Anda di halaman 1dari 8

Ni Luh Made Widiastiti Pratiwi

KUA/1502005022

HIPERSENSITIVITY

1. Disorders of the Immune System


 Hypersensitivity reactions
 Autoimmune diseases
 Immunologic deficiency syndromes
Main goals of immune response: membuat kondisi imunitas yang baik tapi kadang-kadang
terjadi keanehan (reaksi hipesensitiviti)
Hypersensitivity Reactions :
 Respon imun yang patologi karena kelebihan respon imun
 Menyebakan kerusakan jaringan
 Biasanya disebut dengan reaksi alergi (hipersensitivitas tipe I)
 Tidak semua reaksi hipersensitiviti merupakan alergi
HIPERSENSITIVITY REACTION : Sebuah refleksi dari respon imun yang berlebihan atau
menyimpang
2. Coombs and Gell classified hypersensitivity reactions into 4 types (mechanism and
time):
 Type I Hypersensitivity Rx = immedieted (segera ) berhubungan dengan IgE
 Type II Hypersensitivity Rx = cytotoxic/cytolitic berhungam dengan terbentuknya
IgG dan IgM
 Type III Hypersensitivity Rx = terbentuknya kompleks antibodi
 Type IV Hypersensitivity Rx = cell mediated (CD4 &CD8)

Ada beberapa antigen yang bersifat ingestan dan injectan. Ingestan bisa berasal dari makanan,
obat-obatan, serbuk sari, debu, molds. Injectan bisa berasal dari obat dan sengatan serangga
dll. Alergen tersebut bereaksi dengan IgE yang ada di permukaan sel mast kemudian rilis
beberapa medistor seperti histamin, SRS-A, kinin, prostaglandins hingga bisa menimbulkan
gejala-gejala (lihat gambar atas)
Ni Luh Made Widiastiti Pratiwi
KUA/1502005022

Ket : Antigen akan diterima oleh APC kemudian dipresentasikan pada Th2. Kemudian Th2
mengeluarkan IL-4 dan IL-13 sehingga bisa merangsang sel B yang akan menghasilkan antibodi
Ni Luh Made Widiastiti Pratiwi
KUA/1502005022

berupa IgE yang akan berikatan dengan mast sel (fase sensitisasi). Jika ada paparan lagi maka akan
langsung membentuk ikatan kovalen/silang dengan IgE di permukaan mast sel (fase desentisisasi).
Sehingga menyebabkan pecahnya/degranulasi mast dan mast sel akan mengeluarkan mediator yang
dapat menyebakan timbulnya gejala alergi (fase efektor).
Anafilaksis :jika antigennya belum diketahui apakah IgE mediated atau non-IgE mediated
Anafilaktik: jika antigennya sudah diketahui apakah IgE mediated
Anaflaktoid :tidak IgE mediated. Kenapa dikatakan tidak IgE mediated tapi memberikan reaksi yang
sama? Karena anafilaksis kita tidak tahu apakah IgE mediated atau tidak, anafilaktik sudah tahu IgE
mediated, anafilaktoid tidak IgE mediated tapi yang berperan adalah sel mast. Apapun namanya akan
terjadi guncangan pada sel mast sehingga mengeluarkan mediator. Gejala yang keluar sama,
penangananya sama. Yang anafilaktoid ini walaupun tidak IgE mediated tapi dia direct karena ada
faktor seperti kelembapan, tekanan sehingga bisa menyebabkan guncangan pada sel mast.
Ni Luh Made Widiastiti Pratiwi
KUA/1502005022

Adanya interaksi antibodi (IgG dan IgM) kontak dengan antigen pada permukaan sel terjadi aktivasi
komplemen menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan tersebut.

Antigen dan antibodi berinterksi di permukaan sel, adanya complemen menyebabkan inflamasi pada
permukaan sel tersebut sehingga terjadi kerusakan pada sel dan jaringan
Ni Luh Made Widiastiti Pratiwi
KUA/1502005022

Terbentuknya antigen-antibodi kompleks yang tidak bisa disekresikan sehingga mengendap di


jaringan. Yang paling sering terjadi pada darah dan sinovial karena di tempat tersebut tekanannya
tinggi. Deposit ukuran besar akan dieleminasi tapi yang kecil dan sedang sulit dieleminasi sehingga
akhirnya akan mengendap di blood vessel atau basal membrane sehingga terjdi kerusakan jaringan
dan inflamasi. Gejala yang sering yaitu vaskulitis, artritis dan RA

Pembentukan vaskulitis :
Ni Luh Made Widiastiti Pratiwi
KUA/1502005022

Tipe IV yang berperan adalah CD4 dan CD8 . CD4 akan mengeluarkan cytokines sehingga akan
menyebabkan inflamasi. CD8 langsung menyebabkan kerusakan pada jaringan.

Summary (gak dijelasin)


Ni Luh Made Widiastiti Pratiwi
KUA/1502005022
Ni Luh Made Widiastiti Pratiwi
KUA/1502005022

Anda mungkin juga menyukai