Juknis SMAT-PJJ SMK PDF
Juknis SMAT-PJJ SMK PDF
DINAS PENDIDIKAN
Jln. Dr. Radjiman No. 6 Telp. (022) 4264813 Fax. (022) 4264881
Wisselboard (022) 4264944, 4264957, 4264973
BANDUNG - 40171
KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah Menengah Atas
Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh Sekolah Menengah
Kejuruan Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2017/2018
sebagaimana Lampiran I dan II Keputusan ini sebagai
bagian tidak terpisahkan;
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 5 Juni 2017
Tembusan:
1. Yth. Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat;
2. Yth. Kepala Bidang PKLK, PMU, PMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat;
3. Yth. Kepala BP3 Wilayah I-VII Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
LAMPIRAN I
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat
Nomor : 420/17568 -Set.Disdik
Tanggal : 5 Juni 2017
Tentang : Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Sekolah
Menengah Atas Terbuka dan
Pendidikan Jarak Jauh Sekolah
Menengah Kejuruan Jawa Barat
Tahun Pelajaran 2017/2018
B. Pengertian
Dalam Pedoman Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan :
1. Sekolah Menengah Atas terbuka yang selanjutnya disebut SMA
Terbuka adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari sekolah
menengah atas induk dengan menggunakan metode belajar
mandiri, terbuka dan jarak jauh.
2. Metode belajar mandiri adalah proses belajar yang dilakukan
peserta didik secara perorangan atau kelompok dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar dan mendapat bantuan
atau bimbingan belajar atau tutorial sesuai kebutuhan.
3. Metode belajar terbuka adalah metode dengan fleksibilitas
pilihan dan waktu penyelesaian program. Peserta didik dapat
belajar sambil bekerja, atau mengambil program pendidikan
yang berbeda secara terpadu dan berkelanjutan melalui
pembelajaran tatap muka dan jarak jauh.
4. Metode pembelajaran jarak jauh adalah metode yang peserta
didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
komunikasi, informasi, dan media lain.
5. Sekolah induk adalah sekolah menengah yang telah ditetapkan
oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk menyelenggarakan
sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah.
6. Tempat Kegiatan Belajar yang selanjutnya disebut TKB adalah
bagian dari satuan pendidikan berupa tempat atau ruang yang
refresentatif untuk mendukung pleaksanaan kegiatan
pembelajaran.
7. Guru Bina adalah guru mata pelajaran pada sekolah induk
yang diberi tugas untuk mengajar di SMA Terbuka sesuai mata
pelajaran yang ditentukan.
8. Guru Pamong/Tutor adalah pembimbing belajar mandiri siswa
yaitu anggota masyarakat yang peduli akan pendidikan minimal
D3, dan berada pada lingkungan sekitar Tempat Kegiatan
Belajar.
C. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya program SMA Terbuka diantaranya:
1. Mempercepat pencapian APK-APM pendidikan menengah di
Provinsi Jawa Barat;
2. Meningkatkan akses layanan pendidikan sekolah menengah
melalui SMA Terbuka;
3. Meningkatkan mutu layanan pendidikan, melalui pengembangan
keterampilan/keahlian, yang dapat menunjang langsung
kehidupan peserta didik setelah selesai mengikuti pendidikan;
4. Meningkatkan mutu SMA Terbuka melalui peningkatan
kompetensi dan kesejahteraan tenaga kependidikan dan proses
belajar mengajar serta kelengkapan berbagai komponen
pendidikan;
5. Adanya efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SMA Terbuka;
6. Terserapnya anak-anak usia 16–21 tahun tamatan SMP/MTs/
Sederajat, yang karena berbagai kendala sosial budaya, ekonomi,
geografis, Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP) dan keterbatasan
waktu (atlit, pekerja, dll.), untuk melanjutkan pendidikannya
melaui SMA Terbuka, karena mereka tidak dapat mengikuti
pendidikan di SMA/SMK/MA/ Sederajat;
7. Tertatanya penyelenggaraan proses pembelajaran peserta didik
baik secara Dominan on Line (DOMON), Balance On Line dan
Tatap Muka (BONTAMU) dan Dominan Tatap Muka (DOMTAMU) di
Sekolah Induk dan TKB dengan efektif dan efisien.
9. Sekolah Induk
a. menyusun dan menetapkan organisasi pengelola SMA
Terbuka;
b. melaksanakan rekuitmen peserta didik, guru SMA
Terbuka, guru bimbingan dan konseling, tenaga
kependidikan TKB;
c. melaksanakan sosialisasi program SMA Terbuka kepada
komponen internal masyarakat; pada jenjang sekolah dan
membuat peta wilayah jangkauan dan kantong-kantong
sasaran program SMA Terbuka;
d. menetapkan TKB di wilayah sasaran;
e. membina TKB Mandiri, yaitu TKB yang didirikan dan
dikelola masyarakat secara mandiri;
f. melaksanakan seleksi dan registrasi peserta didik SMA
Terbuka;
g. menentukan model layanan pembelajaran mandiri sesuai
kondisi sarana prasarana yang ada dan dukungan
fasilitas jaringa online, yaitu: 1) Dominan online (Domon),
2) Balance online dan Tatap Muka (Bontamu), atau 3)
Dominan tatap muka (Domtamu);
h. melaksanakan proses pembelajaran sesuai model layanan
pembelajaran yang ditetapkan;
i. melaksanakan penilaian hasil belajar;
j. mengelola dan melaporkan hasil belajar, rapor dan
lainnya;
k. mengelola dokumen induk peserta didik;
l. menerbitkan ijazah dan atau sertifikat kompetensi sesuai
format sebagaimana terlampir, bagi peserta didik SMA
Terbuka yang telah dinyatakan lulus ujian
nasional/ujian sekolah;
m. berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan perguruan
tinggi relevan;
n. mengelola sistem dan struktur jaringan SMA Terbuka
o. mengelola keuangan bantuan penyelenggaraan SMA
Terbuka;
p. menyiapkan sarana-prasarana pembelajaran.
BP3/CABANG
DISDIK JABAR
F. Pengelola SMA Terbuka
Pengelola SMA Terbuka melibatkan pendidik dan
tenaga kependidikan yang direkrut dari sekolah induk dan
TKB.
1. Pendidik adalah guru SMA terbuka yang direkrut terutama
dari sekolah induk.
2. Tenaga kependidikan, terdiri atas:
a. kepala sekolah, yaitu kepala sekolah induk;
b. wakil kepala/guru sekolah yang ditunjuk khusus
sebagai pengelola SMA Terbuka;
c. tenaga administrasi atau tata usaha (TU);
d. tenaga kependidikan TKB yang direkrut dari masyarakat di
sekitar TKB
2. Langkah-langkah:
a. Penyusunan tim;
b. Penyusunan bahan sosialisasi;
c. Penyusunan jadwal sosialisasi;
d. Pelaksanaan sosialisasi;
e. Pelaksanaan koordinasi.
e. Petugas
Pelaksana kegiatan ini adalah petugas yang ditunjuk dari:
1) Dinas Pendidikan Provinsi.
2) Dinas Pendidikan Kabupaten / kota.
3) Kepala Sekolah / Wakil Kepala Sekolah, Guru
Pembina/Guru Bina, dan Guru Pamong.
4) Aparat Pemerintah setempat.
f. Sasaran
Sasaran penyuluhan dan publikasi yaitu :
1) Calon tamatan SMP/MTs
2) Tamatan SMP/MTs
3) Para santri pesantren salafiyah
4) Anak putus sekolah SMA/SMK/MA
5) Orang tua siswa SMP / MTs
6) Tokoh masyarakat
7) Kepala SMP / MI dan Guru SMP / MI
8) Pimpinan pondek pesantren salafiyah.
g. Indikator keberhasilan.
1) Kegiatan penyuluhan dan publikasi dianggap berhasil
bila jumlah calon siswa yang mengikuti pendidikan di
SMA Terbuka meningkat.
2) Siswa yang tertampung di SMA Terbuka benar-benar
berasal dari mereka yang kondisi sosial ekonominya
lemah dan kondisi geografis sulit.
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan 3 3 3
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Keterangan:
a. Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok
mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan
oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata
pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh
pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran
muatan lokal yang berdiri sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45
menit.
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri,
maksimal 80% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per
minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik
dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budya, dan faktor
lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan
Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang
disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang
disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat
diganti setiap semesternya.
1) Mata Pelajaran Umum
Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program
kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program
kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam
bidang sosial, budaya, dan seni.
2) Mata Pelajaran Peminatan Akademik
Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C
merupakan program kurikuler yang bertujuan
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan
akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan.
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
III. Peminatan Bahasa dan Budaya
G. Peran Guru Bina, Tutor, dan Tugas Peserta Didik dalam Kegiatan
Tatap Muka
1. Guru Bina adalah Guru mata pelajaran dari sekolah induk yang
bertugas sebagai pengajar sesuai dengan bidang studi nya,
mengajar di TKB. Peran guru bina adalah :
a. membimbing, memecahkan kesulitan siswa yang berasal dari
TKB maupun kesulitan yang diajukan pada saat tatap muka
atau kegiatan belajar yang tidak dapat dilaksanakan di TKB;
b. melaksanakan tatap muka baik di TKB maupun di sekolah
induk;
c. melaksanakan penilaian;
d. membantu melakukan penyuluhan dan publikasi serta
mendaftar calon siswa baru dan pelaksanaan Pengenalan
Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru;
e. bertanggung jawab dalam penyusunan program tahunan,
program semester, jadwal belajar di TKB, penyusunan jadwal
kegiatan tatap muka, penyusunan program penilaian,
penyusunan program supervisi, rencana pemanfaatan dan
distribusi media belajar, membahas materi esensial dan sulit
yang dialami oleh siswa guna menunjang pelaksanaan tatap
mukmelaksanakan tatap muka 1 kali seminggu , 2 kali
seminggu, atau 1 kali sebulan, serta mengajar menggunakan
sistem blok untuk setiap rombongan belajar, sesuai dengan
jadwal.Dengan sasaran mengatasi materi pelajaran yang belum
dipahami atau belum dikuasai pada waktu siswa belajar di
TKB, atau kegiatan belajar yang tidak dapat dilakukan di TKB
misalnya praktikum IPA, praktikum Keterampilan, Olah
raga,Praktek Kejuruan
f. menjadi Panitia PPDB;
g. membantu Memantapkan Lokasi TKB dan Pembagian
Rombongan Belajar Tatap Muka.
2. Tutor adalah tenaga pendidik dan kependidikan yang diberikan
mandat oleh sekolah induk untuk melakukan pelayanan
Pendidikan terhadap peserta didik di TKB. Tugas Tutor di TKB
sebagai berikut:
a. Membaca buku petunjuk untuk mengetahui hal-hal yang
harus dilakukan;
b. Membagikan modul kepada peserta didk;
c. Mempelajari modul, agar mengetahui tentang tujuan dan
petunjuk lain.
d. Menjelaskan kepada siswa cara belajar dengan modul,
maupun bahan ajar berbasis IT.
e. Meminta kepada siswa untuk mengisi daftar hadir.
f. Mencatat kemajuan belajar peserta didik untuk mengetahui
kapan harus dilakukan tes akhir modul/ulangan harian atau
tes lainnya.
g. Mencatat pertanyaan dan masalah yang tidak bisa dipecahkan
di TKB dan dikirim ke Guru bina.
h. Membimbing proses belajar peserta didik di TKB
i. Menyampaikan laporan bulanan kegiatan belajar di TKB ke
SMA Induk.
j. Membantu melakukan tes akhir modul bila diminta oleh guru
bina.
Program keterampilan
sesuai potensi daerah
SMA Terbuka
Menguasai kompetensi
pendidikan menengah
WIRAUSAHA
PENDAPATAN
MANDIRI
TERAMPIL, MODAL USAHA
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Pembelajaran UJIAN
Akademik NASIONAL
TUJUAN
Siswa Kompetensi 1. Melanjutkan
Akademik & ke jenjang
SMAT Keterampila lebih tinggi
2. Bekerja
n 3. Berusaha
mandiri &
Pembelajaran Memberi bekal
sekolah
Keterampilan & keterampilan
Kewirausahaan untuk peserta
didik
4. Komponen
a. Aspek administratif, meliputi kelengkapan:
K. Supervisi
1. Supervisi Sekolah Induk
Kepala sekolah induk sebagai penanggung jawab SMA
Terbuka yang dikelolanya harus melaksanakan supervisi
secara rutin dan terjadwal, baik terhadap pengelola sekolah
terbuka pada jenjang pendidikan menengah di sekolah
induk maupun di TKB.
2. Supervisi oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat
Supervisi dilakukan oleh Pengawas yang ditunjuk oleh Dinas
Penndidikan Jawa Barat.
L. Pembiayaan
1 Satuan Biaya
Satuan biaya untuk menunjang penyelenggaraan SMA
Terbuka dihitung berdasarkan kornponen biaya yang
bersifat variabel, yaitu komponen biaya untuk peserta
didik yang bervariasi tergantung jumlah peserta didik yang
dikelola, dan komponen biaya statis, yaitu komponen biaya
untuk investasi dan pemeliharaan.
2 Komponen Pembiayaan
a. Biaya Pengelolaan (Manajemen)
1) Honor (bulanan) bagi:
a) Pengelola,
b) Pendidik dan tenaga kependidikan SMA Terbuka,
tenaga kependidikan TKB,
c) Tenaga administrasi sekolah.
2) Transport untuk:
a) Kunjungan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah
induk ke TKB,
b) Kunjungan tenaga kependidikan dan peserta didik
ke sekolah induk,
c) Pembinaan (supervisi akademik dan administratif).
3) Honor Kegiatan Penunjang Akademik:
a) Pengawas Ujian Tengah Semester,
b) Pengawas Ujian Akhir Semester,
c) Kegiatan Remedial.
b. Alat Tulis Kanlor (ATK)
c. Biaya Investasi untuk:
1) Perawatan dan pcngembangan jaringan TIK,
2) Peralatan praktek,
3) Bahan praktikum/ praktek kelerampiIan,
4) Perawatan gedung dan alat/barang inventaris.
M. Sumber Dana
1 Pusat (APBN)
a. bantuan operasional SMA Terbuka merupakan bantuan
operasional kunjungan pendidik SMA Terbuka ke TKB dan
tenaga kependidikan TKB kc sekolah induk;
b. KIP (Kartu Indonesia Pintar) merupakan bantuan untuk
perlengkapan peserta didik, seperti buku tulis, alal tulis,
dan transportasi ke TKB dan sekolah induk;
c. sarana dan prasarana pcnunjang SMA Terbuka;
2 Daerah (APBD) Provinsi
a. BPMU (Bantuan Pendidikan Menengah Universal)
b. Bantuan pendidikan lainnya.
N. Penutup
Kesadaran dan kepedulian seluruh pemangku kepentingan
pendidikan terhadap program pendidikan layanan khusus yang
diperuntukan bagi peserta didik yang kurang beruntung dan belum
mendapatkan layanan pendidikan yang disebabkan karena faktor
geografi, sosial dan ekonomi, dimulai dari tingkat satuan
pendidikan sampai pemegang kebijakan tertinggi, dan semua
unsur masyarakat, merupakan kunci dari terlaksananya
percepatan APK/APM Sekolah Menengah di Provinsi Jawa Barat. Oleh
karena itu, upaya inovasi pendidikan melalui SMA Terbuka dapat
dipandang sebagai suatu wujud nyata upaya yang sangat berarti
dalam rangka meningkatkan APK/APM Sekolah Menengah di Provinsi
Jawa Barat.
Demikian Petunjuk Teknis Pelaksanaan SMA Terbuka ini dibuat,
agar menjadi pedoman bagi pihak terkait dalam memahami dan
melaksanakan program kegiatan percepatan capaian APK-APM
melalui SMA Terbuka yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat pada bidang PMU dan Bidang Pendidikan
Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus sebagai leading sector
penyelenggaran SMA Terbuka di Jawa Barat
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi Jawa Barat dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMD) tahun 2013-2018, memiliki Visi Jawa Barat
Maju dan Sejahtera Untuk Semua dan Misi Membangun
Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing. Untuk
mewujudkan visi dan misi tersebut Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat telah mencanangkan kemudahan akses pendidikan
dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan
menengah.
Saat ini Provinsi Jawa Barat belum berhasil dalam hal
pencapaian APM-APK sesuai dengan yang diharapkan. Data pada
tahun 2015-2016 capaian APK pendidikan menengah Provinsi
Jawa Barat 76% memiliki kesenjangan 10% dari target pencapain
APK SM yang ditetapkan. Hal ini ditunjukkan masih terdapat
247.067 siswa yang tidak melanjutkan ke tingkat sekolah
menengah. Pada tahun 2014-2015 berdasarkan data lulusan
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs)
sebanyak 703.747 siswa. Sedangkan daya tampung sekolah
menengah hanya 469.567. Sehingga terdapat kesenjangan
sebanyak 234.180 peserta didik yang tidak dapat melanjutkan
pendidikan ke pendidikan menengah.
Untuk mengatasi kesenjangan tampung sekolah, pemerintah
Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan telah melaksanakan
beberapa program antara lain pembangunan ruang kelas baru
(RKB), pembangunan unit sekolah baru (USB), sekolah petang dan
program Paket C. Namun hasilnya belum memenuhi target
pencapaian APK-APM pendidikan menengah.
Selain karena kondisi fisik sekolah menengah di Jawa Barat
yang belum memiliki rendahnya daya tampung pada sesuai
dengan kebutuhan, ada faktor lain yang menyebabkan angka
partisipasi sekolah menengah ini di antaranya, rendahnya status
ekonomi orang tua atau masyarakat dan keterpencilan tempat
tinggal siswa. Kedua hal ini menjadi kendala di sisi ekonomi
maupun geografis untuk menjangkau layanan pendidikan.
Dalam upaya mempercepat pencapaian APK-APM pendidikan
menengah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
mengembangkan program PJJ SMK. Program PJJ SMK
dikembangkan pada SMK yang sudah ada dengan membuka
Tempat Kegiatan Belajar (TKB) di daerah-daerah tertentu yang
tidak dapat terjangkau oleh siswa SMA/SMK/MA.
Program PJJ SMK merupakan program baru sehingga
dibutuhkan sebuah Petunjuk Teknis yang dapat dijadikan
pedoman pelaksanaan yang wajib dipahami oleh semua pihak
yang terlibat dalam penyelenggaraan program PJJ SMK.
B. Tujuan
Petunjuk Teknis ini disusun sebagai penjabaran amanat
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 119 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah. Penyelenggaraan PJJ pada pendidikan menengah
diharapkan dapat meningkatkan:
1. perluasan dan pemerataan akses pendidikan;
2. peningkatan mutu dan relevansi pendidikan dasar dan
menengah.
C. Sasaran
Sasaran juknis pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pada
SMK ini adalah:
1. Kepala SMK penyelenggara PJJ, pendidik, tenaga kependidikan,
para pemangku kepentingan (stake holders) dan mitra sekolah
penyelenggara PJJ (DU/DI);
2. Peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.
II. PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN JARAK JAUH
PADA SMK
A. Gambaran Umum
Berdasarkan pasal 2 bab II Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan nomor 119 tahun 2013 PJJ jenjang pendidikan
dasar dan menengah bertujuan meningkatkan perluasan dan
pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan
relevansi pendidikan dasar dan menengah.
Peningkatan dan perluasan akses terhadap pendidikan
khususnya pada jenjang menengah bagi seluruh rakyat Indonesia
ditunjukkan dengan peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM)
maupun Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah.
Kualitas ditunjukkan oleh tingkat keterserapan tamatan SMK di
dunia industri/dunia kerja. Hal ini menjadi tantangan utama
penyelenggaraan program PJJ. Dengan pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dapat mendukung
tersedianya layanan pendidikan yang tidak terbatas pada jarak,
waktu, dan ruang menjadi peluang diselenggarakannya program
PJJ SMK. Dengan demikian program ini diharapkan dapat
meningkatkan pemerataan proses dan layanan pendidikan yang
dilandaskan pada keadilan dan kesamaan hak untuk memperoleh
kesempatan berpartisipasi dalam proses dan layanan pendidikan,
bagi siapapun tanpa pengecualian.
Karakteristik program PJJ yang fleksibel, tidak terbatas
ruang, dan waktu dalam membuka akses, ketersediaan,
keterjangkauan, dan keterjaminan pendidikan, menyebabkan
program PJJ menarik bagi banyak kalangan. Melalui program PJJ,
setiap orang dapat memperoleh pendidikan berkualitas tanpa
harus meninggalkan keluarga, rumah, dan pekerjaan. Selain
peningkatan akses dan pemerataan pendidikan, program PJJ juga
diharapkan tetap mendukung pencapaian kualitas pendidikan
sesuai standar nasional pendidikan. Proses pembelajaran dalam
PJJ, kurikulum, sumber belajar, penyampaian pembelajaran
(learning delivery system), sehingga bahan ujian dikemas dalam
bentuk standar sehingga memungkinkan untuk didistribusikan
lintas ruang dan waktu dengan memanfaatkan TIK. Untuk itu,
program PJJ mensyaratkan ketersediaan sarana prasarana dan
sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni yang dapat dipenuhi
dengan pemanfaatan fasilitas dan SDM dari SMK penyelenggara
PJJ bekerja sama dengan DU/DI.
Istilah yang digunakan pada petunjuk teknis ini diantaranya
sebagai berikut:
1. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah pendidikan yang peserta
didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajaranya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
komunikasi, informasi, dan media lain. (Permen 72 Tahun
2013).
2. SMK Penyelenggara adalah sekolah yang memenuhi syarat
untuk menjadi penyelenggara sekaligus pembina dari satu
atau lebih tempat layanan pendidikan (Tempat Kegiatan
Belajar).
3. Sekolah penyelenggara PJJ adalah sekolah reguler yang
menyelenggarakan PJJ.
4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan,
dalam hal ini pendidikan jarak jauh.
5. Bantuan belajar adalah segala bentuk kegiatan pendukung
yang dilaksanakan oleh penyelenggara PJJ untuk membantu
kelancaran proses belajar peserta didik berupa pelayanan
akademis dan administrasi, maupun pribadi secara tatap
muka maupun melalui pemanfaatan TIK.
6. Sumber belajar PJJ adalah beragam bahan/sumber berbasis
TIK yang digunakan dalam proses belajar.
7. Tutor adalah pendidik yang memberikan bantuan belajar
kepada peserta didik.
8. Tutorial adalah bentuk bantuan belajar akademik yang dapat
dilaksanakan baik secara tatap muka maupun melalui
pemanfaatan TIK.
9. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah penilaian yang
dilakukan terhadap hasil proses belajar peserta didik baik
secara tatap muka maupun berbasis TIK
10. Praktik adalah pembelajaran keterampilan penerapan teori
dengan pengawasan langsung menggunakan sarana dan
prasarana yang memenuhi standar minimum.
11. Praktikum adalah tugas terstruktur dan berhubungan dengan
validasi fakta atau hubungan antarfakta yang mendukung
capaian pembelajaran secara utuh sesuai dengan persyaratan
dalam kurikulum.
12. Tempat Kegiatan Belajar (TKB) adalah bagian dari satuan
pendidikan berupa tempat atau ruang untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
B. Karakteristik Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Pada Pendidikan
Menengah
Karakteristik utama Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah
keterpisahan pendidik dengan peserta didik, tetapi dimungkinkan
adanya interaksi pembelajaran melalui pertemuan tatap muka
dan daring yang terjadwal. Berdasarkan Permen 119 Tahun 2014,
PJJ memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Terbuka
PJJ yang dilaksanakan pada pendidikan menengah memiliki
karakteristik terbuka yang berarti pembelajaran pada program
PJJ dilaksanakan secara fleksibel dalam hal tempat belajar dan
cara belajar yang terorganisasi dalam sistem pendidikan formal.
2. Belajar mandiri
Belajar mandiri dalam program PJJ berarti proses
pembelajaran diinisiasi oleh peserta didik dalam periode
tertentu. Ketika belajar mandiri, peserta didik secara
perorangan maupun berkelompok peserta didik memanfaatkan
berbagai sumber belajar. Sumber-sumber belajar tsb. lebih
dominan dimanfaatkan oleh peserta didik. Akan tetapi, peserta
didik mutlak mendapatkan bimbingan atau bantuan
belajar/tutorial sesuai kebutuhan.
3. Belajar tuntas
Belajar tuntas merupakan sistem belajar yang
mengutamakan tingkat penguasaan pada level kompetensi
tertentu bagi peserta didik (Permendikbud 119 Tahun 2014). Hal
ini berarti dengan keluwesan dalam program PJJ, diharapkan
peserta didik dapat tuntas dalam penguasaan kompetensi
tertentu karena mereka memiliki akses terhadap sumber belajar
dan layanan pembelajaran, serta memiliki waktu yang cukup
untuk belajar. Untuk itu, dalam rangka mendorong ketuntasan
belajar, bimbingan maupun bantuan belajar yang terstruktur
wajib diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tutorial
tatap muka dan atau daring, dengan mengandalkan bimbingan
tutor secara langsung maupun tidak langsung.
4. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan
atau Teknologi Pendidikan Lainnya
TIK dimanfaatkan untuk menyediakan bantuan belajar yang
meliputi layanan akademis maupun layanan administrasi.
Layanan akademis yang dimaksud adalah penyediaan sumber
belajar sesuai standar nasional pendidikan, interaksi
pembelajaran, maupun evaluasi belajar. Selain dimanfaatkan
dalam pelaksanaan pembelajaraan, penyelenggara PJJ juga
wajib memiliki dan mengembangkan sistem pengelolaan
pembelajaran berbasis TIK.
D. Penyelenggaraan PJJ
Berdasarkan Permendikbud 119 Tahun 2014,
pengorganisasian PJJ dapat diselenggarakan dalam 3 modus
seperti berikut.
1. Modus tunggal yang berarti satuan pendidikan
menyelenggarakan program pendidikan hanya dengan moda
jarak jauh.
2. Modus ganda yang berarti satuan pendidikan
menyelenggarakan program pendidikan baik secara tatap
muka maupun jarak jauh.
3. Modus konsorsium yang berarti terbentuknya jejaring kerja
sama penyelenggaraan pendidikan jarak jauh lintas satuan
pendidikan dengan lingkup wilayah nasional dan atau
internasional.
Penyelenggaraan PJJ dilaksanakan sesuai Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang terdiri atas :
1. standar isi;
2. standar proses;
3. standar kompetensi peserta didik;
4. standar penilaian peserta didik;
5. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
6. standar sarana dan prasarana;
7. standar pengelolaan;
8. standar pembiayaan.
Untuk itu, sistem pembelajaran PJJ yang sesuai dengan SNP
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Penggunaan moda pembelajaran yang peserta didik dengan
pendidiknya terpisah;
2. Penekanan prinsip belajar secara mandiri, terstruktur, dan
terbimbing dengan menggunakan berbagai sumber belajar,
dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Belajar mandiri dalam program PJJ berarti proses
pembelajaran diinisiasi oleh peserta didik dalam periode
tertentu. Untuk dapat memicu peserta didik untuk belajar
mandiri, guru/tutor menyediakan pemicu/inisiasi berupa
pertanyaan-pertanyaan maupun penugasan-penugasan
dengan memanfaatkan TIK;
b. Belajar terstruktur dan terbimbing dalam program PJJ
berarti penyelenggara PJJ menyediakan layanan akademik
berupa tutorial daring maupun tatap muka bagi peserta
didik dengan dengan mengandalkan bimbingan guru/tutor
secara langsung maupun tidak langsung;
c. Media pembelajaran merupakan sumber pembelajaran yang
lebih dominan dipergunakan peserta didik;
d. Pembelajaran tatap muka digantikan dengan program
pembelajaran interaksi yang terkini mengikuti
perkembangan TIK, meskipun tetap memungkinkan adanya
pembelajaran tatap muka secara terbatas.
III. PELAKSANAAN PENDIDIKAN JARAK JAUH SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
1.2.1 Sekolah
Penyelenggara PJJ dan
TKB Tutorial Tatap Muka
1.2.3 Pembiayaan
B. Kegiatan Persiapan
Menjelang dimulainya tahun pelajaran baru ada beberapa
kegiatan persiapan yang perlu dilakukan diantaranya yaitu:
pertemuan koordinasi pengelola SMK, penyuluhan dan publikasi,
persiapan bahan belajar, dan persiapan sarana dan prasarana.
1. Pertemuan Rapat Koordinasi Pengelola SMK
a. Pertemuan rapat koordinasi ini dapat diselenggarakan
menjelang tahun pelajaran baru.
b. Peserta rapat koordinasi ini terdiri atas unsur-unsur:
1) Unsur dinas pendidikan provinsi, yaitu Tim Teknis
Provinsi (TTP)
2) Unsur Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan ( BP 3)
3) Unsur SMK, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
Guru Pembina/Guru Bina, guru pamong, dan komite
sekolah;
4) Unit kerja lain yang terkait seperti dari Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota setempat, kecamatan atau kelurahan.
c. Agenda rapat koordinasi antara lain :
1) Mengevaluasi kegiatan tahun pelajaran sebelumnya.
2) Menyusun program kerja tahunan yang akan berjalan.
3) Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan PJJ
SMK tahun berikutnya.
4) Mengidentifikasi masalah dan cara pemecahan.
5) Menentukan langkah yang perlu dilakukan menjelang
tahun pelajaran baru.
6) Merencanakan dana pendukung.
2. Bahan Ajar
Sumber-sumber belajar dapat tersedia dalam bentuk sebagai
berikut:
a. Bahan ajar cetak: modul, bahan belajar mandiri, buku ajar,
poster, dan panduan pedoman penggunan modul.
b. Bahan ajar non-cetak berbasis multimedia dapat
dikembangkan secara mandiri oleh SMK penyelenggara PJJ
atau yang telah tersedia di dalam LMS(Learning Menagement
System) khusus PJJ maupun memanfaatkan sumber belajar
yang tersedia di internet.
H. Pembiayaan
1. Satuan Biaya
Satuan biaya untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan jarak
jauh pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dihitung
berdasarkan komponen biaya untuk peserta didik yang bervariasi
tergantung jumlah peserta didik yang dikelola, dan komponen
biaya tetap, yaitu komponen biaya untuk investasi dan
pemeliharaan.
2. Komponen Pembiayaan
a. Biaya pengelolaan (manajemen)
1) Honor (bulanan) bagi:
a) Pengelola TKB;
b) Tutor.
2) Biaya transpor terdiri atas:
a) Biaya kunjungan pendidik dan tenaga kependidikan
sekolah penyelenggara PJJ ke TKB;
b) Biaya pembinaan (supervisi akademik dan administratif).
3) Biaya Transport Kegiatan Penunjang Akademik:
a) Pengawasan Ujian; dan
b) Kegiatan Remedial.
b. Barang persediaan:
1) Alat Tulis Kantor (ATK); dan
2) bahan praktik/praktikum.
c. Biaya Investasi untuk:
1) Pengembangan TIK;
2) Pengadaan peralatan praktik.
d. Biaya pemeliharaan untuk:
1) Peralatan TIK;
2) Peralatan praktik;
3) Gedung dan barang inventaris.
3. Sumber Dana
a. Pusat (APBN):
1) Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
2) Program Indonesia Pintar (PIP); dan
3) Bantuan pendidikan lainnya.
b. Provinsi/Kabupaten/Kota:
1) Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU);
2) Bantuan pendidikan lainnya.
c. Masyarakat dan Dunia Usaha
1) Sumbangan pendidikan
2) Sumbangan sukarela
3) Dana CSR perusahaan
I. Proses Pembelajaran
1. Ketersediaan akses terhadap sumber belajar bagi peserta didik
dalam program PJJ harus dijamin oleh sekolah penyelenggara PJJ.
2. Kompetensi praktik, terutama praktik dasar kejuruan dilatihkan di
SMK Penyelenggara dalam sistem blok dan dalam kurun waktu
relatif singkat.
3. Beberapa mata pelajaran yang tidak dapat diajarkan melalui PJJ,
dapat dilakukan di sekolah atau perusahaan menggunakan sistem
blok, khusus untuk mata pelajaran yang di praktikan.
4. Proses pembelajaran dilakukan melalui :
a. Belajar mandiri dilakukan peserta didik secara perseorangan
atau kelompok dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar
dan mendapat bimbingan serta bantuan belajar atau tutorial
sesuai dengan keperluan.
b. Belajar terbimbing atau terstruktur dilaksanakan melalui
tutorial yang dilakukan oleh tutor/guru dan peserta didik untuk
saling berinteraksi dalam bentuk :
1) Tutorial daring
a) Tutorial daring adalah proses pembelajaran jarak jauh
dimana interaksi peserta didik dengan guru/tutor
maupun antarpeserta didik termediasi TIK.
b) Tutorial daring dilaksanakan melalui sistem pengelolaan
pembelajaran dan dimanfaatkan pendidik untuk
melakukan bimbingan, diskusi, tanya jawab, penugasan,
praktikum, dan juga penilaian.
c) Tutorial daring menjadi proses belajar utama yang
disediakan oleh sekolah penyelenggara PJJ maupun yang
digunakan dalam proses pembelajaran oleh peserta didik
dan guru/tutor.
d) Bantuan lain yang dapat membantu peserta didik belajar
seperti menjawab pertanyaan tentang nilai, jadwal.
2) Tutorial tatap muka
a) Tutorial tatap muka dapat dilaksanakan di sekolah
penyelenggara PJJ atau TKB serta sesuai dengan
keberadaan peserta didik.
b) Tutorial tatap muka tidak sama dengan pembelajaran
tatap muka karena tutorial didasarkan pada pertanyaan-
pertanyaan dari peserta didik, bukan berdasarkan
penjelasan dari guru.
c) Penyelenggaraan praktik oleh tutor menggunakan sistem
blok sesuai kebutuhan yang diisyaratkan oleh kurikulum.
Penyelenggaraan praktik dapat dilaksanakan di sekolah
penyelenggara PJJ atau industri mitra.
Penilaian akhir semester disusun oleh Guru /Tutor dari DU/ DI.
penilaian akhir semester biasanya dilaksanakan secara serentak
atau bersamaan waktunya dengan SMA/SMK. Soal untuk masing-
masing mata pelajaran non UN disusun oleh Guru mata pelajaran
yang bersangkutan dengan aturan seperti soal mata pelajaran
yang diujikan pada Ujian Nasional.
Untuk siswa kelas 12 bisa diikutsertakan pada latihan ulangan
dalam jaringan (UDJ) sebagai persiapan menghadapi Ujian
Nasional yang disiapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat.
Tugas fasilitator memeriksa hasil Penilaian Praktek di Industri,
sedangkan tutor memeriksa hasil Penilaian Akhir Semester yang
telah dikerjakan oleh siswa dengan memadukannya dengan
penilaian akhir modul dan Penilaian akhir untuk diolah menjadi
nilai rapor. Penilaian ini dilaksanakan sekali pada akhir Semester.
Penilaian Akhir Semester/Penilaian Akhir Tahun (PAS/PAT) atau
Ujian Nasional (UN) dapat dilaksankan di SMK Penyelenggara atau
di TKB.
Dengan memperhatikan kondisi siswa dan TKB penilaian
dilaksanakan oleh Tutor dan Guru Pamong secara fleksibel,
dengan memperhatikan lima hal berikut:
1. Waktu yang disepakati antara peserta didik dengan Tutor dan
Guru Pamong.
2. Tempat pelaksanaan penilaian (kelas sekolah di SMK
Penyelenggara, TKB, Tempat kerja siswa).
3. Sistem penilaian daring atau luring.
4. Kontent/materi yang diujikan.
5. Teknik penilaian yang digunakan.
K. Proses Pengelolaan
1. Pengelolaan pada program PJJ mengikuti aturan pengelolaan
program reguler pada sekolah penyelenggara PJJ. Dimungkinkan
ada pengelola khusus yang ditunjuk oleh kepala SMK
Penyelenggara atau digabungkan dengan pengelolaan program
reguler. Sementara itu, di TKB ada pengelola TKB dan wakilnya.
2. Pembelajaran pada program PJJ menggunakan Sistem Pengelolaan
Pembelajaran yang meliputi proses administrasi, perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar,
dan pengawasan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut.
a. Proses administrasi meliputi pendaftaran, pelaporan kegiatan
belajar, kelulusan, dan sertifikasi.
b. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana
pembelajaran yang mengacu pada standar kompetensi lulusan
dan kebutuhan peserta didik.
c. Pelaksanaan pembelajaran meliputi:
1) Belajar mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber
belajar;
2) Tutorial menggunakan berbagai sarana komunikasi sinkron
atau asinkron;
3) Penugasan, pengumpulan, dan penilaian tugas, baik secara
daring (online) maupun luring;
4) Penilaian beragam kegiatan belajar; dan
5) Praktikum yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan
perangkat lunak simulator dan/atau laboratorium.
3. Penilaian hasil belajar meliputi penilaian capaian pembelajaran
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Pelaporan kegiatan belajar termasuk perekaman kegiatan
pembelajaran.
5. Tempat Kegiatan Belajar (TKB), secara tersistem, merupakan
bagian dari sekolah penyelenggara PJJ yang menjamin akses bagi
peserta didik dalam penggunaan fasilitas untuk mendukung
kegiatan pembelajaran. Pengelola TKB bertindak sebagai
koordinator penyelenggaraan PJJ setempat dan dapat bertindak
sebagai representasi dari sekolah penyelenggara PJJ. Pengelola
TKB ditetapkan oleh sekolah penyelenggara PJJ sesuai dengan
aturan yang berlaku.
Sekolah penyelenggara PJJ membuat:
a. Petunjuk Teknis pelaksanaan kurikulum dalam bentuk
panduan belajar dan panduan evaluasi serta kalender
pendidikan;
b. Pembagian tugas bagi para guru/tutor ditetapkan dengan
surat tugas sesuai mata pelajaran/bidang keahlian;
c. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan dilakukan
sesuai dengan keperluan;
d. Tata tertib pengunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;
e. Tata hubungan sesama warga di sekolah penyelenggara PJJ,
TKB, dan masyarakat;
f. Petunjuk Teknis akademik dan administrasi lainnya yang
dibutuhkan dalam penyelenggaraan PJJ
g. Program kerja sekolah PJJ.
6. Kerjasama dengan para mitra sekolah penyelenggara PJJ harus
dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama, termasuk namun
tidak terbatas pada pemanfaatan sumber daya manusia bersama,
pemanfaatan sarana prasarana bersama, dan atau pemanfaatan
sumber belajar bersama.
D. Pengawas Sekolah
1. Pengawas sekolah bertugas melaksanakan supervisi dalam
rangka pembimbingan dan pembinaan penyelenggaraan
program PJJ serta penjaminan mutu, sesuai dengan
kewenangannya;
2. pengawas sekolah bertugas melaksanakan pendampingan pada
perencanaan pelaksanaan dan monitoring serta melakukan
evaluasi secara berkala pada penyelenggaraan program PJJ ke
Dinas Pendidikan Provinsi melalui bidang Pendidikan
Menengah Kejuruan.
E. Pengelola TKB
1. Memberikan layanan akademis dan konseling kepada peserta
didik;
2. TKB melayani maksimal 30 peserta didik dengan paket keahlian
yang sama untuk SMK Penyelenggara;
3. Menyusun jadwal tatap muka;
4. Menyediakan bahan ajar berbasis IT pada server atau fasilitas
lain;
5. Menyediakan Personal Computer dan proyektor/infokus.
V. PENGUSULAN PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH
A. Pengusulan Program PJJ di SMK
1. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Untuk itu, pembukaan
Program/Paket Keeahlian yang dilaksanakan dengan cara PJJ
dilakukan olehSMK, masyarakat, dan dunia usaha/dunia
industri di Kota/Kabupaten di Jawa Barat.
2. SMK yang dapat membuka Program Keahlian atau Paket
Keahlian yang dilaksanakan dengan cara PJJ adalah SMK yang
memenuhi persyaratan:
a. Memiliki akreditasi Program Keahlian atau Paket Keahlian,
sekurang-kurangnya B untuk swasta dan A/B untuk SMK
negeri
b. Telah menghasilkan lulusan Program Keahlian atau Paket
Keahlian yang akan dibuka;
1) Paket keahlian/program keahlian/bidang keahlian yang
diusulkan oleh SMK Penyelenggara PJJ harus didasarkan
pada hasil analisis tenaga kerja terampil yang dibutuhkan
di kota/kabupaten maupun di provinsi Jawa Barat.
2) SMK yang membuka Program/Paket keahlian yang
dilakukan dengan cara PJJ harus membuat Rencana
Pelaksanaan PJJ Program Keahlian atau Paket Keahlian
tersebut, sekurang-kurangnya selama 3 tahun pertama.
3) Usulan pembukaan Program/Paket Keahlian pada SMK
yang dilaksanakan dengan cara PJJ harus disertai dengan
pernyataan persetujuan dan kesanggupan bekerjasama
dari perusahaan/pengusaha setempat yang sekurang-
kurangnya berisi kesanggupan untuk:
a) Mengizinkan pekerjanya untuk belajar di SMK dengan
cara PJJ;
b) Ikut serta dalam penyesuaian kurikulum SMK PJJ
sesuai dengan kebutuhan perusahaan tanpa
mengurangi tingkat kompetensi terstandar yang
terdapat dalam Standar Kompetensi Lulusan SMK;
c) Menyediakan peralatan praktik yang dibutuhkan oleh
peserta didik di tempat bekerja;
d) Menerima, menyediakan tempat, dan memberikan
kesempatan bagi peserta didik PJJ SMK untuk
melakukan praktik kerja industri di perusahaannya;
e) Bagi perusahaan atau pengusaha yang menerima
Corporate Social Responsibility (CSR) menggunakan
sebagian dana CSR untuk pembiayaan kegiatan
praktik kerja industri peserta didik program PJJ;
f) Pernyataan persetujuan terhadap pendirian program
PJJ Program Keahlian atau Paket Keahlian tertentu.