Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR HAK & KEWAJIBAN DALAM KEGAWATDARURATAN

KONSEP KOMUNIKASI DALAM KONTEKS KEGAWATDARURATAN


KONSEP HUBUNGAN PERSONAL

NUR ANISA RIZKY


NIM. P07220216031

KEMENTRIAN KESEHANTAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2019

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya milik Allah SWT, karena barkat rahmat karuni serta
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Dasar Hak & Kewajiban Dalam Kegawatdaruratan” Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas kuliah Konsep Dasar Keperawatan Gawat
Darurat. Maka pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dosen pengajar Konsep Dasar Keperawata Gawat Darurat.
2. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik
materi maupun moril yang tidak ternilai harganya.
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penulisan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penulis, pihak-pihak yang telah
membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkanya sebagai referensi
keilmuannya. Aamiin.

Samarinda, 20 April 2019

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR ..........................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................3

BAB I: PENDAHULUAN ....................................................................................4

A. Latar Belakang ..........................................................................................4

B. Rumusan Masalah .....................................................................................4

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................4

BAB II: KAJIAN PUSTAKA................................................................................6

A. Konsep Dasar Hak & Kewajiban dalam Kegawatdaruratan .....................6

B. Konsep Komunikasi dalam Konteks Kegawatdaruratan ..........................11

C. Konsep Hubungan Personal ......................................................................13

BAB III: PENUTUP .............................................................................................15

A. Kesimpulan ...............................................................................................15

B. Saran .........................................................................................................15

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan merupakan hak asasi sekaligus


kewajiban yang harus diberikan perhatian oleh setiap orang. Pemerintah dan
segenap masyarakat bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan kegawatdaruratan sebagai bagian utama
dari pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Kejadian gawat darurat
biasanya terjadi sangat cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan dan
dimana terjadi. Kejadian gawat darurat misalnya adalah kecelakaan yang dapat
terjadi kapan dan dimana saja.

Kecelakaan dapat terjadi karena kebakaran, tertusuk benda tajam, karena


bencana alam, dan karena kecelakaan lalu lintas. Banyak kejadian yang
menyebabkan kecelakaan yang memerlukan pertolongan pertama. Dalam keadaan
gawat darurat, penanganan korban kecelakaan dalam waktu satu jam pertama
merupakan waktu yang sangat penting untuk penanganan menyelamatkan korban
kecelakaan dan menghindari kondisi buruk atau kematian. Di sinilah pengetahuan
dan keterampilan melakukan pertolongan pertama dibutuhkan oleh siapa saja
(Marcfoedz dkk,2015).

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini yaitu mengenai konsep
dasar hak & kewajiban dalam kegawatdaruratan, konsep komunikasi dalam
konteks kegawatdaruratan, dan konsep hubungan personal.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep dasar hak & kewajiban dalam
kegawatdaruratan.
2. Untuk mengetahui konsep komunikasi dalam konteks kegawatdaruratan.

4
3. Untuk mengetahui konsep hubungan personal.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hak & Kewajiban dalam Kegawatdaruratan


Gawat darurat adalah keadaan kritis pasien yang membutuhkan tindakan
medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut
(UU no 44 tahun 2009). Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya
mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan /
pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat, dan cepat. Apabila
tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau cacat /
kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.
1. Peran dan fungsi perawat (UU no. 38 pasal 29 Th 2014 Keperawatan )
a. Pemberi asuhan keperawatan
b. Penyuluh konselor
c. Pengelola
d. Peneliti
e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan (Delegatif-Mandat)
f. Pelaksana tugas dalam keterbatasan
g. Pelimpahan delegatif diberikan kepada perawat disertai
pelimpahan tanggung jawab
h. Pelimpahan delegatif hanya dapat diberikan kepada perawat
yang memilliki kompetensi yang diperlukan
i. Pelimpahan mandat adalah melakukan tindakan medis
dibawah
j. pengawasan dengan tanggung jawab pada pemberi wewenang
2. Kemampuan yang Harus dimiliki Perawat
Berdasarkan pedoman tenaga perawat, Depkes 1999 :
a. Mampu mengenali klasifikasi pasien
b. Mampu mengatasi pasien gawat darurat
c. Mampu melaksanakan pencatatan & pelaporan pelayanan
asuhan keperawatan

6
d. Mampu berkomunikasi : intern, ekstern
Dalam pelaksanaannya perawat dapat memberikan pelayanan sesuai
dengan tingkat pendidikan dan tingkat kompetensi yang dimiliki, ada
beberapa tingkat kompetensi dalam keperawatan yaitu :
a. Dasar adalah kompetensi perawat yang di area gawat darurat
dengan focus peran pada kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar
monitoring intensif dan membantu mengatasi keadaan gawat
darurat.
b. Menengah adalah kompetensi perawat gawat darurat mampu
mengatasi berbagai kasus kegawatan rutin secara mendiri dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta mampu
membimbing perawat level dasar.
c. Advance adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh mengelola
keadaan klien gawat darurat yang kompleks dan berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lainnya.
d. Spesialis Perawat spesialis mampu mengelola keadaan klien
gawat darurat yang kompleks dan berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya serta, mengembangkan riset di area gawat
darurat, mengembangkan managemen kegawatdaruratan, serta
membimbing perawat pada level dibawahnya.

3. Dasar Hukum Pelaksanaan Pelayanan Kegawatdaruratan


a. Undang- Undang no.38 tahun 2014 Keperawatan (Pasal 35)
1) Dalam keadaan daruat untuk memberikan pertolongan
pertama, perawat dapat melakukan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai dengan kompetensinya.
2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan
mencegah kecacata lebih lanjut.

7
3) Keadaan daruat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau
kecacatan klien.
4) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh perawat sesuai dengan hasil evaluasi
berdasarkan keilmuannya.
b. PERMENKES HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang izin
dan penyelenggaraan praktik perawat (Pasal 10)
1) Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa
seseorang/pasien dan tidak ada dokter di tempat
kejadian, perawat dapat melakukan pelayanan
kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8.
2) Bagi perawat yang menjalankan praktik di daerah yang
tidak memiliki dokter dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintah, dapat melakukan pelayanan
kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud
pasal 8.
3) Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
mempertimbangkan kompetensi, tingkat kedaruratan,
dan kemungkinan untuk dirujuk.
c. UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Bab II Pasal 32
1) Ayat 1 :
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan
baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan
pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien
dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu.
2) Ayat 2 :

8
Dalam keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan
baik pemerintah dan swasta dilarang menolak pasien
atau meminta uang muka.
d. UU RI No. 44 tentang Rumah Sakit
1) Pasal 1 :
Gawat daruat adalah keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera guna
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih
lanjut
2) Pasal 29 ayat 1 butir c :
Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan
pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya
e. Informed Consent
1) PERMENKES No. 585 / 1989 pasal 11
Bahwa dalam kondisi emergency situasi yang
mengancam nyawa persetujuan tindakan medis tidak
diperlukan.
2) Dalam pasal 56 UU no. 36 tahun 2009 tentang
kesehatan :
Hak pasien untuk menerima atau menolak suatu
tindakan tidak berlaku salah satunya ketika pasien
daam kondisi pingsan atau tidak sadarkan diri.
4. Hak Pasien
Hak pasien adalah kewajiban petugas kesehatan.
Hak pasien (UU No. 44 Tahun 2009 Pasal 32) :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di RS
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan jujur

9
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dokter/ kedokteran gigi dan
tanpa diskriminasi
d. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan
standar profesi keperawatan.
e. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di
rumah sakit
f. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas
menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa
campur tangan dari pihak orang lain
g. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang
terdaftar di RS tersebut (second opinion) terhadap penyakit
yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.
h. Pasien berhak atas “privacy” & kerahasian penyakit yang
dideritanya termasuk data-data yang merawat
i. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi :
penyakit yang dideritanya, tindakan mediak apa yang hendak
dilakukan, alternatif terapi lainnya, prognisanya, perkiraan
biaya pengobatan.
j. Pasien berhak menyetujui / memberikan izin atas tindakan
yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit
yang dideritanya.

5. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter
dan perawat dalam pengobatan

10
c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
yang merawat
d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan atas jasa pelayanan RS / dokter
e. Pasien & atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-
hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.
f. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan
terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan
atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi
yang jelas tentang penyakitnya
g. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
h. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama / kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien
lainnya
i. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam RS
j. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan, atas
perlakuan rumah sakit terhadap dirinya
k. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril
maupun spiritual

B. Konsep Komunikasi dalam Konteks Kegawatdaruratan


a. Pengertian Komunikasi dalam Kegawatdaruratan
Peran komunikasi merupakan hal yang sangat penting terutama dalam
keadaan bencana atau kegawatdaruratan karena dalam situasi tersebut kita harus
melakukan penanganan yang cepat. Komunikasi sebagai subsistem penunjang
penanggulangan penderita gawat darurat perlu untuk menjamin kelancaran dan
kecepatan.

b. Tujuan Komunikasi dalam Gawat Darurat

11
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan
kerjasama antar perawat dan klien melalui hubungan perawat dan klien. Perawat
berusaha mengungkap perasaan,mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan.
Tujuan komunikasi terapeutik pada klien gawat darurat menciptakan
kepercayaan antara perawat dengan klien yang mengalami kondidi kritis atau
gawat darurat dalam melakakan tindakan, sehingga klien cepat tertolong dan tidak
terjadi hal yang fatal. Tujuan penggulangan penderita terhadap komunikasi yaitu
mencegah kematian dan kecacatan dan merujuk penderita gawat darurat untuk
memperoleh penanganan yang lebih memadai.

c. Teknik Komunikasi pada Gawat Darurat


 Mendengarkan
Perawat harus berusaha untuk mendengarkan informasi yang
disampaikan oleh klien dengan penuh empati dan perhatian. Ini dapat
ditunjukkan dengan memandang kearah klien selama berbicara, menjaga
kontak pandang yang menunjukkan keingintahuan, dan menganggukkan
kepala pada saat berbicara tentang hal yang dirasakan penting atau
memerlukan ummpan balik. Teknik dimaksudkan untuk memberikan rasa
aman kepada klien dalam mengungkapkan perasaan dan menjaga kestabilan
emosi klien.
 Menunjukkan penerimaan
Menerima bukan berarti menyetujui, melainkan bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan sikap ragu atau penolakan.
Dalam hal ini sebaiknya perawat tidak menunjukkan ekspresi wajah yang
menunjukkan ketidaksetujuan atau penolakan. Selama klien berbicara
sebaiknya perawat tidak menyela atau membantah. Untuk menunjukkan sikap
penerimaan sebaiknya perawat menganggukkan kepala dalam merespon
pembicaraan klien.
 Mengulang Pernyataan Klien

12
Dengan mengulang pernyataan klien, perawat memberikan umpan balik
sehingga klien mengetahui bahwa pesannya mendapat respond an berharap
komunikasi dapat berlanjut. Mengulang pokok pikiran klien menunjukkan
indikasi bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
 Klarifikasi
Apabila terjadi kesalahpahaman, perawta perlu mengehentikan
pembicaraan untuk meminta penjelasan dengan menyamakan pengertian. Ini
berkaitan dengan pentingnya informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Klarifikasi diperlukan untuk memperoleh kejelasan dan
kesamaan ide, perasaan, dan persepsi
 Menyampaikan Hasil Pengamatan
Perawat perlu menyampaikan hasil pengamatan terhadap klien untuk
mengetahui bahwa pesan dapat tersampaikan dengan baik. Perawat
menjelaskan kesan yang didapat dari isyarat nonverbal yang dilakukan oleh
klien. Dengan demikian akan menjadikan klien berkomunikasi dengan lebih
baik dan terfokus pada permasalahan yang sedang dibicarakan

d. Prinsip Komunikasi Gawat Darurat


Ciptakan lingkungan terapeutik dengan menunjukan perilaku dan sikap
a. Caring (sikap pengasuhan yang ditnjukan peduli dan selalu ingin
memberikan bantuan)
b. Acceptance (menerima pasien apa adanya)
c. Respect (hormatati keyakinan pasien apa adanya)
d. Empaty (merasakan perasaan pasien)
e. Trust (memberi kepercayaan)
f. Integrity (berpegang pd prinsip profesional yang kokoh)
g. Identifikasikan bantuan yang diperlukan
h. Terapkan teknik komunikasi: terfokus, bertanya, dan validasi
i. Bahasa yang mudah dimengerti
j. Pastikan hubungan profesional dimengerti oleh pasien/keluarga
k. Motivasi dan hargai pendapat & respon klien

13
l. Hindari: menyalahkan, memojokkan, dan memberikan sebutan yang
negatif.

C. Konsep Hubungan Personal


Hubungan personal adalah komitmen yang disengaja antara individu-individu
yang tidak dapat digantikan yang dipengaruhi oleh aturan, dialektif relationship
dan konteks sekelilingnya. Dimana Perawat perlu memiliki kemampuan
berkomunikasi yang khususnya dalam hubungan personal antara perawat dengan
pasien, serta dapat menyampaikan informasi dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh pasien. Ciri-ciri Hubungan Personal antara lain :
1. Unik
Hampir umumnya hubungan kita itu bersifat sosial, bukan personal.
Hubungan sosial menunjukkan bahwa para peserta berinteraksi sesuai dengan
peran sosialnya secara umum daripada identitas individual yg unik.
2. Komitmen
Hubungan personal didasarkan oleh passion yakni “perasaan mendalam
berdasarkan ganjaran atas keterlibatannya dengan orang lain”. Komitmen
merupakan keputusan untuk tetap melangsungkan hubungan dengan pihak
lain.
3. Aturan Hubungan
Semua hubungan punya aturan (rules) yang membimbing bagaimana kita
berkomunikasi dan menafsirkan diri kita masing-masing dalam komunikasi.
Aturan hubungan terbagi 2 : (1) constitutive rule yg mendefinisikan apa yang
diharapkan dari jenis hubungan tertentu; (2) regulative rule yakni mengatur
interaksi kita dengan cara tertentu kapan dan dengan siapa kita terlibat
komunikasi.
4. Dipengaruhi oleh Kontes
Hubungan personal tidak terpisahkan dengan dunia sosial tempat kita
berkomunikasi. Status sosial dan latar belakang orang : penampilan,

14
penghasilan, ras dan agama, mempengaruhi komunikasi. Contohnya orang
Amerika menghargai betul kekayaan sebagai simbol suksesnya orang.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan merupakan hak asasi
sekaliguskewajiban yang harus diberikan perhatian oleh setiap orang. Pemerintah
dansegenap masyarakat bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan
peningkatankualitas pelayanan kesehatan kegawatdaruratan sebagai bagian utama
daripembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004).

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
konsep dasar hak & kewajiban dalam kegawatdaruratan, konsep komunikasi
dalam konteks kegawatdaruratan, serta konsep hubungan personal sebagai
landasan dalam memberikan pelayanan keperawatan.

16

Anda mungkin juga menyukai