A. SULFUR
1. Persiapan Bahan Baku
a. Sifat Kimia Sulfur
1) pH (nilai) : <1 (pada 20°C)
2) Titik cair/titik beku : -15 °C
3) Titik didih awal dan rentang didih : 295 - 315 °C
4) Tekanan uap air : <0,01 hpA (pada 20°C)
5) Densitas :1,84 g/cm3 (pada 20°C)
6) Suhu penguraian : 338 °C
7) Kekentalan dinamis : 26,9 mPa s (pada 20°C)
b. Sifat Fisika
1) Daya hantar listrik buruk
2) Tidak larut dalam air
3) Elektronegatifan : 2,5
3. Pemurnian Hasil
Pada tahapan pemurnian produk keluaran kristalizer berupa slurry yang
mengandung padatan dialirkan ke Centrifuge untuk dipisahkan antara padatan berupa
sodium sulfite dan filtrat berupa mother liquor. Filtrat yang merupakan mother liquor
dikembalikan ke Dissolving tank dan sodium sulfite akan dilanjutkan ke proses
pengemasan produk.
B. FOSFOR
1. Persiapan Bahan Baku
a. Sifat Fisis Fosfor
1) Fase : Padat
2) Warna : Tidak berwarna/putih/merah
3) TL : 44,1 °C (111 °F)
4) TD : 280 °C (536 ° F)
5) Densitas : fosfor merah (2,34 g/cm3), putih (1,823 g/cm3), tak berwarna
(2,609 g/cm3)
6) Mr : 30,973762(2)
7) Energy ionisasi fosfor putih : 10118 kJ/mol
SiF4
Ca3(PO4)2
Cooler SiF4
SiO2
H2O R Filter
H2SO4
slury
EV H3PO4
gypsum RD
2) Tahap Reaksi
Reaksi antara trikalsium fosfat dengan asam sulfat bersifat endotermis sehingga
diperlukan media pemanas untuk menjaga kondisi operasi 85 0C dengan
tekanan 1 atm. Reaktor yang digunakan adalah CSTR (Continous Stir Tank
Reactor). Reaktor dilengkapi jaket pemanas berfungsi memberikan panas
dibutuhkan untuk reaksi. Pemanas yang dibutuhkan adalah steam yang masuk
dan keluar pada suhu 150 0C. Produk bawah yang kelar dari reactor (R-110)
berbentuk slurry diumpankan ke dalam filter (H-01) yang berfungsi untuk
memisahkan produk gypsum dengan asam fosfat. Sedangkan produk atas yang
berupa gas SiF4 akan diumpankan ke unit pendingin dan decompress
tekanannya lalu disimpan di tangki vessel berbentuk silinder.
3) Tahap Pemisahan
Slurry dimasukkan ke dalam filter (H-01) untuk memisahkan cairan dengan
padatan. Cairan yang terpisah merupakan asam fosfat encer dimasukkan ke
dalam evaporator sehingga didapatkan produk asam fosfat pekat 85%
selanjutnya didinginkan dengan menggunakan Cooler sampai suhu lingkungan
dan disimpan dalam tangki produk utama. Produk padatan gypsum yang sudah
terpisah dengan cairan akan diumpankan ke dryer guna diuapkan kadar airnya
lalu disimpan pada silo produk samping menggunakan Bucket elevator.
4) Tahap Purifikasi
Cairan yang diperoleh dari filter (H-01) adalah asam fosfat encer kemudian
dilakukan pemekatan dengan menggunakan evaporator sehingga didapatkan
asam fosfat pekat 85%. Evaporator yang digunakan adalah longtube single
effect evaporator system forward, dengan steam sebagai pemanas.
C. NATRIUM
1. Persiapan Bahan Baku
a. Sifat Fisika Natrium :
1) Bentuk : Padat
2) Warna : Abu - abu
3) Bau : Tidakberbau
4) Viskositas : 0.680 cppadasuhu 100 C
5) TitikDidih : 883 C
6) TitikLebur : 97.5 C
7) Kerapatan : 0.97 g/cm3 padasuhu 20 C
Sel Castner-Kellner ini adalah tangki baja segi empat. Di dalam tangkidilapisi
dengan 'ebonit'. Anoda terbuat dari titanium. Lapisan merkuri(Hg) di bagian bawah
tangki berfungsi sebagai katoda.
1) Ionisasi
2NaCl → 2Na+ + 2Cl- (1.1)
Ketika arus listrik dilewatkan melalui air garam, ion ve dan-
vebermigrasi ke elektroda masing-masing. Ion Na + dilepaskan pada katoda
merkuri. Natrium yang diendapkan pada merkuri membentuk Natrium
Amalgam. Klorin yang diproduksi di anoda dikeluarkan dari atas sel.
Gambar 1.3 Proses Pembuatan NaOH dengan metode Sel Diafragma Nelson
Anoda (elektrode positif): karbon (grafit) atau titanium dilapisi dengan oksida Ru-
Ti. Katoda (elektroda negatif): mesh baja
1) Reaksi pada anoda (oksidasi):
2Cl-(aq) → Cl(2) + 2e (1.6)
2) Reaksi katoda (reduksi):
2H2O(l)+ 2e → H2(g) + 2OH- (aq) (1.7)
Na + bermigrasi melintasi diafragma ke kompartemen katoda yang
digabungkan dengan OH- untuk membentuk NaOH. Keseluruhan reaksi sel
(menunjukkan ion ion Na +) :
2H2O(l) + 2Cl-(aq) + 2Na + (aq) → 2Na+(aq) + 2OH-(aq) + H2(g) + Cl2(g)
(1.8)
Produk mengandung Natrium klorida dan Natrium hidroksida. NaOH (s)
dapatdikristalisasi.
c. Pembuatan NaOH menggunakan aliran limbah brine dari produksi CSG (coal seam
gas)
Reaksi :
Na2CO3 + Ca(OH)2 → 2NaOH + CaCO3 (1.9)
NaHCO3 + Ca(OH)2 → NaOH + CaCO3 + H2O (1.10)
Metode ini dilakukan sebagai berikut:
Larutan Na2CO3 dan NaHCO3 bereaksi dengan Ca(OH)2 akan menghasilkan
NaOH, CaCO3 dan air. Konversi NaOH sebesar 98%. Proses ini bisa dilakukan
secara batch maupun kontinue. Pada reaksi di atas digunakan Na2CO3 3,12%,
NaHCO3 1,5% dari total umpan CSG, sedangkan Ca(OH)2 yang digunakan adalah
buburan. Reaksi berlangsung pada suhu 90oC. Hasil dari Reaktor, NaOH
dipekatkan untuk menghasilkan konsentrasi NaOH yang diinginkan.
D. SILIKA
1. Persiapan Bahan Baku
a. Sifat Fisika Silika :
1) Kenampakan = berwarna putih, tidak berwarna, tidak berbau, berasa, tidak
beracun, stabil dalam suhu kamar dan tekanan atmosferik
2) Bentuk kristal = Amorph
3) Berat Molekul = 60,1 g/mol
4) Melting point = 1.7100C
5) Boiling point =2.2300C
6) Entalpi pembentukan = -910,70 kJ/mol
7) Kapasitas panas = 10,7 kal/molK
8) Bulk Density = 0,03 - 0,3 g/cm3
9) True Density = 2,0 – 2,1 g/cm3
10) Refractive indec = 1,45
11) Surface area = 45 – 700 m2/g
b. Sifat Kimia Silika
1) Tidak larut dalam air
2) Pada permukaan Precipitated silica terdiri dari grup silanol (-Si-O-H)
3) Dan siloxane (-Si-O-H) grup silanol lebih hidrofilik dan biasanya stabil setelah
mengadsorbsi air dari udara sekitar grup silanol tersebut akan membentuk
ikatan hidrogen yang hilang jika dipanaskan.
E. NITROGEN
1. Persiapan Bahan Baku
a. Sifat Fisika Nitrogen
1) Gas yang tidak berbau dan tidak berwarna.
2) Titik leleh : -210o C
3) Titik lebur : -195o C
4) Massa jenis : 0,001145 g/ml
5) Kapasitas panas : 1,042 J/g.K
6) Volume atom : 17,30 cm3/mol
7) Konduktivitas kalor : 0,02598 W/m.K
8) Entalpi pembentukan : 0,36 kJ/ mol
9) Entalpi penguapan : 2,7928 kJ/mol
Sulfur
Gas Amonia N2
Amonia Converter H2
Refrigerator Metanator
b. Tahapan Proses
1) Feed Treating Unit
Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama
senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu
di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming
Unit. Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas
alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut
Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming
Unit.
2) Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang
berupa gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer
dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
Hidrogen
Nitrogen
Karbon Dioksida
Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk
dipisahkan gas karbon dioksidanya.
3) Purifikasi & Metanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit
dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan
dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa
dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator ammonia
converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop &
Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator.
4) Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas
hidrogen : nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan
yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap
ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amonia dalam fasa
cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea. Hasil /
produk pada proses di atas adalah amonia cair yang beserta karbon dioksida
digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.