Anda di halaman 1dari 9

TEORI DAN RISET AKUNTANSI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk pengembangan sistem akuntansi tentunya perlu pengembangan dari basis
teorinya, sehingga sistem akuntansi tersebut bisa lebih bermanfaat bagi pemakainya, lebih
mudah mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam memprediksi apa yang akan terjadi
dimasa yang akan datang yang tentunya berkaitan dengan praktik akuntansi itu sendiri.
Teori akuntansi mengandung dua kata, yaitu teori dan akuntansi. Menurut Webster’s
Third New International Dictionarymendefinisikan Teori sebagai suatu susunan yang saling
berkaitan tentang hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan
untuk bidang yang dibahas. Sedangkan pengertian Akuntansi sendiri salah satunya adalah,
proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan
informasi dalam mempertimbangakan berbagai alternatif yang digunakan untuk mengambil
kesimpulan atau keputusan bagi pemakainya.
Dari penjelasan diatas maka Teori Akuntansi dapat diartikan sebagai susunan konsep,
definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang
menjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dalam struktur
akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan
muncul.
Selain memahami mengenai teori akuntansi kita juga harus dapat memahami
mengenai penelitian atau riset akuntansi. Hal ini berguna untuk mencari kebenaran terutama
di bidang akuntansi. Hasil riset tersebut merupakan hal yang menjembatani antara fenomena
sosial di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud untuk menyusun makalah dengan
mengambil judul “ACCOUNTING THEORY AND ACCOUNTING RESEARCH”
1.2 Identifikasi Masalah
Untuk mengidentifikasi masalah berdasarkan uraian diatas dapat diungkapkan dalam
beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana Struktur Teori Akuntansi?
2. Bagaimana Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi?
3. Bagaimana Riset Akuntansi?
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini berdasarkan identifikasi masalah
diatas dapat diungkapkan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Struktur Teori Akuntansi..
2. Untuk mengetahui Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi.
3. Untuk mengetahui Riset Akuntansi.
1.4. Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu metode studi
kepustakan dimana kami menggunakan buku pustaka sebagai sumber dalam pembuatan
makalah ini
BAB II
ANALISIS MATERI
2.1. Srtuktur Teori Akuntansi
Batasan teori akuntansi telah didefinisi sebagai pengukuran dan pengkomunikasian
data yang menampakkan aktivitas ekonomi yang terdiri dari tiga elemen, yaitu :
1. Data yang menampakkan aktivitas ekonomi.
2. Pengukuran data yang menampakkan aktivitas ekonomi.
3. Komunikasi data yang menampakkan aktivitas ekonomi.
Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan masa yang akan datang
tergantung pada pemahaman teknik akuntansi maupun struktur teori akuntansi. Struktur teori
akuntansi merupakan elemen yang saling terkait yang menjadi pedoman pengembangan teori
dan penyusunan teknik-teknik akuntansi.
Struktur teori akuntansi berisi elemen sebagai berikut :
1. Rumusan Tentang Tujuan Laporan Keuangan.
Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi. Tujuan
laporan keuangan yang umum adalah untuk memberikan informasi keuangan kepada para
pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan. Standar Akuntansi
Keuangan merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut :
“Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.”
2. Rumusan Tentang Postulat yang Dirumuskan dari Tujuan Laporan Keuangan
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenaraannya sendiri
atau disebut aksioma yang sudah diterima karena kesesuaiannya, yang menggambarkan
aspek ekonomi, politik, sosiologi, dan hukum dari suatu lingkungan di mana akuntansi
tersebut beroperasi.
a. Postulat Entitas
Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi yang
terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat memungkinkan
akuntan membedakan antara transaksi bisnis dan individu, akuntan melaporkan
transaksi perusahaan, bukan transaksi pemilik perusahaan.
b. Postulat Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Postulat kelangsungan usaha atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas
akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas
yang sedang berjalan. Postulat ini mengasumsikan bahwa perusahaan tidak
diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari
sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak
tertentu.
c. Postulat Unit Pengukur (Postulat Unit Of Measure)
Unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan
dengan cara yang sama. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit
moneter. Postulat ini menimbulkan 2 keterbatasan akuntansi :
1. Akuntansi terbatas pada pemberian informasi yang dijabarkan dalam ukuran
moneter (uang), tidak mencatat informasi relevan lainnya yang sifatnya
nonmoneter.
2. Terkandung dalam unit moneter itu sendiri yang sifatnya atau nilainya berfluktuasi
karena tergantung kepada kemampuan daya belinya.
d. Postulat Periode Akuntansi
Postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang
menggambarkan perubahaan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya
diungkapkan secara periodik.,
3. Konsep Teoritis Akuntansi yang Berhubungan dengan Asumsi-Asumsi dan Sifat-Sifat
Akuntansi.
Konsep Teoritis Akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya
sendiri atau disebut juga aksioma yang juga sudah dietrima umum karena kesesuainnya
dengan tujuan laporan keuangan yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang
berperan dalam ekonomi bebas yang ditandai oleh adanya pengakuan pada pemilikan
pribadi.
4. Rumusan Prinsip Akuntansi Utama yang Didasarkan pada Postulat dan Konsep Teoritis
Sebelumnya.
Prinsip (dasar) akuntansi adalah prinsip atau sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan
seluruh outputnya, termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari tujuan laporan
keuangan, postulat-postulat akuntansi dan konsep teoritis akuntansi yang menjadi dasar
dalam pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun
laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar,
yaitu :
a. Dasar Akrual
Artinya bahwa dalam menyusun laporan keuangan pengakuan transaksi didasarkan
pada kejadian atau peristiwa bukan didasarkan pada transaksi kas.
b. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan
terus melanjutkan usahanya, dalam asumsi dasarnya tidak ada maksud untuk
melakukan likuidasi.
5. Standar atau Teknik Akuntansi Sebagai Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai
Kebutuhan Para Pemakai, yang Dirumuskan dari Prinsip Akuntansi yang Utama.
Standar (teknik) Akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari
Prinsip Dasar Akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perlakuan pencatatan
dan pelaporan terhadap semua transaksi atau kejadian-kejadian tertentu yang dialami oleh
suatu lembaga (entity), organisasi atau perusahaan.
2.2. Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi
Teori akuntansi seharusnya merupakan hasil proses penyusunan dan juga pembuktian teori.
Suatu teori akuntansi harus dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang
ada. Tetapi cara berpikir tersebut belum diikuti secara sempurna dalam akuntansi. Saat ini
ada dua pendekatan dalam perumusan teori akuntansi, yaitu pendekatan tradisional, yang
mana praktik dan pembuktian akuntansi memiliki arti yang sama, sedangkan pendekatan
yang baru, merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menyajikan pembuktian teori yang
logis dan empiris.
Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi teori akuntansi sebagai berikut:
1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi dalam menyusun
standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak
adanya standar resmi.
3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgement dalam menyusun laporan keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang
disajikan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.
Sedangkan menurut Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi
sebagai berikut :
1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik
akuntansi.
2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.
Eldon S. Hendrikson (1970) mendefinisikan teori sebagai suatu set proporsi termasuk
aksioma, teorema bersama definisi dan peraturan, kesimpulan formal dan informal yang
diarahkan untuk menjelaskan suatu gabungan fakta atau kelompok kegiatan konkret atau
yang abstrak. Sedangkan menurut Hendriksen teori adalah satu set susunan hipotesis, konsep,
dan prisip pragmatis yang membentuk kerangka umum referensi untuk satu bidang yang
dipertanyakan.
Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang
komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi
unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu : postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan
akuntansi, prinsip atau standar dan prosedur atau metode-metode.
2.3. Sifat Dasar Teori Akuntansi
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi dan
menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi.
Pada awalnya harus diakui bahwa tidak ada teori akuntansi yang komprehensif.
Bahkan terdapat teori-teori yang berbeda dan berkembang, yang disajikan dalam sejumlah
literatur. Banyak teori-teori yang muncul karena dipakainya beberapa pendekatan-pendekatan
yang berbeda dalam penyusunan teori akuntansi.
Perbedaan ini menyebabkan American Accounting Association’s Committee on
Concepts and Standard for External Reportsmenyebutkan bahwa :
1. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang lengkap yang mencakup dan memenuhi
keinginan semua keadaan dan waktu dengan efektif.
2. Didalam literatur akuntansi keuangan yang ada bukan teori akuntansi tetapi kumpulan
teori yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan persyaratan yang
diinginkan para pemakai laporan keuangan.
McDonald berargumen bahwa suatu teori harus memiliki tiga elemen, yaitu :
1. Menyandikan fenomena ke penyajian secara simbolis.
2. Manipulasi atau gabungan sesuai dengan peraturan.
3. Menerjemahkan kembali ke fenomena yang sesunggunhnya.
Untuk perumusan teori akuntansi memang tidak dapat hanya mengandalakn teori
akuntansi saja, tetapi harus menggunakan literatur dan disiplin ilmu lain yang relevan.
Namun teori akuntansi merupakan instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan
memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk
disajikan kepada para pemakainya.
2.3. Metodologi-Metodologi dalam Penyusunan Teori Akuntansi
Sebagaimana bidang ilmu lainnya, suatu metodologi juga diperlukan dalam penyusunan teori
akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian diantara praktik dan penelitian
akuntansi menyebabakan munculnya berbagai metodologi. Dari berbagai pendapat dan
praktik, Belkaoui dan Godfrey mengemukakan ada beberapa metode yang dikenal dalam
suatu literatur, diantaranya :
1. Metode Deskriptif (Pragmatic)
Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan dan
karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat deskriptif atau menjelaskan.
2. Psychological Pragmatic
Metode ini mengamati pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi tersebut
(laporan keuangan) yang disusun dari berbagai aturan, standar prinsip atau pedoman. Jika
terdapat reaksi maka dianggap bahwa akuntansi dapat bermanfaat secara relevan. Tetapi
bisa saja terjadi reaksi yang tidak logis dari pengguan laporan keuangan sehingga bukan
saja reaksi itu yang disebabkan oleh laporan keuangan.
3. Metode Normatif
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti serta tidak
memperdulikan apakah berlaku dipraktik sekarang atau tidak.
4. Metode Positif
Yaitu suatu metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku
atau diterima umum. Berdasarkan metode ini maka dirumuskan problem penelitian untuk
mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Parapendukung
metode ini, menyebutkan bahwa metode ini digolongkan sebagai metode ilmiah, karena
menggunakan peraturan yang terstruktur dan data empiris yang objektif dan model
statistik matematis yang bersifat logik.
2.5. Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi
Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan di dalam merumuskan teori akuntansi.
Belkaoui memberikan penjelasan tentang pendekatan dalam perumusan teori akuntansi
sebagai berikut :
I. Pendekatan Informal, yang dibagi dalam :
a. Pragmatis, praktis (nonteoritis)
Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan
penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran
solusi praktis.
b. Pendekatan otoritarian dalam penyusunan teori akuntansi, yang umumnya digunakan
oleh organisasi profesi, terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktik-praktik
akuntansi. Karena pendekatan ini juga berupaya untuk menyajikan solusi praktik,
maka pendekatan ini dapat secara mudah diidentifikasikan sebagai pendekatan
pragmatis.
Kedua pendekatan ini barasumsi bahwa teori akuntansi dan teknik-teknik yang dihasilkan
harus didasarkan kepada pemanfaatan secara maksimal laporan keuangan, apabila akuntansi
diharapkan memiliki fungsi yang bermanfaat. Dengan kata lain, suatu teori tanpa konsekuensi
praktik adalah suatu teori yang buruk.
II. Pendekatan Toeritis, yang dibagi kedalam :
a. Pendekatan deduktif
Dalam penyusunan taori akuntansi, dimulai dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan
hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu sebjek dengan sejumlah
pertimbangan..
Tahap-tahap yang digunakan untuk menjalankan pendekatan deduktif terdiri dari :
1. Penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan.
2. Pemilihan dalil-dalil akuntansi.
3. Penentuan prinsip-prinsip akuntansi.
4. Pengembangan teknik-teknik akuntansi.
b. Pendekatan Induktif
Dalam penyusunan teori akuntansi pendekatan ini dimulai dengan serangkaian
pengamatan, kemudian pengukuran dan selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu
konklusi. Argumentasi induktif membawa keterangan-keterangan yang bersifat
khusus ke suatu bentuk yang bersifat umum.
Tahap-tahap pendekatan induktif dalam penyusunan teori akuntansi :
1. Mengumpulkan semua observasi.
2. Analisis dan golongan observasi berdasarkan hubungan yang berulang-ulang dan
sejenis, seragam serta mirip.
3. Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang menggambarkan hubungan
secara berulang.
4. Kesimpulan umum diuji kebenarannya.
c. Pendekatan Etik.
Dalam pendekatan ini digunakan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan dan
kebenaran. Pendekatan ini diperkenalkan oleh D.R.Scott. Beliau
mendefinisikan keadilan sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak
yang berkepentingan, kebenaran sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan benar
tanpa adanya kesalahan interpretasi, dan kewajaran sebagai penyajian yang wajar,
tidak bias, serta tidak memihak.
d. Pendekatan Sosiologis.
Menekankan pada akibat-akibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi.
Pendekatan ini merupakan perluasan dari konsep etik dan yang menjadi perhatian
adalah kesejahteraan seluruh masyarakat bukan saja pemilik. Menurut konsep ini,
prinsip akuntansi dinilai dari penerimaan seluruh pihak terhadap laporan keuangan,
khususnya yang melaporkan tentang dampak perusahaan terhadap masyarakat.
e. Pendekatan Makro Ekonomi.
Pendekatan ini menekankan kepada kontrol perilaku indikator makro ekonomi yang
menghasilkan perumusan teknik akuntansi. Dari pendekatan ini dapat disimpulkan
bahwa :
1. Teknik dan kebijaksanaan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas
ekonomi.
2. Pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomis.
f. Pendekatan Eklektif.
Merupakan suatu hasil utama berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi
pemerintahan dalam partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip dalam akuntansi.
2.6. Riset Akuntansi
Riset akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang sudah ada lebih dari seratus tahun yang
lalu. Riset Akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang
akuntansi. Hasil dari riset akuntansi ini merupakan penyambung antara fenomena sosial di
bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi. Dimana fenomena sosial tersebut
dituangkan dalam berbagai bentuk “statement ilmiah” sehingga menjadi teori.
Proses mencari kebenaran dimulai dengan cara dogamtis dimana kebenaran berasal dari
orang atau pihak ataupun lembaga yang diberi dan diyakini memiliki otoritas untuk
menetapkan kebenaran. Kemudian cara ini berkembang dan menggunakan cara normatif
dengan menggunakan logika ilmiah, serta pemikiran yang sehat. Dari cara normatif ini
berkembang lagi sehingga kemudian menggunakan metode empiris dengan titik berat melihat
pada kenyataan yang ada dilapangan yaitu fenomena sosial.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam suatu penelitian. Metode-metode ini tergantung
kepada suatu problem atau masalah penelitian yang akan dibahas. Tentunya akan berbeda
antara metode penelitian untuk ilmu eksakta dengan metode penelitian untuk ilmu sosial.
Tetapi dalam ilmu sosial pun memiliki perbedaan metode penelitian. Bahkan dalam ilmu
akuntansi pun ada beberapa metode yang akan dipakai dalam suatu penelitian.
Dari perbedaan metode yang digunakan diatas, maka secara garis besar ada tiga cara yang
dipilih, yaitu :
1. Metode Kuantitatif
Yaitu metode yang menggunakan rumus-rumus statistik dalam mengidentifikasi dan
mengolah variabel yang muncul dari suatu problem atau masalah yang akan dijawab.
2. Metode Kualitatif
Yaitu menggunakan narasi dan penguraian tentang variabel yang akan dibahas tanpa
harus melakukan pengukuran terlebih dahulu.
3. Metode Campuran antara Kuantitatif dan Kualitatif
Metode ini menggambungkan dari dua metode diatas, yaitu sebagian menggunakan
metode kualitatif dan sebagian lagi menggunakan metode kuantitatif.
2.7. Proses Penelitian Ilmiah
Suatu teori dilahirkan dari berbagai kegiatan dan tahap penelitian. Metode berbeda dengan
metodologi. Dimana metode adalah cara melakukan penelitian sedangkan yang dimaksud
dengan metodologi adalah ilmu yang mendasari metode tersebut. Keabsahan dari suatu
metode yang digunakan akan sangat menentukan apakah hasil riset tersebut dapat diakui
sebagai ilmiah atau tidak.
Ada seorang peneliti yaitu Nachimas dan Nachimas (1981) menyatakan bahwa :
“Ilmu bukanlah badan atau struktur ilmu yang bersifat khusus atau umum, dan ilmu
menyatu bukan disatukan oleh masalah atau topiknya melainkan oleh
metodologinya.”
Nachimas dan Nachimas (1981) juga mendefinisikan :
“Metodologi ilmiah adalah suatu sistem dari prosedur dan peraturan yang eksplisit
berdasarkan atas suatu riset yang dilakukan dan ilmu pengetahuan yang dinilai.”
masalah pilihan ekonomis.
BAB IV
SIMPULAN
Berdasarkan uraian makalah tersebut diatas maka penyusun dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
 Struktur Teori Akuntansi berisi elemen-elemen :
a. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan.
b. Rumusan tentang postulat yang dirumuskan dari tujuan laporan keuangan
c. Konsep teoritis akuntansi yang berhubungan dengan asumsi-asumsi dan sifat-sifat
akuntansi. Postulat dan konsep teoritis ini dijabarkan dari rumusan tujuan laporan
keuangan.
d. Rumusan prinsip akuntansi utama yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis
yang tercantum sebelumnya.
e. Standar atau teknik akuntansi sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan sesuai
kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip akuntansi utama.
 Teori Akuntansi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis
gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan anatara varibel yang satu
dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan
meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul.
 Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi teori akuntansi sebagai berikut:
1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi dalam menyusun
standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak
adanya standar resmi.
3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgement dalam menyusun laporan keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang
disajikan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.
Sedangkan menurut Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi
sebagai berikut :
1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik
akuntansi.
2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.
 Riset Akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang
akuntansi. Hasil dari riset akuntansi ini merupakan penyambung antara fenomena sosial
di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi. Dimana fenomena sosial tersebut
dituangkan dalam berbagai bentuk “statement ilmiah” sehingga menjadi teori.

Anda mungkin juga menyukai