Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Menyimpan informasi, dan mengingat berhubungan dekat dengan belajar. Menurut


pandangan psikologi kuno, belajar ditafsirkan sebagai menghafal (Effendi & Praja, 1993).
Oleh karena itu, belajar dilakukan semata-mata dengan menghafal. Hasil belajar ditandai
dengan hafalnya seseorang tentang meteri yang dipelajarinya. Menghafal erat hubungannya
dengan proses mengingat, yaitu proses untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan
tanggapan-tanggapan yang telah diperolehnya melalui pengamatan (antara lain melalui
belajar). Menghafal adalah kemampuan untuk memproduksikan tanggapan-tanggapan yang
telah tersimpan secara cepat dan tepat, sesuai dengan tanggapan-tanggapan yang
diterimanya. Dengan demikian, jelas, antara proses-proses belajar dan ingatan terdapat
hubungan yang erat. Tidak mungkin kita dapat mempelajari sesuatu tanpa tersangkutnya
fungsi ingatan sebagai salah satu aspek atau fungsi psikis.
Bagian tubuh yang bertugas untuk mengingat adalah otak. Otak merupakan bagian
yang paling penting dari tubuh kita. Karena semua gerakan tubuh, fungsi organ-organ tubuh,
dan semua pusat kehidupan kita terletak di otak. Manusia memiliki struktur dan fungsi otak
yang kompleks (rumit). Hal ini lah yang membedakan manusia dan hewan, dimana manusia
berfikir sedangkan hewan menggunakan insting. Salah satu hal yang mempengaruhi berfikir
adalah memori. Memori merupakan tempat penyimpanan segalan informasi yang di dapat
manusia., melalui panca indranya. Memori merupakan bagian yang tidak dapat dilihat dalam
diri manusia tapi ada.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses terbentuknya ingatan


Ingatan adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam
pengambilan informasiI. Ingatan terbentuk sejak kita lahir dan akan terus terbentuk
selama kita hidup. Hipokampus adalah bagian otak yang terletak di lobus temporal otak,
yang berperan untuk mempertahankan ingatan. Setiap selnya digunakan untuk
menyimpan satu ingatan atau memori. Saat ada rangsangan dari lingkungan, maka
ingatan akan terbentuk melalui tiga tahap, yaitu:
 Tahap belajar, yaitu proses di mana informasi diterima oleh indra tubuh
 Tahap retensi, yaitu proses informasi disimpan oleh otak
 Tahap retrieval, yaitu memanggil kembali ingatan yang telah tersimpan sebelumnya
dan membentuk ingatan baru.
Ingatan jangka pendek vs ingatan jangka panjang
Memori atau ingatan sensori mencatat informasi dari rangsangan yang diterima
dari lingkungan, melalui bantuan panca indera. Jika rangsangan yang ada di lingkungan
terabaikan, tidak terlihat, tidak tercium, atau tidak terdengar oleh indera, maka tidak
akan terbentuk ingatan. Sebaliknya, jika rangsangan tersebut diperhatikan kemudian
tercatat oleh indera, maka akan diteruskan ke sistem saraf dan akan menjadi sebuah
ingatan jangka pendek.
Ingatan jangka pendek hanya bisa mengingat selama 30 detik dan hanya dapat
menerima sebanyak 7 buah informasi dalam satu memori. Ingatan jangka pendek
memiliki kapasitas yang kecil namun sangat berpengaruh pada kehidupan kita sehari-
hari. Dengan mengandalkan ingatan jangka pendek, tubuh akan melakukan berbagai
respon dan menjawab rangsangan yang ada dari luar.
Setelah ingatan jangka pendek terbentuk, informasi yang terus diulang-ulang
akan masuk ke dalam sistem ingatan jangka panjang untuk disimpan lebih lama. Ingatan
yang masuk ke dalam ingatan jangka panjang tidak akan terlupakan jika ada informasi
baru yang masuk. Seperti saat pertama kali kita belajar untuk mengikat tali sepatu, saat
itu ingatan tersebut menjadi ingatan jangka pendek. Kemudian, jika setiap hari kita
selalu mengikat tali sepatu, maka hal ini akan menjadi ingatan jangka panjang. Setiap
ingatan jangka pendek yang ‘dipanggil’ atau diulang kembali, atau ingatan dari suatu
kejadian penting, akan dikirimkan ke tempat penyimpanan ingatan jangka panjang.
Seseorang yang kehilangan ingatan jangka pendek, akan lupa apa yang ia lakukan saat
5 atau 10 menit yang lalu, namun tetap ingat kenangan-kenangan yang berasal dari
bertahun-tahun lalu.
B. Cara Otak Mengingat
Otak memiliki sistem kerumitan tersendiri dalam memproses informasi yang akan
masuk menjadi ranah memori. Apa yang kita pelajari saat ini, tentu akan mengendap
dalam memori jangka panjang jika kita mengupayakannya dalam bentuk repetisi dan
latihan-latihan. Namun, tidak hanya belajar saja yang bisa masuk dalam memori, segala
hal yang sifatnya personal (pribadi), penting, emergency (darurat) hingga melibatkan
emosional bisa saja mudah mengendap dalam memori jangka panjang kita.
Ada sebuah teori yang biasa digunakan dalam kajian psikologi kognitif untuk
mengupas proses terbentuknya sebuah ingatan dan bagaimana ingatan tersebut diambil
kembali. Teori ini disebut juga sebagai teori multi-store model yang diusulkan oleh
bapak Atkinson dan bapak Shiffrin pada tahun 1969[1][2]. Dalam model ini, setidaknya
beliau menjelaskan bahwa terdapat tiga komponen utama yang berperan,
yakni (1) penerimaan sensorik, (2)ingatan jangka pendek (short-term memory), dan
juga (3) ingatan jangka panjang (long-term memory)
Proses pembentukan ingatan ini dimulai dari proses penerimaan stimulus[4].
Organ sensori kita akan menerima informasi berdasarkan stimulus yang diberikan oleh
lingkungan. Penerimaan melalui organ sensori ini kemudian akan diperkuat dengan
adanya perhatian (attention) yang diberikan oleh kita. Informasi sensorik yang masuk
dan diperkuat melalui perhatian ini kemudian akan masuk kedalam sebuah brankas
dalam pikiran kita yang sering juga disebut sebagai ingatan jangka pendek.
Sesuai dengan namanya, ingatan jangka pendek (short-term memory) ini hanya
akan menyimpan informasi yang kita terima dalam waktu yang tidak lama. Apabila tidak
dilakukan pengulangan atau repetisi terkait informasi yang kita terima, nantinya
informasi ini akan hilang terlupakan. Nah namun hal ini tidak akan terjadi apabila
dilakukan sebuah usaha untuk mengingatnya.
Informasi yang disimpan dalam brankas ingatan jangka pendek ini akan
berpindah ke brankas lain yang disebut juga sebagai ingatan jangka panjang (long-term
memory). Proses pemindahan informasi ini hanya akan terjadi apabila dilakukan latihan
secara berulang (mungkin dengan terus menerus mengucapkannya, atau terus menerus
mengingatnya, dsb). Sehingga, proses pengulangan ini menjadikan informasi tersebut
tersandikan (encoding) dan tersimpan dengan baik dalam waktu lama di brankas
ingatan jangka panjang.
Bagaimana proses yang terjadi apabila kita ingin mengingat kembali informasi,
adalah melalui proses retrieval. Singkatnya, informasi yang sudah tersimpan dalam
ingatan jangka panjang tersebut akan dipanggil kembali dan dipindahkan ke dalam
ingatan jangka pendek, sehingga kita bisa menggunakan informasi tersebut.
C. Pendekatan tentang Memori
Memori merupakan simpanan informasi – informasi yang diperoleh dan diserap
dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan.
Secara Umum pendekatan tentang Memori dibagi menjadi dua yaitu pendekatan Model
Asosiasi (association model) dan Model Kognitif (Cognitive Model).
1. Model Asosiasi (association model). Teori awal mengenai Memori dikenal
sebagai Association Model (Model Asosiasi). Menurut model ini, memori merupakan
hasil dari koneksi mental antara ide dengan konsep. Tokoh yang terkenal mendukung
teori ini antara lain adalah Ebbinghaus yang melakukan beberapa penelitian, antara
lain mengenai fungsi lupa serta savings.
2. Model Kognitif (Cognitive Model). Cognitive Model (Model Kognitif) mengatakan
bahwa Memori merupakan bagian dari information processing. Teori ini mencoba
menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga macam Memori sebagai berikut:
 Memori Sensoris: Memori Sensoris didefinisikan sebagai ”momentary lingering of
sensory information after a stimulus is removed.” Diterjemahkan secara bebas,
kalimat di atas bermakna bahwa Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang
masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat
dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau
Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu
memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.
 Memori Jangka Pendek: Memori Jangka Pendek disimpan lebih lama dibanding
Memori Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada
saat ini. Otak kita dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang
ada di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori Jangka Panjang,
misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga
akhirnya kita mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah
bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret
proses encoding adalah ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita
mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan
angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat.
 Memori Jangka Panjang: Memori Jangka Panjang adalah informasi-informasi
yang disimpan dalam ingatan kita untuk keperluan di masa yang akan datang.
Ketika kita membutuhkan informasi yang sudah berada di Memori Jangka
Panjang, maka kita akan melakukan proses retrieval, yaitu proses mencari dan
menemukan informasi yang dibutuhkan tersebut. Proses retrieval ini bisa berupa:
a) Recognition: Mengenali suatu stimulus yang sudah pernah dialami sebelumnya.
Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk
melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa
hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.
b) Recall: Mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di masa yang lalu.
Misalnya ketika saksi mata diminta menceritakan kembali apa yang terjadi di
lokasi kecelakaan, maka saksi tersebut harus melakukan proses recal.
c) Retrieval bisa dibantu dengan adanya cue, yaitu informasi yang berhubungan
dengan apa yang tersimpan di Memori Jangka Panjang. Terkadang kita merasa
sudah hampir bisa menyebutkan sesuatu dari ingatan kita namun tetap tidak
bisa; fenomena ini disebut tip of the tounge. Misalnya ketika kita bertemu
dengan kenalan lama dan kita yakin sekali bahwa kita mengingat namanya
namun tetap tidak dapat menyebutkannya.
D. Ingatan dan Pemrosesan Infromasi
Berikut adalah tiga model ingatan yang berkaitan dengan pemrosesan informasi;
a. Model yang dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin yang membedakan ingatan
jangka pendek (Short Term Memory) dan ingatan jangka panjang (Long Term
Memory)
Model ini seperti yang sudah dijelaskan diatas, didasarkan kepada pemrosesan
informasi. Berdasarkan model ini, informasi yang diterima kemudian diproses melalui
pencatatan indera menuju pada ingatan jangka pendek, dan akhirnya sampai pada
penyimpanan yang lebih permanen di dalam ingatan jangka panjang. Menurut model
ini informasi dimasukkan dan di oleh melalui 3 tahap ( Huitt, W ;2003).
Pemindahan informasi dari ingatan indera (ingatan sensori)menuju pada ingatan
jangka pendek akan dikendalikan oleh perhatian. Jika proses informasi dalam ingatan
jangka pendek sudah dikendalikan, maka informasi itu akan melakukan fungsi
ingatan. Proses pengendalian yang paling penting dalam ingatan jangka pendek
adalah rehearsal atau repetition, yaitu pengulangan informasi dalam pikiran.
b. Model ingatan yang diajukan oleh Craik dan Lockhart yang menekankan
pada tingkatan proses informasi didalam ingatan.
Model tingkatan pemrosesan informasi, orang dapat menganalisis informasi menurut
cara-cara yang berbeda, dari proses yang paling dangkal hingga yang paling dalam
(tentang makna). Menurut Craik dan Lockhart suatu proses pengulangan informasi
(rehearsal) dibedakan menjadi pengulangan untuk pemeliharaan dan untuk elaborasi
atau pendalaman. Pemrosesan informasi pada tingkat yang lebih dalam akan
meningkatkan kinerja penggalian kembali informasi di dalam ingatan(recall) karena
adanya faktor yang menonjol (distinctiveness) dan pemerincian (elaboration).
Model ingatan episodik dan ingatan semantik (dalam Suharnan, 2005).
c. Model ingatan episodik dan semantik diperkenalkan oleh Endel tulving(Matlin, 1989).
Ingatan episodik menyimpan informasi mengenai kejadian-kejadian dan hubungan-
hubungan masing-masingkejadian itu, bersifat temporer dan berkaitan dengan
perubahan peristiwa. Sedangkan ingatan semantik adalah pengetahuan yang
terorganisasikan mengenai segala sesuatu yang ada dalam kehidupan. Ingatan
semantik ini berkaitan erat dengan perngertian, konsep, ide dan fakta.
Menurut Tulving, Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga
sistem Memori:
 Memori Prosedural: Memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu,
misalnya Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang lalu
memakannya. Memori ini tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh
semua makhluk yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang
mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus.
 Memori Semantik: Memori mengenai fakta-fakta, misalnya Memori mengenai
ibukota-ibukota Negara. Kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.
 Memori Episodik: Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami
secara pribadi oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori mengenai
pengalaman masa kecil seseorang.
Tulving mengajukan bukti adanya sistem memori yang terpisah-pisah seperti di atas
antara lain melalui:
 Amnesia: Adanya amnesia yang berbeda-beda, misalnya penderita amnesia yang
melupakan semua Memori Episodik (pengalaman masa lalu), tapi masih mengingat
Memori Prosedural.
 Penyakit Alzheimer’s yang juga hanya menyerang sistem memori tertentu saja.
BAB III
SIMPULAN

1. Ingatan adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan
informasiI. Ingatan terbentuk melalui 3 tahap yaitu tahap belajar, tahap retensi, dan tahap
retrieval.
2. Cara otak mengingat :
Proses pembentukan ingatan ini dimulai dari proses penerimaan stimulus yang diperkuat
dengan adanya perhatian (attention), kemudian akan masuk kedalami ingatan jangka
pendek. Apabila tidak dilakukan pengulangan atau repetisi terkait, nantinya informasi ini
akan hilang terlupakan. Namun apabila dilakukan sebuah usaha untuk mengingatnya,
Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka pendek ini akan berpindah ke ingatan
jangka panjang (long-term memory). Proses pemindahan informasi ini hanya akan terjadi
apabila dilakukan latihan secara berulang. Proses yang terjadi apabila kita ingin
mengingat kembali informasi, adalah melalui proses retrieval.
3. Pendekatan tentang Memori dibagi menjadi dua yaitu pendekatan Model Asosiasi
(association model) dan Model Kognitif (Cognitive Model).
4. Model ingatan yang berkaitan dengan pemrosesan informasi ada 3, yaitu
a. Model yang dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin yang membedakan ingatan jangka
pendek (Short Term Memory) dan ingatan jangka panjang (Long Term Memory)
b) Model ingatan yang diajukan oleh Craik dan Lockhart yang menekankan
pada tingkatan proses informasi didalam ingatan.
c) Model ingatan episodik dan semantik diperkenalkan oleh Endel tulving.

Anda mungkin juga menyukai