DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
dr. Amru Sungkar, Sp.B, Sp.BP-RE(K)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Luka
1. Pengertian
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal
akibat proses patalogis yang berasal dari internal dan eksternal dan
mengenai organ tertentu. Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa
membran dan tulang atau organ tubuh yang lain. Ketika luka timbul,
beberapa efek akan muncul seperti hilangnya seluruh atau sebagian fungsi
organ, respon stress simpatis, perdarahan dan pembekuan darah,
kontaminasi bakteri, dan kematian sel.
2. Jenis Luka
Berdasarkan lama waktu penyembuhannya, luka dibagi menjadi 2
jenis, yaitu:
a. Luka Akut
Luka akut adalah luka trauma yang biasanya segera mendapat
penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi
komplikasi. Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan
penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan. Contohnya
adalah luka sayat, luka bakar, luka tusuk.
b. Luka Kronik
Luka akut adalah luka yang berlangsung lama atau sering timbul
kembali (rekuren) atau terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang
biasanya disebabkan oleh masalah multi faktor dari penderita. Pada luka
kronik luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon
baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali.
Contohnya adalah ulkus tungkai, ulkus vena, ulkus arteri (iskemi),
penyakit vaskular perifer ulkus dekubitus, neuropati perifer ulkus
decubitus.
3
C. JARINGAN GRANULASI
Jaringan granulasi adalah jaringan fibrosa yang terbentuk dari bekuan darah
sebagai bagian dari proses penyembuhan luka, sampai matang menjadi jaringan
parut. Jaringan granulasi terjadi saat proses inflamasi yang akan berakhir dengan
pemulihan jaringan yang dibagi dalam regenerasi dan pergantian dengan jaringan
penyokong. Jaringan granulasi ini secara patogenesis secara perlahan-lahan akan
menutup luka, untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Secara mikroskopis
jaringan granulasi terdiri dari proliferasi fibroblas dan endotel kapiler, sel radang,
neovaskularisasi, dan proliferasi endotel.
4
Jaringan granulasi adalah salah satu dari macam-macam reaksi dan lokalisasi
jaringan yang terjadi pada radang kronik atau proliferatif ditandai dengan oleh
proliferasi fibroblas membentuk jaringan ikat muda dengan banyak pembuluh darah
baru, yang keadaan morfologinya dapat khas mencerminkan pengaruh penyebab
jejas tertentu, prosesnya disebut radang granulomatik atau spesifik atau khas;
leukosit sel radang khusunya sel-sel monomorfologinuklir (limfosit, sel plasma dan
histiosit). Jaringan granulasi sebagian besar terdiri dari kapiler dan fibroblas dan
berbentuk granular yang kemerah-merahan.
Setelah luka, tejadi reaksi peradangan akut dan kemudian bekas luka
dilenyapkan oleh makrofag. Migrasi dan poliferasi fibroblast dan tunas vaskuler
dari sekeliling jaringan penghubung kemudian membentuk jaringan granulasi.
Tunas kapiler tumbuh diluar pembuluh darah di tepi luka dengan susunan baru,
migrasi dan poliferasi dari sel endotel yang ada. Tunas kapiler pada umumnya
berbentuk padat pada mulanya, tetapi kemudian mencair. Tunas yang vaskuler
membentuk jerat yang menyatu satu sama lain atau dengan kepiler yang telah
membawa darah. Kapiler yang baru dibentuk lebih permeable dibandingkan yang
normal dan dapat mengalirkan lebih banyak protein ke dalam jaringan. Beberapa
pembuluh membentuk lapisan muskular yang membedakan antara arteri dan vena.
Asal dari sel otot sendiri masih belum diketahui. Sel otot kemungkinan muncul dari
differensiasi sel mesenkim atau migrasi dari pembuluh darah yang ada.
5
DAFTAR PUSTAKA
Fletcher J (2008). Differences between acute and chronic wounds and the role
of wound bed preparation. Nursing Standard. 22, 24, 62-68.
Elnar TV, Ailey TB, Smrkolj V (2009) The Wound Healing Process: an
Overview of the Cellular and Molecular Mechanisms.The Journal of
International Medical Research; 37: 1528 – 1542
Demidova-Rice TN, Hamblin MR, Herman IM. (2012) Acute and impaired
wound healing: pathophysiology and current methods for drug delivery,
part 2: role of growth factors in normal and pathological wound healing:
therapeutic potential and methods of delivery. Adv Skin Wound Care.
2012 Aug;25(8):349-70.
Midwood KS, Williams LV, Schwarzbauer JE (2004). Tissue repair and the
dynamics of the extracellular matrix. Int J Biochem Cell Biol. 2004
Jun;36(6):1031-7.
Wang PH, Huang BS, Horng HC, Yeh CC, Chen YJ (2018).Wound healing :
Review Article. J Chin Med Assoc. 2018 Feb;81(2):94-101.
6
Ginard H, Warren LG,(2003).Inflammatory mediators in wound healing.
Surg Clin N Am 83 (2003) 483–507
Cooper RL, Segal RA, Diegelmann RF, Reynolds AM (2015). Modeling the
effects of systemic mediators on the inflammatory phase of wound
healing. J Theor Biol. 2015 Feb 21;367:86-99