Anda di halaman 1dari 13

1

A. DEFINISI
Hati merupakan organ pencernaan terbesar dalam tubuh manusia. Berat
organ hati pada manusia dewasa sekitar 1400-1600 gram, yaitu sekitar 2,5 %
dari berat tubuh. Hati terletak di bawah paru-paru kanan dan dilindungi oleh
tulang rusuk.
Fungsi hati :
1. Berperan dalam proses pembuatan protein. Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan sel. Hati bertanggung jawab atas produksi dari 90% protein
plasma.
2. Sebagai tempat penyimpanan. Hati menyimpan karbohidrat, zat besi, dan
vitamin yang berguna saat tubuh memerlukan. Hati juga menyimpan dan
melepas glukosa dari dan ke dalam darah untuk menyediakan energi bagi
tubuh.
3. Memproduksi cairan empedu. Empedu adalah zat yang membantu pencernaan
dan penyerapan makanan.
4. Tempat detoksifikasi dan penguraian zat. Hati mengurai zat-zat kimia yang
masuk ke dalam tubuh seperti alkohol, obat-obatan, dan produk buangan dari
tubuh. Hati juga mengurai sel darah merah yang mati menjadi zat yang
mewarnai urin dan feses.
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan
fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya
sebagian besar fungsi hepar. ( Gips & Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karena
hepatitis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada
fungsi hati. ( Ghofar, Abdul : 2009 )
Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk menggantikan sel-sel
yang rusak karena luka atau karena sudah tua. Seperti proses pembentukan sel
lain di dalam tubuh, proses ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel.
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme
kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol.
Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon.
2

Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan terus menerus
memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor.
(Anonim, 2004)
Kanker hepar dapat bermula dari organ bagian hepar (hepatocellular
cancer) atau dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari kolon, yang
menyebar ke hati (metastatic liver cancer). Kanker yang berasal dari organ
hepar sering disebut sebagai kanker hepar dan merupakan jenis kanker kelima
yang memiliki insidensi terbesar di dunia. Penyakit yang sering berhubungan
dengan kanker hepar antara lain virus hepatitis dan sirosis hati. (Bruix dan
Sherman, 2005)

B. ETIOLOGI
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler) disebabkan adanya infeksi hepatitis
B kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul : 2009 )
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan
C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor
keturunan. (Fong, 2002).
Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang
utama didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai
penyakit kronik hepatitis. Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun
yang menderita penyakit hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar
terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk., 1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam puluh
tahun. Dari sebuah survei di Kanada, setiap tahun sekitar 1800 orang
didiagnosis menderita kanker hati, dan separuh lebih adalah lelaki.
Faktor-faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
1. Infeksi virus Hepatitis B dan C, 70 % kanker hati disebabkan oleh infeksi
virus Hepatitis B
2. Konsumsi alkohol yang berlebihan
3. Penggunaan jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba dapat
meningkatkan risiko paparan infeksi virus Hepatitis B dan C
3

4. Paparan racun jamur (aflatoksin) yaitu jamur yang ditemukan dalam kacang
tanah
5. Penyakit perlemakan hati non alkoholik
6. Kontak dengan racun kimia(misal : vinil, arsen, klorida)
7. Penggunaan steroid anabolic dalam jangka waktu yang lama
8. Hemokromatosis atau penyakit turunan dengan akumulasi zat besi dalam
organ
9. Pria mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker hati.
Perbandingan pria : wanita = 3 : 1

C. KLASIFIKASI
Berdasarkan organ pertama tempat mereka berkembang, kanker hati di
bagi menjadi kanker hati primer dan sekunder. Sel kanker yang memulai
perkembangannya pada hati disebut dengan kanker hati primer. Berawal dari
sini, sel kanker dapat berkembang dengan cara yang berbeda dan
menghasilkan beberapa jenis kanker hati yang berbeda pula. Kanker biasanya
dinamai berdasarkan jenis sel aslinya dari organ pertama tempat mereka
berkembang.
Sel-sel kanker dapat melepaskan diri dari lokasi utama dan mulai
melakukan perjalanan ke bagian tubuh lain melalui darah atau sistem limfatik.
Sel-sel tersebut kemudian hinggap pada organ lain dan mulai
mengembangkan dirinya. Kondisi inilah yang disebut dengan kanker
sekunder. Tetapi jenis sel-sel yang berkembang masih sama dengan sel
kanker primer.
Sangat penting mengetahui jenis sel kanker primer, karena pengobatan
yang diberikan akan merujuk pada kanker primer meskipun telah berkembang
pada bagian tubuh yang lain. Berikut ini merupakan kelompok kanker hati
primer yang dibedakan dalam lima kategori.
1. Karsinoma hepatoseluler (Hepatocellular carcinoma)
Kanker ini juga terkadang disebut hepatoma atau kanker hati. Ini adalah
jenis yang paling umum dari kanker hati primer. Hepatocellular adalah
4

sebutan untuk sel-sel hati. Sedangkan karsinoma adalah sebutan untuk


kanker. Jenis kanker hati ini berkembang dari sel-sel hati utama yang
disebut dengan hepatosit. Hal ini lebih sering terjadi pada orang dengan
kondisi hati yang rusak karena sirosis (hepatitis kronis). Kondisi ini lebih
sering dikembangkan oleh pria dibandingkan pada wanita. Kondisi ini
juga lebih umum terjadi pada orang dengan usia lanjut.
2. Cholangiocarcinoma (kanker saluran empedu)
Cholangio adalah istilah yang mengacu pada saluran empedu. Hati adalah
organ yang memproduksi empedu. Empedu membantu mencerna lemak
dalam makanan dan mengalir melalui tabung yang disebut dengan saluran
empedu ke dalam kandung empedu. Kanker bisa di mulai di mana saja
dalam sepanjang saluran empedu tersebut. Jika kanker di mulai di bagian
saluran dalam hati, maka ini disebut dengan cholangiocarcinoma intra
hepatic dan digolongkan sebagai jenis kanker hati primer. Jika kanker di
mulai di bagian luar saluran hati, maka ini disebut dengan extrahepatic
cholangiocarcinoma.
3. Angiosarcoma(Kanker yang dimulai pada pembuluh darah di hati)
Angiosarcoma juga bisa disebut haemangiosarcoma. Kanker jenis ini
dimulai dari pembuluh darah hati, dan sangat jarang terjadi. Kanker hati
jenis ini paling sering didiagnosis pada orang yang mencapai usia 70
hingga 80-an. Ini adalah jenis sarkoma jaringan lunak. Sarkoma adalah
kelompok tumor yang seringkali menyerang jaringan tubuh bagian
tengah, meskipun tak menutup kemungkinan menyerang jaringan tubuh
bagian luar.
4. Hepatoblastoma
Layaknya angiosarcoma, hepatoblastoma adalah jenis yang sangat jarang
dari kanker hati primer. Kanker ini biasanya mempengaruhi anak-anak.
jenis kanker hati ini seringkali didiagnosis pada anak-anak yang berusia di
bawah 3 tahun. Sekitar 70% anak dengan penyakit ini memiliki hasil yang
baik dengan operasi dan kemoterapi. Tingkat kelangsungan hidup lebih
besar dari 90% untuk tahap awal penyakit.
5

5. Kanker Hati Sekunder : Kanker yang ditemukan tidak dimulai dari hati,
tetapi mulai di tempat lain (seperti, payudara, usus, atau paru-paru) dan
menyebar ke hati. Ini disebut kanker metastatik. Meskipun sel-sel kanker
di hati, masih terlihat dan bertindak seperti sel-sel kanker dari bagian
tubuh yang berasal. Jika seseorang memiliki kanker paru-paru yang telah
menyebar ke hati, sel-sel kanker di hati masih sel kanker paru-paru,
sehingga orang tersebut akan dirawat karena kanker paru-paru metastatik.
Kanker hati/ Karsinoma hepatoseluler memiliki beberapa stadium
perkembangan yaitu :
1. Stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar.
Stadium ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal.
2. Stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat
lebih dari satu tumor di hepar.
3. Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke
pembuluh darah di dekat hepar.
4. Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun
belum mencapai limfonodus.
5. Stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai
limfonodus.
6. Stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-
paru. Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi
(Fong, 2002; Bruix dan Sherman., 2005).

D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan
gejala seperti :
1. Gangguan nutrisi : berat badan turun drastis, kehilangan nafsu makan,
nausea/mual, anoreksia
2. Nyeri di bagian dada dan perut
3. Oedema dan ascites
6

4. Ikterus/pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang disebabkan
oleh penumpukan bilirubin
5. Urin berwarna lebih gelap
6. Suhu badan meningkat
7. Merasa lelah luar biasa
8. Anemia
9. Perdarahan di dalam tubuh

E. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan etiologi dapat dijelaskan bahwa Virus Hepatitis B dan
Hepatitis C, kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida,
arsen), kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman keras (pengguna
alkohol), aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal, dan Nitrosamin
dapat menyebabkan terjadinya peradangan sel hepar.
Unit fungsional dasar dari hepar di sebut lobul dan unit ini unik karena
memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar.
Inflamasi pada hepar terjadi karena invasi virus HBV dan HCV akan
mengakibatkan kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik(empedu
yang membesar tersumbat oleh tekanan nodul maligna dalam hilus hati),
sehingga menimbulkan nyeri. Beberapa sel yang tumbuh kembali dan
membentuk nodul dapat menyebabkan percabangan pembuluh hepatik dan
aliran darah pada porta yang dapat menimbulkan hipertensi portal. Hipertensi
portal terjadi akibat meningkatnya resistensi portal dan aliran darah portal
karena transmisi dari tekanan arteri hepatik ke sistem portal. Dapat
menimbulkan pemekaran pembuluh vena esofagus, vena rektum superior dan
vena kolateral dinding perut. Keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan
(hematemesis melena). Perdarahan yang bersifat masif dapat menyebabkan
anemia, perubahan arsitektur vaskuler hati menyebabkan kongesti vena
7

mesentrika sehingga terjadi penimbunan cairan abnormal dalam perut (acites)


menimbulkan masalah kelebihan volume cairan.
Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses
regenerasi sel-sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis) yang
mengakibatkan gangguan kemampuan fungsi hepar yaitu gangguan metabolik
protein, yang menyebabkan produksi albumin menurun (hipoalbuminenia),
sehingga tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik koloid. Tekanan
osmotik koloid yang rendah mengakibatkan terjadinya acites dan oedema.
Kedua keadaan ini dapat menyebabkan masalah kelebihan volume cairan.
Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa amonia, bila
kadarnya meningkat dalam darah dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat
(SSP) yang dapat menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik.
Gangguan metabolisme protein juga mengakibatkan penurunan sintesa
fibrinogen prothrombin dan terjadi penurunan faktor pembekuan darah
sehingga dapat menimbulkan perdarahan.
Ikterus timbul karena kerusakan sel parenkim hati dan duktuli empedu
intrahepatik maka terjadi kesukaran pengangkutan tersebut dalam hati.
Akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgutasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun
bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang
timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan,
konjugasi dan ekskresi bilirubin, oleh karena nodul tersebut menyumbat vena
porta atau bila jaringan tumor tertanam dalam rongga peritoneal. Peningkatan
kadar billirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu
dalam darah yang kan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus. (Smeltzer,2003
Kerusakan sel sel hepar juga dapat mengakibatkan penurunan fungsi
penyimpanan vitamin dan mineral sehingga terjadi defisiensi pada zat besi,
vitamin A, vitamin K, vitamin D, vitamin E, dll. Defisiensi zat besi dapat
mengakibatkan keletihan, defisiensi vitamin A mengakibatkan gangguan
penglihatan, defisiensi vitamin K mengakibatkan risiko perdarahan, defisiensi
8

vitamin D mengakibatkan demineralisasi tulang dan defisiensi vitamin E,


berpengaruh pada integrasi kulit.
Gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein menyebabkan
penurunan glikogenesis dan glikoneogenesis sehingga glikogen dalam hepar
berkurang, glikogenolisis menurun dan glukosa dalam darah berkurang
akibatnya timbul keletihan. Sel hati tidak mampu menyimpan glikogen
sedangkan pemakaian tetap bahkan meningkat akibat proses radang,
menyebabkan depot glikogen di hati menurun. Kurangnya asupan (perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan) akibat anoreksia menyebabkan turunnya
produksi energi sehingga timbul gejala lemas, perasaan cepat lelah yang dapat
mengganggu aktivitas. Peradangan hati menyebabkan pembesaran pada hati
yang menimbulkan nyari. Nyeri yang tidak dapat ditoleransi menimbulkan
penurunan nafsu makan, asupan berkurang menyebabkan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
9

F. PATHWAY
10

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemerikasaan Fisik
Menurut Doenges (1999) hasil periksaan fisik pada pasien dengan
hepatoma adalah:
a. Tanda-tanda vital : Tekanan darah meningkat, nadi bradikardia, suhu
meningkat, pernapasan meningkat.
b. Mata: sklera ikterik.
c. Mulut: mukosa kering,bibir pucat.
d. Abdomen : terdapat nyeri tekan pada kuadrat kanan atas,
pembesaran hati, asites, permukaan teraba ireguler.
e. Kulit : gatal (pruritus), ikterik.
f. Ekstremitas : mengalami kelemahan, peningkatan edema.
2. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakuakan pada pasien dengan karsioma


hepatoseluler menurut Isselbacher (2000) adalah:

a. Pemerikasaan Laboratorium.
1) Terjadi peningkatan kadar bilirubin alkali fosfatase, asparat
aminotransferase (AST), glutamic oxaloacetik transaminase
(SGOT) dan lactic dehidogenase (LDH) dapat terjadi.
2) Leukositosis (peningkatan jumlah sel darah putih), eritrositosis
(peningkatan jumlah sel darah merah)
3) Hiperkalsemia, hipoglikemia dan hiperkolesterolemia juga
terlihat dalam pemeriksaan laboratorium.
b. USG Abdomen: mendeteksi adanya tumor hati.
c. Biopsi hati: terdapat resiko sel-sel tumor akan bermigrasi di
sepanjang bekas biopsi.
d. Laparoskopi:untuk melakukan biopsi sel hati dibawah pandangan
langsung.
11

H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pasien karsinoma hepatoseluler menurut Smeltzer
(2001) adalah:

1. Non Bedah
a. Terapi Radiasi
Tujuannya adalah memberikan radiasi langsung kepada sel-sel tumor
agar tidak menyebar bertambah besar, nyeri dan gangguan rasa
nyaman dapat dikurangi secara efektif dengan terapi radiasi pada 70%
hingga 90% penderita. Gejala anoreksia, kelemahan dan panas juga
berkurang dengan terapi ini.
Metode pelaksanaan radiasi mencakup:
1) Penyuntikan antibodi berlabel isotop radioaktif secara intravena
yang secara spesifik yang menyerang antigen yang berkaitan
dengan tumor
2) Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk therapi
radiasi intertitial.
b. Kemoterapi
Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan
metode yang digunakan untuk memberikan preparat antincoplastik
kepada pasien tumor primer dan metastasis hati untuk memberikan
kemotrapi dengan konsentrasi tinggi kedalam hati melalui arteri
hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam.
c. Drainase Bilier perkutan atau Drainase Transhepatik
Ini digunakan untuk melalukan pintasan saluran empedu yang
tersumbat oleh tumor hati, pankreas atau saluran empedu pada pasien
tumor yang tidak dapat dioperasi atau pada pasien yang dianggap
berisiko. Prosedur seperti ini dikerjakan untuk memberikan kembali
tumor yang tidak dapat dioperasi atau pada pasien yang dianggap
berisiko. Presedur seperti ini dikerjakan untuk membentuk kembali
sistem drinase bilier, mengurangi tekanan serta rasa nyeri karena
12

penumpukan empedu akibat obstruksi dan meredakan gejala pruritus


serta ikterus. Selama beberapa hari setelah dipasang, karteter dibuka
untuk drainase eksternal. Cairan empedu yang mengalir keluar
diobservasi dengan ketat untuk mengetahui jumlah, warna dan adanya
darah serta debris.
d. Bentuk terapi non bedah lainnya
1) Hipertemia pernah dilakukan sebagai suatu bentuk terapi untuk
mengatasi pada hati. Pemanasan diarahkan pada tumor melalui
beberapa cara untuk menimbulkan nekrosisi pada jaringan tumor
tersebut sementara jaringan normal tetap terlindungi.
2) Cryosurgery adalah prosedur invasif minimal (untuk membunuh
sel kanker dengan cara dibekukan), secara substansial
meminimalkan rasa sakit dan bekas luka pasca operasi sehingga
pasien lebih cepat pulih. Namun ada beberapa risiko terkait,
seperti kerusakan jaringan sehat di dekatnya dan jaringan saraf.
3) Embolisasi untuk menggunakan aliran darah aterial kedalam
jaringan tumor dengan memasukaan patikel-partikel gelfoam
kedalam pembuluh darah arteri yang yang memperdarahi tumor
ternyata cukup efektif pada pasien-pasien dengan tumor yang
kecil.
4) Imunotherapi merupakan bentuk terapi lain yang masih diteliti.
Pada tahap ini, limfosit dengan reaktivitas anti tumor diberikan
kepada penderita tumor hati. Regresi tumor yang merupakan hasil
akhir yang diinginkan ternyata terlihat pada penderita kanker
metastasis yang tidak berhasil diobati sengan terapi standar.
2. Teknik Bedah
1) Hepatektomi parsial: pembedahan yang hanya mengangkat
tumornya saja (sebagian dari hati).
2) Hepatektomi total: operasi yang kompleks di mana seluruh
hati/liver akan diangkat. Prosedur ini diikuti dengan transplantasi
hati karena tubuh tidak dapat hidup tanpa hati.
13

3) Transplantasi hati: Prosedur operasi ini melibatkan dua langkah.


Organ hati/liver sehat akan diambil dari donor (orang yang mati
otak) dan kemudian ditanamkan ke dalam tubuh untuk
menggantikan organ hati/liver pasien yang rusak. Transplantasi
hati tergolong tindakan yang cukup mahal biayanya.
Efek samping utama transplantasi hati termasuk :

o Resiko tinggi infeksi


o Perdarahan yang disebabkan oleh ketidakmampuan organ
hati baru memproduksi protein pembekuan darah
o Pembekuan dalam pembuluh darah utama yang mensupply
darah ke hati
o Penolakan hati hasil transplantasi (tidak diterima oleh tubuh)

Anda mungkin juga menyukai