SKRIPSI
Disusun Oleh :
SUGENG RIYADI
NPM. 0932010003
Disusun Oleh :
SUGENG RIYADI
NPM. 0932010003
2. 2.
3.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Indsutri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001
Disusun Oleh :
SUGENG RIYADI
NPM. 0932010003
2. 2.
3.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Indsutri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001
Disusun Oleh :
SUGENG RIYADI
NPM. 0932010003
2. 2.
3.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Indsutri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001
SKRIPSI
Disusun Oleh :
SUGENG RIYADI
NPM. 0932010003
Ketua J urusan
J urusan Teknik Industri
UPN “Veteran” J awa Timur
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya penulis mampu
Memang Tugas Akhir ini masih kurang sempurna dan masih membutuhkan
membantu.
Selama penyusunan tugas akhir ini, banyak sekali bimbingan dan bantuan
yang telah diterima oleh penulis. Untuk itu Penulis ingin menyampaikan terima
kasihnya kepada:
2. Ibu Enny Ariyani ST, MT, selaku dosen pembimbing I. Terima kasih
ini.
3. Bapak Drs. Pailan, MPd. selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto,MP selaku Rektor UPN “Veteran”
Jawa Timur.
7. Ibu Ir. Iriani, MT., Bapak Ir. Akmal Suryadi, MT. dan Bapak Suseno
Budi Prasetyo, ST. MT dan Dwi Sukma Donoriyanto, ST. MT. selaku
10. Seluruh teman-teman Teknik Industri Angkatan 2009 (Sore) yang selalu
Putro.
11. Dan seluruh teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu serta
akhir ini.
Penulis
ABSTRAKSI ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(Mm) ................................................................................................29
Normal ...............................................................................................34
Tabel 4.1 Tabel Pengumpulan Data Dimensi Tubuh Orang Dewasa ............... 51
Tabel 4.4 Hasil Kuisioner Uji Coba Meja Setrika Usulan ....................................60
Tabel 4.5 Hasil Kuisioner Uji Coba Meja Setrika Awal .....................................60
Tabel 4.6 Hasil Kuisioner Uji Coba Meja Setrika Usulan ....................................63
Dalam menggunakan suatu produk, pengguna akan selalu mencari yang lebih
praktis baik dalam penggunaan maupun dalam penyimpanan, karena hal tadi akan sangat
meringankan beban pengguna dalam menggunakannya. Seiring dengan perkembangan
jaman suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan
penggunanya. Karena keberhasilan industri dalam menghadapi persaingan ditentukan
oleh keberhasilan dalam merancang dan mengembangkan produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut dalam beradaptasi / merespon
perubahan keinginan konsumennya.
Meja setrika merupakan salah satu alat untuk menyetrika yang masih sederhana,
padahal masyarakat secara umumnya masih mempercayai meja setrika sebagai alat
menyetrika. Meja setrika saat ini belum mengalami modifikasi sesuai dengan kebutuhan
konsumen seperti dalam hal kenyamanan dan fungsinya. Jika meja setrika yang
digunakan lebih pendek dari pada penggunanya, maka pengguna cenderung menyetrika
dengan posisi kerja membungkuk sehingga menjadi persoalan menyetrika. Sedangkan
dalam ilmu ergonomi, posisi kerja yang benar ialah posisi tubuh tetap tegak agar
kerangka tubuh dapat menopang tubuh dengan tepat. Dalam fungsinya, seringkali meja
setrika tidak hanya digunakan untuk kegiatan menyetrika, namun seringkali pengguna
meja setrika menggunakannya sebagai tempat hasil setrika (pakain yang sudah disetrika)
Adapun ukuran meja setrika awal adalah panjang = 100 cm, lebar = 40 cm, dan tinggi
= 90 cm. Hal tersebut juga di perkuat oleh hasil kuisioner meja setrika awal, yang
mempunyai jawaban tidak sesuai sebanyak 86 jawaban, sangat tidak sesuai sebanyak
20 jawaban, netral sebanyak 7 jawaban, sesuai sebanyak 27 jawaban yang ditinjau
dari kelima variabelnya. Berdasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran yaitu
Ukuran tinggi meja setrika mulai dari 84-97 cm. Ukuran lebar meja setrika 40 cm,
panjang 100 cm.Ukuran panjang meja setrika 100 cm.Hal tersebut juga di perkuat
oleh hasil kuisioner meja setrika usulan yang mempunyai kriteria jawaban sangat
sesuai sebanyak 84 jawaban, sesuai sebanyak 52 jawaban, netral sebanyak 4 jawaban,
yang ditinjau dari kelima variabelnya.Maka berdasarkan perbandingan kriteria hasil
responden di atas, desain meja setrika usulan mempunyai kriteria sangat sesuai dan
sesuai paling banyak, jadi dapat disimpulkan bahwa desain meja setrika usulan adalah
meja setrika yang ergonomis. Meja setrika usulan mempunyai kelebihan kesetabilan
saat menyetrika dan rak meja setrika berfungsi sebagai tempat menyimpan hail
setrika.
In using a product, the user will always look for a more practical both in use and
in storage, because these things will greatly ease the burden on the user in use. Along
with the development of a product will always have innovation according to the needs of
its users. Due to the success of the industry in the face of competition is determined by the
success in designing and developing products that suit the desires of consumers and the
industry pace in adapting / responding to changes in consumer desires.
The ironing board is one tool for ironing is still simple, but people are generally
still believe the ironing board as a means of ironing. Table board has not been modified
in accordance with the needs of consumers as in terms of comfort and function. If the
ironing board being used is shorter than the user, the user is likely to work ironing a bent
position so that a problem ironing. While the science of ergonomics, the correct working
position is upright body position in order to sustain the body skeleton precisely. In its
function, often the ironing board is not only used for ironing, but often users use the
ironing board as a result board (clothes that have been ironed)
With the problems the research that aims to design and develop innovative
products multifunctional ergonomic ironing board in accordance with the needs of
consumers who have the convenience of users who have competitive power.
The initial size of the ironing board is the length = 100 cm, width = 40 cm, height
= 90 cm. It is also strengthened by the results of questionnaires initial board table, which
has as much as 86 answer did not match the answer, it is not appropriate answer as many
as 20, as many as 7 neutral answer, according to the 27 answers in terms of the five
variables. Based on the calculation determining the size of the size of an ironing board
height ranging from 84-97 cm.Ukuran board table width 40 cm, length 100 cm.Ukuran
long table cm.Hal board 100 is also strengthened by the results of the questionnaire table
board has proposed a criterion response great fit, 84 answers, as much as 52 answers, as
much as 4 neutral response, which in terms of the five variabelnya.Maka based on a
comparison of expected outcomes on the respondents, has proposed board table design is
very suitable and appropriate criteria at most, so it can be concluded that the design of
the table Board proposal is an ergonomic ironing board.
PENDAHULUAN
mempunyai daya guna lebih dari pada dasar kemampuan sebelumnya. Hal ini
ditunjang pula dengan ketersediaan alat penunjang untuk pembuatan dan semakin
lebih praktis baik dalam penggunaan maupun dalam penyimpanan, karena hal tadi
dengan perkembangan jaman suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut
Meja setrika merupakan salah satu alat untuk menyetrika yang masih
sebagai alat menyetrika. Meja setrika saat ini belum mengalami modifikasi sesuai
Kondisi meja setrika yang ada memiliki kekurangan, kalau dipakai sering goyang-
goyang, kalau ditinggikan sering posisinya turun sendiri, kekuatan kurang, tempat
hasil setrika kurang luas sehingga tidak memuat hasil setrika yang banyak.
dihadapi, yaitu :
1.4 Asumsi
1.6 Manfaat
1. Bagi Peneliti
seluruh isi karya tulis secara berurutan sehingga dapat terlihat dengan jelas
mengenai masalah-masalah yang dibahas. Dalam hal ini makalah skripsi yang
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kesejahteraan dan kualitas hidup manusia yang telah mencapai tingkat yang
tinggi saat ini, sebagian besar adalah akibat diciptakan, dibuat dan
dimanfaatkannya berbagai produk dan jasa yang tak terhitung macam dan
jumlahnya oleh para insinyur dan ahli-ahli teknik lainnya. Kontribusi para ahli
mencipta, merancang dan membuat produk dan jasa yang berguna bagi manusia
karena meringankan beban hidupnya dan membuat hidup lebih nyaman. Produk
dan jasa tersebut juga harus memenuhi beberapa persyaratan modern seperti tidak
pembangunan proyek.
Dalam bentuk yang paling sederhana, hasil rancangan dapat berupa sebuah
sketsa atau gambar sederhana dari produk yang akan dibuat. Dalam hal si pembuat
produk adalah si perancang sendiri, maka sketsa atau gambar yang dibuat cukup
sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan
a. Fase Informasi.
Djati 2001) :
- Kriteria buying.
b. Fase kreatif.
c. Fase analisa.
- Value analysis.
d. Fase pengembangan.
Fase yang bertujuan memilih salah satu alternatif tunggal dari beberapa
output dari fase analisa. Data data tentang alternatif yang terpilih atau
- Alternatif terpilih.
yang sangat dominan dalam awal perancangan produk yaitu model deskriptif
a. Model deskriptif.
b. Model perspektif.
atau jasa dan penemuan barang atau jasa baru yang akan menambah kepuasan
segala bentuk barang dan jasa yang dihasilkan selalu berkaitan dengan kepuasan
konsumen. Agar proses pengembangan produk dapat berjalan secara tepat dan
usaha pada perusahaan maka diperlukan suatu biaya yang maksimal, sehingga ada
penjualan.
dapat pula dilakukan dengan cara memperbaiki produk yang sudah ada
(modifikasi produk), perbaikan produk yang sudah ada dilakukan dengan cara:
perubahan teknologi yang dipakai dalam perusahaan. Hal ini bagi perusahaan
sangat penting karena suatu saat akan mengalami peralihan teknologi. Pada
aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri
Keharusan ini dikarenakan tidak ada satupun produk yang dapat bertahan untuk
selamanya.
produk, yaitu :
a. Tahap Penyaringan.
ide dari berbagai macam sumber. Adapun informasi atau ide berasal dari
Pada tahap ini msing-masing ide dianalisa dari segi bisnis untuk
laba.
c. Tahap Pengembangan.
Pada tahap ini, ide-ide yang telah dianalisa perlu dikembangkan karena
d. Tahap Pengujian.
meliputi :
- Penelitian laboratorium.
- Test penggunaan.
- Tahap Komersialisasi.
penemuan, tetapi berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti diskoveri atau
invensi. Diskoveri mempunyai makna penemuan sesuatu yang sesuatu itu telah
Amerika. Sebenarnya, benua Amerika sudah ada sejak dahulu, tetapi baru
ditemukan pada tahun 1492 oleh orang Eropa yang bernama Columbus. Invensi
adalah penemuan yang benar-benar baru sebagai hasil kreasi manusia; contohnya
teori belajar, mode busana, dan sebagainya. Inovasi adalah suatu ide, produk,
metode, dan seterusnya yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru, baik berupa
praktik baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru
makna bukan sekadar baru diketahui oleh pikiran (cognitive), melainkan juga
baru karena belum dapat diterima secara luas oleh seluruh warga masyarakat
dalam arti sikap (attitude) dan juga baru dalam pengertian belum diterima dan
Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil
menuju proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Jadi,
masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong
terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang
bersangkutan.
2.2 Ergonomi.
tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan
berikut:
tubuh pada saat bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu
temperatur tinggi, kurangnya ventilasi, jam kerja yang panjang, dan gerakan
metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu
manajemen modern.
Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini
output setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang
waktu istirahat terhadap faktor efisiensi dari para operator kerja pada unit
perakitan.
perkembangan ergonomi pesawat terbang. Masalah yang ada pada saat itu
terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang
terlalu panas atau terlalu dingin dan pengaruhnya pada kinerja operator.
telah banyak berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal
Amerika pada tahun yang sama. Di samping itu patut diketahui pula bahwa
dan New Zealand (The Ergonomics Society of Australia and New Zealand).
merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada
sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan
itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Fokus dari ergonomi adalah manusia dan
manusia.
manusia dengan objek yang mereka gunakan, dan lingkungan di mana mereka
bekerja. Beberapa hal yang penting dalam pengertian tersebut adalah komponen
ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo
yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefinisikan
meliputi perangkat keras misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches,
alat peraga (display), jalan/lorong (acces ways), pintu (doors), jendela (windows),
dan lain-lain. Masih dalam kaitan dengan hal yang ada di atas adalah bahasan
sistem perangkat keras berubah maka akan berubah pula lingkungan kerjanya.
fasilitas yang digunakan oleh manusia dan merawat atau menambah nilai tertentu,
waktu kerja atau shift kerja, meningkatkan variasi pekerjaan dan lain-lain.
Ergonomi dapat pula berfungsi sebagai desain perangkat lunak karena dengan
Ilmu ergonomi ini secara khusus akan mempelajari tentang keterbatasan dan
buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-
batas kemampuan, baik di dalam jangka pendek maupun panjang. Pada saat
(hardware mesin, peralatan kerja, dan sebagainya) dan perangkat lunak (metode
fitting the job to the man rather than the man to the job, dalam hal ini pekerjaan
disesuaikan dengan faktor manusianya dimana dimensi fisik dan fungsi harus
terseebut.
Pada berbagai sumber literatur, bidang kajian Ergonomi tidak berbeda secara
manusia dalam bekerja adalah kajian Ergonomi yang dikelompokkan oleh Dr. Ir.
1. Anthropometri.
untuk setiap individu. Perbedaan itu merupakan suatu kodrat bahwa tidak
2. Faal Kerja.
Perilaku manusia yang dibahas dalam Faal kerja adalah reaksi tubuh selama
banyak dibahas dalam Faal kerja manusia adalah kelelahan (fatique) kerja
otot.
adalah kekuatan kerja otot, kecepatan dan ketelitian gerak anggota badan,
4. Penginderaan.
(hidung), indera perasa (kulit), serta indera perasa (lidah). Dalam ergonomi,
5. Psikologi Kerja.
sebagainya. Masalah faktor diri ini dikaji sebagai bagian dari ergonomi
Karena pada setiap individu manusia terdapat faktor diri yang khas sebagai
dihasilkan.
diatur secara sentral oleh otak (Amrizal, 2005). Menurut Suma’mur (1996)
kelelahan adalah reaksi fungsionil dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri yang
Kelelahan kerja (job bournout) adalah sejenis stres yang banyak dialami
oleh orang – orang yang bekerja dalam pekerjaan – pekerjaan pelayanan terhadap
dan sebagainya (Schuler, 1999). Kelelahan akibat kerja sering kali diartikan
(Wignjosoebroto, 2003).
melakukan beban.
kelelahan umum adalah monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik dan
a. Kelelahan akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh
3. Berdasarkan penyebabnya :
tempat kerja.
akumulasi dari substansi toksin (asam laktat) dalam darah dan faktor
berkepanjangan.
antropometri berasal dari "anthro" yang berarti manusia dan "metri" yang berarti
ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang
akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain. Yang
sebagainya.
dll.
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
Manusia pada umumnya akan berbeda – beda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh
1. Umur.
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
dengan umur sekitar 20 tahunan. Dari suatu penelitian ysng dilakukan oleh
laki-laki akan tumbuh dan berkembang naik sampai dengan usia 21,2 tahun,
bertambah tinggi sampai usia 23,5 tahun (laki-laki) dan 21,1 tahun (wanita).
Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan
Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnic akan memiliki karakteristik fisik
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi tubuh suku bangsa Negara
4. Keacakan / Random.
Hal ini menjelaskan bahwa walaupun telah terdapat dalam satu kelompok
populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku atau bangsa, kelompok
usia dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup
5. Jenis Pekerjaan.
6. Pakaian.
Tebal tipisnya pakaian yang dikenakan, dimana faktor iklim yang berbeda
7. Faktor Kehamilan.
8. Tubuh Cacat.
Hal ini jelas menyebabkan perbedaan antara yang cacat dengan yang tidak
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh
karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran.
Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu:
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak
badan, tinggi tubuh, dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala,
sebagainya.
gambar 2.6.
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung
kepala).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut betis.
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).
17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam
gambar).
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
20 : Lebar kepala.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai
Pr ia Wanita
Dimensi Tubuh
5% X 95% S.D 5% X 95% S.D
1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri
1.585 1.680 1.775 58 1.455 1.555 1.655 60
tegak
2. Tinggi Mata 1.470 1.555 1.640 52 1.330 1.425 1.520 57
3. Tinggi Bahu 1.300 1.380 1.460 50 1.180 1.265 1.350 51
4. Tinggi Siku 950 1.015 1.080 39 870 935 1.000 41
5. Tinggi Genggaman Tangan
(knuckle) pada posisi relaks 685 750 815 40 650 715 780 41
kebawah
6. Tinggi Badan pada Posisi Duduk 845 900 955 34 780 840 900 37
7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 720 780 840 35 660 720 780 35
8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 555 605 655 31 165 230 295 38
9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 190 240 290 31 165 230 295 38
10. Tebal Paha 110 135 100 14 105 130 155 14
11. Jarak dari Pantat ke Lutut 505 550 595 26 470 520 570 30
12. Jarak dari Lipat Lutut (popliteal)
405 450 495 26 385 435 485 29
ke Pantat
13. Tinggi Lutut 450 495 540 26 410 455 500 27
14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 365 405 445 25 325 375 425 29
15. Lebar Bahu (bideltoid) 380 425 470 26 335 385 435 29
16. Lebar Panggul 300 335 370 22 295 330 365 21
17. Tebal Dada 155 195 235 25 160 215 270 34
18. Tebal Perut (abdominal) 150 210 270 36 150 215 280 39
19. Jarak dari siku ke ujung jari 410 445 480 22 360 400 400 24
20. Lebar Kepala 150 160 170 7 135 150 165 8
21. Panjang Tangan 165 190 195 9 150 165 180 9
22. Lebar Tangan 70 80 90 5 60 70 80 5
23. Jarak Bentang dari ujung jari
1.480 1.635 1.790 95 1.350 1.480 1.610 80
tangan kanan ke kiri
24. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke 1.835 1.970 2.105 83 1.685 1.825 1.965 86
atas & berdiri tegak
25. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke 1.110 1.205 1.3 58 855 940 1.025 51
atas & duduk
26. Jarak genggaman tangan (grip)
ke punggung pada posisi tangan 640 705 770 38 580 635 690 32
ke depan (horisontal)
Pr ia Wanita
Dimensi Tubuh
5% X 95% S.D 5% X 95% S.D
1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri tegak 1.532 1.632 1.732 61 1.464 1.563 1.662 60
2. Tinggi Mata 1.425 1.52 1.615 58 1.35 1.446 1.542 58
3. Tinggi Bahu 1.247 1.338 1.429 55 1.184 1.272 1.361 54
4. Tinggi Siku 932 1.003 1.074 43 886 957 1.028 43
5. Tinggi Genggaman Tangan
(knuckle) pada posisi relaks 655 718 782 39 646 708 771 38
kebawah
6. Tinggi Badan pada Posisi Duduk 809 864 919 33 775 834 893 36
7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 694 749 804 33 666 721 776 33
8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 523 572 621 330 501 550 599 30
9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 181 231 282 31 175 229 283 33
10. Tebal Paha 117 140 163 14 115 140 165 15
11. Jarak dari Pantat ke Lutut 500 545 590 272 488 527 586 30
12. Jarak dari Lipat Lutut (popliteal)
405 450 495 27 488 537 586 30
ke Pantat
13. Tinggi Lutut 448 496 544 29 428 472 516 27
14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28
15. Lebar Bahu (bideltoid) 382 424 466 26 342 385 428 26
16. Lebar Panggul 291 331 371 24 298 345 392 29
17. Tebal Dada 174 212 250 23 178 228 278 30
18. Tebal Perut (abdominal) 174 228 282 33 175 231 287 34
19. Jarak dari siku ke ujung jari 405 439 473 21 374 409 287 34
20. Lebar Kepala 140 450 160 6 135 146 157 7
21. Panjang Tangan 161 176 190 9 153 168 183 9
22. Lebar Tangan 71 79 87 5 64 71 78 4
23. Jarak Bentang dari ujung jari
1.52 1.663 1.806 87 1.4 1.523 1.646 75
tangan kanan ke kiri
24. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke atas 1.795 1.923 2.051 78 1.713 1.841 1.969 79
& berdiri tegak
Pr ia Wanita
Dimensi Tubuh
5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D
1. Panjang tangan 163 176 189 8 155 168 181 8
2. Panjang telapak tangan 92 100 108 5 87 94 101 4
3. Panjang ibu jari 45 48 51 2 42 45 48 2
4. Panjang jari telunjuk 62 67 72 3 60 65 70 3
5. Panjang jari tengah 70 77 84 4 69 74 79 3
6. Panjang jari manis 62 67 72 3 59 64 69 3
7. Panjang jari kelingking 48 51 54 2 45 48 51 2
8. Lebar ibu jari (IPJ) 19 21 23 1 16 18 20 1
9. Tebal ibu jari (IPJ) 19 21 23 1 15 17 19 1
10. Lebar Jari telunjuk 18 20 22 1 15 17 19 1
11. Tebal jari telunjuk 16 18 20 1 13 15 17 1
12. Lebar telapak tangan
74 81 88 4 68 73 78 3
(Metacarpal)
13. Lebar telapak tangan (sampai
88 98 108 6 82 89 96 4
ibu jari)
14. Lebar telapak tangan (minimum) 68 75 82 4 64 59 74 3
15. Tebal telapak tangan
28 31 34 2 25 27 29 1
(Metacarpal)
16. Tebal telapak tangan (sampai ibu
41 48 47 2 41 44 47 2
jari
17. Diameter genggam (maksimum) 45 48 51 2 43 46 49 1
18. Lebar maksimum (ibu jari ke jari
177 192 206 9 169 184 199 9
kelingking)
19. Lebar fungsional maksimum
122 132 142 6 113 123 134 6
(ibu jari ke jari lain)
20. Segiempat minimum yang dapat
57 62 67 3 51 56 61 3
dilewati telapak tangan
(Nurmianto; 2008)
Anthropometri.
individual. Adanya variansi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana
kita mampu merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu
yang ada. Berdasarkan nilai yang ada tersebut, maka persentil (nilai yang
menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di
bawah nilai tersebut) bisa ditetapkan sesuai tabel probabilitas distribusi normal.
yang ada, maka diambil rentang 2,5th dan 97,5th percentile sebagai batas-
Gambar 2.3. Distribusi Nor mal Yang Mengakomodasi 95% Dari Populasi.
Menurut Panero dan Zelnik (2003) disamping berbagai variasi, pola umum
dari suatu distribusi data anthopometrik, seperti juga data-data lain, biasanya
semacam itu, bila disajikan melalui grafik dengan membandingkan kejadian yang
lonceng. Ciri umum kurva berbentuk lonceng tersebut adalah besarnya prosentase
pada bagian tengah dengan sediki saja perbedaan yang mencolok pada bagian
manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa
sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian
tengah grafik. Sedangkan data-data dengan nilai penyimpangan yang ekstrim akan
terletak pada ujung-ujung grafik. Telah disebutkan pula bahwa merancang untuk
Oleh karena itu sebaiknya dilakukan perancangan dengan tujuan dan data yang
berasal dari segmen populasi dibagian tengah grafik. Jadi merupakan hal logis
untuk mengesampingkan perbedaan yang ekstrim pada bagian ujung grafik dan
hanya menggunakan segmen terbesar yaitu 90% dari kelompok populasi tersebut.
Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan
bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan
atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya: 95% populasi adalah sama dengan
atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau
Persentil ke-50 memberi gambaran yang mendekati nilai rata-rata dari suatu
kelompok tertentu, namun demikian pengertian ini jangan disalah artikan sama
ukuran tubuh yang dimaksudkan tadi. Ada dua hal penting yang harus selalu
invidu hanya berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja. Kedua, tidak dapat
dikatakan seseorang memilki persentil yang sama, ke-95 atau ke-90 atau ke-5,
Tabel 2.3. Macam Persentil Dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Nor mal.
Persentil Kalkulasi
1st x - 2.325σx
2.5 th x - 1.96σx
5 th x - 1.645σx
10 th x - 1.280σx
50 th x
90 th x + 1.280σx
95 th x + 1.645σx
97.5 th x - 1.96σx
99 th x - 2.325σx
x = mean data
2003).
Meja setrika merupakan salah satu alat bantu setrika yang terdiri dari bagian
meja atau papan meja setrika, kaki meja setrika, tempat setrika, tempat hasil
setrika. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat meja setrika yaitu, papan
meja terbuat dari triplek, kaki meja terbuat dari aluminium, tempat hasil setrika
Berdasarkan hasil karya kerja nyata dari M. Yahmin pada UD. JAYA
1. Papan meja setrika yang terdiri bahan papan triplek dengan tebal 1 Cm lebar
45 Cm dan panjang 70 Cm. Kemudian dilapisi dengan spon dengan tebal 0,5
Cm dengan tinggi yang dapat diatur sesusai pengguna. Tujuan terbuat dari
3. Tempat hasil setrika yang terbuat dari aluminium dengan ukuran 50 Cm,
lebar 40 Cm.
4. Tempat setrika yang terletak disamping sebelah kanan meja setrika yang
3. Dibalut dengan kain kemudian dipres sesuai dengan bentuk meja setrika.
7. Finishing
Pada rancangan yang akan dikerjakan, kaki meja setrika yang tadinya
terbuat dari besi diganti dengan aluminium. Sedangkan tempat hasil setrika juga
Aluminium adalah logam yang berwaarna putih perak dan tergolong ringan
yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm –3. Sifat-sifat yang dimiliki aluminium
antara lain :
1. Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat
3. Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai
Tes keseragaman data secara visual dilakukan secara sederhana mudah dan
cepat. Di sini kita hanya sekedar melihat data yang terkumpul dan seterusnya
ekstrim disini ialah data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh menyimpang
dari trend rata-ratanya. Data yang terlalu ekstrim ini sewajarnya kita buang jauh-
dalam uji keseragaman data yaitu menghitung besarnya rata-rata dari setiap hasil
x =
∑x i
.......................................................................... Persamaan 2.7.
n
Dimana:
berikut:
σ =
∑ ( xi − x ) 2
Dimana:
Langkah ketiga adalah menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas
kontrol bawah (BKB) yang digunakan sebagai pembatas dibuangnya data ektrim
Dimana:
data yang diambil sudah mencukupi denganmengetahui besarnya nilai N’. Apabila
N’ < N maka data pengukuran dianggap cukup sehingga tidak perlu dilakukan
pengambilan data lagi. Sedangkan jika N’ > N maka data dianggap masih kurang
diperoleh memenuhi syarat tadi. Ini pun dinyatakan dalam persen. Jadi
dari 100 harga rata-rata dari sesuatu yang diukur akan memiliki
2
k / s. n.( ( x 2 ) − ( x ) 2 )
N =
' ∑ i ∑ i
∑ xi
Dimana:
maka data dianggap cukup dan tidak perlu dilakukan pengambilan data kembali,
tetapi apabila N’ > N maka data belum mencukupi dan perlu dilakukan
salah satu langkah pengujian agar sebuah rancangan produk pada saat
yang ergonomis itu jelas akan mampu pula meningkatkan nilai komersial
produk kruk dengan desain yang menarik dan kuat untuk pemakaiannya
serta praktis untuk digunakan, serta dapat diringkas dengan panjang minimal
100 cm. Alat kruk dapat diatur panjang dan pendek sesuai dengan keinginan.
diperoleh beban maksimal untuk kekuatan produk kruk yaitu sebesar 1000
Newton.
antara lain : Pada sandaran dapat disesuaikan maju mundur sesuai dengan
keinginan, pada putaran bawah terdapat tambahan bearing, dan pada bagian
max, diharapkan alat rancangan yang baru dapat mengurangi beban kerja
meja tersebut dilakukan perancangan dengan posisi alas tulis miring 30o dari
horizontal, sehingga posisi tulang leher, tulang belakang dan kaki disertai
METODE PENELITIAN
orang dewasa antara umur 16 - 55 tahun yang digunakan sebagai dasar analisa
perancangan meja setrika, pada bulan September 2012, yang dilakukan di wilayah
variasi nilai. Jadi identifikasi variabel dapat diartikan sebagai faktor–faktor yang
terlibat dalam penelitian ini, dimana terbagi menjadi dua variabel adalah :
• Tinggi tubuh dalam posisi berdiri tegak yang diukur dari telapak kaki
sampai perut.
bagi peneliti untuk menyelesaikan masalah yang ada, karena sudah adanya alur
yang jelas mengenai bagaimana dan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu
Tujuan Penelitian
Identifikasi Variabel
Pengumpulan Data
- Tinggi tubuh dalam posisi berdiri tegak yang diukur dari telapak kaki sampai
perut.
T
Data
Gambar desain seragam
meja setrika awal ?
Buang Data
ekstrim Y
T
Data
cukup ?
Y
Penyesuaian nilai
persentil
A B
Membandingkan desain
meja setrika yang telah ada
dengan desain meja setrika usulan
T
Desain
Ergonomis
selesai
1. Mulai.
2. Studi lapangan.
Surabaya.
3. Studi pustaka.
penelitian .
4. Perumusan masalah.
5. Penetapan tujuan .
6. Identifikasi variabel
ukuran dari dimensi tubuh yang diperlukan untuk desain dari meja dan kursi.
Disini tubuh manusia diukur dalam keadaan diam atau statis (static
anthropometri).
Mengamati desain dari meja setrika beserta dengan pengukuran untuk ukuran
dimensinya.
Dari ukuran yang diperoleh desain meja setrika digambar beserta ukurannya
BKA= x + k. σx
BKB = x - k. σx
Dimana :
σx = standard deviasi
kontrol dapat terlihat apakah data seragam atau tidak, ada atau tidak data
ekstrim. Data ekstrim adalah data yang menyimpang atau melebihi dari batas
2
k / s. n.( ( x 2 ) − ( x ) 2 )
N =
' ∑ i ∑ i
∑ xi
Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah data yang
Dari data yang ada selanjutnya dihitung nilai persentilnya yang meliputi P5
dan P95, dari nilai persentil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan
Dari perancangan desain meja setrika yang usulan dapat digambar beserta
Dari gambar yang dihasilkan maka dilakukan proses pembuatan meja setrika
usulan.
setrika usulan.
Mengetahui apakah meja setrika yang baru sudah berada dalam pendekatan
pengguna.
20. Pembahasan
Ukuran untuk perancangan meja setrika yang baru ini diambil dari data
orang dengan usia 16-55 tahun. Dalam pengukuran meja setrika ini juga
Tinggi telapak kaki sampai perut : tinggi tubuh dalam posisi berdiri tegak
∑X 2987,5 3341,5
Gambar meja setrika awal bisa di lihat pada Gambar 4.1 di bawah ini :
Kondisi meja setrika yang ada memiliki kekurangan, kalau dipakai sering
tempat hasil setrika kurang luas sehingga tidak memuat hasil setrika yang banyak.
• Dari Tabel 4.1 diperoleh nilai tinggi telapak kaki sampai perut : tinggi tubuh
dalam posisi berdiri tegak yang diukur dari telapak kaki sampai perut. (TKP).
sebagai berikut:
85 + 84 + ... + 84
X = = 85,31
35
• Uji keseragaman data tinggi telapak kaki sampai perut : tinggi tubuh dalam
posisi berdiri tegak yang diukur dari telapak kaki sampai perut (TKP).
BKA = X + k .σx
BKB = X − k .σx
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman tinggi telapak kaki sampai
perut : tinggi tubuh dalam posisi berdiri tegak yang diukur dari telapak kaki
BKA = 87,29
CL = 85,31
BKB = 83,33
dalam posisi berdiri tegak yang diukur dari telapak kaki sampai perut. (TKP).
(TKP 95%) dari Tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan σx adalah
95 + 96 + ... + 97
sebagai berikut: X = = 95,4
35
• Uji keseragaman data tinggi telapak kaki sampai perut : tinggi tubuh dalam
posisi berdiri tegak yang diukur dari telapak kaki sampai perut. (TKP) dengan
BKA = X + k .σx
BKB = X − k .σx
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman tinggi telapak kaki sampai
perut : tinggi tubuh dalam posisi berdiri tegak yang diukur dari telapak kaki
BKA = 97,4
CL= 95,4
BKB = 93,4
C
orang dewasa, diperoleh Tabel 4.2 hasil uji keseragaman data sebagai berikut :
k / s N X 2 − ( X )2
2
N'=
∑ ∑
∑X
• Data Tinggi telapak kaki sampai perut : tinggi tubuh dalam posisi berdiri tegak
yang diukur dari telapak kaki sampai perut (TKP) wanita dari Tabel 4.1
diperoleh nilai:
∑ X = 2987,5
∑ X2 = 255036,75
2
40 35( 255036,75) − (2987,5) 2
N'= = 0,202
2987,5
Kesimpulan:
• Data tinggi telapak kaki sampai perut : tinggi tubuh dalam posisi berdiri tegak
yang diukur dari telapak kaki sampai perut (TKP) pria dari tabel 4.1 diperoleh
nilai:
∑ X = 3341,5
∑ X2 = 318859,25
Maka :
2
40 35(318859,25) − (3341,5) 2
N '= = 0,162
3341,5
Kesimpulan:
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan
perancangan produk.
dengan persentil P5%, yang merupakan persentil kecil dari populasi orang
yang menggunakan diukur dengan maksud agar orang yang pendek dapat
P meja setrika = - P5 σx
dengan persentil P95%, yang merupakan persentil kecil dari populasi orang
yang menggunakan diukur dengan maksud agar orang yang tinggi dapat
• Ukuran lebar meja setrika 40 cm, panjang meja setrika 100 cm.
Maka gambar teknik untuk meja setrika usulan dapat dilihat pada Gambar
Adapun hasil kuisioner uji coba pemakaian meja setrika usulan adalah
KRITERIA
NO VARIABEL Total
SS S N TS STS
1 Kestabilan meja setrika 12 21 2 - - 35
2 Kekuatan meja setrika 25 10 - - - 35
3 Fleksibelitas meja setrika 20 14 1 - - 35
4 Kenyamanan 27 7 1 - - 35
Total 84 52 4 0 0 140
Catatan:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
N : Netral
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah total poin SS dan S lebih besar
daripada jumlah total poin N, TS dan STS yaitu sebesar : (84 + 52) > (4+0+0) =
136 > 4 yang menandakan bahwa kesesuaian meja setrika usulan telah
Adapun perbandingan antara desain meja setrika awal dan meja setrika
KRITERIA
NO VARIABEL Total
SS S N TS STS
1 Kestabilan meja setrika - 8 1 21 5 35
2 Kekuatan meja setrika - 2 2 23 8 35
3 Fleksibelitas meja setrika - 8 3 20 4 35
4 Kenyamanan - 9 1 22 3 35
Total 27 7 86 20 140
Catatan:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
N : Netral
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
daripada jumlah total poin N, TS dan STS yaitu sebesar : (0 + 27) >
(7+86+20) = 27 > 113 yang menandakan bahwa produk awal tidak nyaman.
Adapun gambar teknik untuk meja setrika usulan dapat dilihat pada Gambar
• Ukuran lebar meja setrika 40 cm, panjang meja setrika 100 cm.
KRITERIA
NO VARIABEL Total
SS S N TS STS
1 Kestabilan meja setrika 12 21 2 - - 35
2 Kekuatan meja setrika 25 10 - - - 35
3 Fleksibelitas meja setrika 20 14 1 - - 35
4 Kenyamanan 27 7 1 - - 35
Total 84 52 4 0 0 140
Catatan:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
N : Netral
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah total poin SS dan S lebih besar
daripada jumlah total poin N, TS dan STS yaitu sebesar : (84 + 52) > (4+0+0)
= 136 > 4 yang menandakan bahwa kesesuaian meja setrika usulan telah
Berdasarkan dari kuisioner hasil uji coba meja setrika yang dilakukan dari 35
responden, maka didapat hasil kuisioner meja setrika awal, yang mempunyai
dan hasil kuisioner meja setrika usulan mempunyai kriteria jawaban sangat
banyak, jadi dapat disimpulkan bahwa desain meja setrika usulan adalah meja
sebagai berikut:
1. Berikut ini gambar meja setrika awal yang tampak di gambar 4.11 bawah ini:
Hasil yang dapat di ambil dari perhitungan data dimensi tubuh dan dari hasil
uji kuisioner perancangan meja setrika agar menjadi ergonomis lebih nyaman
dan tinggi = 90 cm. Kondisi meja setrika yang ada memiliki kekurangan,
sendiri, kekuatan kurang, tempat hasil setrika kurang bagus (tidak ada sekat).
Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil kuisioner meja setrika awal, yang
Adapun gambar teknik untuk meja setrika usulan dapat dilihat pada gambar
• Ukuran lebar meja setrika 40 cm, panjang meja setrika 100 cm.
Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil kuisioner meja setrika usulan
hasil kuisioner meja setrika awal, yang mempunyai jawaban tidak sesuai
dan hasil kuisioner meja setrika usulan mempunyai kriteria jawaban sangat
desain meja setrika usulan mempunyai kriteria sangat sesuai dan sesuai paling
banyak, jadi dapat disimpulkan bahwa desain meja setrika usulan adalah meja
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari perhitungan data dimensi tubuh dan
dari hasil uji kuisioner perancangan meja setrika agar menjadi ergonomis lebih
• Adapun ukuran meja setrika awal adalah panjang = 100 cm, lebar = 40 cm,
dan tinggi = 90 cm. Hal tersebut juga di perkuat oleh hasil kuisioner meja
• Ukuran lebar meja setrika 40 cm, panjang meja setrika 100 cm.
Hal tersebut juga di perkuat oleh hasil kuisioner meja setrika usulan yang
variabelnya.
setrika usulan mempunyai kriteria sangat sesuai dan sesuai paling banyak,
jadi dapat disimpulkan bahwa desain meja setrika usulan adalah meja setrika
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain
adalah:
menerapkan hasil penelitian ini, baik itu dimensi ukuran meja setrika sebagai
acuan atau standart ukuran, maupun berbagai tambahan fungsi pada tempat meja
Imam Djati Widodo, 2005. Perencanaan dan Pengembangan Produk. UII Press.