Kematian Akibat Penyalahgunaan Dextormethorphan Yang Dijual Secara Bebas Di Pakistan - Terjemahan PDF
Kematian Akibat Penyalahgunaan Dextormethorphan Yang Dijual Secara Bebas Di Pakistan - Terjemahan PDF
Abstrak
dalam dosis terapi. Ketersediaannya yang bebas dan efek euphoria dan halusinasi pada dosis
yang lebih besar, penyalahgunaan terhadap dextromethorphan makin berkembang dari hari ke
hari. Obat ini sering dikombinasikan dengan alcohol, opioid, ganja atau obat lain untuk
Dilaporkan lebih dari 50 orang yang meninggal di Pakistan setelah mengonsumsi obat batuk
sirup yang mengandung dextrometorphan yang diproduksi oleh 2 pabrik obat lokal. Penelitian
ini melaporkan adanya 9 laki-laki yang meninggal dengan range usia 17 sampai 45 tahun di
dua kota besar di Pakistan untuk tujuan kesenangan dan meninggal karena efek toksik yang
langsung dari obat tersebut. Analisa toksikologi menyatakan level tinggi dari dektrometorfan
berkisar dari 7.3 sampai 41.7 mg/l di darah perifer, 4.2 sampai 92.6 mg/kg di hati, dan 9.9
sampai 349.6 mg/l pada isi lambung dengan kinerja tinggi dari kromatografi liquid.
Konsentrasi dekstormetorfan pada semua subjek melebihi konsentrasi untuk terapeutik dan
konsisten dengan konsentrasi yang dilaporkan untuk kasus penyalahgunaan dan toksisitas
etanol, dan klorfeniramin juga ditemukan. Penyebab kematian yaitu intoksikasi akut
dekstrometorfan dengan efek lethal yang sinergis dengan obat lain yang juga disalahgunakan.
Individu yang terlibat dalam proses produksi, distribusi atau penjualan obat tersebut ikut
disaahgunakan karena konsumsi dan ketersediaannya yang bebas di toko obat. Membeli satu
botol obat batuk sirup yang mengandung dekstrometorfan semudah membeli bahan makanan
hari. Obat ini berfungsi dalam menekan batuk pada dosis terapi namun pada dosis besar akan
menyebabkan intoksikasi, euphoria, halusinasi dan dream-like visions. DXM adalah obat yang
tidak dikontrol yang secara struktur berhubungan dengan kodein tetapi tidak memiliki aktifitas
analgesic seperti opiat. Produksinya berbentuk bubuk tapi dikonsumsi dalam bentuk kapsul,
tablet, maupun obat batuk sirup. Dalam pengobatan batuk, DXM dikombinasikan dengan
analgetik, dekongestan, antihistamin, dan atau ekspektoran dan agen mukolitik. Dosis terapi
DXM dilaporkan berkisar dari 0.005 sampai 0.06 mg/l pada darah dimana dosis letalnya yaitu
dari 3.3 sampai 9.5 mg/l pada darah dan 31 sampai 230 mg/kg pada hati.
alcohol, ganja, opiate, benzodiazepine untuk membuat efek yang lebih hebat namun berbahaya.
Efeknya mirip dengan halusinasi disosiatif oleh fensiklidin (PCP), Asam lisergat Dietilmida
(LSD) namun tidak bertahan lama bila dibandingan dengan PCP dan LSD. DXM menyebabkan
kecanduan fisiologis. FDA memberikan peringatan pada Mei 2005 tentang bahaya
penyalahgunaan dan pembelian DXM secara illegal. Pada 2005 dan 2006, hampir 1 juta (1.7%)
dan sekitar 3.1 juta orang yang berusia 12 sampai 25 tahun (5.3%) telah menyalahgunakan
DXM untuk mendapatkan efek yang tinggi. Beberapa kasus kematian telah dilaporkan sebagai
hasil dari toksisitas DXM yang digunakan untuk tujuan kesenangan pada remaja dan dewasa.
Dilaporkan lebih dari 50 orang yang meninggal di Pakistan setelah mengonsumsi obat
batuk sirup yang mengandung dextrometorphan yang diproduksi oleh 2 pabrik obat local pada
2013. Pada penelitian ini didapatkan kasus kematian dari 9 subjek yang sengaja meminum obat
batuk sirup yang mengandung dektrometorfan untuk tujuan kesenangan yang dikombinasikan
dengan benzodiazepine, opiate, ganja, klorfeniramin dan etanol. Penyebab kematian yaitu
intoksikasi akut dekstrometorfan dengan efek lethal yang sinergis dengan obat lain yang juga
disalahgunakan.
2. Laporan Kasus
Lebih dari 30 insiden kematian terjadi di kota Lahore, Pakistan setelah menelan
obat batuk sirup yang mengandung DXM. Spesimen autopsy dari 12 laki-laki
Semua subjek memiliki riwayat pernah meminum obat batuk sirup yang diproduksi
oleh pabrik local. Wawancara yang dilakukan terhadap keluarga dan teman
opiate akan menyebabkan edema pulmonal dan edema serebral, kongesti paru dan
saluran napas serta tidak ada tanda-tanda trauma maupun penyakit lainnya. Tidak
ada pecahan tablet maupun kapsul yang didapatkan pada isi lambung korban.
Toksikologi melaporkan pada darah perifer konsentrasi DXM berkisar antara 7.4
sampai 41.7 mg/l dengan kromatografi liquid. Klorfeniramin (anti histamin non
sedative) juga ditemukan namun tidak dihitung. Semua subjek menunjukkan hasil
positif terhadap adanya kandungan opiate, ganja pada 8 subjek, dan benzodiazepine
pada 2 orang dengan menggunakan immunoassay. Isi lambung pada 1 subjek juga
Terdapat 3 orang remaja laki-laki yang selamat dari dosis toksik DXM
mengatakan kepada polisi bahwa mereka sering membeli obat batuk sirup DXM
dari apotek local untuk berbagai tujuan. Mereka kemudian melaporkan bahwa
mereka telah melakukan hal yang sama dengan jumlah obat yang sama tanpa efek
Insiden kedua lebih dari 20 kematian yang berkaitan dengan DXM terjadi di
yang mengandung DXM yang diproduksi oleh pabrik farmasi nasional. Spesimen
post-mortem dari 7 subjek dengan usia 17 sampai 45 tahun diserahkan pada untuk
analisa toksikologi meliputi hati dan isi lambung. Specimen darah tidak dilakukan
pemeriksaan. Hasil autopsy didapatkan overdosis yang sama seperti jenis opiate
dosis tinggi DXM berkisar antara 4.2 sampai 92.6 mg/kg di hati dan 9.9 sampai
349.6 mg/L pada isi lambung. Semua subjek juga menunjukkan hasil positif untuk
immunoassay. Pada 5 subjek ditemukan 0.02 sampai 0.43 g/dl etanol pada isi
kematian yang tidak disengaja. Adanya satu atau lebih obat penyalahgunaan obat
sirup yang mengandung DXM yang diproduksi oleh pabrik farmasi local. Pemilik
membuatnya menjadi sirup dan menjualnya di seluruh toko obat. Semua pabrik obat
3. Diskusi
Dextromethorphan (DXM) adalah bahan aktif utama dari pengobatan batuk dan demam
kodein tanpa adanya aktivitas analgesik. DXM adalah antagonis reseptor N-metil-D-aspartat
(NMDA). Efek disosiatif dan halusinogenik DXM, sama seperti ketamine dan phencyclidine,
disebabkan karena pengikatan ke reseptor NMDA. DXM dimetabolisme di dalam hati oleh
tanda dan gejala yang telah dilaporkan berhubungan dengan keracunan DXM derajat ringan
sampai sedang diantaranya euforia, pingsan, hipereksitasi, tertawa, nistagmus, midriasis, mual,
hiperthermia, kejang, koma dan kematian dapat terjadi akibat paparan yang berlebihan. DXM
juga memiliki aktivitas kompetitif dengan agonis 5HT1 dan menghambat reuptake serotonin
sehingga berpotensi untuk berinteraksi dengan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
bersamaan atau penggunaan berlebihan atau penggunaan bersamaan dari obat dengan efek
serotonergik dapat menyebabkan sindroma serotonin yang mengancam jiwa. Maka dari itu,
riwayat penggunaan bersamaan dari obat-obatan mempunyai peranan penting dalam penilaian
Dosis harian total dari DXM untuk meredakan batu adalah 90-120 mg yang diberikan
empat kali sehari dengan dosis terbagi. Dosis tunggal DXM (30 mg) diberikan empat kali sehari
selama seminggu mencapai konsentrasi plasma puncak rata-rata 2,4 µg/L (range 0,5-5,9 µg/L)
dalam metabolisme cepat dan 207 µg/L (182-231 µg/L) dalam metabolisme yang buruk. DXM
mempunyai rektivitas silang yang rendah dengan opioid atau phencyclidine dalam pemeriksaan
imunologi dan pada umumnya tidak terdeteksi pada analisa toksikologik rutin dalam dosis
terapeutik. Konsentrasi irisan analitik yang direkomendasikan pada DXM untuk melakukan
analisa ketergantungan pengendara adalah 20 µg/L. Pemeriksaan imunologi yang spesifik juga
Beberapa kematian akibat DXM telah dilaporkan pada pengendara yang ketergantungan
di Winconsin dimana konsentrasi DXM rata-rata dalam darah adalah 51 µg/L (range 5-1.800
µg/L). Dalam insiden yang lainnya, lima pengendara di Negara Bagian Washington meninggal
setelah mengonsumsi 1.500 mg DXM. Semua pengendara tersebut mempunyai catatan riwayat
penyalahgunaan DXM dan konsentrasi DXM rata-rata dalam darah mereka adalah 790 µg/L
Dalam kebanyakan kasus yang berhubungan dengan keracunan DXM, pengobatan batuk
dan flu disalahgunakan dimana DXM digunakan bersamaan dengan obat lain, terutama
golongan antihistamin sedatif, chlorpheniramine. Sebuah kasus keracunan orang dewasa yang
dilaporkan oleh Kintz dan Mangin dimana konsentrasi dari DXM dan antihistamine terfenadine
didapatkan masing-masing 5.090 µg/L dan 7.200 µg/L. Konsentrasi terfenadine meningkat
drastis dan dipastikan berkontribusi dalam kematian tersebut. Dua kasus kematian akibat DXM
juga dilaporkan oleh Rammer dkk. Kematian pertama adalah bunuh diri akibat racun yang
dilakukan oleh wanita usia 18 tahun dan ditemukan konsentrasi DXM dalam darah 9.200 µg/L/.
Kasus kedua didapatkan konsentrasi DXM dalam darah 3.300 µg/L. Sembilan kasus kematian
dilaporkan oleh Yoo dkk. berkaitan dengan penyalahgunaan kombinasi DXM dan zipeprol
dimana median dari konsentrasi DXM adalah 1.800 µg/L (ranged 1.100-18.000 µg/L). Dari
literatur ilmu kesehatan anak juga dilaporkan kematian dari anak-anak disebabkan oleh
peresepan tidak tepat dosis tinggi obat batuk dan flu yang mengandung DXM. Penyebab
kematian yang diumumkan adalah overdosis DXM dan keracunan obat-obatan lain.
Dosis akut DXM yang dilaporkan untuk terjadinya efek halusinogenik disosiatif bagi
para penyalahguna obat adalah 150-1.500 mg atau lebih dimana lebih tinggi dari dosis anti-
tusif terapeutik yang direkomendasikan (90-120 mg). Lima kasus kematian telah dilaporkan
dalam tiga insiden di Negara Bagian Florida, Washington dan Virginia di Amerika disebabkan
oleh penyalahgunaan DXM yang dijual di internet. Dalam kematian tersebut, konsentrasi DXM
Insiden kematian akibat DXM yang dilaporkan dalam artikel ini adalah beberapa pria
sehat di akhir usia remaja. Masing-masing memiliki riwayat penyalahgunaan DXM sirup batuk
dalam jumlah besar secara khusus untuk menimbulkan efek halusinogenik. Mereka tidak
mengetahui adanya keracunan akibat overdosis DXM maupun efek sinergik yang mematikan
dari penyalahgunaan pemakaian bersamaan obat lain disamping DXM. Konsentrasi mematikan
DXM yang dilaporkan dalam literatur ini berkisar dari 3,3 sampai 9,5 mg/L dalam darah dan
31-230 mg/kg dalam hati dimana konsentrasi DXM yang ditemukan dalam kesembilan belas
kematian tersebut berkisar 7,3-41,7 mg/L dalam darah, 4,2-92,6 mg/kg dalam hati dan 9,9-
349,6 mg/L dalam isi lambung. Sebagai tambahan, adanya penyalahgunaan obat-obatan lain
dalam kasus ini meningkat drastis dan dipastikan berkontribusi dalam kematian tersebut.
Mekanisme kematian yang paling mungkin akibat overdosis DXM dan efek sinergis yang
mematikan dari pemakaian obat-obatan secara bersamaan umumnya berasal dari depresi sistem
saraf pusat dan pernapasan. Semua perusahan dan disributor sirup batuk DXM telah ditahan
dan diproses secara hukum. Kasus ini dalam proses persidangan dan keputusan pengadilan
belum ada.