PENDAHULUAN
berada dalam suatu jaringan (Lestari, 2014). Keluarga dapat berjalan semestinya
Setelah anak lahir, suami dan istri kemudian menjadi orang tua bagi anaknya.
membimbing dari bayi hingga dewasa. Orang tua melakukan “investasi dan
jawab dan perhatian tersebut mencakup kasih sayang dan hubungan dengan
anak yang terus berlangsung, kebutuhan material seperti makanan, pakaian dan
oleh semua anak, dimana tidak semua orang tua menyekolahkan anaknya.
sekolahnya karena lebih sering ikut ke laut bersama orang tua dari pada ke
sekolah, selain juga karena biaya dan motivasi yang tidak ada (Wasak, 2012).
Seperti halnya di dalam negeri, di luar negeri pun pendidikan anak nelayan
60% drop out dari primary school, dan 32% drop out dari secondary school
tergolong cukup rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2005) di Dukuh
Terdapat 38,5 % pemulung yang tidak bersekolah, 31,2 % tidak tamat SD, 24,8%
Melalui hal yang dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa pendidikan dari
masyarakat nelayan dan pemulung masih cukup rendah. Orang tua seyogyanya
Selain pendidikan, ada pula hal lain yang menjadi tanggung jawab orang tua.
tua terhadap anaknya, salah satunya adalah akses kebutuhan medis. Tetapi
pada kalangan tertentu akses kebutuhan medis ini masih sangat terbatas bahkan
ada keluarga yang tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang penting. Seperti
aspek kesehatan dan lebih memilih membeli obat di warung (Wasak, 2012).
Selain itu, di Bangladesh akses kebutuhan medis nelayan juga belum begitu
baik. Sebagian besar penduduk bergantung pada dokter desa yang tidak
kompeten dan tidak profesional (Reza, dkk, 2015). Pada kalangan pemulung,
akses kebutuhan medis merupakan hal yang sulit untuk dipenuhi karena biaya
untuk kehidupan sehari-hari sangat tidak menentu dan mereka lebih memikirkan
masalah yang lebih mendesak seperti biaya makan dan kebutuhan sehari-hari
lainnya (Lestari, 2005). Akses kebutuhan medis adalah salah satu bentuk
tanggung jawab dan perhatian orang tua terhadap anaknya, tetapi baik
pemulung maupun nelayan belum memenuhi hal tersebut secara cukup. Kedua
komunitas ini belum memberikan akses kebutuhan medis yang memadai bagi
keluarganya.
memulung sejak pagi sedangkan anak yang bersekolah akan memulung setelah
masih ada orang tua yang menjadikan anaknya sebagai pekerja. Melalui fakta-
fakta yang dikemukakan dapat dilihat bahwa ada kecenderungan orang tua yang
keluarga.
Salah satu tujuan dari pernikahan adalah memiliki anak. Tetapi tujuan dari
memiliki anak bagi setiap orang tua dapat bervariasi. Hal-hal yang telah
dan menilai anaknya secara khusus, dapat sama dan dapat pula berbeda dari
orang lain. Pandangan dan penilaian orang tua tentang anak ini secara teori
disebutkan sebagai nilai anak bagi orang tua. Nilai-nilai ini dapat berupa nilai
positif maupun nilai negatif (Buripakdi, 1977). Nilai anak bagi orang tua
kebutuhan yang mereka penuhi bagi orang tua (Hoffman & Hoffman dalam
Trommsdorff, 1999).
Nilai anak ini akan mempengaruhi orang tua dalam berbagai hal menyangkut
anak dan salah satunya adalah keinginan terhadap jumlah anak. Penelitian yang
memilih untuk memiliki sedikit anak karena tidak sanggup membiayai kebutuhan
banyak anak dan mengatakan akan menambahkan jumlah anak yang diinginkan
terjadi karena orang tua melihat anak sebagai beban ekonomi, yang mana jika
ada hal yang dapat meringankannya (dalam hal ini adalah bertambahnya jumlah
tentang nilai anak bagi orangtua dan hubungannya dengan jumlah anak yang
diinginkan oleh orangtua. Nilai anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni
status sosial ekonomi (Fawcett dalam Buripakdi, 1977), agama yang dianut
(Hoffman dkk, 1978; Hastono, 2009), dan pendidikan (Hoffman dkk, 1978),
dimana semakin besar keluarga maka semakin besar jumlah anak yang
diinginkan (Hartoyo dkk, 2011) dan jika jumlah anak yang ada semakin besar
maka semakin besar pula jumlah anak yang diinginkan (Hastono, 2009).
anak dan jumlah anak. Olehnya itu, hal-hal yang telah ditemukan melalui
lakukan. Peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara nilai anak dan jumlah
anak yang diinginkan. Hal-hal yang mempengaruhi nilai anak adalah status
sosial ekonomi, agama yang dianut, dan pendidikan dari orang tua. Ketiga faktor
ini akan dikontrol dengan cara mencari subjek yang berlatar belakang sama
Peneliti akan meneliti subjek dengan latar belakang pekerjaan nelayan dan
pemulung. Alasan peneliti menggunakan dua pekerjaan ini adalah kedua jenis
bekas. Nelayan yang akan menjadi subjek penelitian ini adalah nelayan pekerja
1. Bagaimana hubungan antara nilai anak dengan jumlah anak yang diinginkan
2. Apakah ada perbedaan antara nilai anak yang diinginkan dengan jumlah
Makassar?
Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara nilai
1. Mencari tahu hubungan antara nilai anak dengan jumlah anak yang
2. Mencari tahu perbedaan nilai anak dengan jumlah anak yang diinginkan
sebagai berikut :
2. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti lain yang tertarik melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai hal yang sejalan dengan penelitian ini
sebagai berikut:
2. Bagi pemerintah: penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu data