Pengubahan ke H-Zeolit
Na-zeolit di ion exchanger dengan NH4Cl 1M dengan perbandingan antara Na-zeolit
dengan NH4Cl sebanyak 1:10.H-zeolit yang terbentuk disaring, dicuci, dan dikeringkan pada suhu
110oC selama 6 jam. Padatan yang terbentuk dikalsinasi dengan mengalirkan gas N2 pada suhu
800oC selama 5 jam. Setelah itu uji dengan XRD (X-Ray Diffraction) untuk mengetahui
kristalinitas.
Impregnasi
ZnSO4.7H2O dilarutkan dalam 25 ml aquadest dengan konsentrasi 2 - 6%. H-zeolit 5 gram
dicampur ke dalam larutan ZnSO4.7H2O dan diaduk selama 2 jam. Campuran H-zeolit dan
ZnSO4.7H2O disaring dengan saringan penghisap, kemudian endapan dikeringkan.Katalis hasil
impregnasi dikalsinasi dengan cara dimasukkan ke dalam furnace selama 4 jam pada suhu
800oC.Katalis yang terbentuk diuji dengan BET (Brunauer Emmett Teller) untuk mengetahui luas
permukaan katalis dan uji SEM (Scanning Electron Microscopy) untuk mengetahui morfologi
katalis hasil impregnasi.
Pengaruh Pengembanan Logam Terhadap Morfologi Katalis dengan Analisa SEM
Gambar 1 Hasil SEM dari : (a) Zeolit, (b) 2% Zn/Zeolit, (c) 3% Zn/Zeolit, (d) 4%
Zn/Zeolit, (e) 5% Zn/Zeolit, dan (f) 6% Zn/Zeolit
Hasil dari analisa SEM ditunjukkan dalam gambar 2. Pengaruh impregnasi dari logam Zn
ditunjukan dengan analisa SEM. Pada hasil analisa yang didapatkan menunjukkan morphologi dan
bentuk kristal dari Zn/Zeolit tidak berubah dengan Zn/Zeolit sebelum diimpregnasi dengan logam
Zn. Partikel Zn/Zeolit cenderung berbentuk kubik (Vichaphund dkk., 2014) Logam Zn yang
teremban di dalam zeolit dapat dianalisa dengan menggunakan SEM-EDX pada tabel 1.
Elemen Zn 2% Zn 3% Zn 4% Zn 5% Zn 6%
C 8,42 7,46 11,21 10,6 11,98
O 47,58 48,23 46,1 46,02 45,88
Na 1,34 1,34 1,81 1,63 1,86
Si/Al 33,4 33,4 31,25 33,5 30,41
Cu 0,86 0 0 0,85 0
Zn 0,45 0,99 0,89 1,19 0,38
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah Zn yang menempel pada permukaan zeolite tidak
sesuai dengan jumlah Zn yang diimpregnasi. Hal ini bisa terjadi karena luasan penyangga yang
kecil sehingga penempelan logam Zn tidak bisa maksimal. Penyangga berfungsi untuk
menyediakan permukaan yang luas untuk menebarkan komponen aktif agar permukaan kontaknya
lebih luas dan efisien (Lestari dan Subagjo, 2006).
Sumber ; http://eprints.undip.ac.id/48676/1/Suroso_Wahid_Hasyim_Semarang.pdf