Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDALUAN

A. Latar Belakang
Visi merupakan sesuatu yang didambakan untuk dimiliki dimasa depan (what
do they want to have). Visi menggambarkan aspirasi masa depan tanpa menspesifikasi
cara-cara untuk mencapainya, visi yang efektif adalah visi yang mampu
membangkitkan inspirasi.
Misi adalah bentuk yang didambakan di masa depan (what do they want to
be). Misi merupakan sebuah pernyataan yang menegaskan visi lewat pilihan bentuk
atau garis besar jalan yang akan diambil untuk sampai pada visi yang telah lebih dulu
dirumuskan.
Keduanya tidak memiliki dimensi ukur kuantitatif (persentase, besaran waktu,
dll). Sebagai konsep yang ideal visi-misi ini harus diterjemahkan lagi dalam konsep
yang lebih nyata dan terukur yaitu tujuan (objective). Tujuan disini adalah tujuan
sebagai konsep yang jauh lebih riil.
Proses perumusan visi-misi maupun tujuan dari sebuah organisasi atau
program bukanlah proses yang mudah dan tanpa perenungan. Proses ini adalah proses
yang subyektif dan sangat tergantung pada iklim organisasi. Yang paling penting
adalah bagaimana membangun visi-misi dan tujun melalui proses yang sedemokratis
mungkin. Yang selanjutnya adalah bagaimana interaksi dari bahasan analisa SWOT,
Visi dan Misi dapat merumuskan sebuah tujuan yang riil dan terukur dalam perjalanan
roda organisasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Visi Dan Misi ?


2. Bagaimana Perumusan Visi Dan Misi ?
3. Bagaimana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk Mengetahui Pengertian Visi Dan Misi


2. Untuk Mengetahui Perumusan Visi Dan Misi
3. Untuk Mengetahui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Visi dan Misi


1. Visi
Menurut Wibisono (2006), visi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin
dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want
to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial
bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan
organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh
Nawawi (2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang
diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat
ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta
aspirasi dan cita-cita masa depan. Visi yang efektif antara lain harus memiliki
karakteristik seperti :

1. Imagible (dapat di bayangkan).


2. Desirable (menarik).
3. Feasible (realities dan dapat dicapai).
4. Focused (jelas).
5. Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan).
6. Communicable (mudah dipahami).

Visi bagi organisasi atau perusahaan dapat digunakan sebagai:

1. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan


2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya
3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture).

Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin
mewujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau
ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini dan menjangkau masa yang
akan datang. Hax dan Majluf dalam Akdon (2006) menyatakan bahwa visi adalah
pernyataan yang merupakan sarana untuk:

o Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas


pokok.
o Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders
(sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen dan pihak lain yang terkait).
o Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan
perkembangan. Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu di tafsirkan

2
dengan baik,tidak mengandung multi makna sehingga dapat menjadi acuan yang
mempersatukan semua pihak dalam sebuah organisasi (sekolah). Bagi sekolah,Visi
adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang di inginkan di
masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan
tantangan yang diyakini akan terjadi di masa mendatang. Dalam menentukan visi
tersebut, sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan.

Sebuah usaha tanpa visi dan misi tak ubahnya berjalan tanpa tujuan dan peta. Kita
tidak tahu kemana akan melangkah. Setelah kita mengetahui tujuan perjalanan kita, hal
yang kita butuhkan berikutnya adalah peta. Arah ini tidak ubahnya adalah visi. Dengan
adanya arah yang jelas hendak kemana, kita akan mampu tiba di tempat tujuan.
Sedangkan Peta Adalah gambaran bagaimana kita mencapai tujuan itu, atau “misi”.
Pandangan atau wawasan ke depan menganai hal-hal yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi usaha. Kemampuan untuk melihat pada inti persoalan. Pandangan atau
wawasan ke depan. Kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui
kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan. Apa yang tampak dalam khayalan.
Penglihatan dan Pengamatan.

Dalam visi organisasi tersebut, kita mampu melihat gambaran masa depan yang
akan dipilih dan diwujudkan oleh suatu Usaha. Bila sebuah usaha dibina dengan baik,
maka usaha itu dapat tumbuh dan berkembang seperti yang diinginkan.Namun sebelum
itu,seorang wirausaha harus mampu menata visi mengenai apa yang dia emban dalam
membuka dan membangun usaha. Sebuah visi perlu dirumuskan. Rumusan itu antara lain
bertujuan untuk:

1. Mencerminkan cita-cita yang akan dicapai,

2. Memiliki Orientasi masa depan perusahaan,

3. Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan,

4. Memberikan arah dan focus strategi perusahaan yang jelas, Dan

5. Menjaga kesinambungan kepemimpinan perusahaan.

Visi adalah pendangan jauh ke depan/ arah ke mana usaha ini akan melangkah.
Misi adalah kegiatan untuk mencapai sasaran/ target yang dilakukan untuk mewujudkan
visi dan mencapai tujuan. Dalam buku Entrepreneurship,karangan Peggy Lambing dan
Charles R Kuehl, misi dijabarkan lebih lengkap lagi yaitu: “ Yaitu pernyataan ringkas
dan jelas yang berisi penjelasan mengenai tujuan bisnis dan fisolofi yang dijalankan
manajemen.Menurut para ahli, pernyataan misi sebaiknya tak lebih dari 50 kata. Agar
wirausaha semakin focus”Visi dan Misi pribadi Visi dan misi sebuah organisasi usaha
umumnya terkait erat dengan filsafat dan pandangan hidup sang wirausaha. Sehubungan
dengan itu, seorang wirausahawan harus dapat merumuskan beberapa hal sebelum
mampu memaparkan visi dan misi dengan utuh. Untuk merumuskan ini, Stephen R.
Covey memiliki metode menarik. Ia meminta kita membayangkan hari kematian kita.

3
1
Pada hari itu, semua orang berkumpul. Mereka masingmasing diberi giliran untuk
mengenang kita. Pernyataan visi dan misi pribadi harus di fokuskan pada tiga hal, yakni
gambaran manusia yang kau inginkan (karakter), cita-cita (kontribusi dan keberhasilan)
serta nilai hidupmu.

Visi pribadi menggambarkan lebih spesifik bagaimana kita akan menjalankan


hidup. Menggunakan visi pribadi, kita bisa menciptakan tujuan-tujuan yang lebih jelas
pada hidup kita. Hal ini berlanjut di tingkat oranisasi usaha. Karena usaha memerlukan
bantuan banyak pihak, sebuah misi yang baik adalah misi yang merupakan gabungan dan
kolaborasi seluruh anggota. Setiap pribadi yang terlibat dalam usaha harus memiliki
bagian dari misi itu. Tidak hanya para pengambil keputusan, tetapi semua orang,
termasuk satpam , penyapu, pembersih jendela, dsb. Setiap usaha akan jauh lebih kuat
dan stabil apabila memiliki orang-orang dengan visi dan serupa, hal ini akan
mengembangkan komitmen yang jauh lebih besar dari pada jika hanya kata-kata belaka.
Dalam membangun visi dan misi perusahaaan yang kokoh, pertama dibutuhkan visi dan
misi pribadi dari tiap karyawan. Dari sinilah, akan dilahirkan komitmen Tanpa adanya
keterlibatan, tidak ada komitmen.

2. Misi
Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi
pihak yang berkepentingan di masa datang menurut Akdon (2007). Pernyataan misi
mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang ditawarkan.
Pernyataan misi harus:
 Menunjukan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi dan
bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
 Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.
 Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama
yang digeluti organisasi.

Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe
we can do). Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus
mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang
memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan
tersebut dilakukan.
Menurut Drucker (2000:87), Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar
eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis
menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi
merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan

1
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/download/34/pdf, Diakses
Pada Tanggal 10 April 2019

4
produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8)
Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) Misi
merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi
organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat,
baik berupa produk ataupun jasa. Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang
membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat dalam rimba
bisnis saat ini. Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada
stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian perusahaan
dan ke arah mana perusahaan kan menuju. Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam
misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti
dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait.

Langkah penyusunan misi yang umum dilakukan oleh organisasi atau perusahaan
adalah dengan mengikuti tahap-tahap berikut ini:
1. Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata yang
menggambarkan organisasi
2. Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling penting
3. Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragraf
yang menggambarkan misi perusahaan
4. Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang kelelahan
untuk adu argumentasi berkaitan dengan kata atau fase favorit mereka.

Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan sebuah misi yang
bagus, misi tersebut harus:

1. Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat ditetapkan
2. Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah
3. Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan
4. Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.

Misi Organisasi Usaha Kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan visi, misi
memiliki sasaran-sasaran yang memiliki jangka waktu yang lebih pendek ketimbang
visi yang jauh kedepan. Menurut Philip kotler, dibentuk oleh lima elemen: – Sejarah
tentang sasaran, kebijakan, dan keberhasilan – Pilihan pemilik dan manajemen –
Lingkungan pasar yang mempengaruhi – Sumber daya organisasi menentukan misi
mana yang mungkin dijalankan – Misi harus focus pada ciri kompetensinya. Sasaran-
sasaran pada misi organisasi umumnya bersifat pada tataran departemen atau bagian.
Kesatuan dan kinerja bersama antarbagian itu menyatu menjadi misi. Bagian yang
perlu diperhatikan antara lain sebagi berikut: – Sasaran yang ingin dicapai bagian
pemasaran – Sasaran yang ingin dicapai bagian operasi atau produksi – Sasaran yang
ingin dicapai SDM atau personalia – Sasaran yang ingin dicapai bagian penelitian dan
pengembangan – Sasaran yang ingin dicapai bagian keuangan Misi harus sesuai

5
dengan visi yang terlebih dahulu sudah dibentuk. Misalkan visi sebuah perusahaan
adalah “Kepuasan pelanggan adalah idola kami”.

Maka pemasaran bisa memiliki misi untuk memberikan penawaran kepada


pelanggan dengan pelayanan prima dan menjaga agar para konsumen selalu puas.
Misalkan dengan memiliki layanan pengaduan, asuransi produk, dan lain sebagainya.
Sasaran yang harus dimiliki bagian operasional dan produksi missal menciptakan
barang yang berkualitas tinggi sesuai selera konsumen. Barang itu missal harus
nyaman dipegang dan tidak berbahaya bagi anak-anak. Produk juga bisa jadi ramah
lingkungan, sesuai visi usaha yang mengidolakan kepuasan bagi pelanggan. Bagian
sumber daya manusia harus mampu menemukan pegawai yang berkualitas.Bagian
penelitian dan pengembangan akan terus mengembangkan produk dan system yang
kian hari bertambah baik sesuai selera pelanggan sasaran. Bagian keuangan selalu
berupaya meningkatkan kinerja keuangan, baik peningkatan profitabilitas, menjaga
likuiditas dan solvabilitas, pertumbuhan usaha serta nilai perusahaan agar kontinuitas
usaha tetap terjamin.

B. Perumusan Visi Dan Misi

Dalam penetapan visi, perusahaan harus memenuhi persyaratan dan kriteria.


Adapun persyaratan dan kriteria visi perusahaan secara umum antara lain :

1. Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan


2. Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi
perusahaan
3. Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman
4. Memiliki nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan
5. Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroperasi

Setelah mengetahui kriteria visi yang baik bagi perusahaan, dapat ditentukan
bagaimana visi bisnis perusahaan. Hal pertama yang dapat dilakukan dalam rangka
menyusun visi perusahaan adalah dengan mengidentifikasikan aktivitas perusahaan
berdasarkan impian yang ingin dicapai. Setelah itu, dapat ditetapkan pandangan masa
depan perusahaan, ingin mencapai titik kesuksesan setinggi apakah perusahaan
tersebut. Menyediakan gambaran besar yang menggambarkan siapa saja yang ada di
dalam perusahaan tersebut, apa yang akan dilakukan setiap personil perusahaan dan
kemanakah arah pergerakan perusahaan.

Sebelum membahas lebih jauh tentang bagaimana menyusun, mengembangkan


serta mengevaluasi misi bisnis suatu perusahaan, perlu terlebih dahulu untuk
mengetahui apa saja komponen misi. Ada sembilan komponen yang mutlak ada dalam
sebuah misi apabila misi tersebut hendak menjadi misi yang efektif. Komponen-
komponen misi tersebut antara lain :
1. Konsumen atau Pelanggan, “Siapa pelanggan perusahaan?”

6
2. Produk atau Jasa, “Apa produk atau jasa utama perusahaan?”
3. Pasar, “Secara geografis, dimana perusahaan akan berkompetisi?”
4. Teknologi, “Apakah perusahaan menerapkan teknologi terbaru?”
5. Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan, dan profitabilitas, “Apakah
Perusahaan berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang baik?”
6. Filosofi, “Apa dasar kepercayaan,nilai, aspirasi, dan prioritas etika perusahaan?”
7. Konsep diri, “Apa kemampuan khusus atau keunggulan kompetitif
perusahaan?”
8. Perhatian akan citra publik, “Apakah perusahaan responsif terhadap pemikiran
sosial, masyarakat dan lingkungan?”
9. Perhatian pada karyawan, “Apakah karyawan aset yang berharga untuk
perusahaan?”

Setelah mengetahui komponen misi yang baik bagi suatu perusahaan, dapat
ditentukan strategi penyusunan misi dari sebuah perusahaan. Hal pertama yang dapat
dilakukan dalam rangka menyusun misi perusahaan adalah dengan menetapkan
perusahaan menjadi bagian-bagian yang kecil. Setelah itu, barulah dapat ditentukan
bagaimana bagian-bagian dari perusahaan tersebut akan bergerak mencapai visi
perusahaan.
Melaksanakan pengembangan visi dan misi perusahaan tentunya
membutuhkan sebuah pendekatan. Satu pendekatan yang digunakan secara luas untuk
mengembangkan visi dan misi antara lain melalui langkah-langkah berikut :
Pertama-tama memilih beberapa artikel atau dokumen mengenai pernyataan ini
meminta semua manajer unntuk membaca sebagai informasi latar.
1. Meminta para manajer untuk membuat sendiri pernyataan visi dan misi bagi
organisasi.
2. Meminta seorang fasitator atau dewan manajer puncak, menyatukan pernyataan-
pernyataan ini ke dalam sebuah dokumen dan membagikan draf pernyataan
kepada semua manajer.
3. Permintaan akan perubahan, penambahan, dan penghapusan diperlukan
setelahnya, saat diadakan sebuah pertemuan untuk merevisi dokumen tersebut.
4. Begitu semua manajer telah memberikan masukan mereka serta mendukung
dokumen final, organisasi dapat dengan mudah memperoleh dukungan manajer
untuk aktivitas perumusan, penerapan, dan pengevaluasian strategi.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendukung upaya ini, salah satu
cara yang paling sering dan lazim digunakan adalah dengan membentuk forum-forum
diskusi.

Penilaian dan evaluasi terhadap visi dan misi perusahaan perlu dilakukan
untuk meyakinkan apakah visi dan misi yang selama ini menjadi landasan segala
aktifitas perusahaan masih efektif atau tidak. Evaluasi visi dan misi ini diperlukan

7
karena perubahan yang selalu terjadi baik dari internal maupun eksternal sehingga
bisa jadi visi dan misi sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.2

Evaluasi visi dapat dilakukan dengan melihat apakah tujuan jangka panjang
yang terdapat dalam pernyataan visi sudah tercapai ataukah belum. Sementara itu,
evaluasi misi dapat dilakukan dengan melihat 9 komponen misi. Maka evaluasi misi
dilakukan dengan menilai apakah misi perusahaan masih mampu memenuhi 9
komponen atau tidak. Semakin lengkap komponen misi, maka semakin efektif.
Sebaliknya, jika semakin sedikit komponen yang ada dalam misi, maka semakin tidak
efektif misi tersebut.

Visi dan misi merupakan elemen yang dalam organisasi, visi dan misi
digunakan agar dalam operasionalnya bergerak pada track yang diamanatkan oleh
para stakeholder dan berharap mencapai kondisi yang diinginkan dimasa yang akan
datang (junaedy; 2006).

Pada saat perumusan visi misi biasanya merupakan proses yang melelahkan
bahkan sering menjadi perdebatan sendiri antar anggota organisasi. Tetapi pada saat
visi dan misi sudah terbentuk, pelaksanaannya menjadi tidak sesuai. Jadi sungguh
disayangkan sekali jika proses perumusan visi misi yang melelahkan pada akhirnya
hanya menjadi hiasan dinding semata. Dalam sebuah blognya (Heru; 2006)
mengungkapkan ”Sering kali pernyataan visi misi organisasi kurang tepat
menggambarkan tujuan organisasi sehingga sering di jumpai adanya kesulitan pada
saat melakukan deploy visi misi menjadi set of action yang akan digunakan untuk
mengukur kinerja organisasi dengan menggunakan metode balance scorecard”.
Pertanyaannya adalah kenapa hal ini bisa terjadi? Tentunya ada yang salah dengan
visi misi tersebut sehingga hanya dijadikan hiasan dinding semata. Dari beberapa
artikel yang saya baca, agar visi dan misi tidak hanya berakhir di dinding kantor saja
maka terdapat beberapa panduan agar visi misi dapat menjadi kekuatan dalam
mencapai tujuan organisasi.

Jansen Sinamo (2005) yang memberikan 12 kriteria mengenai kriteria visi dan
misi yang hidup dan efektif, yang terpenting yang bisa di ambil yaitu:

1. Visi-misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat perjuangan organisasi
2. Visi-misi harus mampu menggambarkan sosok organisasi idaman yang mampu
memikat hati orang
3. Visi-misi harus mampu menjelaskan arah dan tujuan organisasi
4. Visi-misi harus mudah dipahami karena diungkapkan dengan elegan sehingga mampu
menjadipanduan taktis dan strategis

2
https://forumgurunusantara.blogspot.com/2016/05/perumusan-visi-misi-dan-tujuan-
satuan.html?m=1, Diakses Pada Tanggal 10 April 2019

8
5. Visi-misi harus memiliki daya persuasi yang mampu mengungkapkan harapan,
aspirasi, sentimen, penderitaan para stakeholder organisasi
6. Visi-misi harus mampu mengungkapkan keunikan organisasi dan menyarikan
kompetensi khas organisasi tersebut yang menjelaskan jati dirinya dan apa yang
mampu dilakukannya
7. Visi-misi harus ambisius, artinya ia harus mampu mengkiristalkan keindahan, ideal
kemajuan, dan sosok organisasi dambaan masa depan, sehingga mampu meminta
pengorbanan dan investasi emosional dari segenap stakeholder organisasi.

Dalam hal perumusannya, terdapat perbedaan pendapat mengenai mana yang


harus ditetapkan terlebih dahulu; visi atau misi? di kalangan pakar dan praktisi
manajemen strategik terdapat perbedaan pendapat mengenai apakah misi dulu yang
dietapkan baru misi atau sebaliknya.

C. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan


oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab
dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab
dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum. CSR harus dimaknai
bukan lagi hanya sekedar responsibility karena bersifat voluntary, tetapi harus
dilakukan sebagai mandatory dalam makna liability karena disertai dengan sanksi.
Penanam modal baik dalam negeri maupun penanaman modal asing tidak dibenarkan
hanya mencari keuntungan dengan mengorbankan kepentingankepentngan pihak lain
yang terkait, tetapi harus tunduk dan mentaati ketentuan CSR sebagai kewajiban
hukum jika ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
Komitmen bersama untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan
menciptakan iklim investasi bagi penanam modal untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dapat tercapai melalui pelaksanaan CSR. CSR dalam konteks penanaman
modal harus dimaknai sebagai instrumen untuk mengurangi praktek bisnis yang tidak
etis. Konteks tanggung jawab social (CSR) dalam hal ini adalah kewajiban
bertanggung jawab atas perintah undang-undang, dan memperbaiki atau sebaliknya
memberi ganti rugi atas kerusakan apa pun yang telah ditimbulkan. Demikian pula
pemerintah sebagai agen yang mewakili kepentingan publik, sudah sepatutnya
memiliki otoritas untuk melakukan penataan atau meregulasi CSR.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau sering disebut dengan Corporate
Social Responsibility (disingkat dengan CSR) lahir pada tahun 1930-an di Amerika
Serikat. Pada prinsipnya CSR merupakan kegiatan yang berawal dari kesadaran
perusahaan dan bersifat sukarela. Cikal bakal CSR bermula dari kegiatan perusahaan
yang sering kali bersifat spontanitas dan belum terkelola dengan baik. Seiring dengan
perkembangan masyarakat dan dunia usaha serta dengan adanya tuntutan masyarakat
dan dunia usaha, maka CSR mulai berkembang.

9
Perusahaan tidak lagi sekedar menjalankan kegiatan ekonomi untuk
menciptakan profit (keuntungan) dalam menjaga kelangsungan usahanya, melainkan
juga memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat (sosial) dan lingkungannnya1
Secara konseptual CSR adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan
kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Dalam
konsep yang luas, CSR mencakup kepatuhan perusahaan kepada Hak Azasi Manusia,
Perburuhan, perlindungan konsumen dan lingkungan hidup. Sedangkan dalam
pengertian yang sempit yaitu pembangunan kesejahteraan masyarakat sekitar
perusahaan berada.
Apabila dikaitkan dengan dengan teori tanggung jawab sosial dengan aktivitas
perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa tanggung jawab sosial lebih menekankan
pada kepedulian perusahaan terhadap kepentingan stakeholder dalam arti luas dari
pada kepedulian perusahaan terhadap kepentingan perusahaan belaka2. Dengan
demikian konsep tanggung jawab sosial lebih menekankan pada tanggung jawab
perusahaan atas tindakan dan kegiatan usahanya yang berdampak pada orang-orang
tertentu, masyarakat dan lingkungan di mana perusahaan melakukan aktivitas
usahanya sedemikian rupa, sehingga tidak berdampak negatif pada pihak tertentu
dalam masyarakat. Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Penanaman Modal
Nomor 25 Tahun 2007 (selanjutnya disingkat UUPM), dinyatakan bahwa “
Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam
modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia”.
Sedangkan tujuan dari dikeluarkannya UUPM adalah untuk memberikan
kepastian hukum serta adanya transparansi dan tidak membeda-bedakan serta
memberikan perlakuan yang sama kepada investor dalam dan luar negeri Kewajiban
untuk melaksanakan CSR bagi setiap penanam modal diatur dalam Pasal 15 huruf b
UUPM No. 25 Tahun 2007 yang menyatakan “Setiap penanam modal berkewajiban
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Penjelasan pasal ini menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung
jawab yang melekat pada perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan
hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan
budaya masyarakat. Apabila tidak dilakukan maka dapat diberikan sanksi administrasi
berupa peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan, hingga
pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal (Pasal 34 ayat 1
UUPM ). Kewajiban untuk melaksanakan CSR juga diatur dalam Pasal 74 Undang-
Undang Perseroan Terbatas (selanjutnya ditulis UUPT) Nomor 40 Tahun 2007
sebagai berikut :
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
2. Kewajiban tersebut diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutann dan kewajaran.

10
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud ayat 1
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Kedua ketentuan undang-undang tersebut membuat fobia sejumlah kalangan


terutama pelaku usaha lokal. Pro dan kontra terhadap ketentuan tersebut masih tetap
berlanjut sampai sekarang. Kemudian kalau ditelaah lebih lanjut terlihat bahwa
ketentuan Pasal 74 UUPT tersebut, hanya menyebutkan perseroaan yang
menjalankan usaha di bidang sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial, bagaimana dengan perusahaan yang tidak bergerak di sektor sumber daya
alam, apakah tidak memiliki kewajiban CSR, kemudian sanksi apa saja yang dapat
dikenakan pada perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban CSR tersebut. Di
samping itu aspek-aspek penting pemenuhan hak masyarakat lokal antara lain, hak
atas informasi, hak atas lingkungan yang sehat dan hak partisipasi dimana mereka
adalah pihak yang secara langsung dan tidak langsung terkena dampak dari beroperasi
suatu perusahaan juga perlu diperjelas.
3
Berdasarkan ketentuan UUPM dan UUPT tersebut di atas, CSR dalam
konteks penanaman modal harus dimaknai sebagai instrumen untuk mengurangi
praktek bisnis yang tidak etis. Pelaksanaan CSR secara konsisten oleh perusahaan
akan mampu menciptakan iklim investasi, karena ada kewajiban bagi setiap penanam
modal mentaati aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain berbicara
mengenai tanggung jawab sosial yang harus dilaksanakan oleh perusahaan,
mengandung arti tanggung jawab dalam pengertian responsibility atau tanggung
jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam arti liabilty atau tanggung jawab
hukum.
Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara tanggung
jawab dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab
keperdataan. Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip tanggung jawab dapat
dibedakan sebagai berikut : 1)Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsur
kesalahan (liability based on fault); 2)Prinsip tanggung jawab berdasarkan
praduga(presumption of liability); 3)Prinsip tanggung jawab mutlak (absolute liability
or strict liability).

 Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

3
https://tedyjindol-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/tedyjindol.wordpress.com/2012/10/15/tanggung-jawab-
sosial-perusahaan-corporate-social-responsibility-, Diakses Pada Tanggal 11 April
2019

11
Seperti yang sudah disinggung, sebuah perusahaan dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan usahanya harus memperhatikan etika dan tanggung
jawab sosial. Adapun bentuk tanggung jawab sosial perusahaan seperti:

1. Tanggung jawab sosial kepada konsumen

Tanggung jawab sosial perusahaan kepada konsumen tidak hanya seputar


masalah penyediaan produk atau jasa saja tetapi juga harus memperhatikan aspek-
aspek lain. Merujuk pendekatan utilitarian, maka perusahaan harus menghasilkan
produk atau jasa yang memiliki banyak manfaat kepada masyarakat.

2. Tanggung jawab sosial kepada karyawan

Perusahaan wajib memberikan rasa aman dan nyaman kepada


karyawannya, memperlakukan karyawan dengan adil. Selain itu, perusahaan juga
memberikan kesempatan dan fasilitas untuk pengembangan diri karyawan.

3. Tanggung jawab sosial kepada kreditor

Misalnya pada saat perusahaan harus menyelesaikan kewajiban atau


utangnya namun ia sedang memiliki masalah keuangan maka perusahaan wajib
memberitahukan kepada kreditor.

4. Tanggung jawab kepada pemegang saham

Perusahaan juga bertanggung jawab kepada pemegang saham. Sehingga


dalam operasional nya, perusahaan juga harus memastikan keputusan yang diambil
juga untuk kepentingan pemegang saham.

5. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan


Tanggung jawab ini berkaitan dengan lingkungan, misal dengan tidak
membuang limbah sembarangan, mencegah polusi disekitar tempat usaha,
mencegah penggunaan bahan berbahaya. Jadi perusahaan diharapkan ramah
terhadap lingkungan.
6. Tanggung jawab sosial kepada komunitas

Tanggung jawab sosial ini dapat dilakukan dengan cara memberikan


corporate social responsibility atau CSR. Memberikan bantuan seperti sarana
prasarana untuk pendidikan, kesehatan, infrastuktur atau hal lain yang dibutuhkan
oleh masyarakat.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat
dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau
perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk
menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
2. Misi Organisasi Usaha Kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan visi, misi
memiliki sasaran-sasaran yang memiliki jangka waktu yang lebih pendek
ketimbang visi yang jauh kedepan. Menurut Philip kotler, dibentuk oleh lima
elemen: – Sejarah tentang sasaran, kebijakan, dan keberhasilan – Pilihan pemilik
dan manajemen – Lingkungan pasar yang mempengaruhi – Sumber daya
organisasi menentukan misi mana yang mungkin dijalankan – Misi harus focus
pada ciri kompetensinya.
3. Penilaian dan evaluasi terhadap visi dan misi perusahaan perlu dilakukan untuk
meyakinkan apakah visi dan misi yang selama ini menjadi landasan segala
aktifitas perusahaan masih efektif atau tidak. Evaluasi visi dan misi ini diperlukan
karena perubahan yang selalu terjadi baik dari internal maupun eksternal sehingga
bisa jadi visi dan misi sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.
4. Tanggung jawab sosial perusahaan atau sering disebut dengan Corporate Social
Responsibility (disingkat dengan CSR) lahir pada tahun 1930-an di Amerika
Serikat. Pada prinsipnya CSR merupakan kegiatan yang berawal dari kesadaran
perusahaan dan bersifat sukarela. Cikal bakal CSR bermula dari kegiatan
perusahaan yang sering kali bersifat spontanitas dan belum terkelola dengan baik.
Seiring dengan perkembangan masyarakat dan dunia usaha serta dengan adanya
tuntutan masyarakat dan dunia usaha, maka CSR mulai berkembang.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dan
bahan sumber pengetahuan bagi setiap pembacanya dan dapat menambah wawasan
kita mengenai manajemen strategis khususnya yaitu tentang strategi operasional,
perumusan kebijakan dan juga pelembagaan strategi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/download/34/pdf

https://forumgurunusantara.blogspot.com/2016/05/perumusan-visi-misi-dan-tujuan-
satuan.html?m=1

https://tedyjindol-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/tedyjindol.wordpress.com/2012/10/15/tanggung-jawab-
sosial-perusahaan-corporate-social-responsibility-

14

Anda mungkin juga menyukai