6.1.1.1. Umum
REFERENSI STANDARD
Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau
belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan
standard lain, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya
sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas),
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.
Barang atau peralatan yang di produksi di dalam negeri atau berasal dari luar
negeri dan sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib
memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
VI-1
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar
Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar-
standar sebagai berikut :
1. Standard
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif
tidak lebih dari 6 meter.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk
penggunaan SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian. Setiap pipa
harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark.
VI-2
Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah :
▪ SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Jangka Sorong.
▪ SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air
Minum terhadap Hidrostatik.
▪ SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC untuk
Air Minum.
▪ SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa PVC
untuk Air Minum
▪ SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk Air
Minum
▪ SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC untuk
Air Minum dengan Uji Tungku
▪ SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air
Minum terhadap Metilen Khlorida
▪ SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air
Minum dengan THF
▪ SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Pita Meter
▪ SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan
Sistem Drainase di dalam tanah.
▪ SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315
mm untuk Air Bersih.
▪ SK SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum
▪ RSNI T-17-2004 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian
Pipa PVC untuk Penyediaan Air Minum.
VI-3
6.1.1.3. Kelas
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), yang digunakan
adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm2 menurut standard SNI
yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter.
Ketebalan minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti tabel berikut :
DIAMETER LUAR
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
Nominal Diameter Rata-rata Diameter Luar
( mm ) ( mm )
50 63
65 75
80 90
100 110
125 140
150 160
200 200
250 250
300 315
Seri Pipa
Nominal Diameter
( mm ) Tebal Dinding Nominal (mm)
S 10 S 12,5
50 2.4 2.0
75 3.6 2.9
90 4.3 3.5
110 5.3 4.2
125 6.0 4.8
160 7.7 6.2
200 9.6 7.7
250 11.9 9.9
315 15.0 12.1
VI-4
6.1.1.4. Sambungan
2. Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa
PVC dan cocok dengan diameter luar pipa PVC.
5. Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas
flange pada satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik
dengan mekanikal maupun push-on.
6. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan
menggunakan sistem rubber ring joint.
Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4 kg/cm2)
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau
heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik
dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
VI-5
Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi
tuang ductile (Ductile Cast Iron). Bell and Flange yang dispesifikasikan harus
mempunyai flange pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis
mekanikal pad ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan,
harus berupa ujung-ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan flange.
Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari bahan
bitumen, yaitu coal tar atau aspheltic base, yang mempunyai ketebalan kering
tidak kurang dari 0,3 mm. permukaan dalam dari fitting tersebut harus dilapisi
epoxy atau coal tar epoxy yang dipakai untuk lining harus dari bahan yang tepat
untuk pipa air minum dan dilengkapi sertifikati dari instansi yang berwenang
(pblic health authorities).
Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus
dari baja yang digalvanis.
6.1.1.5. Valve
1. Umum
▪ Penyedia Jasa Pengadaanharus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan
ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama
dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
▪ Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
▪ Nama pemilik proyek
▪ Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
▪ Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
▪ Tekanan kerja
▪ Diameter nominal
▪ Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
▪ Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila
tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau
besi tempa atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
▪ Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure tight
joint are made in the thread”
▪ Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem
dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
▪ Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas
permintaan Pengguna Barang.
▪ Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh
Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan
untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.
VI-6
▪ Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan
arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus
tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
▪ Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah
masuknya benda-benda asing.
▪ Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan
seperti gasket, mur, baut dan ringuntuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
▪ Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis
dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material
bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket
minimal 3 mm terbuat dari karet sintetis.
▪ Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak
menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaanharus
menyertakan besarnya maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve
yang dikirim.
▪ Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box
dan lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi
dengan non toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama
dan disetujui oleh Direktur Pengawas.
▪ Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan
minimum coating setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang
berkontak dengan air harus harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang
dapat larut tidak boleh dgiunakan.
▪ Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set
untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia.
▪ Penyedia Jasa Pengadaanharus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta
dalam spesifikasi ini.
2. Gate Valve
▪ Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate
valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
▪ Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids”
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih
tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
▪ Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan
kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah yang
seukuran.
Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet
cover dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
▪ Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC
VI-7
untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
▪ Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu
atau bahan dengan kualitas lebih tinggi.
▪ Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari
logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang
solid (solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan
posisi tegak (vertikal mounting). Valve harus dirancang unluk saluran air
yang bebas hambatan yang mempunyai diameter fidak kurang dari diameter
nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
▪ Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve
seperli telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka.
Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada
stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui
Pengguna Barang. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh
digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas persetujuan Pengguna
Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling
sedikil 1 (satu) buah ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan
penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam
posisi terbuka penuh.
▪ Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
▪ Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
▪ Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata
dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
padat. Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-
masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
▪ Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
VI-8
tidak menunjukkan gejala kebocoran.
Juga tidak terjadi keboooran bila tekanan minimum 0,1 bar.
Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve)
secara terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly
valve) dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan
rubber seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional
yang mengikuti 'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves'
(AWWA Designation C 504) atau standard Internasional lain yang
disetujui yang sama atau leblh tinggi kualitasnya dari yang
disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90o dari
posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus
horizontal.
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai
dengan standard AWWA C 504,
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan
perbaikan,
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual
harus dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi
tidak mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila
tertutup rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g. Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat
membuka atau menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti
"Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe
Fittings kelas B(ASTM Designation A 126) alau ductile iron (ASTM 536).
Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang
tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.
Ukuran Pipa Diameter Nominal Air Valve
(mm) Tipe Air Valve (mm)
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
kecil / tunggal
VI-9
bertekanan pada saat aliran air dalam penuh.
4. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut
ball valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini
dikondisikan untuk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) dan
memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non-lubricated dan
terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainless steel
dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari teflon
dan mudah diganti dilapangan tanpa menggunakan alat khusus. Tangkai/stem
harus dibuat dari stainless steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem
yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur
pipa pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari
ductile cast iron pada tiap operasi.
5. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric
dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus
dilapisi dengan chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air.
Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless
steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple
Buna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus
dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.
6. Check Valve
Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve /
KIep Tabok dengan sambungan flange.
Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat
VI-10
dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.
Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang
dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya,
besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang
berkualitas baik.
Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan,
dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu
untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah
diganti tanpa menggunakan peralatan khusus atau harus memindahkan
valve dari jalumya.
Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau
vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai
daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal
pipa dan ujung flange.
Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau
ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2). Valve
harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang
terbuat dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki
solid wedge (baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.
Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H
5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang
dari 196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai
spesifikasi di atas atau dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C
3711 atau dari tembaga yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari
314 N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai
spesiflkasi di atas.
VI-11
6.1.2. PENGADAAN PIPA BAJA DAN PERLENGKAPANNYA
6.1.2.1 Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
▪ SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
▪ SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
▪ SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
▪ SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
▪ SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
▪ SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
▪ SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi
yang kelabu.
▪ SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu,
penyambung.
▪ SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
▪ SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
▪ SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
▪ SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular
untukjaringan pipa bertekanan, bagian 2.
▪ SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum, Persyaratan servis
untuk sambungan las.
▪ SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu
struktur las.
▪ SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam
penilaian perusahaan yang menggunakan las sebagai
cara utama pabrikasi.
▪ SNI 07- 3078-1992 Flensa logam – flensa besi tuang.
▪ SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
▪ SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam
dan luar pada pelapisan air dari baja
▪ SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las
tumpu.
▪ SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe
VI-12
6.1.2.2. Pipa Baja Dan Fitting
2. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding mminimum sebelum
dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
VI-13
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6,0
400 406.4 6.0
3. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan
kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat
dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11
atau standar pembuatan yang dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum
dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan persyaratan yang
dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan standar berikut ini :
▪ Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
▪ Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai
dengan 500 mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil
harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi
lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi
dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi
lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan bend.
1. Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk
ujung pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua)
end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain
dan diproduksi sesuai dengan AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik
serta mendapat persetujuan Pengguna Barang.
a. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang
digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast
iron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari
persyaratan dibawah ini.
Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
VI-14
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
▪ Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
65 - 250 102
b. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene
rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.
VI-15
Ductile Iron dan Malleable Cast Iron
Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada bagian
luarnya dan sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan bagian dalamnya
sesuai dengan yang ditentukan pada bagian 7.3.2.3. Semua permukaan end rings
yang terlihat / terpapar harus dicat dengan lapisan primer seperti yang
dispesifikasikan pada bagian 7.3.7.
Semua mur dan baut harus dilapisi dengan lapisan galvanis.
1. Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung polos
dari berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter nominalnya seperti
diberikan dibawah ini, dan harus terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah end
ring, 2 (dua) gasket serta mur dan baut untuk pemasangan coupling.
Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut :
50 60.2±1.0 - 63.0+0.6
80 88.9 ± 1.0 - 98.0 + 2,2
100 110.0±0.6 - 118.0+1.7
150 160.0±0.6 - 170.0+1.2
200 200.0 ± 0.6 - 222.0 + 0.9
250 250.0 ± 0.6 - 273.0 + 0.7
VI-16
Center sleeve dan end ring harus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang
yang bisa ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB 340 atau
BS 6681 Grade B32-10 atau bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang.
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi
dari standar JIS G 3101 Class 2.
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
di vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile
butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM).
Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari
persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan
special hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering
lapisan minimum sebesar 150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan
akhir (finish) dengan lapisan galvanis ditambah special nylon coating tersebut
yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum sebesar 70 mikron.
6.1.3.1. Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
▪ SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
▪ SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa Polietilena
▪ SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air
minum
VI-17
▪ ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply spesifications
▪ ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination of
carbon black content by calcinations pyrolysis – Test
method and basic spesification
▪ ISO / TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene
for us in gas pipes and fitting’s
▪ ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon
black dispersion in polyolefin pipes, fittings and
compound’s
▪ ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 : Determination of
tensile properties
▪ ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
▪ ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids –
resistance to internal pressure – Test Method
▪ ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow rate
(MFR) and melt volume flow rate (MVR) of
thermoplastics
▪ ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion – part 1
: determination methods
▪ ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall
thickenesses
▪ AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure aplication
▪ ASTM D 3350 – 1999 Standard spesification polyethylene plastics pipe and
fittings material
▪ JIS 6762 – 1998 Double wall polyethylene pipes for water supply
Material pipa HDPE yang digunakan adalah yang memenuhi ISO 4427 dan SNI 06-
4829-2005 untuk air minum atau digunakan standar yang lain yang sama atau
lebih baik mutunya. Pipa yang digunakan adalah pipa HDPE denga SDR 13.6
dengan PE 100 dan PN 12.5 yang mempunyai tekanan kerja minimal 10 bar.
VI-18
TABEL DIMENSI PIPA HDPE
Ketebalan Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005 tentang
pipa polietilena untuk air minum
6.1.3.4. Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan
Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR
13,6. Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa
dengan diameter 20 – 110 mm. Sedangkan dengan penyambungan dengan
elektrofusion dapat digunakan untuk semua ukuran pipa.
VI-19
6.1.4. PENGADAAN PIPA DUCTILE DAN PERLENGKAPANNYA
6.1.4.1. Umum
Referensi
Standar yang digunakan adalah :
▪ ISO 2531
▪ BS 4772
VI-20
NOMINAL KETEBALAN DINDING PIPA (mm)
DIAMETER
K=9 K = 12 K = 14
800 M, 15.6 18.2
900 12.6 16.8 19.6
1000 13.5 18.0 21.0
1200 15.3 20.4 23.8
1400 17.1 22.8 26.6
1600 18.9 25.2 29.4
1800 20.7 27.6 32.2
2000 22.5 30.0 35.0
Catatan :
K = 9, untuk pipa
K = 12, untuk elbows
K = 14, untuk tees
2. Panjang Pipa
80 4-6
100 4-6
150 4-6
200 4-6
250 4-6
300 4-6
350 4-6
400 4-6
450 4-6
500 4-6
VI-21
NOMINAL
PANJANG PIPA (m)
DIAMETER
600 4–6
700 4–6
800 4–6
900 4–6
1000 4–6
1200 4–6
1400 4–6
1600 4–6
1800 4–6
2000 4–6
a. Push on joint
b. Mechanical joint
c. Locking joint
VI-22
pipa atau daerah sekitarnya disimpan oleh pemilik dan kontraktor akan
diijinkan dan menelitinya di kantor proyek.
Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis
selalu berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua
standar yang digunakan, menggunakan Standar Nasioanal Indonesia (SNI).
Dalam hal belum diatur dalam SNI, standar yang digunakan merujuk kepada :
AISI : American Iron and Steel Institute
ANSI : American National Standards
Institute API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing
Material AWWA : American Water Works
Association DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnical Commision
ISO : International for Standardization
Organization JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of water supply
Material NEMA : National Electrical Manufactures’s Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun
1971 SNI : Standar Nasional Indonesia
Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh
direksi sebelum pekerjaan dimulai
Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor; nama proyek;
dan juga lokasi yang menunjukan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama
pekerjaan dan juga perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya
dimaksud sebagai informasi kepada masyarakat luas.
VI-23
Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh direksi. Pada
saat penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.
Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi
(ketinggian) jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase
tersebut di lapangan. Kontraktor harus membayar sejumlah biaya untuk
pemeriksaan dan pematokan tersebut kepada instansi yang berwenang.
Kontraktor harus bertanggungb jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk
diletakan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan
fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk maksud
ini, kontraktor harus diminta membuat patok pekerjaan atau titik referensi atas
biaya kontraktor sendiri.
VI-24
Jika menurut direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan
perubahan volume pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor, maka perubahan
volume pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan
dengan hal tersebut dalam persyaratan umum.
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.
6.2.7.1. Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan
kontrak, kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah
ini. Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan,
jalan sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah
tersebut pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi
yang diperoleh tersebut, kontraktor harus memulai pengukuran topografi
berdasarkan gambar perencanaan dan berada dibawah pengarahan direksi.
a. Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada
dengan kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan
kebutuhan atau sesuai petunjuk direksi.
b. Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah ”tanah merah atau
yang sejenis sesuai persetujuan direksi” yang dipadatkan dengan baik
dengan ketebalan minimum 0,5 m.
VI-25
c. Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi
dengan kerikil.
d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan
minimum tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai
selesainya pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.
Semua bahan yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah atas harus dikembalikan
menutup lokasi pekerjaan semula
Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara
memadai, sampai serupa keadaan semula.
Kantor harus memiliki ruangan yang cukup dilengkapi dengan perabot kantor,
ruang rapat dan ruangan kerja untuk direksi dan stafnya.
Kontraktor harus menyimpan paling sedikit satu set dokumen kontrak, jadwal
pelaksanaan dan data-data terkait dengan kontrak dan gambar kerja dan/atau
gambar pelaksanaan.
Kantor harus dilengkapi dengan :
a. Fasilitas air bersih dan penerangan yang memadai
b. Kamar kecil dan tanki septik dengan bidang resapannya
VI-26
6.2.8.2. Gudang sementara Kontraktor
Kontraktor harus mengatur gudang sementara dengan atap yang memadai untuk
melindunginya dari hujan dan dengan peralatan pengatur sirkulasi udara. Lantai
gudang harus bebas dari rembesan air tanah dan sekiling gudang dijaga dari
kemungkinan pencurian dan kerusakan selama periode pelaksanaan
pembangunan.
6.3.1. UMUM
Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau
melakukan pengurugan.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh kontraktor
tanpa persetujuan direksi.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya
akan dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.
VI-27
serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan
lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi,
pipa atau beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar keruskan harta benda dan
gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi
tepat bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang
cukup di depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.
6.3.5.1. Umum
VI-28
6.3.5.2. Daerah Lansekap / Pertamanan
Pada daerah lansekap yang ada, kontraktor harus menyingkirkan semua benda
pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman,
semak belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama
pemasangan jalur pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, kontraktornya sebelumnya
harus mendapatkan ijin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang
memeliharanya dan melaoporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya
kompensasi ditanggung oleh kontraktor sendiri.
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah
dari bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada
kedalaman terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan
rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama
berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian
urugan.
Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang sesuai
untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan
bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila
direksi mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakan diatas
tanah berbatu tersebut.
Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras
harus diganti dengan batu sebaimana telah ditentukan.
VI-29
6.3.5.7. Jalan yang Diperkeras
Jalur pejalan kaki harus diganti sebaimana yang diperlihatkan dalam gambar.
Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama
sedemikian pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua
pemotongan beton harus pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka
perlu digunakan alat pemotong.
6.3.6. PENGGALIAN
6.3.6.1. Umum
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang
tidak sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
VI-30
Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi
bangunan, utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang
ada. Di daerah di dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, kontraktor
harus melakukan tindakan pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah,
gangguan, atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut.
1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan
perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh direksi dan/atau persyaratan
yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian terbuka tersebut
harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar pekerja dapat bekerja
secara aman dan efisien.
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan
sebagaimana yang telah ditentukan.
Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan agar
penyambungan dapat dilakukan dengan baik.
4. Panjang Galian
VI-31
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang
diijinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter
didepan perletakan pipa terakhir.
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang menerus
dan seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak terganggu pada
setiap titik diantara lubang galian sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus
diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai
pada kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah
disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan
tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan
fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk
pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang
baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan direksi bahan
tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus menggali dan menyingkirkan bahan
tersebut.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang
dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
VI-32
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, kontraktor harus
mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.
Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik
buang katup penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan
perlindungan terhadap lereng dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap)
atau cara lain yang telah disetujui guna mencegah runtuhnya kemiringan
tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki
kembali sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian ”GALIAN PERMUKAAN DAN
PERBAIKAN”.
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke
dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi
daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis
lindungdilakukan dari bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah
keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan
baik atau dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi
dengan kerikil yang dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
VI-33
6.4. KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS
6.4.1.1. Umum
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
”flexible” dan/atau ”fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan
ketinggian alignment jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi guna
menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus
dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan
setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi
pekerjaan.
VI-34
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian
sehingga air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per
liter.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka
harus dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak menbandunb
Khlorida yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode
kontak selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi.
Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang me-
ngandung klorin di atas, Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksil Tenaga Ahli untuk menggunakannya.
6.4.1.3. Perancah
1. Pondasi
a) Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di
lapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang
disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan
sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum
diperoleh persetujuan dari Direksi.
VI-35
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan
pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm
dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana
disetujui oleh direksi.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan
Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor harus menggali lebih dalam
lagi di bawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana
diperintahkan Direksi.
b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab
selanjutnya.
2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian
selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan
dengan cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula
selama pengecoran beton.
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Kontraktor
VI-36
harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada
jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman
yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian
pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti
perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan
semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk
bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan
pancang bentang di bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan
Direksi atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk
cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.
VI-37
6.4.2. PEKERJAAN PENEMBUSAN PIPA (PIPE DRIVING WORK)
6.4.2.1. Umum
Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh Pemilik bila pipa
induk berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameter 600 mm
atau tebih kecil, bahan pipa unluk penembusan harus digunakan sebagai
selubung (casing) dan harus disediakan oleh Kontraktor.
VI-38
didapat dari pengeboran tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya
dukung, kuat geser, permeabilitas, nilai banding rongga (void ratio) dan
kandungan air.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup
bagi pekerja untuk menurunkan, menembuskan dan menyambung pipa secara
aman din efisien dalam ruang, tersebut.
Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu lintas
haurus benar-bcnar dipenuhi oleh Kontraktor.
Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan
pompa yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan
penembusan.
VI-39
1. Persiapan
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa
tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan
sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketrampilan tinagi.
Setelah pendorongan pipa pertama. ruangan antara pipa dan bukaan turap harus
diisi dengan karung pasir atau materiallainnya yang disetului oleh Direksi untuk
mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruvn-an penembus.
Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus
dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana ditunjukkan
pada gambar. Bantalan pendorong harus dipasangkan pada pipa penembus
sebabai usaha meneruskan gaya dorong secara tersebar dan merata pada
seluruh permukaan dari ujung pipa tembus yang didorong.
3. Penembusan
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan,
perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut
bekerja secara serempak.
VI-40
5. Pembuangan Tanah dari Dalam Pipa
Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang
lebih satu meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama
pembuangan tanah, perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan kerusakan
pada lapisan lindung dalam pipa.
Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan
langsung sebagai bagian dari jalur pipa utama
Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa tembus
dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipa-pipa lain
seperti Ductile Cast Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang
kedalam selubung tersebut.
a) Penyambungan
Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan penyambungannya
di dalam ruang penembus seperti yang diatur pada bab sebelumnya dan di
dorong masuk ke dalam selubung dengan peralatan dan cara yang memadai
serta hati-hati.
b) Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus melaksanakan
uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi.
Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu
pengujian, Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti atas tanggungan
biaya sendiri hingga memenuhi syarat.
VI-41
atau `fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang
sebagaimana layaknya pembuatan blok beton penahan tekanan untuk "bend"
vertikal.
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab
sebelumnya.
Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar
hingga ke dasar selubung beton.
VI-42
6.5. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA
6.5.1. UMUM
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan
oleh pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama
pengangkutan, penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada
penyelesaian pada pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi
harus diperbaiki hingga memuaskan direksi atas beban biaya kontraktor.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki
hingga memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal perkakas dan
peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus memberi
kompensasi kepada pemilik.
6.5.2.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara pemasangan
pipa dan penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih
dan bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah pencegahan
mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai
menurut petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat
semua lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari kerja.
VI- 63
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara
pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada
posisinya, ketinggian dan alignment akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan
menggunakan peralatan survei.
Pipa, valve, dan fitting harus dipeiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang
harus diberi tanda secara permanen; disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan
diganti dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakan kedalam galian
dan didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan
menggunakan ”coupling”.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk
”Heat – shinkable sleeves” atau ”Sleeves”, harus digali lebar untuk kemudahan
pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan.
Jika kerusakan terjadi pada pipa “valve” atau perlengkapan dapa saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
VI- 64
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau ”Fitting” yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan
oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun
menolaknya.
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan
bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua
profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda
asing lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada
jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan
urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali
pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui
oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
VI- 65
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”Fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot”
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis
yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
1. Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuai dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
(a) Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
(b) Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan
oleh bada berwenang.
VI- 66
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated
rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan
arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS
C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.
6.5.3.1 Umum
VI- 67
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas
dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, ”valve dan
Fitting”
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peraltan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus
disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan dan kelancaran
pekerjaan.
Semua Pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mensegah kerusakan pada bahan
tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi.
Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
VI- 68
3. Pembersihan Pipa dan ”Fitting”
Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus dsingkirkan
dari ”bell”, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum
pipa dipasang bagian dalam ”bell” harus diseka sampai bersih, kering dan bebas
dari lemak
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah
terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan
kotoran. Tindakan pengahan harus berupa pengguna kain pembersih selama
pemasangan dan penyumbatan kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir
pekerjaan setiap hari.
4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan
menerus sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan jadual perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum
menempatkan pipa ke posisinya alignment dan gradien akhir harus dicek dengan
peraltan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan,
tidak boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang
diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus diletakkan
ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang
benar.
Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan
merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
Khususnya pada musim hujan, kontraktor harus melakukan tindakan untuk
mencegah air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke
pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus
dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus
dilakukan dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong resong
(Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung
potongan serong harus sama denan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi
keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai
denga rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus
dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan
kedalaman penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.
VI- 69
6.5.3.3. Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Cloride yang dipakai dalam
Proyek), sebagai berikut :
”Spigot” kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah
disetujui dan pipa ditekan masuk ke ”Socket”.
Penekanan pipa ”Socket” harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang
sedang dipasang.
Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus dibuganakan untuk mensegah
kemungkinan terjadinya kerusakan ”Socket’ tersebut pada mana batang tersebut
ditekan. Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa harus terletak merata
diatas bahan alasnya (Badding material).
”Socket” dan ”spigot” pipa, harus dibersihkan dengan seksama sebelum ujung
spigot dilumuri ”Solvencement” yang telah disetujui oleh Direksi.
VI- 70
belokan harus seuai dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi.
6.5.4.1. Umum
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai
dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
VI- 71
6.5.4.3. Penyambungan Pipa
a. Sambungan mekanis :
Mechanical-join: sambungan plastik, injection
(20 mm-63 mm) imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir
Sambungan dari metal
Butt weldding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan
dan diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan
tertentu sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang
menyatu. Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem
dapat dibuka.
Socket welding
Pipa dipotong tegak luru dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan
bagian dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus.
Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang
sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan
socket sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik.
Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan
kedalam socket sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin.
VI- 72
Sudle Welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan
cairan pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle dengan
tekanan tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan
sambung segera pipa dengan sudle tersebut dengan tekanan tertentu
untuk beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi
dengan alat yang biasanya sudah ada pada sambungannya.
6.5.5.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik pekakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa dan valve. Cara pemasangan
pipa dan penggunaan perkakas dan juga peralatan harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan
bebas dari benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan
mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai
menurut petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat
semua celah/lubang yang ada pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara
pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada
posisinya, ketinggian dan alinyamen akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan
menggunakan peralatan survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang
harus diberi tanda secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan
diganti dengan yang baik.
VI- 73
6.5.5.2. Pemasangan Pipa
4. Pemasangan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat dipasang dalam jalurnya. Selama pemasangan berlangsung,
benda, perkakas, kain atau bahan lainnya tidak boleh diletakan dalam pipa
Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus
ditempatkan pada lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur yang
benar. Pipa dimantapkan pada tempatnya dengan bahan urugan yang telah
disetujui yang kemudian dipadatkan kecuali pada bagian bell. Langkah
pencegahan harus dilakukan guna mencegah tanah atau bahan lainnya masuk
kedalam ruang sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk tujuan
lain harus dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara yang rapi
dan tenaga terlatih tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya serta menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang sesuai
terhadap sumbu pipa.
VI- 74
6.5.8.3. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Mechanical
Penyambungan pipa yang ditentukan berikut ini hanya memperlihatkan
penerapannya secara umum. Untuk rincian pekerjaan penyambungan, kontraktor
harus memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti perintah direksi.
Semua pipa yang ditentukan dalam bagian ini, mencakup pipa fitting dari jenis
sambungan yang sama/sejenis.
1. Pemasangan Perlengkapan
Di bagian luar spigot dan di bagian dalam bell jenis pipa dengan sambungan
mekanik (mechanical joint) ini harus dibersihkan dengan kain yang bersih agar
bebas dari kotoran.
Bis – tekan (gland) dan cincin karet ductile iron selanjutnya disisipkan diujung
spigot dengan bibir bis-tekan menghadap kearah ujung bell atau socket.
2. Pembautan Sambungan
Seluruh bagian pipa harus ditekan/didorong masuk guna menempatkan ujung
spigot pada bell. Cincin karet sedemikian harus ditekan keposisinya dalam bell,
perhatian perlu diberikan untuk menempatkan cincin karet secara merata
disekeliling sambungan.
Bis-tekan ductile iron harus digeser sepanjang pipa sampai pada posisi untuk
pembautan, semua baut dimasukan dan sekrup diputar dengan tangan. Semua
sekrup dikencangkan dengan kunci puntir (wrench) yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat harus dikencangkan bergantian
agar diperoleh tekanan yang seimbang diseluruh bis-tekan.
Akhirnya semua sekrup harus dikencangkan dengan kunci puntir dan pastikan
bahwa semua sekrup telah dikencangkan dengan puntiran (torque) yang telah
ditentukan. Puntiran baut bagi setiap ukuran baut harus sesuai dengan standar
pabriknya tetapi secara umum adalah sebagai berikut :
16 75 6
20 100 – 600 10
24 700 – 800 14
30 900 atau lebih besar 20
VI- 75
3. Sudut Belokan yang diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan Mekanik
Bilamana diperlukan untuk membelokan pipa dengan sambungan mekanik agar
supaya membentuk lengkungan berjari-jari panjang, besarnya penyimpangan
harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi.
1. Pemasangan
Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang lebih
kecil dan dengan memakai jenis sambungan mekanik dimana pipa lurus dan
fitting atau fittingnya itu sendiri disambungkan.
Pemasangan dan penyambungan pipa sambungan push on dengan fitting harus
dilakukan dengan bahan pelicin (lubricant) yang disetujui oleh direksi.
Kontraktor harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh kepada
direksi sebelum menggunakan bahan pelicin tersebut dalam pekerjaannya dalam
waktu yang cukup bagi direksi untuk memeriksanya terlebih dahulu.
Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa lurus, atau fittingnya sendiri
harus harus digunakan sambungan mekanik kecuali untuk sambungan lainnya
dimana direksi menerima dan menyetujuinya.
Ujung spigot yang terpotong dari suatu pipa lurus tidak boleh dicoba
disambungkan dengan socket jenis sambungan push on.
Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell pipa jenis push on harus dibersihkan
dengan kain bersih agar bebas dari kotoran.
Setelah melumuri zat pelicin yang telah disetujui disekeliling spigot, cincin karet
harus dilepas dari ujung spigot pipa dan memasangnya ditempat yang telah
ditunjukan oleh pabrik.
Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang disetujui
oleh direksi. Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket dan cincin
karet sekelilingnya harus diperiksa dengan alat yang sesuai.
Jika kedalaman yang diperiksa tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik, dan jika
cincin karet terpelintir dalam socket, pipa yang telah tersambung harus dilepas
dan pemasangan pipa harus diulangi lagi.
Cincin karet yang mengalami kerusakan atau deformasi/transformasi tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan penyambungan dan harus dikembalikan kepada
pemilik dengan diberi tanda yang jelas dan catatan yang memberitahukan
keadaan kerusakan tersebut.
Pipa yang telah tersambung harus dipisahkan/dilepas dengan hati-hati dengan
alat yang telah disetujui oleh direksi serta tidak dilakukan dengan kasar.
VI- 76
2. Sudut Belokan yang diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan Push On
Bilamana diperlukan membelokan pipa sambungan push on agar membentuk
belokan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan
petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat satu sama lain harus dikencangkan
bergantian agar diperoleh tekanan yang merata diseluruh permukaan flens.
Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease) dengan merata.
Semua mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran yang telah ditentukan
menggunakan kunci puntir sebagaimana yang diperlihatkan berikut ini :
16 75 - 200 6
20 200 - 300 9
22 350 - 400 12
24 450 - 600 18
30 700 - 1200 33
36 1350 - 1800 50
42 2000 - 2400 58
48 2600 70
1. Umum
Kontraktor harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis sambungan
mekanik dan fitting sebagaimana ditentukan atau diperlihatkan dalam gambar
untuk mencegah kemungkinan pipa dan fitting lepas dari sambungan akibat
dorongan (thrust) atau pergerakan (movements)
2. Pemasangan
Pemasangan sambungan penahan, kecuali diperintahkan oleh direksi harus sesuai
dengan petunjuk pabrik.
Pipa yang berdekatan dikedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan reducer
pada umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak mengurangi
VI- 77
pengarah sambungan penahan. Kontraktor harus mengukur sambungan dengan
pipa guna memastikan kebutuhan diatas.
Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan
dipasang, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar harus sebagai berikut tetapi
tidak terbatas pada :
Tee ..........3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan ujung spigot dan
brach’s socket end.
Reducer ....2 set untuk semua ukuran reducer pada socket dan ujung spigot
Bend ........2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada socket dan
ujung spigot.
- Semua ukuran bend dengan sudut belokan 90 derajat dan 45
derajat
- Bend dengan diameter 200 mm dan yang lebih besar
mempunyai sudut belokan 22 ½ derajat
- Bend dengan diameter 300 mm dan yang lebih besar
mempunyai sudut belokan 11 ¼ derajat.
Blow off ...1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung cabang
socket
Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange dan spigot harus
dipasang hanya bila memang diperintahkan direksi.
1. Umum
Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada jalur
dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
2. Sambungan Flexible
Semua sambungan flexible harus dipasang dibawah tanah untuk penyambungan
pipa yang terpendam dan pipa yang terbungkus dalam bangunan beton.
VI- 78
Perhatian perlu diperhatikan selama transportasi, penurunan dan pemasangan
guna menghindari kemungkinan terjadinya transformasi yang disebutkan tadi
pada sambungan flexible. Oleh karenanya, kontraktor tidak boleh melepas rusuk
(ribs), pelindung atau perlengkapan lain yang disertakan pada sambungan
sebebelum pekerjaan penyambungan selesai.
3. Sleeve Coupling
Semua sleeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm atau
sesuai standar pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh
sambungan tersebut.
6.5.6.1. Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar
berarti Galvanized Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas
peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai
dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang
rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang
menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.
VI- 79
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan
bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada
jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan
urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali
pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui
oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot”
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis
yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
VI- 80
pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang
serat nanas dan baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai
kencang betul.
1. Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan
yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated
rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
VI- 81
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan
arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS
C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua
sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt
joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut,
harus sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di laangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.
6.6. PENGUJIAN
6.6.1. UMUM
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus
jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan
perlengkapan lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai
dengan spesifikasi ini.
VI-82
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok
penahan (thrus block permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan
kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengulian tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang
diperlukan untuk penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh
Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air
tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan
(electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah
terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus
dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan
pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak
terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga
Ahli.
1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.
2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh
Direksi atau wakilnya.
VI-83
VI-84