KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA
Pembimbing
Disusun Oleh :
201820401011110
LEMBAR PENGESAHAN
RESPONSI
KANDIDIASIS
INTERTRIGINOSA
Pembimbing,
KATA PENGANTAR
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan responsi ini dengan
judul Kandidiasis Intertriginosa. Penyusunan tugas ini merupakan salah satu tugas
yang penulis laksanakan selama mengikuti kepaniteraan di SMF Kulit dan Kelamin
selaku dokter pembimbing dalam penyelesaian tugas responsi ini, terima kasih atas
manfaat pada pembaca. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh
dari kesempurnaan. Dalam kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
BAB I ...................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
1.1 PENDAHULUAN .................................................................................... 7
1.2 DEFINISI ................................................................................................. 8
1.3 SINONIM ................................................................................................. 8
1.4 EPIDEMIOLOGI ..................................................................................... 9
1.5 ETIOLOGI ............................................................................................. 10
1.6 PATOGENESIS .................................................................................... 11
1.7 KLASIFIKASI & GEJALA KLINIS ..................................................... 12
1.8 DIAGNOSIS .......................................................................................... 18
1.9 DIAGNOSIS BANDING ....................................................................... 20
1.10 TATALAKSANA .................................................................................. 21
1.11 KOMPLIKASI & PROGNOSIS ............................................................ 23
BAB II .................................................................................................................. 24
TINJAUAN KASUS ............................................................................................ 24
2.1 IDENTITAS ................................................................................................ 24
2.2 ANAMNESIS .............................................................................................. 24
2.3 PEMERIKSAAN FISIK .............................................................................. 26
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG ................................................................ 27
2.5 RESUME ..................................................................................................... 28
2.6 DIAGNOSIS ............................................................................................... 28
2.7 DIAGNOSIS BANDING ............................................................................ 28
2.8 TATALAKSANA ....................................................................................... 28
2.9 PROGNOSIS ............................................................................................... 29
BAB III ................................................................................................................. 30
FOTO KASUS ..................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32
v
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 PENDAHULUAN
umumnya memainkan peran yang tak ternilai dalam dekomposisi dan daur
ulang bahan organik. Semua jamur adalah heterotrofik dan harus hidup
cerna, saluran kemih, dan kulit. Dalam beberapa kondisi oportunistik, jamur
tersebut berubah menjadi patogen yang dapat menyebabkan lesi pada kulit,
8
(URJ) Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2011-2013
mendapati 137 pasien baru, dimana 114 adalah pasien dengan infeksi pada
kulit dan 23 pasien dengan infeksi pada kuku. Waktu kunjungan pasien
infeksi kandida pada kulit dan kuku terbanyak adalah bulan April hingga
Mei, hal itu mungkin disebabkan musim kemarau awal yang biasanya pada
dapat meningkatkan patogenitas infeksi kandida pada kulit dan kuku. Dari
1.2 DEFINISI
1.3 SINONIM1
Kandidosis
Moniliasis
Thrush
9
1.4 EPIDEMIOLOGI
segala umur, serta jenis kelamin. Tak jelas hubungan ras dengan penyakit
ini, tetapi insiden diduga lebih tinggi di negara berkembang. Penyakit ini
lebih banyak terjadi pada daerah tropis dimana kelembapan udara lebih
albicans.5
pasien perempuan lebih banyak dari laki-laki, yaitu 54,3% pada tahun 2011,
80% pada tahun 2012, dan 56,6% pada tahun 2013. Berdasarkan usia,
penderita infeksi jamur Candida pada kulit terbanyak adalah 1-4 tahun.
Surabaya sebanyak 103 pasien (90,4%) pada kasus kulit dan 16 (69,6%)
kandida pada kulit dari tahun 2011-2013 paling banyak adalah kalangan
pelajar atau yang belum bekerja, yaitu 50,9%, sedangkan 49,1% sisanya
pada kulit pada tahun 2011 sampai dengan 2013 adalah gatal (72,8%) dan
1.5 ETIOLOGI
mereka juga bisa mencapai lingkungan rumah sakit, ventilasi udara, lantai,
Candida telah diobservasi mencapai 50% pada individu sehat dan mungkin
wanita sehat asimptomatis dan mencapai 30% pada wanita hamil yang
umum infeksi jamur pada orang yang imunokompromais. Lebih dari 90%
orang yang terinfeksi HIV dan tidak menerima Highly Active Antriretroviral
Bahkan pada infeksi lokal transien pada pasien yang nampak sehat, satu atau
perjalanan klinis. 6
11
sejati. Pada masa invasi, bentukan yang muncul biasanya adalah hifa sejati,
1.6 PATOGENESIS 6
Candida albicans memiliki peran penting pada pembentukan
proteinase dan produksi dari fosfolipase yang telah diteliti dapat menjadi
penetrasi jaringan dan proses invasi pada sel inangnya. Enzim hidrolitik
patogenesis Candida.
Kandidiasis intertriginosa
pustular.1
Kandidiasis interdigital
Kandidiasis Popok
Dapat berupa :
Kandidiasis Pseudomembran
Lesi putih tebal pada mukosa bukal, gusi, atau lidah, dapat dikerok.
Kandidiasis Eritema
Kandida Leukoplakia
komisura oral. Lesi awal tidak begitu jelas, putih keabuan, area yang
oral.3
16
Gejala berupa rasa gatal dan panas pada vulva dan vagina, keluar
cairan putih tebal, seperti susu dan plak putih melekat pada vulva,
Kandida Balanitis
atas glans penis serta sulkus koronarium. Ada juga lesi pada
Selanjutnya pada laporan kasus ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
kandidiasis intertriginosa
1.8 DIAGNOSIS
payudara, interdigital, dan umbilikus serta lipatan kulit dinding perut berupa
bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut
19
dikelilingi oleh satelit berupa vesikel – vesikel dan pustul – pustul kecil atau
bula yang bila pecah meninggalkan daerah erosif, dengan pinggir yang kasar
mendukung.9
mukosa didapatkan melalui swab steril. Lesi pada kulit diambil dengan cara
dikerok.11
Pemeriksaan KOH
spesimen baru. Akan tampak budding yeast cells dengan atau tanpa
Pengecatan Gram
Elemen jamur akan tampak sebagai gram positif dan sporanya lebih
mukosa.9
Kultur9
gentamisin
(atlas unair)
Histopatologi
Eritrasma
Dermatitis intertriginosa.
Dermatofitosis (tinea).
Psoriasis
21
Seboroik dermatitis
1.10 TATALAKSANA
1.10.1 Umum
faktor pencetus dan predisposisi. Selain itu, untuk mengobati infeksi sekunder
diberikan kompres NACL 0,9% selama 3 hari dan antibiotik yang tidak
selama 5 – 7 hari.9
1.10.2 Topikal
(azole atau polyene krim) selama 2 minggu, namun terapi pada kandidiasis
dibutuhkan waktu yang lama dan dapat gagal jika pasien tidak mencegah
.Sebaiknya digunakan pada saat posisi supinasi agar dapat menjaga kulit
tetap kering. Kompres air dingin setiap 30 menit merupakan upaya untuk
(Sumber : Sardi, JCO., Scorzoni, L., Bernardi, T., et al., 2013, Candida species:
current epidemiology, pathogenicity, biofilm formation, natural antifungal products and
new therapeutic options, Journal of Medical Microbiology (2013), 62, pp. 10–24.)
1.10.3 Sistemik
selama 1-4 minggu, atau ketokonazol 400 mg/hari selama 5 hari atau
kelainan kulit yang memberikan keluha subjektif gatal. Dalam memilih jenis
atau non sedatif. Contoh obat antihistamin sedatif ialah pada golongan AH1
ialah golongan AH1 generasi kedua seperti setirizin. Langkah utama yang
paling penting untuk mengatasi gatal adalah dengan mencari dan mengobati
predisposisi. 11
24
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 IDENTITAS
Nama : Tn. R
Umur : 18 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Asal : Surabaya
BB/TB : 78 kg / 165 cm
2.2 ANAMNESIS
Gatal
25
Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSU Haji Surabaya pada tanggal 18
April 2019 dengan keluhan gatal pada daerah lipat paha dan ketiak. Keluhan tersebut
sudah dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengatakan awalnya gatal hanya
dirasakan di daerah lipatan paha saja kemudian meluas ke paha depan. Keluhan gatal
tidak dipengaruhi waktu namun semakin memberat apabila pasien berkeringat. Setelah
digaruk biasanya terasa perih dan timbul kemerahan di area yang gatal.
Pasien mengatakan ayahnya pernah mengalami keluhan yang sama, yaitu gatal
Pasien sudah berobat ke RS lain seminggu yang lalu. Obat yang diberikan
adalah daktarin dan bedak kocok, namun pasien lupa mereknya. Pasien juga sempat
juga mengikuti praktikum lapang yang diadakan hampir setiap hari. Kegiatan
Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tua dan satu orang adik. Kamar
pasien berukuran 4x3, tidak ada AC, ada kipas angin, ventilasi baik.
sekitar satu bulan sekali. Pasien tinggal di rumah yang cukup ventilasinya dan
dengan lauk pauk dan sayur. Pasien minum air putih kurang lebih 750 ml per
Kesadaran : CM
GCS : 456
2.5 RESUME
Pasien laki-laki 18 tahun datang dengan keluhan gatal di daerah lipat paha
yang meluas ke paha depan dan ketiak sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan gatal
dan perih di area yang gatal. Ayah pasien juga pernah mengalami keluhan serupa.
Status dermatologis didapatkan lesi satelit papul dan krusta pada regio
2.6 DIAGNOSIS
Kandidiasis Intertriginosa
2.8 TATALAKSANA
Kultur jamur
Keluhan pasien
Luas lesi
kurang.
Menjelaskan tentang rencana terapi yang akan diberikan. Pasien diberi obat
minum untuk gatal dan antijamur. Selain itu diberi obat krim antijamur yang
dioleskan pada area lesi pada sore dan malam. Serta bedak antijamur sekaligus
untuk menjaga badan pasien tetap kering, diaplikasikan pada area lipatan tubuh
sebelum beraktivitas.
Menganjurkan pasien untuk menjaga area lipatan-lipatan tubuh tetap kering agar
2.9 PROGNOSIS
Baik, selama pasien mengikuti terapi yang sudah diberikan oleh dokter berikut
edukasinya.
30
BAB III
FOTO KASUS
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Burns, T., Breathnach, S., Cox, N., Griffiths, C., 2016, Rook’s Textbook of
pp. 2298-2307
3. James, WD., Timothy, GB., Dirk, ME., 2016, Disease Resulting from Fungi and
4. Soetojo, SDR., Linda A., 2016, Profil Pasien Baru Infeksi Kandida pada Kulit dan
Kuku, Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Vol. 28/No. 1/April 2016, Hlm.
34-41.
5. Siregar, R.S. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC. pp. 44-
47
6. Weller R. 2008. Clinical dermatology 4th ed. Oxford, UK: Blackwell Pub. pp. 261-
263
8. Wolff, K., Johnson, RA., Saavedra AP., 2017, Fungal Infections of the Skin, hair,
and Nails In : Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology, 8th
9. Murtiastutik, D., Evy, E., Indropo, A., Sunarso, S., 2016, Kandidiasis Superfisialis,
Dalam : Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kedua, Airlangga University Press,
10. Widaty, S., 2018, Kandidosis, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed. 7,
11. Sardi, JCO., Scorzoni, L., Bernardi, T., et al., 2013, Candida species: current
new therapeutic options, Journal of Medical Microbiology (2013), 62, pp. 10–24.
12. Habif Thomas F, 2016, Superficial Fungal Infection, In : Clinical Dermatology 6th
13. Wisesa, TW., 2018, Penggunaan Antihistamin dalam Bidang Dermatologi, dalam
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed.7. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas