Oleh:
Andhika Diaz Maulana, S.Ked.
04084821921135
Pembimbing:
Oleh:
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik senior di Departemen Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya/RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 24 Juni - 28 Juli
2019.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini, seluruh dunia sedang menghadapi krisis katarak dimana jumlah
kebutaan akibat katarak mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena
semakin tingginya usia harapan hidup sehingga diperkirakan untuk mengeliminasi
2
kebutaan akibat katarak dibutuhkan lebih dari 30 juta operasi katarak hingga tahun
2020. Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012
katarak merupakan penyakit kompetensi 2, sehingga lulusan dokter diharapkan
mampu untuk mendiagnosis dan merujuk dengan tepat.
3
BAB II
STATUS PASIEN
1. Status Pasien
Nama : Tn. ND
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pegawai BUMN
Alamat : Palembang
Tanggal Pemeriksaan : 3 Juli 2019
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum Tampak baik
Kesadaran Compos mentis
5
Suhu 36,5o C
Status gizi Gizi baik
b. Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus 1/300 6/60 ph (-)
Tekanan
TIOD = 13,2 mmHg TIOS = 16,1 mmHg
intraocular
KBM Ortoforia
GBM
Segmen Posterior
6
warna merah
normal, c/d 0,3, a/v
2/3
Makula Tidak tembus RF (+)
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan slit lamp
Pro Pemeriksaan B-scan ultrasonography
Pro Pemeriksaan Biometri
Pro Pemeriksaan Retinometri
Pro Pemeriksaan laboratorium pre-op
Pro Rontgen Thoraks pre-op
Pro Konsul PDL pre-op
Pro Konsul Anestesi pre-op
5. Diagnosis Kerja
Katarak Senilis Matur OD + Katarak Senilis Imatur OS
6. Tatalaksana
KIE
Menjelaskan pada pasien bahwa keluhan mata kabur pada pasien
disebabkan oleh katarak yang timbul dipengaruhi oleh faktor usia.
Menjelaskan rencana terapi yang akan dilakukan yaitu akan dilakukan
terapi pembedahan berupa ektraksi lensa dan akan dipasang lensa baru.
Pro ekstraksi lensa (ECCE) OD + IOL
Pro Resep Kacamata pasca-ekstraksi lensa
7
7. Follow-Up
5 Juli 2019
S : Mata merah (+), nyeri (+) minimal
O :
a. Status Generalis
Keadaan umum Tampak baik
Kesadaran Compos mentis
Suhu 36,5o C
Status gizi Gizi baik
b. Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus 1/60 6/60 ph (-)
Tekanan
Tidak dinilai P = N+0
Intraokular
KBM Ortoforia
GBM
8
Palpebra Tenang Tenang
Segmen Posterior
9
Mandi hanya diperbolehkan dari leher ke bawah. Wajah dapat
dibersihkan dengan lembut menggunakan handuk basah.
Hindari tempat yang berdebu. Gunakan patch pelindung mata saat
berpergian atau saat sedang tidur.
Konsumsi obat secara teratur. Apabila memerlukan obat tambahan
seperti saat pasien sedang batuk atau konstipasi, dapat diberikan.
Segera datang kontrol apabila terdapat keluhan pandangan tiba-tiba
menjadi kabur, nyeri bola mata, mata mendadakan semakin merah,
kelopak mata membengkak, dan kotoran mata yang berlebih.
8. Prognosis
• Okuli Dextra
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : dubia ad bonam
o Quo ad sanationam : bonam
• Okuli Sinistra
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : bonam
9. Lampiran
10
Gambar 2. ODS pasien dalam keadaan tertutup
A A B B
11
BAB III
ANALISIS KASUS
12
hole, yang dapat diinterpretasikan sebagai tiadanya kelainan refraksi. Tekanan
bola mata memberikan hasil yang normal.
Pada pemeriksaan lensa didapatkan kekeruhan lensa mata kanan dan kiri,
dengan hasil shadow test negatif pada mata kanan dan positif pada mata kiri
dengan interpretasi sebagai suatu katarak matur di mata kanan dan katarak imatur
di mata kiri. Hasil pemeriksaan fundus okuli tidak dapat dilakukan di mata kanan
karena kekeruhan media refraksi, namun pada mata kiri dapat dilakukan dan
hasilnya normal.
13
konsultasi pada sejawat penyakit dalam dan anestesi (disertai dengan pemeriksaan
penunjang seperti laboratorium darah dan ronsen thoraks), untuk menilai
kelayakan pasien. Selain itu dilakukan pemeriksaan biometri untuk menentukan
kekuatan IOL (intraocular lens) yang akan digunakan. B-scan ultrasonography
juga dilakukan sebelum operasi untuk menilai kelainan segmen posterior bola
mata, terutama pada kasus-kasus dengan kekeruhan media refraksi seperti katarak.
14
operasi); dan endoftalmitis kronis (lebih dari 6 minggu pasca operasi hingga
sekitar 2 tahun).
15