Berdisiplin tinggi mencari kambing hitam.
d. Bekerja keras c. Berjiwa feodal. Gemar upacara,
e. Berorientasi sukses material suka dihormati daripada
f. Tidak mengumbar kesenangan menghormati dan lebih
g. Hemat dan bersahaja mementingkan status daripada
h. Menabung dan berinvestasi prestasi.
d. Percaya takhyul. Gemar hal
keramat, mistis dan gaib.
e. Berwatak lemah. Kurang kuat
mempertahankan keyakinan,
plinplan, dan gampang
terintimidasi. Dari kesemuanya,
hanya ada satu yang positif, yaitu
f. Artistik; dekat dengan alam.
Dengan melihat keadaan saat ini,
ini merupakan kenyataan pahit,
yang memang tidak bisa kita
11
pungkiri, dan memang begitu
adanya.
Peran wanita Sama halnya dengan keadaan di Peran perempuan dalam bisnis di
3
dalam negara lain dengan tatanan indonesia sangatlah penting
pemerintahan atau masyarakat modern, persamaan .perempuan berperan aktif dalam
bisnis hak untuk kaum perempuan yang pembangunan bangsa. dan
dituntut oleh undang-undang dasar perempuan diindonesia kebanyakan
telah mengalami perkembangan bisa membagi antara pekerjaan dan
cukup jauh. keluarga perempuan di Indonesia
diberikan kebebasan dalam memilih
pekerjaan nya.

Jerman sangat mengutamakan Adat budaya bangsa indonesia sangat


4 Kebiasaan
peraturan dan disiplin, dan mereka menjunjung budaya timur dimana
melakukan dengan sangat serius. etika dan moral didepankan dalam
Di mata beberapa orang, dalam keseharianya selain itru bangsa
banyak kasus, orang Jerman kaku, Indonesia sangat kuat menjaga tradisi
tidak fleksibel, dan bahkan sedikit budayanya, dalam etos kerja
tidak manusiawi. Indonesia termasuk baik namun
dalam adaptasi sosial diluar negri
Jerman mengutamakan peraturan sering mengalami culture shock.
tentang kebersihan dan kerapian.
Di Jerman, baik taman, jalan-jalan,
atau teater atau tempat-tempat
umum lainnya, dan di mana-mana
terlihat rapi. Jerman juga
menekankan peraturan untuk
memakai pakaian pada tempatnya.

Membayar / membeli tiket naik Kejujuran sebagai nilai penting baru


5 Jujur
trem/bus sendiri tanpa ada petugas sebatas kognitif/pengetahuan blm
yang menariknya, Membeli Koran terwujud dlm sikap/afektif apalagi
dengan membayar dan mengambil budaya keseharian masyarakat
sendiri tanpa ditunggui
penjualnya,

Tidak adanya pungli baik kepada Tidak sedikit stakeholder melakukan


6 Antikorupsi
warga Jerman sendiri maupun korupsi besar-besaran dan maraknya
warga asing pungli diberbagai daerah dan
12
sasarannya tak terkecuali orang asing.

Aturan yang jelas serta Budaya taat aturan belum sepenuhnya


7 Taat pada
penanamaan untuk mematuhi kuat. Kita masih harus bekerja keras
peraturan aturan ditanamkan sejak dini dan untuk membentuk budaya ini secara
peranan orang tua di dalam lebih mantap dan menyeluruh.
pengembangan sadar akan
peraturan sangat diperlukan.

5. Kekuatan yang Dimiliki Indonesia Saat Dibandingkan Dengan Jerman


Untuk mengetahui beberapa hal yang dapat menjadi kekuatan bangsa Indonesia saat
dibandingkan dengan Jerman yang notabene ada negara dengan pendapatan per kapita
tertinggi di dunia, perlunya kita untuk menganalisis secara kualikatif dengan analisis SWOT
yakni :

STRENGTH WEAKNESS

Kekuatan bangsa Indonesia adalah : Kelemahan bangsa Indonesia adalah :


1. Indonesia dinobatkan sebagai wisata 1. Mudah terbawa arus sehingha sebagian
muslim terbaik sedunia. besar mudah terpengaruh.
2. Indonesia dinobatkan sebagai negara 2. Pembangunan belum merata, sehingga
dengan masakan terlezat, yakni rending menimbulkan kesenjangan yang cukup
3. Indonesia sebagai negara agraris dengan tinggi.
memiliki lahan pertanian yang subur 3. Pungli yang merajalela yang saasarannya
4. Indonesia memiliki sumber daya alam tidak pandang bulu
yang sangat banyak yang juga menjadi 4. Penegakan hukum belum sepenuhnya
sumber pendapatan negara. dilaksanakan, terbukti tindakan korupsi
5. Kebudayaan serta adat istiadat yang tak bukan menurun malah meningkat.
dapat dihitung mejadi salah satu daya 5. Nilai impor lebih banyak dibandingkan
tarik Indonesia sebagai tujuan wisata. dengan nilai ekspor
6. Pada tahun 2014, kekuatan militer 6. Biaya pendidikan dan kesehatan yang
Indonesia berada di urutan ke-11 menurut tinggi
situs www.globalfirepower.com 7. Kebiasan orang Indonesia yang tidak
7. Khasanah budaya dan jenis makanan serta disiplin dan kurang menghargai waktu
rempah-rempah membuat masakan asli
Indonesia kaya rasa, sehingga tidak

OPPORTUNITY THREAT

13
Beberapa peluang yang dimiliki oleh Beberapa tantangan Indonesia yakni :
Indonesia : 1. Tenaga kerja Indonesia yang dirasa
1. Lokasi Indonesia yang sangat banyak kurang terampil untuk dapat bersain
tempat wisata yang elok dan eksotis. dengan beberapa negara lainnya.
2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang 2. Kondisi geografis yang luas, membuat
mengalami pertumbuhan positif pengawasan atas perairan di Indonesia
diharapkan menjadi salah satu hal yang harus ekstra meninat banyaknya
patut dipertimbangkan bagi para investor tindakan illegal fishing yan dilakukan
untuk tidak enggan berinvestasi di oleh asing.
Indonesia. 3. Untuk menhadapi globalisasi, perlunya
3. Pada tahun 2015, ekspor meningkat jaringan komunikasi yang cepat dan
sebesar 11% dari sector migas akurat. Sayangnya masyarakat Indonesia
4. Kenaikan investasi pada sector sebagian besar mereka mudah terbawa
pertambangan, pertanian, dan kelautan arus sehingga akan mudah dipengaruhi.
meningkat. 4. Arus modernisasi yang terkadang
5. Indonesia telah dinobatkan sebagai kiblat membuat masyarakat Indonesia lebih
busana muslim dunia, dapat dibuktikan menginginkan sesuatu yang instan
dengan beberapa designer-designer sehingga mereka kurang terasah
Indonesia banyak yang melakukan keterampilan dan memiliki mental yang
runway di luar negeri seperti saat London lemah.
Fashion Week, New York Fashion Week

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-empat di
dunia, namun banyak sekali permasalahan – permasalahan yang timbul didalam negeri.
Sedangkan apabila dibandingkan dengan Jerman yang jumlah penduduknya hanya sepertiga
jumlah penduduk Indonesia dan wilayahnya tidak lebih besar daripada Indonesia mampu
menjadi negara dengan jumlah pendapatan per kapita tertinggi didunia.
Perbandingan ini dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya system ekonomi, system
pendidikan, kondisi sosial, serta kebudayaannya. Dalam system ekonomi, Jerman merupakan
negara industrialisasi sehingga perkembangan teknologi yang cukup pesat dan negara
tersebut menerapkan system ekonomi kapitalis sedangkan Indonesia menerapkan system
ekonomi Pancasila. Kemudian dalam system pendidikan antara kedua negara juga terdapat
perbedaan dimana pada system pendidikan di Jerman dalam pendanaan yakni biaya
pendidikan di Jerman yang rendah ini karena anggaran pendidikan di Jerman cukup besar,
pemerintah federal/pemerintah pusat tidak “memonopoli” kewenangan pengaturan sistem
pendidikan secara mutlak, dalam penilaian negara Jerman lebih mengutamakan penilaian
sikap dibandingkan nilai rapot, dan kontribusi masyarakat cukup banyak. Sedangkan
Indonesia, kebijakan mengenai pendidikan pemerintah memegang peranan dalam
menentukan kebijakan dan otonomi daerah belum dapat menentukan kebijakan dalam
pendidikan, sebagian besar masyarakat hanya focus kepada penilaian secara rapot untuk
sikap belum terlalu diperhatikan, dan kontribusi masyarakat belum banyak.
Perbandingan selanjutnya adalah kondisi sosial antara Jerman dan Indonesia yakni negara
Jerman negara yang mampu memberikan anggaran sosial yang cukup besar dibandingkan
Amerika sebagai negara adidaya. Anggaran yang cukup besar yakni sebesar 26,7% dari
APBN dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakatnya, kemudian angka
kemiskinan di Jerman cukup rendah yakni 7% dari jumlah penduduknya, dan angka harapan
hidup orang Jerman, 77 tahun untuk laki-laki dan 82 tahun untuk perempuan. Sedangkan
Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 dunia hanya menganggarkan APBN untuk
jaminan sosial sebesar 3,32% dari total APBN, kemudian angka kemiskinan yang cukup
besar yakni 11,37% dari total penduduk, dan usia harapa hidup orang Indonesia 68 tahun
15
untuk laki-laki dan 73 tahun untuk perempuan. Perbandingan lainnya yakni dari aspek
kebudayaan, negara Jerman memiliki kebudayaan yakni orang Jerman sangat menghargai
waktu dan sangat menjunjung kedisiplinan, sedangkan orang Indonesia terkenal dengan jam
karet kurang peduli dengan waktu, kemudian orang Jerman dikenal sebagai orang yang
memiliki etos kerja yang tinggi dan mereka hidup dengan efisien, sedangkan orang Indonesia
etos kerja mereka hanya fokus pada apa yang dikerjakan dan terkadang tidak
bertanggungjawab atas pekerjaannya.
Dari berbagai perbandingkan diatas maka kita dapat meilihat bahwa Indonesia masih
tertinggal jauh dari Jerman. Negara Jerman yang pernah terbagi atas dua negara, namun saat
itu Jerman menjadi negara yang tidak boleh diremehkah. Namun ada satu yang menjadi salah
satu keunggulan Indonesia yakni dari sisi pariwisata. Memang dalam aspek lainnya,
Indonesia memang kalah jauh namun pada aspek pariwisata Indonesia memiliki keunggulan
dibandingkan Jerman. Indonesia yang dikenal sebagai negara maritim, memiliki perairan
yang luas serta spot pariwisata terbesar didunia, memiliki berbagai spesies laut yang sangat
banyak, dan banyak gunung berapi yang masih aktif sehingga tanahnya subur. Selain itu,
hasil alam Indonesia yang melimpah menjadi salah satu komoditas yang mempengaruhi
pendapatan nasional.

B. Saran
1. Indonesia kaya akan hasil alam yang melimpah, sebaiknya masyarakat Indonesia mampu
mengelola kekayaan alam Indonesia selain itu dari birokrasi hendaknya memberikan
kemudahan bagi para masyarakat Indonesia.
2. Pemerintah pun juga harus turun tangan untuk memberikan fasiltas serta kemudahan
kepada para penggerak industry kreatif atau masyarakat yang memiliki tingkat kreativitas
yang tinggi.
3. Perlunya program yang tepat untuk merangsang tumbuhnya jiwa-jiwa kreatif, meskipun
tidak seperti Jerman yang memiliki penduduk yang pekerja keras. Untuk penduduk
Indonesia yang sebagian besar wilayahnya bergantung pada hasil bumi maka perlunya
kreatifitas dalam bidang pengelolaan hasil bumi agar menjadi barang yang bernilai jual
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

16
Abdurozaqi. 2015. “Kaget Setengah Mati Militer Indonesia Naik Peringkat 12”. (online)
(http://www.kompasiana.com/abdurozaqi/kaget-setengah-mati-militer-indonesia-naik-
peringkat-12_55f49e4d119773020f535ab1 diakses tanggal 21 Maret 2017)
Badan Pusat Statistik. 2015. “Usia Harapan Hidup”. (online)
(https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1517 diakses tanggal 21 Maret 2017)
Gladiola. 2015. “Kebijakan Ecolabel Jerman Terhadap Impor Kopi Indonesia”. eJournal Ilmu
Hubungan Internasional, 2015 3(3): 629-638 ISSN 0000-0000 (online) (ejournal.hi.fisip-
unmul.org diakses tanggal 21 Maret 2017)

Kusuma, Farida W. 2013. “”Kesejahteraan Penduduk Indonesia vs Jerman”. (online)


(http://www.kompasiana.com/faridakusumaw/kesejahteraan-penduduk-indonesia-vs-
jerman_552a9c5b6ea8341565552d06 tanggal 20-12-2013 diakses tanggal 21 Maret
2017)

Tatsachen Ueber Deutschland. 2014. “Jaminan Sosial”. (online) (http://www.tatsachen-ueber-


deutschland.de/id/gesellschaft/main-content-08/jaminan-sosial.html diakses tanggal 21
Maret 2017)
Nugroho, Adi. 2015. “Indonesia Ditakuti Dunia”. (online)
(http://www.boombastis.com/indonesia-ditakuti-dunia/43538 adi nugroho 2015 diakses
tanggal 21 Maret 2017)

World Bank. 2017. “Indonesia Overview”. (online)


(http://www.worldbank.org/in/country/indonesia/overview diakses tanggal 21 Maret
2017)

_____________. 2013. “Bantuan Sosial Rendah Akibat Dikuras Subsidi”. (online)


(http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/12/16/2/201731/Bantuan-Sosial-
Rendah-akibat-APBN-Dikuras-Subsidi diakses tanggal 21 Maret 2017)

_____________. 2013. “Arab Spring dan Peluang Indonesia”. (online)


(http://www.gubrakindonesia.com/2013/05/arab-spring-dan-peluang-indonesia.html
diakses tanggal 21 Maret 2017)

17

Anda mungkin juga menyukai