Anda di halaman 1dari 51

STEP 7 TINGKAH LAKU ANEH

1. Ganguan jiwa

- Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan


gangguan jiwa yaitu kondisi terganggunya fungsi mental, emosi, pikiran,
kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal yang menjelma dalam
kelompok gejala klinis, yang disertai oleh penderitaan dan mengakibatkan
terganggunya fungsi humanistik individual.

- Menurut Rasmun( 2001), salah satu yang dapat mengakibatkan terjadinya


ganguan mental atau psikiatri (ganguan jiwa) yaitu kritis multidimensi yang
terjadi pada masyarakat. Masyarakat yang mengalami krisis diberbagai
bidang seperti bidang ekonomi tidak hanya mengalami gangguan
kesehatan fisik berupa ganguan gizi, terserang infeksi, tetapi juga dapat
mengalami ganguan mental (jiwa). Bila individu tidak dapat beradaptasi
terhadap perubahan yang terjadi, maka akan menimbulkan gangguan
untuk berkonsentrasi dan berorientasi pada realita

- http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/207303016/bab1.pdf

Fungsi Jiwa
1. Persepsi
Memiliki arti pengertian, pemahaman, dan tafsiran tentang suatu hal
tertentu. Merupakan hasil interaksi dua pihak yaitu satu pihak :
rangsang sensoris yang tertuju kepadanya dan di pihak lain : faktor-
faktor pengaruh (biologi, sosial, psikologi) yang mengatur atau
mengolah rangsang itu secara intrapsikik

2. Proses Berpikir
Suatu proses intra psikik yang meliputi pengolahan dari berbagai fikiran
dan faham dengan jalan membayangkan. Mengkhayalkan, memahami,
membandingkan dan menarik kesimpulan sehingga terjadi fikiran dan
faham baru.
Yang diperhatikan :
 Bentuk Pikiran
 Progresi / kelancaran / arus pikiran
 Isi pikiran

3. Keadaan afektif dan reaksi emosional


a. Keadaan afektif atau suasana perasaan
Suatu corak perasaan yang sifatnya agak menetap (konstan) dan
biasanya berlangsung untuk waktu yang lama. Dalam keadaan afektif
yang normal, suatu corak perasaan orang selalu sesuai dengan
suasana lingkungan
b. Reaksi emosionil
Suatu corak perasaan yang sifatnya dapat berkembang dan surut
serta dapat terjadi dalam waktu yang relatif pendek. Tak jarang corak
perasaan ini dilahirkan dengan keras dan mengandung segi fisik
disamping bersifat psikik
Komponen fisik :
 Kenaikan tek.darah
 Keluar keringat berlebihan
 Bergeraknya otot-otot mimik dan otot-otot yang lain
 Peristaltik usus dan lambung meningkat
 Dilatasi pembuluh darah pada muka kepala (muka merah)
 Konstriksin pembuluh darah muka kepala (muka pucat)

4. Sikap dan tingkah laku


Sikap (attitude) : suatu keadaan yang statisjadi non dinamis, dalam arti
kata bahwa gerakan-gerakan badan pada umumnya agak terbatas
Tingkah laku (behavior) : bercorak gerak gerik motorik dan aktivitas,
terutama kaki dan tangan pemcerita

(Psikiatri, Simptomatologi II Fk Undip)

 Gejala gangguan jiwa


1) Gangguan Kesadaran/conciousness
Jenis-jenis gangguan kesadaran:
a. gangguan kesadaran kuantitatif
- Suf, kesadarannya seperti orang yang mengantuk.
- Somnolen, kesadarannya seperti orang tidur, tidak acuh terhadap
sekelilingnya, apatis, tetapi masih dapat memberikan jawaban dan
reaksi.
- Sopor, kesadarannya seperti orang yang tidur lelap, dimana ingatan,
orientasi, dan pertimbangannya sudah hilang. Kalau dirangsang hanya
sedikit memberikan respon, dengan tidak acuh atau dengan membuka
mata sebentar kemudian tidur lagi.
- Apati, kesadarannyabaik, bisa berkomunikasi dengan baik tetapi
memerlukan intensitas yang tinggi.
- Koma, keadaan pingsan, tidak memberikan respon sedikitpun terhadap
rangsang dari luar. Refleksi pupil sudah tidak ada.
- Kesadaran yang meninggi, kesadaran dengan respon yang meninggi
terhadap rangsang, suara-suara terdengar lebih keras, warna-warna
kelihatan lebih jelas atau terang.
b. gangguan kesadaran kualitatif
- Stupor, kesadaran yang menyempit.
- Keadaan dini, kesadarannya mengabur, sering disertai dengan halusinasi
lihat dan dengar.
- Bingung/confusion, keadaan yang disifatkan dengan adanya gangguan-
gangguan asosiasi, disorientasi, kesulitan mengerti, dan ketidaktahuan
apa yang harus diperbuat, tercengang dan penuh pertanyaan.
- Disorientasi, kesadaran pemehaman diri dalam lingkungan seperti
disorientasi diri, tempat, waktu, dan situasi.
- Delirium, pengaburan kesadaran, ribut-gelisah, inkoheren, ilusi dan
halusinasi, sering disertai dengan cemas dan takut.
- Disosiasi, pemisahan diri secara psikologik dari kesadarannya, diikuti
dengan amnesia sebagian.
- Kesadaran berubah, kesadarannya tidak normal, tidak menurun, tidak
meninggi, tetapi kemampuan mengadakan hubungan dan pembatasan
terhadap dunia luardan dirinya sendiri sudah terganggu dalam taraf
tidak sesuai dengan kenyataan.
2) Gangguan Perhatian
Jenis-jenis gangguan perhatian:
a. Distractbility, yaitu ketidakmampuan mengarahkan perhatian dirinya,
perhatian mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak berarti.
Biasanya ditemukan pada pasien ADHD.
b. Aprosexia, yaitu ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun
dalam waktu yang singkat terhadap suatu situasi, dengan tidak memandang
pentingnya situasi itu.
c. Selective, yaitu perhatian yang kurang selektif sehingga mudah lupa dan
sulit mengenali.
d. Hipervigilance/hiperprosexia, yaitu konsentrasi yang berlebih-lebihan,
sehingga lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Terjadi pada pasien
paranoid dan cemas.
3) Gangguan Emosi
Jenis-jenis gangguan emosi:
a. Afek
- Inappropiate, yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya
perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukkan dengan situasi yang
minumbulkannya.
- Blunted, yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum, afek/emosinya
datar, tumpul, atau dingin.
- Flat, yaitu datar, tidak ada perubahan roman muka.
- Labil, yaitu mudah berubah terbawa faktor eksternal.
- Restricted, yaitu terbatas/menyempit.
- Depresi, yaitu perasaan sedih tertekan.
b. Mood
- Expansive, yaitu perasaan menguasai lingkungan.
- Irritable, yaitu perasaan mudah tersinggung.
- Elevated
- Euphoria, yaitu emosi yang menyenangkan dalam tingkatan sedang,
mudah melambung.
- Exaltasi, yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan waham
kebesaran.
- Euthymia, yaitu perasaan wajar.
- Dysphoric, yaitu perasaan sedih, bersalah.
- Ectasy, yaitu emosi senang disertai dengan rasa hati yanhg aneh, penuh
kegairahan, perasaan aman, damai, dan tenang. Merasa hidup baru
kembali.
- Anhedonia, yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan,tidak timbul
senang dengan aktivitas yang biasanya menyenangkan.
4) Gangguan Psikomotor
Jenis-jenis gangguan psikomotor:
a. Katatonia
- Katalepsi, yaitu mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu,
sekalipun hendak diubah orang lain.
- Stupor, yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan dan
aktivitas menjadi sangat lambat.
- Rigiditas, yaitu pengkakuan pada bagian tubuh tertentu.
- Posturing
- Fleksibilitas cerea, yaitu kelenturan dalam menggerakkan anggota badan
tetapi masih ada hambatan.
- Kataplexia, yaitu kehilangan tonus otot secara mendadak.
- Stereotipi, yaitu gerakan yang berulang-ulang.
- Echopraxia, yaitu menirukan gerakan orang lain pada saat dilihatnya.
- Echolalia, yaitu menirukan apa yang diucapkan orang lain.
b. Hiperaktif
- TIC, yaitu gerakan-gerakan muncul ketika cemas.
- Grimace
- Akatisia, yaitu gerakan bibir yang muncul ketika cemas.
- Raptus, yaitu mengamuk yang mendadak
- Mannerism, yaitu tangan seperti menghitung uang (jari bergerak-gerak).
- Kompulsi, terdiri dari kleptomania, satriasis, remphormia, trikotilomania
(suka mencabuti rambut sendiri).
c. Negativisme
- Aktif, respon berlebihan.
- Pasif, diam saja.
d. Otomatisme, yaitu menuruti apa yang disuruh tetapi tanpa dikoreksi.
5) Gangguan Proses pikir
Jenis-jenis gangguan proses pikir:
a. Bentuk pikir:
- Autistik, yaitu adanya kegagalan untuk membedakan batas antara
kenyataan dengan fantasi.
- Dereistik, yaitu ketidaksesuaian antara proses mental individu dengan
pengalamannya yang sedang berjalan. Ide-ide yang seakan-akan
cemerlang tetapi tidak mungkin realistis.
- Non-realistik, yaitu bentuk pikiran yang sama sekali tidak sesuai dengan
kenyataan.
b. Isi pikir:
- Waham, yaitu kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan
tentang isi pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan.
Macamnya ada waham sistematis (cemburu, kejar, curiga), bizarre,
nihilistik, kebesaran, magic-mystic, dosa, pengaruh, somatik, hubungan.
- Obsesi, yaitu isi pikiran yang kukuh/persisten dan datang berulang-
ulang, biarpun tak dikehendaki dan diketahui tidak wajar atau tidak
mungkin terjadi.
- Fobia, yaitu rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau
keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan walaupun ia sendiri
menyadari bahwa itu tidak rasional adanya.
- Fantasi, yaitu isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang
diharapkan atau diinginkan, tetapi sebenarnya tidak nyata.
c. Progesi/jalan pikir:
- Flight of ideas, yaitu pikiran yang melayang atau melompat-lompat.
- Assosiasi longgar, yaitu mengatakan sesuatu ide yang tidak ada
hubungannya antara ide satu dengan yang lain.
- Clang association, yaitu berbicara seperti berpantun.
- Circumstantiality, yaitu pikiran yang berbelit-belit, ngomong berputar-
putar tidak sampai isi.
- Tongentiality, yaitu pembicaraan semakin jauh dari pokok
permasalahan.
- Inkoherensi, yaitu keadaan jalan pikiran yang kacau, sehingga satu ide
bercampur dengan ide yang lain.
- Verbigerasi, yaitu kata-kata yang diulang-ulang.
- Neologisme, yaitu membuat kata-kata baru yang tidak dipahami oleh
umum.
- Word salad, yaitu potongan-potongan kata yang tidak ada makna.
- Blocking, yaitu jalan pikirannya tiba-tiba terhenti, tidak tahu kenapa
berhenti.
6) Gangguan Pembicaraan
Jenis-jenis gangguan pembicaraan:
a. Logorhoe, yaitu berbicara terus.
b. Stuttering, yaitu susah berbicara, tetapi sekali berbicara tidak berhenti-
berhenti.
c. Miskin isi pembicaraan.
d. Mutisme, yaitu sejak awal tidak mau berbicara,
e. Remming, yaitu berbicara sangat pelan.
f. Blocking, yaitu tiba-tiba berhenti bicara tanpa sebab.
g. Irrelevan, yaitu jawaban-jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
pertanyaan pemeriksa.
7) Gangguan Persepsi
Jenis-jenis gangguan persepsi:
a. Halusinasi:
- Auditorik
- Olfaktori
- Gustatorik
- Taktil
- Hipnagogik
- Hipnopompik
- Visual
b. Ilusi, yaitu persepsi yang salah.
c. Derealisasi, yaitu perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut
kenyataan.
d. Depersonalisasi, yaitu perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa
dirinya sudah tidak seperti dulu lagi.
8) Gangguan Memori
Jenis-jenis gangguan memori:
a. Amnesia, yaitu keadaan seseorang kehilangan ingatan, mungkin sebagian
atau seluruhnya. Ada dua macam amnesia, yaitu antegrade dan retrograde.
b. Paramnesia, yaitu ingatan yang keliru (ilusi ingatan) karena distorsi
pemanggilan kembali (recall), meliputi: konfabulasi, deja vu, jamais vu,
fausse reconnaissance.
c. Level of memory, terdiri dari intermediate, recent,recent past, remote.
d. Dementia, yaitu lupa dengan pengalaman-pengalaman baru
e. Hypermnesia, yaitu ingatan yang berlebih-lebihan, sehingga seseorang
dapat menggambarkan kejadian-kejadian secara mendetail.
9) Gangguan Insight/tilikan diri
Kemampuan memahami situasi/sakit yang dialami.

Psikiatri II SIMTOMATOLOGI, FK UNDIP SEMARANG

 Konsep gang. Jiwa :


o Adanya gejala klinis yang bermakna, berupa :
 Sindrom atau pola perilaku
 Sindrom atau pola psikologik
o Gejala klinis tersebut menimbulkan ”penderitaan” (distress),
antara lain dapat berupa : rasa nyeri, tidak tentram, disfungsi
organ, terganggu, dll
o Gejala klinis tersebut menimbulkan ”disabilitas” (disability)
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan
diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup
(mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll)
(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)
Klasifikasi gangguan jiwa

Manfaat adanya klasifikasi gangguan jiwa antara lain (1) untuk


mempermudah komunikasi antar ahli sehingga pelayanan kesehatan dapat
meningkat; (2) mempermudah dalam bidang pendidikan; (3) memungkinkan
penelitian multicenter.
Sejarah klasifikasi gangguan jiwa, seperti digambarkan dibawah ini:
Nosologia Methodica: 1706

Synopsis Nosologiae Methodicae

International Classification of Causes of Death

International Classification of Deseasses

Daftar Penyebab Penyakit

International Classification of Diseasses & Causes of Death (ICD): V/F

Diagnostic Statistical Manual of


Mental Disorder (DSM)

Diagnostic Statistical Manual of


Mental Disorder (DSM IV)

Pedoman Penggolongan & Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)


(mengacu pada DSM IV dan ICD 10)

Perkembangan PPDGJ
PPDGJ I (1973), yang mengacu pada ICD 8 dan DSM II, berisi:
- Numerik: 290 – 315
316: gangguan penyesuaian
317: culture bound phenomen (exotic syndrome)
- Tanpa kriteria diagnostik
- Monoaxial diagnose

PPDGJ II (1983), mengacu pada ICD 9 dan DSM III, berisi:


- Numerik: 290 – 319
- Kriteria diagnostik +
- Multiaxial diagnose
- Kode V: pusat perhatian (aksis I)
- Culture bound: symptom

PPDGJ III, mengacu pada ICD 10 dan DSM IV, berisi:


- Alfa numerik F...
- Pedoman diagnostik +
- Multiaxial evaluation
- Culture bound dihapus
Penggolongan gangguan jiwa pada PPDGJ-III menggunakan pendekatan
teoretik dan deskriptif. Urutan hierarki blok diagnosis (berdasarkan luasnya tanda
dan gejala, dimana urutan hierarki lebih tinggi memiliki tanda dan gejala yang
semakin luas):
1. F00-09 (F0) dan F10-19 (F1)
2. F20-29 (F2)
3. F30-39 (F3)
4. F40-49 (F4)
5. F50-59 (F5)
6. F60-69 (F6)
7. F70-79 (F7)
8. F80-89 (F8)
9. F90-98 (F9)
10.Kondisi lain yang menjadi focus perhatian klinis (kode Z)

 Gangguan jiwa ringan (neurosa)


Akibat adanya pertentangan konflik jiwa. Yang terjadi di luar tidak
sesuai dengan harapan.
Timbul gangguan : pusing, insomnia, anoreksia.
 Gangguan jiwa berat (Psikosa)
 Organik
Ada kelainan di otak. Seperti trauma, infeksi, gg vaskularisaasi
 Fungsional
Tidak ada gg di otak, penyebabnya idiopatik

Struktur klasifikasi gangguan jiwa menurut PPDGJ-III


 Ggn mental organik,
F0-9 Ggn mental organik, ggn mental simtomatik:
(F00.Demensia alzheimer. F01 D.vaskuler, F04.Sindrom
Amnesik organik, F05 Delirium dan Ggn mental organik lain)
F10-19 Ggn mental dan perilaku akibat alkohol dan zat
psikoaktif:
1. (Ggn Mental dan Perilaku akibat penggunaan Alkohol,
2. Opioida/Kanabioida/Kokain, Hipnotika-Sedativa
3. Halusinogenika, Tembakau/pelarut yg mudah
menguap
4. atau zat multipel dan zat psikoaktif lain)

 Ggn mental psikotik,


F20-29 Skizofrenia, ggn skizotipal & ggn waham:
1. Skizofrenia, ggn skizotipal, psikotik akut dan
2. sementara, ggn waham menetap, ggn waham
3. terinduksi, ggn skizoafektif, ggn psikosis non
4. organik lainnya atau YTT.
F30-39 Ggn suasana perasaan Mood/afektif:
1. Episode manik, ggn afektif bipolar, episode
2. depresi, ggn depresif berulang, ggn mood/afektif
3. menetap lainnya/ YTT.

 Gangguan neurotik dan ggn kepribadian,


F40-49 Ggn Neurotik, ggn somatoform dan ggn terkait stres
= ggn ansietas fobik, ggn ansietas lainnya, ggn obsesif-
kompulsif, reaksi thd stres berat dan ggn penyesuaian, ggn
disosiatif (konversi), ggn somatoform, ggn neurotik lainnya.
F50-59 Sindrom perilaku yg berhub dg ggn fisiologis dan
faktor fisik: ggn makan, ggn tidur non organik, disfungsi
seksual, ggn mental dan perilaku masa nifas, faktor
psikologis dan perilaku yg berhub dg ggn/penyakit YDK,
sindrom perilaklu ytt.
F60-69 Ggn kepribadian dan perilaku masa dewasa: ggn
kepribadian khas, ggn kebiasaan dan impuls, ggn identitas
jenis kelamin, ggn preferensi seksual, ggn kepribadian dan
perilaku lainnya.
 Ggn masa anak- remaja dan perkembangan
F40-49 Ggn Neurotik, ggn somatoform dan ggn terkait stres
= ggn ansietas fobik, ggn ansietas lainnya, ggn obsesif-
kompulsif, reaksi thd stres berat dan ggn penyesuaian, ggn
disosiatif (konversi), ggn somatoform, ggn neurotik lainnya.
F50-59 Sindrom perilaku yg berhub dg ggn fisiologis dan
faktor fisik: ggn makan, ggn tidur non organik, disfungsi
seksual, ggn mental dan perilaku masa nifas, faktor
psikologis dan perilaku yg berhub dg ggn/penyakit YDK,
sindrom perilaklu ytt.
F60-69 Ggn kepribadian dan perilaku masa dewasa: ggn
kepribadian khas, ggn kebiasaan dan impuls, ggn identitas
jenis kelamin, ggn preferensi seksual, ggn kepribadian dan
perilaku lainnya.
(PPDGJ III)

Penjelasan
F0 Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental Simtomatik
Gangguan mental organik = gangguan mental yang berkaitan dengan
penyakit/gangguan sistemik atau otak. Gangguan mental simtomatik = pengaruh
terhadap otak merupakan akibat sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar
otak.
Gambaran utama:
 Gangguan fungsi kongnitif.
 Gangguan sensorium – kesadaran, perhatian.
 Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi
(halusinasi), isi pikir (waham), mood dan emosi.

Fl Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif
Lainnya
F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham
Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran
jernih dan kemampuan intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat
berkembang kemudian.

F3 Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif)


Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya
kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan
yang meningkat). Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan
tingkat aktivitas dan kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan
itu.
F4 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan Terkait Stres

F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor


Fisik

F6 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa dewasa


Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan merupakan
ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan cara berhubungan dengan diri
sendiri maupun orang lain. Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut
berkembang sejak dini dari masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya
sebagai hasil interaksi faktor-faktor konstitusi dan pengalaman hidup, sedangkan
lainnya didapat pada masa kehidupan selanjutnya.
F7 Retardasi Mental
Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama
ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi
dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lain. Hendaya perilaku
adaptif selalu ada.

F8 Gangguan Perkembangan Psikologis


Gambaran umum
 Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak.
 Adanya hendaya atau keterlambatan perkembangan fungsi-fungsi yang
berhubungan erat dengan kematangan biologis susunan saraf pusat.
 Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan yang khas bagi
banyak gangguan jiwa.
Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruji termasuk bahasa, ketrampilan
visuo-spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah hendayanya berkurang secara
progresif dengan bertambahnya usia.

F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak
dan Remaja
(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)
2. Mengapaseringditemukanmarahmarahtanpasebab?sejak 2 bulan yang
lalutermsukapa?

Setiap orang memiliki respons terhadap amarah yang berbeda-beda, ada yang
meluap-luap tapi ada pula yang biasa saja. Penyebab orang mudah marah ini
ternyata dipengaruhi oleh kadar serotonin di dalam otak.

Studi ini memerupakan yang pertama dalam menunjukkan bagaimana bahan


kimia ini membantu mengatur perilaku dalam otak. Hasil studi ini diterbitkan
dalam jurnal Biological Psychiatry.

Didapatkan kadar serotonin yang rendah dalam otak membuat komunikasi antara
daerah otak dari sistem limbik yang mengatur emosional (amigdala) dan lobus
frontal menjadi lebih lemah dibanding dengan orang yang kadar serotoninnya
normal.

Kondisi ini menunjukkan ketika kadar serotonin di otak rendah maka akan sulit
bagi daerah otak korteks prefrontal untuk mengontrol respons emosional
terhadap kemarahan yang dihasilkan dalam amigdala.

Jika komunikasi lemah maka lebih sulit bagi korteks prefrontal untuk mengontrol
perasaan marah yang dihasilkan dalam amigdala. Akibatnya orang-orang ini akan
cenderung lebih agresif dan paling sensitif.

http://www.solopos.com/2011/09/16/penyebab-orang-mudah-marah-115756

berbagai gejala gangguan psikologis (disebut juga gangguan mental, gangguan


jiwa atau psikopatologi) dalam berbagai aspek psikologi manusia yang meliputi :

1. Kesadaran dan kognisi


2. Emosi / Perasaan
3. Perilaku Motorik
4.Proses Berpikir
5.Persepsi / Penginderaan
6.Pembicaraan danKemampuan Berbahasa
7.Tilikan dan DayaNilai Sosial

Emosi adalah suasana perasaan yangdihayati secara sadar bersifat kompleks,


melibatkan pikiran, persepsi dan perilaku individu. Secara deskriptif fenomenologis
Emosi dibedakan antara mood dan afek.
Gejala Gangguan Mental Pada Mood
Mood
adalah suasana perasaan yang bersifat pervasif dan bertahan lama, yang
mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupannya.
1. Mood eutimia: adalah suasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu
mempunyai penghayatan pera saan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.
2.Moodhipotimia:adalah suasana perasaanyangsecara pervasive diwarnai dengan
kesedihan dankemurungan.
Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan
kehilangan semangat. Secara obyektif tampak dari sikap murung
danperilakunya yang lamban.
3.Mood disforia: menggambarkan suasana perasaan yang tidak menyenangkan.
Seringkali diungkapkan sebagai perasaan jenuh, jengkel, atau bosan.

4. Mood hipertimia: suasana perasaan yang secara perfasif memperlihatkan


semangat dan kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas
kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak enerjik secara
berlebihan.
5.Mood eforia: suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.
6. Mood ekstasia: suasana perasaan yang diwarnai dengan kegairahan yang
Meluap luap. Sering terjadi pada orang yang menggunakan zat psikostimulansia
7. Aleksitimia: adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati
suasana perasaannya. Seringkali diungkapkan sebagai kedangkalan kehidupa
n emosi. Seseorang dengan aleksitimia sangat sulit untuk mengungkapkan
perasaannya.
8. Anhedonia: adalah suatu suasana perasaan yang diwarnai dengan
Kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.
9. Mood kosong: adalah kehidupan emosi yang sangat dangkal,tidak atau
sangat sedikit memiliki penghayatan suasana perasaan. Individu dengan mood
kosong nyaris kehilangan keterlibatan emosinya dengan kehidupan disekitarnya.
Keadaan ini dapat dijumpai pada pasien skizofrenia kronis.
10.Moodlabil:suasana perasaan yang berubah ubah dari waktu ke waktu.
Pergantian perasaan dari sedih, cemas, marah, eforia, muncul bergantian dan tak
terduga. Dapat ditemukan pada gangguan psikosis akut.
11. Mood iritabel: suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudh
marahdan seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi
yang tidak disenanginya

http://www.psikoterapis.com/files/rangkuman-gejala-gangguan-psikologis.pdf
3. Mengapapasienmerasapikirannyadapatdisiarkandandptdiketahuiseseora
ng?

THOUGHT BROADCASTING isi pikirannya tersiar keluar shg orang


lain / umum mengetahuinya.

Merupakan Salah satu tanda dan gelaja skizofrenia


Dimana ada criteria skizoren apabila :
- Terdapat 1 gejala yang jelas / dua gelajal yang kurang jelas dari 4 gejala
- Terdapat 2 gejala yang jelas dari 4 gejala
- Onset 1 bulan atau lebih
- Penurunan fungsi global (GAF) tidak berfungsi secara maks

- NB : 4 GEJALA antara lain

- THOUGHT ECHO isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau


bergema dlm kepalanya dan isi pikiran ulangan, walopun isinya
sama tapi kualitasnya berbeda.
- THOUGHT INSERTION OR WITHDRAWAL isi pikiran yang asing
dari luar masuk ke dalam pikirannya atau isi pikiran diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya.
- THOUGHT BROADCASTING isi pikirannya tersiar keluar shg orang
lain / umum mengetahuinya.
b. - DELUSION OF CONTROL waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan ttt dari luar.
- DELUSION OF INFLUENCE waham tentang dirinya dipengaruhi
oleh suatu kekuatan ttt dari luar.
- DELUSION OF PASSIVITY waham tentang dirinya tidak berdaya
dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar.
- DELUSION PERCEPTION pengalaman inderawi yang tak wajar, yg
bermakna khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik /
mukjizat.
c. HALUSINASI AUDITORIK:
- suara halusinasi yg berkomentar terus menerus trhdp perilaku
pasien.
- mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. waham menetap jenis lain , yg menurut budaya setempat tidak wajar
dan sesuatu yang mustahil

PPDGJ III
4. Apahubunganpx.fisikdan lab. Dalambatas normal
sertahubunganpenggunaannapza?
Untuk mempermudah dalam penggolongan diagniosis gangguan jiwa

5. Pemeriksaanapa yang mungkindilakukandrpx.fisikdan lab?

Anamnesis
I. Data identifikasi
II. Keluhan utama
III. Riwayat penyakit sekarang
 Onset
 Faktor pencetus
IV. Penyakit sebelumnya
 Psikiatrik
 Medis
 Riwayat alkohol dan zat lain
V. Riwayat pribadi
 Prenatal dan perinatal
 Masa anak-anak awal (sampai 3 tahun)
 Masa anak-anak pertengahan (3-11 tahun)
 Masa anak-anak akhir (puberitas sampai masa remaja)
 Masa dewasa
1. Riwayat pekerjaan
2. Riwayat perkawinan dan hubungan
3. Riwayat militer
4. Riwayat pendidikan
5. Keagamaan
6. Aktivitas Sosial
7. Situasi hidup sekarang
8. Riwayat hukum
 Riwayat psikososial
 Riwayat keluarga
 Mimpi, khayalan, nilai hidup
Teknik wawancara yang umum
1. Dapatkan rapport seawal mungkin pada wawancara
2. Tentukan keluhan utama pasien
3. Gunakan keluhan utama untuk mengembangkan diagnosis
banding sementara
4. Singkirkan dan masukan berbagai kemungkinan diagnostik
dengan menggunakan pertanyaan yang terpusat dan terperinci
5. Ikuti jawaban yang samar-samar atau tak jelas dengan cukup
gigih untuk menentukan akuratnya jawaban
6. Biarkan pasien berbicara dengan cukup bebas untuk
mengamati bagaimana kuatnya oikiran berkaitan
7. Gunakan campuran pertanyaan terbuka dan tertutup
8. Jangan takut menanyakan tentang topik anda atau pasien
rasakan sulit atau memalukan
9. Tanyakan tentang pikiran bunuh diri
10.Berikan pasien kesempatan untuk menanyakan pertanyaan
pada akhir wawancara
11.Simpulkan wawancara awal dengan mendapatkan rasa
kepercayaan dan jika mungkin harapan

(Sinopsis psikiatri, Kaplan dan Sadock)

Proses diagnosis gangguan jiwa


1. Anamnesis
 Alasan berobat
 Riwayat gangguan sekarang
 Riwayat gangguan dahulu
 Riwayat perkembangan diri
 Latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dll.
2. Pemeriksaan
 Fisik diagnostik
 Status mentalis
 Laboratorium
 Radiologik
 Evaluasi Psikologik
 Lain-lain
3. Diagnosis
a) Aksis I:
- Gangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68,
F80-89, F90-98, F99).
- Kondisi Lain yang Menjadi Focus Perhatian Klinis
b) Aksis II:
- Gangguan Kepribadian (F60-61, gambaran kepribadian maladaptif,
mekanisme defensi maladaptif)
- Retardasi Mental (F70-79)
c) Aksis III
- Kondisi Medik Umum
d) Aksis IV
- Masalah Psikososial dan Lingkungan (keluarga, lingkungan sosial,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses pelayanan kesehatan,
hukum, psikososial)
e) Aksis V
- Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF
Scale)
100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi.
90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian
biasa.
80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social.
70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum baik.
60-51 gejala dan disabilitas sedang.
50-41 gejala dan disabilitas berat.
40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi dalam hampir semua bidang.
20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi dan mengurus diri.
10-01 persisten dan lebih serius.
0 informasi tidak adekuat
Tujuan diagnosis multiaksial
 Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi dan
meramalkan outcome.
 Format mudah dan sistematik sehingga membantu menata dan
mengkomunikasikan informasi klinis, menangkap kompleksitas situasi klinis,
dan menggambarkan heterogenitas individu dengan diagnosis yang sama.
 Penggunaan model bio-psiko-sosial.

(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)

Tergantung dari gambaran klinis, ada tidaknya tanda dan gejala, dan
intensitasnya. Menurut DSM-IV (Diagnostic and Statistical of Mental
Disorder)
I. Ringan
Terdapat beberapa gejala, jika ada yang melebihi dari yang
diperlukan untuk membuat diagnosis, dan gejala yang menyebabkan
tidak lebih dari gangguan ringan dalam fungsi sosial dan pekerjaan
II. Sedang
Terdapat gejala atau gangguan fungsional yang berada diantara
ringan dan berat
III. Berat
Terdapat banyak gejala yang melebihi yang diperlukan untuk
membuat diagnosis, atau beberapa gejala yang khususnya berat atau
gejala yang menyebabkan gangguan jelas dalam funsi sosial atau
pekerjaan
IV. Dalam remisi parsial
Kriteria sepenuhnya untuk gangguan sebelumnya pernah dipenuhi,
tetapi sekarang hanya beberapa gejala dan tanda dari gangguan yang
tertinggal
V. Dalam remisi penuh
Tidak ada lagi tanda dan gejala dari gangguan tetapi secara klinis
masih relevan dengan gangguan yang dimaksud
(Sinopsis Psikiatri)

4. Terapi
 Farmakoterapi
 Psikoterapi
 Terapi sosial
 Terapi okupasi
 Lain-lain
5. Tindak-lanjut
 Evaluasi terapi
 Evaluasi diagnosis
 Lain-lain
(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)

6. Bagaimanapenilaian GAF?
100-91 Fungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah kehidupan
tidak pernah keluar kendali, dicari oleh orang lain karena
kualitas positifnya banyak. Tidak ada gejala.

90-81 Tidak ada gejala atau gejala minimal (misalnya, kecemasan


ringan sebelum ujian), fungsi baik dalam semua bidang,
tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, efektif secara
social, biasanya puas dengan kehidupan, tidak lebih dari
masalah atau kekhawatiran setiap hari (missal, kadang
berdebat dengan keluarganya)
80-71
Jika ditemukan gejala, gejalanya adalah sementara dan
merupakan reaksi yang dapat diperkirakan terhadap stressor
psikososial (missal, sulit berkonsenrasi setelah berdebat
dengan keluarga), tidak lebih dari gangguan ringan pada
fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang
70-61 tertinggal dalam pelajaran sekolah)
Beberapa gejala ringan (missal, mood terdepresi dan
insomnia ringan) atau beberapa kesulitan dalam fungsi social,
pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang membolos,
60-51 atau mencuri di dalam rumah) tetapi biasanya berfungsi
cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang penuh arti

Gejala sedang (misalnya, afek datar dan bicara


50-41 sirkumstansialitas, kadang-kadang serangan panic) atau
kesulitan sedang dalam fungsi social, pekerjaan, atau
sekolah(missal, sedikit teman, konflik dengan teman)

40-31 Gejala serius (missal, ide bunuh diri, sering mencuri) atau tiap
gangguan yang serius pada fngsi social, pekerjaan, atau
sekolah (missal, tidak memiliki teman, tidak mampu bertahan
kerja)

Beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi


30-21 (missal, bicara kadang-kadang tidak logis, tidak jelas, atau
tidak relevan) atau gangguan berat pada beberapa bidang
seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan keluarga,
berpikir, mood (missal, orang terdepresi menghindari teman,
menelantarkan keluarga)

20-11 Perilaku dipengaruhi oelh waham dan halusinasi atau


gangguan serius pada komunikasi atau pertimbangan (missal,
kadang-kadang inkoheren, tindakan jelas tidak sesuai,
preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk berfungsi
pada hamper semua bidang (missal, tinggal di tempat tidur
sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan, rumah, atau teman)
10-1
Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (missal,
usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian,
sering melakukan kekerasan, kegembiraan manic) atau
kadang-kadang gagal untuk mempertahankan hygiene pribadi
0 yang minimal (missal, mengusap feses) atau gangguan yang
jelas dalam komunikasi (missal, sebagian besar inkoheren
atau membisu)

Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan


parah (missal, kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan
persisten untuk mempertahankan hygiene pribadi yang
minimal, atau tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan
akan kematian yang jelas

Informasi tidak adekuat


(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)

7. Bagaimanasuatu stressor dapatmenyebabkangangguanjiwa?


8. Apakahadahubungandr stressor pekerjaan dg keluhan?

Skala peristiwa hidup dan stress menurut holmes dan rahe :

ranking Peristiwa hidup Skor


rata2
1 Kematian pasangan 100
2 Perceraian 65
3 Kertakan dalam perkawinan 65
4 Masuk penjara 63
5 Kematian anggota keluarga dekat 63
6 Kecelakaan pribadi atau jatuh sakit 53
7 Menikah 50
8 Dipecat dari pekerjaan 47
9 Rukun kembali dalam perkawinan 45
10 Pension 45
11 Perubahan kesehatan anggota keluarga 44
12 Kehamilan 40
13 Kesikaran dalam hal sex 39
14 Mendapat anggota keluarga baru 39
15 Penyesuaian dalam perusahaan 39
16 Perubahan dalam keadaan keuangan 38
17 Kematian teman akrab 37
18 Pindah jenis pekerjaan lain 36
19 Perubahan dalam banyaknya pertengkaran 35
dengan pasanagn hidup
20 Hipotik lebih 10,000 dolatr 31
21 Tutup hipotik 30
22 Perubahan tanggung jawab dalam bekerjaan 29
23 Anak meninggalkan rumah 29
24 Kesukaran dalam keluarga 29
25 Presatasi prbbadi yang tinggi 28
26 Pasangan hidup mulai atau berhebti kerja 26
27 Mulai atau mengakhiri study 26
28 Perubahan keadaan tempat tinggal 25
29 Perbaikan kebiasaan pribadi 24
30 Kesukaran dengan bos 23
31 Perubahan waktu atau keadaan kerja 20
32 Pindah tempat tinggal 20
33 Pindah sekolah 20
34 Perubahan dalam berekreasi 19
35 Perubahan dalam kegiatan untuk gereja 19
36 Perubahan dalam kegiatan social 18
37 Hipotik 17
38 Perubahan kebiasaan tidur 16
39 Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 15
40 Perubahan kebiasaan makan 15
41 Liburan atau cuti 13
42 Hari raya 13
43 Pelanggaran hokum yang ringan 11
total

Jika total lebih dari 300 90% jatuh sakit berat 6 bulan mendatang

Jika kuran 300  gangguan kesehatan serius

MENGHADAPI STRESS

Langkah awal adalah mengakui bahwa sedang mengalami stress

Tanda stress yang harus diperhatiakn

1. Merasa gelisah
2. Lekas marah
3. Perasaan sangat lelah
4. Sukar konsentrasi
5. Kehilangan minat terhadap rekreasi yg sebelumnya dapat dinikmati
6. Menjadi khawatir mengenai hal hal yang sebenrnya tidak dapat
diselesaikan dengan perasaan khawatir saja
7. Bekerja berlebihan dan tidak efektif
8. Makin lama makin banyak PR
9. Makin banyak merokok
10.Merasa madesu

catatan ilmu kedokteran jiwa edisi 2 Willy F. Marasmis


9. Apakahadapengaruhusiterhadapkeluhan ?
10.Mengapadoktermenentukanpasientermasukganguuanjiwaberatdanbagi
manacaranya

DD
 Delerium
 Dementia
 Sindroma Amnestik dan
Ggn. Mental halusinosis organic
Organik  Sindroma waham organic
 Sindroma afektif organic
 Sindroma Kepribadian
 organik Intoksikasi dan
Sindroma Putus Zat

Gangguan
Psikotik

 Skizofrenia
 Gangguan afektif berat
Ggn. Psikotik  Gangguan Paranoid
Fungsional  Psikosis Non Organik lainnya

Ilmu Kedokteran Jiwa W.M. Roan

PSIKOSIS (PSIKOTIK) adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental “berat” ditandai


dg hilangnya daya nilai realita dan ggn fungsi mental lain (halusinasi,waham
inkoherensi, konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri - laku teragitasi dll)
serta tdpt hendaya berat dlm fung- si global penderita, spt fgs: peran, sosial
dan pribadi.
DSM-IV termasuk ggn jiwa psikotik:
ggn perkembangan pervasif, ggn skizofrenia, ggn skizofreniform, ggn
skizoafektif, ggn delusianal ( waham), ggn psikotik akut, ggn psikotik krn
kondisi medis umum, ggn psikotik akibat zat, ggn psikotik ytt dan
ganguan mood berat dg ciri psikotik

NEUROSIS (NEUROTIK) adalah ggn jiwa non psikotik cenderung kronis atau
rekuren yg ditandai terutama oleh kecemasan yg dialami atau
diekspresikan scr langsung atau diubah melalui mekanisme pertahanan,
kecemasan dpt tampak sbg gejala (obsesi, kompulsi, fobia) atau disfungsi
(astenia, impotensi) dll.

Skizofrenia
PPDGJ III skizofrenia adalah:
suatudeskripsi sindrom dg variasi penyebab dan per jalanan penyakit
yg luas serta sejumlah akibat yang tergantung pd perimbangan
pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai
oleh pe- nyimpangan yg fundamental dan karakteristik dari pikiran
dan persepsi serta oleh afek yg tidak wajar atau tumpul, kesadaran
yg jernih dan kemampuan intelektual biasanya terpelihara,
kemunduran kognitif tertentu dpt berkembang kemudian.
Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang akan
membebani masyarakat sepanjang hidup penderita, dikarakteristikan
dengan disorganisasi pikiran, perasaan, dan perilaku (Lenzenweger &
Gottesman, 1994)
System limbic (amigdala, hipokampus, gyrus
parahipokampus)pusat patofisiologi skozofrenia
Sejarah :
o Emil Kraepelin
 Demensia prekokssuatu gangguan proses kognitif
yang jelas (demensia) dan onset yang awal
(prekoks)mengalami perjalanan jangka panjang yang
memburuk dan gejala klinis umum berupa halusinasi dan
waham.
o Eugen Bleuler
 Skizofrenia menggantikan demensia
prekoksperpecahan (schism) antara pikiran, emosi,
dan perilaku
 Bedanya : perjalanan yang memburuk tidak diperlukan
dalam konsep skizofrenia, seperti pada demensia
prekoks.
 Gejala fundamental (primer)4 Aasosiasi (asosiasi
longgar), afektif, autism, ambivalensi
 Gejala pelengkap (sekunder)halusinasi, dan waham
o Gabriel Langfeldt
 Pasien dengan gejala psikotik berat dibagi menjadi dua
kelompokskizofrenia sesungguhnya dan psikosis
skizofreniform
 Skizofrenia sesungguhnya (nuclear
skizofrenia)depersonalisasi, autism, penumpulan
emosi, onset yang perlahan-lahan, derealisasi
Etiologi
o Model diastesis-stres
 Integrasi antara factor biologis, psikososial, dan
lingkungan
 Seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik
(diastesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh
lingkungan yang menimbulkan stress, memungkinkan
perkembangan gejala skizofrenia
o Factor biologis
 Daerah otak utama yang terlibat dalam skizofrenia
adalah struktur limbic, lobus frontalis, dan ganglia
basalis
 Hipotesis dopamineskizofrenia disebabkan terlalu
banyaknya aktivitas dopaminergikterlalu banyaknya
pelepasan dopamine, terlalu banyaknya reseptor
dopamine, atau kombinasi mekanisme tsb
 Traktus dopaminergik dalam system saraf pusat :
 Traktus nigrostriatalgejala motorik, mood
 Traktus mesolimbik-mesokortikalemosi
 Traktus tuberoinfundibularinhibisi prolaktin
hipofifi anterior
 Peningkatan aktivitas serotonin, norepinefrin, hilangnya
GABA
 Penurunan ukuran daerah amigdala, hipokampus, gyrus
parahipokampus
 Gangguan pada ganglia basalistimbulnya gerakan-
gerakan aneh
o Genetika
o Factor psikososial
Diagnosis
Simptom skizofernia dibagi dalam 5 dimensi :
1. Simptom positif
Menggambarkan fungsi normal yg berlebihan dan khas, meliputi
waham, halusinasi, disorganisasi pembicaraan dan perilaku katatonia
atau agitasi.
2. Simptom negatif
Ada 5 tipe gejala →
Affective Flattening : ekspresi emosi yg terbatas, dalam rentang dan
intensitas.
Alogia : keterbatasan pembicaraan dan pikiran, dalam kelancaran
dan produktivitas.
Avolition : keterbatasan perilaku dalam menentukan tujuan.
Anhedonia : berkurangnya minat dan menariki diri dari seluruh
aktivitas yg menyenangkan dan biasa dilakukan oleh penderita.
Gangguan atensi : penurunan fungsi normal pada penderita
skizofernia seperti afek tumpul, penarikan emosi (emosional
withdrawal).
3. Simptom kognitif
Yg paling berat dan paling sering →
Ganngguan verbal fluency
Ganngguan serial learning
Ganngguan dalam vigilance
Ganngguan eksekutif
4. Simptom agresif dan hostile
Tumpang tindih dgn simptom positif. Menekankan pd masalah
pengendalian impuls. Hostilitas pd SKZ berupa penyerangan secara
fisik aau verbal terhadap org lain.
5. Simptom depresi dan anxious

Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut DSM IV-TR


A. Terdapat 2 atau lebih gejala di bawah ini selama satu bulan atau kurang
dari sebulan jika pengobatan berhasil.
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara disorganisasi
4. Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas
5. Simptom negatif contohnya afek datar, alogia atau avolition
Dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre atau halusinasi dengar
berupa mengkomentari perilaku pasien (commentary) atau dua atau
lebih suara yang berbicara (voices conversing).
B. Disfungsi sosial atau pekerjaan
C. Durasi: gangguan terus menerus selama 6 bulan
D. Disingkirkan gangguan skizoafektif dan gangguan mood
E. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umum
F. Jika terdapat gangguan perkembangan pervasif, diagnosis tambahan
skizofrenia dibuat bila waham dan halusinasi menonjol.

SUBTIPE SKIZOFRENIA MANURUT DSM-IV TR


1. Tipe Katatonik
Terdapat 2 atau lebih gejala berikut ini:
a. Immobilitas motorik (berupa katalepsi, waxy fleksibilitas, atau
stupor)
b. Aktivitas motorik yang berlebihan, tetapi tidak memiliki tujuan dan
tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal.
c. Negativisme yang ekstrim, mutisme.
d. Gerakan volunter yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh
posturing, gerakan stereotipik, manerisme atau grimacing (seringai)
yang menonjol.
e. Ekolalia atau ekopraksia.

2. Tipe Disorganisasi (Hebrefenik)


Semua criteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Menonjolnya disorganisasi bicara dan perilaku, afek datar atau afek
tidak sesuai.
b. Criteria skizofrenia tipe katatonik tidak terpenuhi.

3. Tipe Paranoid
Semua kriteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Preokupais dengan waham atau halusinasi dengar yang menonjol.
b. Kriteria skizofrenia tipe disorganisasi tidak terpenuhi.

4. Tipe Tidak Tergolongkan (Undifferentiated Typed)


Tidak memenuhi criteria untuk tipe paranoid, disorganisasi, ataupun tipe
katatonik.

5. Tipe Residual
a. Tidak terdapat waham, halusinasi, disorganisasi bicara, perilaku
katatonik atau disorganisasi yang menonjol.
b. Terdapat terus-menerus gangguan seperti yang ditunjukkan oleh
adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala dari criteria a
menuruit DSM IV-TR dari skizofrenia dalam bentuk yang lebih ringan
(misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak
lazim).

6. Skizofrenia Simpleks (Gangguan Deterioratif Sederhana)


Criteria diagnostic menurut DSM-IV TR:
a. Perkembangan yang bersifat progresif dan sudah beerlangsung
minimal 1 tahun, dapat berupa:
1. Penurunan yang nyata dalam fungsi pekerjaan atau akademik
2. Penampakan dan pendalaman secara bertahap dari simpton
negative
3. Rapport interpersonal yang buruk, isolasi social atau penarikan
social
b. Criteria a untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi.

Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut PPDGJ III (F20)


1. Apabila terdapat 1 atau lebih gejala yang amat jelas (biasanya 2 atau
lebih gejala kurang jelas atau kurang tajam), dari gejala-gejala di bawah
ini:
a. Though echo, though insertion atau withdrawal, atau though
broadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence atau delusionof passivity
c. Halusinasi suara (berupa komentar terus-menerus atau
mendiskusikan tentang pasien).
d. Waham menetap jenis lain yang tidak sesuai dengan budaya.
2. Minimal terdapat ua gejala dari gejala-gejala di bawah ini, apabila semua
gejala di atas tidak ditemukan yaitu:
e. Halusinasi yang menetap
f. Arus pikir terputus atau mengalami sisipan sehingga inkoheren atau
pembicaraan yang tidak relevan
g. Perilaku katatonik
h. Gejala negative
3. Gejala-gejala tersebut di atas (gejala a,b,c,d,e,f,g,h) khas dan
berlangsung 1 bulan atau lebih. Kriteria ini tidak dapat digunakan
apabila penderita masih fase prodromal dari skizofrenia.
4. Skizofrenia tidak dapat ditegakkan jika terdapat: gejala-gejala depresif
atau manic secara luas, penyakit otak yang nyata atau epilepsi (penyakit
otak lain), intoksikasi atau withdrawal zat.
5. Apabila gejala skizofrenia dan gejala afektif bekembang bersama-sama
secara seimbang dan sama banyak maka gangguan tersebut dikenal
dengan Gangguan skizoafektif.

Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III


1. Tipe Paranoid (F20.0)
a. Merupakan tipe skizofrenia yang paling sering ditemukan.
b. Gambaran klinisnya didominasi oleh waham stabil disertai halusinasi
dan gangguan persepsi.
c. Kriteria diagnosis:
 halusinasi atau waham harus menonjol
 gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta
gejala katatonik yang tidak nyata
 halusinasi pendengaran (berupa ancaman atau perintah terhadap
pasien), atau halusinasi tanpa bentuk verbal seperti bunyi peluit,
mendenggung atau bunyi tawa. Halusinasi penciuman atau
pengecapan rasa atau bersifat seksual.
 Waham yang berupa dikendalikan, dipengaruhi, passivity atau
kejar.
2. Tipe Hebefrenik (F20.1)
 Perlu observasi selama 2 sampai 3 bulan untuk melihat apakah
gejala-gejala tersebut tetap bertahan atau tidak.
 Terdapat gangguan afektif, dorongan kehaendak, dan gangguan
proses piker yang menonjol.
 Cirri khas adanya perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud (empty of
purpose).
3. Tipe Katatonik (F20.2)
a. Jarang ditemukan
b. Criteria diagnosis:
 Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia
 Terdapat 1 atau lebih gejala berikut: stupor atau mutisme,
kegelisahan, posturing, negativism, rigiditas, waxy fleksibilitas,
atau command outomatisme.
c. Apabila pasien tidak komunikatif sementara diagnosis ditunda dulu.
4. Tipe Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3)
Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia, tetapi tidak memenuhi criteria
tipe paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, atau paska skizofrenia.
5. Tipe Residual (F20.5)
a. Tipe ini merupakan stadium kronis dari skizofrenia.
b. Kriteri diagnosis:
 Gejala negative skizofrenia yang menonjol
 Adanya riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lalu yang
memenuhi criteria skizofrenia
 Paling sedikit melampaui kurun waktu satu tahun, intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata sangat berkurang dan telah
menimbulkan sindrom negative.
 Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organic atau depresi
kronis.
6. Tipe Simpleks (F20.6)
a. Simpton negative bersifat berlahan-lahan tetapi progresif.
b. Tidak terdapat waham atau halusinasi
c. Kurang nyata gejala psikotik jika dibandingkan dengan skizofrenia
tipe lain
d. Simpton negative timbul tanpa didahului oleh gejala-gejala psikotik
yang nyata.
7. Tipe Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)
a. Skizofrenia sudah berlangsung selama 12 bulan (I tahun)
b. Gejala skizofrenia masih tetap ada
c. Terdapat gejala-gejala depresif yang menonjol dan mengganggu,
memenuhi episode depresif dan berlangsung minimal 2 minggu.

Pola perjalanan skizofrenia menurut PPDGJ III dengan kode lima karakter:
F20.X.0 : berkelanjutan
F20.X.1 : episodic dengan kemunduran progresif
F20.X.2 : episodic dengan kemunduran stabil
F20.X.3 : episodic berulang
F20.X.4 : remisi tidak sempurna
F20.X.5 : remisi sempurna
F20.X.8 : lainnya
F20.X.9 : periode pengamatan kurang 1 tahun
Kriteria diagnostik lain :
i. HARUS ADA SEDIKITNYA 1 GEJALA:
a. - THOUGHT ECHO isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dlm kepalanya dan isi pikiran ulangan, walopun isinya
sama tapi kualitasnya berbeda.
- THOUGHT INSERTION OR WITHDRAWAL isi pikiran yang asing
dari luar masuk ke dalam pikirannya atau isi pikiran diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya.
- THOUGHT BROADCASTING isi pikirannya tersiar keluar shg orang
lain / umum mengetahuinya.
b. - DELUSION OF CONTROL waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan ttt dari luar.
- DELUSION OF INFLUENCE waham tentang dirinya dipengaruhi
oleh suatu kekuatan ttt dari luar.
- DELUSION OF PASSIVITY waham tentang dirinya tidak berdaya
dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar.
- DELUSION PERCEPTION pengalaman inderawi yang tak wajar, yg
bermakna khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik /
mukjizat.
c. HALUSINASI AUDITORIK:
- suara halusinasi yg berkomentar terus menerus trhdp perilaku
pasien.
- mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. waham menetap jenis lain , yg menurut budaya setempat tidak wajar
dan sesuatu yang mustahil
ii. PALING SEDIKIT 2 GEJALA:
a. halusinasi yg menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai
oleh ide2 berlebihan yang menetap atua apabila terjadi setiap hari
selama berminggu2/berbulan2 terus menerus
b. arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang
berakibat inkoheren atau pembicaraan yang relevan, atau
neologisme
c. perilaku katatonik seperti keadaan gaduh-gelisah, posisi tubuh ttt
atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme atau stupor
d. gejala2 negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya
yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan soaial dan
menurunnya kinerja sosial tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
iii. adanya gejala2 khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu 1 bulan/>
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan , tidak berbuat sesuatu, sikap larut
dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.

WAHAM
Adl suatu keyakinan atau pikiran yg salah karena bertentangan dg
kenyataan
Sifat atau ciri2 waham :
1. Buah pikiran ini selalu mengenai diri sendiri atau egosentris
2. Selalu bertentangan dengan realitas
3. Selalu bertentangan dg logika
4. Penderita percaya 100% terhadap kebenaran pikiran
5. Tidak dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dg jalan yg logis dan
rasional
Jenis – jenis waham :
 Waham dikejar : penderita merasa dikejar2 olah orang lain
 Waham curiga : penderita merasa selalu di sindir oleh
orang lain.
 Wahampersekutorik : penderita merasa diganggu, ditipu atau
disiksa oleh orang lain
 Waham curiga : pasien merasa selalu disindir oleh orang
lain (curiga terhadap sekitar, cth : orang lain tersenyum, tetapi
diartikan spt menyindir dirinya)
 Waham cemburu : pasien merasa sll cemburu pd orang lain,
cth : penderita sll cemburu dg pasangannya (berlebihan)
 Waham hipokondria : keprihatinan yg berlebihan ttg kesehatan
pasien yg didasarkan bukan pd patologi organic yg nyata.
 Waham somatic : keyakinan palsu menyangkut fungsi tubuh
pasian, cth : keyakianan bahwa otak penderita mencair, jantung
bocor²

Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP

HALUSINASI
Adl persepsi panca-indra tanpa rangsangan pd reseptor2 panca indra
(persepsi tanpa obyek)
a. Mrpkan gejala psikiatrik yang gawat (serius), halusinasi pendengaran
sering dijumpai pd skizofrenia, halusinasi visual sering pd penderita dg
psikosa yang akut
b. Dapat terjadi pada orang normal : halusinasi hypnagogik
c. Jenis2 halusinasi :
1. Halusinasi pendengaran (Akustik)
Sering berbentuk :
 Akoasma : suara2 yg kacau tapi tidak bisa dibedakan secara
tegas
 Phonema : suara2 tg berbentuk suara jelas, spt yang berasal
sari mns, shg menderita mendengar kata2 atau kalimat2 ttt.

2. Halusinasi penglihatan (visuil)


 Sering disertai dengan kesadaran menurun atau berkabut
 Khas bnyk dijumpai pd keadaan Delirium ok penyakit
infeksiakut atau psikosa organic.

3. Halusinasi olfaktorik (pembauan)


 Sering didapatkan pd keadaan skizofrenia n keadaan lesi dr
lobus temporalis

4. Halusinasi gustatorif (rasa-lidah/pengecap)


 Halusinasi gustatorif Murni jarang ditemukan, seringnya
ditemui bersama dg Halusinasi olfaktorius

5. Halusinasi taktil (perabaan)


 Sering dijumpai pd keadaan toksik, mis : delirium tremens n jg
pd adiksi kokain.

6. Halusinasi haptik
 Mrpkan swtu persepsi, seolah2 tbh sndr
bersentuhan/bersinggungan scr fisik dg mns lain atau benda
lain
7. Halusinasi kinestetik
 Penderita merasa bhw anggota tubuhnya terlepas dr tbhnya,
mengalami perubahan bntk n bergerak sndr.
 Sering dijmpai pd skizofrenia n keadaan2 toksik. Jg keracunan
mescalin psilocybin n d-LSD-25

8. Halusinasi autoskopi
 Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapinya²

Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP

PENANGANAN
Non farmakologi
 Dukungan psikososial sangat penting
 30 % orang yang hanya diterapi dengan antipsikotik akan memiliki
gejala sisa seperti tidak memiliki motivasi, terisolasi dan rusak fungsi
sosialnya.
 Intervensi psikososial intinya pada pemberian penghargaan diri dan
kepuasan hidup.
 Beberapa pendekatan psikososial yang baik adalah:
i. SST (Social Skills Training)
ii. CBT (Cognitive Behavioral therapy),
iii. CR ( Cognitive Remediation)
Farmakologi
 Penanganan farmakologi sangat berbeda untuk tiap individu.
 Mekanisme kerja memblokade dopamin pada reseptor paska sinap
neuron otak kususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal
(dopamin r. antagonis). Utk Antipsikosis baru atau atipikal
disamping pd r.dopamin juga thd reseptor lain: serortonin, histamin,
alfa adrenergik dll.
 Farmakokinetik :
o Po-parenteral absorbsi baik, distribusi ke seluruh jaringan dan
sistem organ.
o Waktu paruh rata-rata 24 jam (12-26) jam.
o Kadar puncak dlm plasma 2-6 jam Po
o 30 menit parentral. Dpt menembus sawar darah otak dan
berikatan dg protein plasma.
o Metabolisme dlm hepar, metabolitnya memiliki aktivitas
neuroleptik bervariasi.
o Ekskresi melalui urin, feces, keringat, asi, saliva dan air mata.
 Indikasi :
o Ggn psikosis organik dan fungsional
o Ggn mood/afektif (fase mani, cemas)
o Ggn kepribadian
o Ggn tingkah laku Ansiolitik, antiemetik
 Kontra indikasi
o Penderita hipersensitif
o Parkinsonisme/ggn ektrapiramidal
o Depresi endogen, depresi berat Keadaan koma, delirium
o Sindroma neuroleptik malignan
o Ggn berat faal hati,ginjal
o Depresi sumsung tulang,
o ggn darah Kehamilan dll.
 Efek samping
o Sedasi dan inhibisi psikomotor
o Ggn otonomik:
o hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, ggn
miksi-defekasi, tio meningkat – mata kabur, hidung
tersumbat, ggn irama jantung
o Ggn ekstrapiramidal: distonia, hipertonia, akatisia, sindrom
parkinson (tremor, bradikinesia, rigiditas)  apabila ada efek
samping di ekstra piramidal, diberi
o Ggn endokren (amenore, galaktore, ginekomastia), ggn
metabolik (joundice), ggn hematologik ( leukopenia,
agranulositosis)

Anda mungkin juga menyukai