BAB I
PERANAN PERS DALAM MASYARAKAT
AR KOMPETENSI :
aluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
KOMPETENSI DASAR :
1. Mendeskripsikan pengertian, fungsi dan peran serta perkembangan pers di Indonesia
2. Menganalisis pers yang bebas & bertanggung jawab sesuai dengan kode Etik jurnalistik
dalam masyarakat demokratis di Indonesia
3. Mengevaluasi pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam
masyarakat demokratis di Indonesia
INDIKATOR :
1. Mendeskripsikan pengertian pers menurut UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
2. Menguraikan 3 peranan pers dalam menumbuhkan kehidupan masyarakat yang
demokratis
3. Menyebutkan 2 fungsi pers menurut UU No.40 Tahun 1999
4. Menceritakan sejarah awal berkembangnya Pers di dunia
5. Membedakan Acta senatus dan acta diurna dalam pers di jaman Rumawi
6. Menguraikan peranan pers secara garis besarnya sejak Indonesia merdeka sampai
masa reformasi
7. Mendeskripsikan pers yang bebas dan bertanggung jawab
8. Menyebutkan dasar hukum dari kemerdekaan pers sebagai wujud kedaulatan rakyat
yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum
9. Mendeskripsikan pengertian dari kode etik jurnalistik menurut UU. No. 40 Tahun 1999
10. Menganalisis kebebasan berdasarkan kode etik jurnalistik. yang tidak boleh dilakukan
oleh seorang jurnalis
11. Menguraikan upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers
12. Mendeskripsikan kebebasan fungsional dalam kebebasan pers Indonesia
13. Menyebutkan 5 dari 6 ciri kebebasan pers Indonesia menurut J. C. T Simorangkir, SH
14. Menganalisis dampak yang ditimbulkan dari adanya kebebasan pers
15. Menganalisis manfaat media massa atau pers dalam kehidupan sehari-hari
menurut Wilbur Schramm
16. Memperaktikkan langkah dalam menulis berita
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian pers menurut UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
2. Siswa mampu menguraikan 3 peranan pers dalam menumbuhkan kehidupan masyarakat yang
demokratis
3. Siswa mampu menyebutkan 2 fungsi pers menurut UU No.40 Tahun 1999
4. Siswa mampu menceritakan sejarah awal berkembangnya Pers di dunia
5. Siswa mampu membedakan Acta senatus dan acta diurna dalam pers di jaman Rumawi
6. Siswa mampu menguraikan peranan pers secara garis besarnya sejak Indonesia merdeka sampai masa
reformasi.
7. Siswa mampu mendeskripsikan pers yang bebas dan bertanggung jawab
8. Siswa mampu menyebutkan dasar hukum dari kemerdekaan pers sebagai wujud kedaulatan rakyat yang
berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
9. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian dari kode etik jurnalistik menurut UU. No. 40 Tahun 1999
10. Siswa mampu menganalisis kebebasan berdasarkan kode etik jurnalistik. yang tidak boleh dilakukan
oleh seorang jurnalis
11. Siswa mampu menguraikan upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers
12. Siswa mampu mendeskripsikan kebebasan fungsional dalam kebebasan pers Indonesia
13. Siswa mampu menyebutkan 5 dari 6 ciri kebebasan pers Indonesia menurut J. C. T Simorangkir, SH
14. Siswa mampu menganalisis dampak yang ditimbulkan dari adanya kebebasan pers
15. Siswa mampu menganalisis manfaat media massa atau pers dalam kehidupan sehari-hari
menurut Wilbur Schramm
16. Siswa mampu memperaktikkan langkah dalam menulis berita
MATERI PEMBELAJARAN :
A. PERS
1. Pengertian Pers
Pengertian pers : 1. secara etimologis, kata pers (Belanda), atau press (Inggris) atau presse
(Perancis) berasal dari bahasa latin pressare dari kata premere yang berarti tekan atau cetak. 2. secara
terminologi, pers berarti media massa cetak (dalam bahasa Inggirisnya : printed media atau printing
press atau press).
Istilah pers telah dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu jenis media massa atau media
komunikasi massa. Istilah pers juga sudah lazim diartikan sebagai surat kabar atau koran, majalah,
tabloid, buletin, brosur, pamflet, leaflet diartikan dalam arti sempit dan dalam arti luasnya ditambahkan
media elektronika : radio, televisi, internet, hand pone, film, slide Beberapa tokoh menyampaikan
pengertian tentang pers diantaranya : 1. Weiner : pers adalah wartawan cetak, media cetak, publisitas,
peliputan berita, mesin cetak, naik cetak. 2. Oemar Seno Adji : pers dibagi dalam arti sempit dan arti
luas. Dalam arti sempit pers berarti : pers mengandung penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau
berita-berita dengan kata tertulis (hasil media cetak). Dalam arti luas pers berarti : semua media massa
komunikasi yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik lisan maupun tertulis (media cetak
dan elektonika).
Berdasarkan ilmu komunikasi, pengertian pers seperti berikut : 1. usaha percetakan atau
penerbitan, 2. usaha pengumpulan dan penyiaran berita, 3. penyiaran berita melalui media : surat
kabar, majalah, radio, televisi 4. orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita.
Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam pemahaman terhadap pers, maka perlu adanya
pembatasan beberapa istilah disekitar pers. Berdasarkan Bab I pada Ketentuan Umum pasal 1 UU No.
40 Tahun 1999 tentang Pers. Yang dimaksud dengan:
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang
meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam
bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media elektronika dan segala jenis saluran yang tersedia
2. Peranan Pers
Dalam kehidupan yang demokratis itulah pers berperanan untuk menumbuhkan : pertanggungjawaban
kepada rakyat terjamin, sistem penyelenggaraan negara yang transparan berfungsi, serta keadilan dan
kebenaran terwujud.
Pers yang memiliki kemerdekaan untuk mencari dan menyampaikan informasi juga sangat penting untuk
mewujudkan Hak Azasi Manusia yang dijamin dengan Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang
Hak Azasi Manusia, antara lain ada menyatakan bahwa : setiap orang berhak berkomunikasi dan
memperoleh informasi. Hal tersebut sejalan dengan Piagam PBB tentang Hak Azasi Manusia pada pasal
19 yang menyatakan “ ... setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat
“. Dalam hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima
dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak memandang
batas-batas wilayah.
Pers nasional dan lokal sebagai wahana komunikasi massa, penyebar informasi dan pembentuk opini
harus dapat melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban dan perannya dengan sebaik-baiknya
berdasarkan kemerdekaan pers yang profesional, sehingga harus mendapat jaminan dan perlindungan
hukum serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari manapun.
Pers nasional berperan ikut menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Pers yang juga melakukan kontrol sosial sangat penting pula untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan baik korupsi, kolusi, nepotisme maupun penyimpangan dan penyelewengan
lainnya.
Dalam melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak azasi setiap
orang, karena itu dituntut pers yang profesional dan terbuka dan dikontrol oleh masyarakat
3. Fungsi Pers
Fungsi Pers menurut UU. No. 40 Tahun 1999 sebagai berikut
1. Sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial
2. Sebagai lembaga ekonomi
Sebagai media informasi : pers menyuguhkan berbagai informasi untuk konsumsi
masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui berbagai informasi secara cepat.
Sebagai media pendidikan : pers memuat berbagai tulisan yang mengandung
pengetahuan, informasi ilmiah, opini sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan
ilmunya.
Sebagai media hiburan : pers memuat berbagai artikel, cerita dan informasi tentang
berbagai hiburan, seperti cerpen, cerita bersambung, cerita bergambar, ulasan tentang
kesenian, kebudayaan, karikatur, teka teki silang.
Sebagai media kontrol sosial : pers dapat melakukan kontrol sosial berupa : 1. social
participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan), 2. social responsibility
(pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat), 3. social suport (dukungan rakyat
terhadap pemerintah), 4. social control (kontrol masyarakat terhadap tindakan –
tindakan pemerintah).
4. Sejarah Pers
Pada zaman pemerintahan Cayus Julius Caesar (100 – 44 SM) di negara Romawi, pada suatu
saat Dewan Senat mengeluarkan undang-undang hasil rapat Senat, mengingat jumlah rakyat demikian
banyaknya dan perlu mengetahui informasi dari hasil rapat Senat maka dipancangkan beberapa papan
tulis putih di depan Gedung Dewan Senat dan di lapangan terbuka di tempat keramaian rakyat
berkumpul, untuk tempat pengumuman-pengumuman resmi. Papan-papan itu menurut isinya dapat
dibedakan atas dua macam yaitu 1. Acta Senatus yang memuat laporan-laporan singkat tentang
sidang-sidang Senat dan hasil-hasil keputusannya. Ada anggapan bahwa hasil sidang Dewan Senat
yang berupa undang-undang atau keputusan baru dianggap resmi setelah diumumkan dalam Acta
Senatus. 2. Acta Diurna Populi Romawi berisikan keputusan-keputusan dari rapat-rapat rakyat dan
berita-berita lainnya. Acta diurna merupakan alat propaganda pemerintah Romawi yang memuat berita-
berita mengenai peristiwa-peristiwa yang perlu diketahui oleh rakyat menurut penilaian pemerintah
Romawi.
Pada zaman Romawi untuk pertama kalinya dikenal adanya para wartawan yang terdiri dari
para budak belian yang oleh pemilik budak diberi tugas mengumpulkan informasi-informasi, berita-berita
dan bahkan juga menghadiri sidang-sidang Senat dan melaporkan semua hasilnya dengan secara lisan
maupun secara tertulis. Kalau pemilik budak ini sedang bertugas atau bepergian di daerah, budak ini
selalu mengusahakan dan mengirim berita-berita yang terjadi di kota Roma, maksudnya agar Tuannya
selalu dapat mengikuti berita atau kejadian-kejadian di kota Roma. Demikian pula halnya dengan pemilik
budak yang sedang bertugas di kota Roma, mempunyai petugas-petugas berupa budak-budak di daerah-
daerah yang bertugas mengirimkan berita-berita dan kejadian-kejadian yang terjadi di daerah. Banyak di
antara budak-budak atau orang-orang yang diberi tugas sebagai pengumpul berita yang selanjutnya
mereka bekerja sama saling memberi informasi tentang berita yang diperolehnya dan untuk selanjutnya
melaporkannya kepada yang memberi tugas.
Nafsu untuk mendapatkan kekuasaan, kekayaan, dan pengetahuan agar dapat melebihi orang
lain, menimbulkan keinginan untuk mengetahui semua peristiwa-peristiwa yang terjadi di segala penjuru
dunia. Niccolo Macchiavelli dalam masa pembuangannya di suatu desa terpencil di Italia, supaya dia
dapat selalu mengikuti perkembangan-perkembangan politik, dia selalu berkirim surat kepada teman-
temannya yang berada di Romawi, tetapi dia tidaklah puas dengan hanya isi surat tersebut, untuk itu
Niccolo Macchiavelli kemudian menghubungi dan berbicara dengan para musafir-musafir yang menginap
di losmen-losmen untuk menanyakan berita-berita dari kota-kota, dari desa-desa dan negara-negara
mereka dan berita-berita selama dalam perjalanan, dari musafir inilah dia memperoleh berita-berita
tentang berbagai peristiwa yang dilihat, didengar dan dialaminya sendiri oleh para musafir disepenjang
perjalanannya, kecepatan tersiarnya berita dari musafir ini sangat pesat sekali, karena jalan umum yang
mereka lalui sangat ramai sehingga berita-berita yang disampaikan dari mulut kemulut dan diceritakan
oleh seorang musafir yang baru datang dan menginap di losmen juga sempat didengar oleh musafir
lainya, sehingga penyebaran berita sangat cepat dan meluas. Orang-orang Romawi yakin bahwa
penyebaran-penyebaran berita itu dilakukan dengan pertolongan salah satu dewa mereka yang mereka
namakan Fama. Berita yang dibawa oleh para musafir kebanyakan merupakan berita bualannya saja,
tetapi dengan bualannya ini dapat merangsang saraf sehinga rakyat merasa bangga karena mereka
yakin telah memperoleh berita penting yang luar biasa. Musafir pembual merupakan asal muasal surat
kabar sensasional.
Secara garis besarnya perkembangan peranan pers di Indonesia sejak Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai pada masa reformasi dapat digambarkan sebagai berikut :
1. 1945-1950, peranan pers : sebagai alat mempertahankan kemerdekaan dan
patriotisme nasional
2. 1950-1959, peranan pers : sebagai pranata sosial masyarakat demokrasi yang bebas
sesuai dengan sistem liberal berdasarkan UUDS 1950
3. 1959-1965, peranan pers : sebagai alat propaganda politik ideologi Nasakom dan alat
revolusi, alat penggerak massa, pengawal revolusi, pers sosialis Pancasila
4. 1966-1998, peranan pers : sebagai pranata sosial yang melembaga di bawah ideologi
Pancasila dan UUD 1945
5. 1998-sekarang, peranan pers : 1. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui,
2. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum,
hak azasi manusia, serta menghormati kebhinekaan, 3. mengembangkan pendapat
umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar, 4. melakukan
pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum, 5. memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
B. PERS YANG BEBAS BERTANGGUNG JAWAB
Kebebasan pers merupakan hak setiap orang karena telah diatur dalam
undang-undang dan juga merupakan hak azasi manusia. Kebebasan pers setiap orang
baik secara lisan maupun secara tertulis harus dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum dan secara moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa bila kebebasan tersebut
telah melanggar kebebasan orang lain atau bangsa dan negara. Jadi kebebasan
bertanggung jawab dalam pers dimaksudkan segala pemberitaan yang dimuat dalam
media cetak atau elektronika dituntut tanggung jawabnya untuk menegakkan keadilan,
ketertiban, dan keamanan perorangan, masyarakat, bangsa dan negara.
Kebebasan harus disertai tanggung jawab sebab kekuasaan yang besar dan
bebas yang dimiliki manusia mudah sekali disalahgunakan dan dibuat semena-mena.
Demikian juga pers harus mempertimbangkan apakah berita yang disebarluaskan
dapat menguntungkan masyarakat atau memberi dampak positif terhadap masyarakat
dan bangsa. Pers hendaknya tidak menjadi provokator dan memanas-manasi situasi
yang semula sudah keruh, bukan keuntungan semata yang dicari namun keutuhan
bangsa dan negara yang diutamakan.
Kebebasan berbicara dan memperoleh informasi merupakan hak azasi
manusia. Hak azasi itu selanjutnya dijamin dalam ketentuan perundang-undangan.
Jaminan kebebasan berbicara dan informasi itu bagi setiap orang dalam
pelaksanaan hak azasi manusia sebagai berikut :
1. Pasal 28 UUD 1945 menyebutkan : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang
2. Pasal 28 F UUD 1945 menyebutkan : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dalam lingkungan sosialnya,
serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
3. Tap. MPR N0. XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia, pada bagian Bab VI, Pasal
20 da 21 yang menyebutkan sebagai berikut :
- Pasal 20 : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.
- Pasal 21 : Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia.
4. Undang-Undang No. 39 Tahun 2000 Pasal 14 Ayat 1 dan 2 tentang Hak azasi
Manusia, menyebutkan :
- Ayat 1 : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosia
- Ayat 2 : Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia
5. Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2 dan Pasal 4 ayat 1 tentang Pers,
menyebutkan :
- Pasal 2 : Kemerdekaan Pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang
berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
- Pasal 4 Ayat 1 : Kemerdekaan Pers dijamin sebagai hak azasi warga negara.
C. KODE ETIK JURNALISTIK
Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, pada ketentuan
umumnya menyebutkan bahwa kode etik jurnalistik merupakan himpunan etika profesi
kewartawanan. Etika memang merupakan teori yang tidak bergumul dengan fakta-
fakta, tetapi justru bergumul dengan nilai-nilai dan estimates atau perkiraan-perkiraan.
Etika merupakan teori yang berusaha untuk menjawab pertanyaan seperti: apakah
yang oleh masyarakat dapat diterima sebagai sesuatu yang baik dan patut dilakukan,
bagaimanakah tingkah laku yang dianggap benar atau salah menurut ukuran moralitas,
apakah yang seharusnya menjadi tugas kewajiban seseorang dalam
masyarakat, bagaimanakah watak yang sebaiknya dimiliki seseorang dalam
masyarakat.
Kode Etik Jurnalistik : kode etik ini dikutip dari Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)
1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh dan menyiarkan
informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi. Wartawan Indonesia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melaporkan dan
menyiarkan informasi secara faktual dan jelas sumbernya. Tidak menyembunyikan
fakta serta pendapat penting dan menarik, yang perlu diketahui publik sebagai hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar dan akurat. Contoh kasus: kasus
korupsi dan manipulasi di sebuah instansi baik pemerintah maupun suasta, kasus
konspirasi yang berniat untuk menimbulkan kekacauan , kasus wabah penyakit yang
melanda daerah atau wilayah tertentu, kasus bahan makanan yang mengandung zat
berbahaya, kasus busung lapar
2. Wartawan Indonesia menempuh cara etis untuk memperoleh dan menyiarkan
informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi. Wartawan Indonesia
dalam memperoleh informasi dari sumber berita atau nara sumber, termasuk dokumen
dan memotret dilakukan dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan menurut
hukum, kaidah-kaidah kewartawanan
3. Wartawan Indonesia menghormati azas praduga tidak bersalah, tidak mencampurkan
fakta dan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak
melakukan plagiat. Wartawan Indonesia dalam menyiarkan informasi tidak menghakimi
dan membuat kesimpulan kesalahan seseorang terlebih lagi untuk kasus-kasus yang
masih diproses di Pengadilan. Wartawan tidak memasukkan opini pribadinya, wartawan
sebaiknya dalam melaporkan dan menyiarkan informasi perlu meneliti kembali
kebenaran informasi. Dalam pemberitaan kasus sengketa dan perbedaan pendapat,
masing-masing fihak harus diberikan ruang / waktu pemberitaan secara seimbang
4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan
cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila. Wartawan Indonesia
tidak melaporkan dan menyiarkan informasi yang tidak jelas sumber kebenaran
informasi yang secara gamblang memperlihatkan aurat yang secara langsung bisa
menimbulkan nafsu birahi atau mengundang kontroversi publik. Untuk kasus tindakan
perkosaan / pelecehan seksual tidak perlu menyebutkan identitas korban untuk
menjaga dan melindungi kehormatan korban.
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi
wartawan. Wartawan Indonesia selalu menjaga kehormatan profesi dengan tidak
menerima imbalan dan Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan
embargo, informasi latar belakang dan Off The Record sesuai kesepakatan. Wartawan
Indonesia melindungi nara sumber yang tidak bersedia disebut nama dan identitasnya
6. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberian dan
melayani hak jawab. Ralat ditempatkan pada halaman yang sama dengan informasi
yang salah atau tidak akurat. Dalam hal pemberitaan yang merugikan seseorang atau
kelompok pihak yang dirugikan harus diberikan kesempatan melakukan klarifikasi
D. UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN KEBEBASAN PERS
Pers dalam pemberitaannya menganut sistem pers yang bebas. Sesuatu sistem
pers itu diciptakan justru untuk menentukan bagaimana sebaiknya pers tersebut dapat
melaksanakan kebebabasan dan tanggung jawabnya. Sebagaimana kita ketahui,
sistem kebebasan pers itu sendiri merupakan sebagian saja dari suatu sistem yang
lebih besar dari sistem kebebasan untuk mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan.
Di negara barat sistem tersebut terkenal dengan freedom of expression atau
kebebasan mengeluarkan pendapat.
Identitas kebebasan pers Indonesia oleh para tokoh pers terkemuka, menyebut
kebebasan Pers tersebut sebagai kebebasan fungsional, maksudnya kebebasan yang
diabdikan untuk suatu tujuan tertentu atau suatu kebebasan yang mengemban suatu
fungsi dan tanggung jawab. J. C. T. Simorangkir SH, dalam bukunya yang
berjudul Hukum Kebebasan Pers mengemukakan mengenai kebebasan pers Indonesia
sebagai berikut :
1. Hukum Indonesia telah mengakui/mengatur/menjamin perihal kebebasan pers
2. Kebebasan pers di Indonesia tidaklah dapat dilihat/diukur semata-mata dengan kaca
mata kebebasan pers barat
3. Ciri kebebasan pers Indonesia sebagai berikut :
1. Pers yang bebas dan bertanggung jawab
2. Pers yang sehat
3. Pers sebagai penyebar informasi yang obyektif
4. Pers yang melakukan kontrol sosial dan konstruktif
5. Pers sebagai penyalur aspirasi rakyat dan meluaskan komunikasi dan partisipasi
masyarakat
6. Terdapatnya interaksi positif antara pers, pemerintah dan masyarakat
4. Kebebasan pers diakui, dijamin dan dilaksanakan di Indonesia dalam rangka
pelaksanaan demokrasi Pancasila
E. DAMPAK DARI PENYALAHGUNAAN KEBEBASAN PERS
Bagaimanapun juga baiknya suatu sistem, dan bagaimanapun juga baiknya
prinsip-prinsip pokok yang melandasinya, dalam taraf terahirnya, nilai sesuatu lembaga
kemasyarakatan seperti pers ditentukan oleh kualitas dan kuantitas yang dapat
dikembangkan dalam kehidupan pers sehari-hari di lingkungan masyarakatnya.
Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan pers di Indonesia dewasa ini,
baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif ada baiknya merenungkan dan
mencarikan jawaban dari berbagai permasalahan yang ada dan timbul dalam
kehidupan pers di Indonesia.
Memberikan penilaian kualitatif terhadap sesuatu sistem pers, berarti menilai
kadar kebebasan yang dimiliki pers dalam praktek kehidupan pers tersebut sehari-hari.
Pada prinsipnya, di Indonesia dianut pengertian di mana kebebasan disatu nafaskan
dengan tanggung jawab dimana pengalaman kebebasan harus seimbang dengan
tanggung jawab yang mestinya mengikutinya. Yang dicita-citakan adanya suatu
kesatuan dalam keseimbangan yang harmonis antara kebebasan dan tanggung jawab
tersebut.
S. Tasrif, menyatakan bahwa seseorang wartawan yang baik seharusnya menghayati
kebebasannya yang bertanggung jawab dalam berbagai segi, diantaranya :
1. bertangung jawab terhadap hati nuraninya sendiri
2. bertanggung jawab terhadap sesama warga negara yang juga memiliki hak azasi
3. bertanggung jawab terhadap kepentingan umum yang diwakili oleh pemerintah
4. bertanggung jawab terhadap sesama rekan seprofesi
Secara garis besarnya seorang wartawan memiliki empat macam tanggung
jawab yang harus dipikul :
1. tanggung jawab terhadap media tempat wartawan itu bekerja dan organisasinya
2. tanggung jawab sosial yang berakibat adanya kewajiban melayani opini publik dan
masyarakat secara keseluruhan
3. tanggung jawab dan kewajiban yang berhubungan dengan keharusan bertindak sesuai
dengan undang-undang
4. tanggung jawab terhadap masyarakat internasional yang berhubungan dengan nilai-
nilai universal
Pers sebagai lembaga sosial (kemasyarakatan), maka keterikatan pers dengan
para wartawannya pada kepentingan masyarakat, yang menyangkut keselamatan dan
kesejahteraannya, merupakan masalah pokok yang perlu diperhatikan dalam kita
memberikan sesuatu penilaian terhadap sistem pers secara kualitatif.
Dalam perkembangannya, pers di Indonesia sebenarnya sedang dalam proses
pertumbuhan. Titik temu dalam menghayati kebebasan pers yang bertanggung jawab
semakin dirasakan dan diperlukan antara pers, pemerintah dan masyarakat.
Karena pers dalam penyelenggaraannya dilaksanakan oleh manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan, maka kadang-kadang di dalam pemberitaannya terjadi
pula hal-hal yang menimbulkan dampak negatif seperti pemberitaan tentang kejahatan
yang terlalu berlebih-lebihan, pemberitaan yang bersifat sensasional yang berlebihan,
pornografi, porno aksi, sadisme dan lain berita yang bersifat negatif dan melanggar
kode etik jurnalistik, sehingga menimbulkan keresahan masyarakat bahkan menjadi
gejolak. Untuk menghindarkan hal yang demikian, perlu adanya pengawasan dan
pembinaan pers oleh Pemerintah dan Dewan Pers, sehingga pers dalam menjalankan
fungsinya sebagai media penyebarluasan informasi yang obyektif dan sebagai penyalur
aspirasi masyarakat serta sebagai media kontrol dan koreksi yang bersifat konstruktif.
Sementara ini ada wartawan yang dinilai terlalu bebas dalam menerima dan
menyebarluaskan berita sehingga melupakan segi tanggung jawabnya untuk
melakukan penelitian terlebih dahulu untuk mencari faktanya. Contohnya tentang berita
RRI yang menyiarkan tentang wafatnya Sri Sultan Hamengku Buwono IX, setelah
menerima telpon dari seseorang (beritanya disiarkan sekitar tahun 1980-an) pada hal
beliau masih sehat bugar. Pada pemberitaan berdasarkan perundangan pers yang ada,
kalau akan mengungkapkan suatu fakta dalam berita sebaiknya menyebutkan sumber
beritanya dan bila perlu menyampaikan kutipan dari sumber berita tersebut, sehingga
berita yang disampaikan dapat dipertangungjawabkan.
Kasus lain tentang wartawan-wartawan yang rasa tanggung jawabnya terlalu
tebal malahan berlebihan, sehingga suatu berita aktual yang menurut sifatnya itu
penting dan perlu diketahui oleh masyarakat luas, mereka tidak cukup memiliki
keberanian untuk memuatnya dalam surat kabar. Barang kali mereka khawatir bahwa
berita dan fakta tersebut akan lebih cendrung mengakibatkan keresahan dalam
masyarakat, kasus semacam ini seharusnya tidak perlu terjadi dan pers tidak mungkin
akan memperuncing atau memanaskan suasana jika informasi yang diperoleh benar
dan jelas serta sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik. Seharusnya sangat dihindarkan
adanya kasus-kasus mengenai pengamalan kebebasan, yang bersifat mengarang dan
menulis berita semaunya dari wartawan. Kasus ini dapat disimpulkan dari banyaknya
pengaduan dan bahkan tuntutan di pengadilan dari pihak pemerintah dan masyarakat
kepada Dewan Redaksi melalui Dewan Pers. Berbagai pengaduan yang disampaikan
yang isinya bermacam-macam. Ada berita yang diadukan karena dianggap tidak sesuai
dengan fakta, ada berita yang dianggap fitnah, ada berita yang disebutkan sebagai
hasil wawancara seorang wartawan dengan seseorang tetapi orang yang
bersangkutan menyatakan tidak pernah menghubungi atau dihubungi oleh wartawan
untuk mengadakan interview (wawancara), ada wartawan gadungan, ada wartawan
yang memeras orang yang dianggap memiliki kesalahan dalam masyarat atau dalam
tugasnya, ada wartawan yang menyiarkan berita walaupun sudah dinyatakan off the
record.
Banyak wartawan atau pers yang menyalahgunakan kebebasan yang dimiliki
dan dijaminkan oleh undang-undang sehingga menimbulkan dampak seperti halnya :
1. Ada yang menggunakan kebebasan secara berlebihan, sehingga mereka lupa
kebebasannya telah melanggar kebebasan orang lain
2. Ada yang menggunakan kebebasan secara ceroboh, sehingga meninggalkan
kewajiban untuk mengadakan penelitian atau check and recheck sebelum menyiarkan
suatu pemberitaan
3. Ada yang dalam melakukan hak kebebasannya meninggalkan ketentuan-ketentuan
Kode Etik Jurnalistik
4. Ada wartawan yang terlalu berhati-hati atau sebaliknya terlalu menggebu-gebu
mengartikan beban tanggung jawab di dalam melaksanakan kebebasan pers, sehingga
berita faktual yang perlu diketahui masyarakat tidak berani ia memuatnya
5. Ada wartawan yang menjadi korban main hakim sendiri (mendapat bogem mentah
atau alat rekamnya di sita atau dirusak) oleh pihak yang tidak mau beritanya disiarkan
6. Ada wartawan yang karena menerima amplop ahirnya menjadi tidak netral dalam
pemberitaannya dan bahkan menjadi pemicu permasalahan agar beritanya menjadi
hangat dan menarik, sehingga melahirkan berita yang tidak seimbang.
Berdasarkan berbagai penyalahgunaan kebebasan itulah disimpulkan pers di
Indonesia masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
F. MANFAAT MEDIA MASSA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Media Massa (Pers) dan Masyarakat merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Pers lahir untuk memenuhi hajat masyarakat untuk memperoleh
informasi secara terus-menerus mengenai berbagai peristiwa besar atau kecil yang
sudah-sedang-akan terjadi. Oleh karena itu pers mempunyai kedudukan sebagai
lembaga kemasyarakatan yang tidak mempunyai kehidupan mandiri, melainkan
dipengaruhi dan mempengaruhi lembaga kemasyarakatan yang lainnya. Pers hidup
dalam keterikatan suatu unit organisasi, dimana masyarakat tempat pers beroperasi.
Cara kerjanya, muatan atau siarannya, tujuannya serta cara melakukan social control.
Pendek kata segala sasaran serta aktipitasnya tergantung pada palsafah yang dianut
masyarakatnya.
Menurut kesimpulan seorang ahli komunikasi, Wilbur Schramm,Manfaat pers
bagi masyarakat : merupakan Watcher, forum, teacher (pengamat, forum dan guru)
Maksudnya : 1. pers itu setiap harinya memberikan laporan dan ulasan mengenai
berbagai macam kejadian dalam dan luar negeri. 2. menyediakan tempat (forum) bagi
masyarakat untuk mengeluarkan pendapat secara tertulis dan 3. turut mewariskan nilai-
nilai kemasyarakatan dari generasi ke generasi.
Orang sering bilang bahwa pers sangat bermanfaat untuk memberikan
penerangan, pendidikan, ulasan, hiburan, maupun kontrol sosial. Dengan jalan
memberikan hal-hal tersebut kepada masyarakat, Pers Indonesia diharapkan akan
mampu menciptakan iklim sosial yang dapat memberi kesempatan berkembangnya
dinamika masyarakat dalam kondisi stabilitas nasional yang dinamis.
Bagi masyarakat, pers merupakan suatu hal yang mutlak harus ada, ibaratnya
bagaikan ikan dengan air. Penerbitan yang bagaimanapun juga bagus isi dan
cetakannya, kalau penerbitan yang semacam itu tidak beredar secara teratur dan tidak
dibaca dalam kalangan masyarakat maka penerbitan tersebut tidak mungkin masuk
kategori penerbitan pers dan tidak bertahan lama.
Masyarakat merupakan sumber ekonomi bagi pers, melalui langganan dan
periklanan. Antara pers dan masyarakat terdapat hubungan saling membantu dalam
bidang kegiatan pembangunan ekonomi, seperti halnya antara periklanan dan
pemasaran yang keduanya saling kait mengkait.
Masyarakat juga merupakan sumber ide yang tidak menjadi kering bagi pers.
Surat-menyurat atau tulisan-tulisan khusus dari masyarakat pembaca mencerminkan
adanya pengaruh masyarakat terhadap lembaga pers.
Secara tidak langsung, wakil-wakil masyarakat yang duduk dalam Dewan Pers
dapat menyampaikan kepentingan masyarakat yang menyangkut pers. Di samping itu,
masyarakat juga dapat menyampaikan sendiri kepentingan mereka secara langsung
kepada penerbitan pers melalui para wartawannya apabila ada kegiatan yang perlu
mendapat peliputan untuk pemberitaan. Demikian pula apabila ada pemberitaan atau
tulisan dalam pers yang tidak sesuai dengan fakta di masyarakat, maka anggota
masyarakat yang merasa dirugikan berhak meminta pelaksanaan hak jawab dan dalam
hal penyelesaian kasus-kasus tertentu pula.
LATIHAN 1 :
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Deskripsikanlah Pers adalah lembaga sosial dan Betul
pengertian dari Pers wahana komunikasi massa yang 100
menurut UU. No. 40 melaksanakan kegiatan jurnalistik
Tahun 1999 ! yang meliputi mencari,
memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara,
gambar, suara dan gambar, serta
data dan grafik maupun dalam
bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media
elektronika dan segala jenis
saluran yang tersedia
2. Uraikanlah 3 peranan pers berperanan untuk Betul
pers dalam menumbuhkan : 1. erjaminnya 1 = 35
menumbuhkan pertanggungjawaban kepada 2 = 70
kehidupan rakyat, 2. berfungsinya sistem 3=
masyarakat yang penyelenggaraan negara yang 100
demokratis ! transparan, 3. terwujudnya
keadilan dan kebenaran
3. Sebutkanlah 2 fungsi1. Sebagai media informasi, Betul
pers menurut UU pendidikan, hiburan dan kontrol 1 = 50
No.40 Tahun 1999 ! sosial 2=
2. Sebagai lembaga ekonomi 100
LATIHAN 2 :
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Pada masa / jaman zaman pemerintahan Cayus Julius Betul
pemerintahan Caesar (100 – 44 SM) di negara 100
siapakah yang diakui Romawi
sebagai cikal bakal
asal mula pers
berdasarkan fakta
sejarah yang ada di
dunia !
2. Apakah beda antara - acta senatus : memuat laporan- Betul
Acta senatus dan acta laporan singkat tentang sidang-sidang 1 = 50
diurna dalam pers di Senat dan hasil-hasil keputusannya 2=
jaman Rumawi ? - acta diurna : berisikan keputusan- 100
keputusan dari rapat-rapat rakyat dan
berita-berita lainnya
3. Bagaimanakah Pers difokuskan untuk Betul
peranan pers pada menyebarluaskan informasi 100
awal Indonesia proklamasi kemerdekaan RI 17
merdeka ? Agustus 1945 keseluruh pelosok tanah
air dan bahkan sampai ke luar negeri
4. Ceritakanlah a.1945-1950, peranan pers : sebagai alat Betul
perkembangan mempertahankan kemerdekaan dan 1 = 20
peranan pers secara patriotisme nasional 2 = 40
garis besarnya sejak b.1950-1959, peranan pers : sebagai 3 = 60
Indonesia merdeka pranata sosial masyarakat demokrasi 4 = 80
sampai masa yang bebas sesuai dengan sistem 5=
reformasi. liberal berdasarkan UUDS 1950 100
Berdasarkan c.1959-1965, peranan pers : sebagai alat
periodisasi berikut : propaganda politik ideologi Nasakom
a. 1945 - 1950 dan alat revolusi, alat penggerak
b. 1950 – 1959 massa, pengawal revolusi, pers
c. 1959 – 1965 sosialis Pancasila
d. 1966 – 1998 d.1966-1998, peranan pers : sebagai
e. 1998-sekarang pranata sosial yang melembaga di
bawah ideologi Pancasila dan UUD
1945
e.1998-sekarang, peranan pers : 1.
memenuhi hak masyarakat untuk
mengetahui, 2. menegakkan nilai-
nilai dasar demokrasi, mendorong
terwujudnya supremasi hukum, hak
azasi manusia, serta menghormati
kebhinekaan, 3. mengembangkan
pendapat umum berdasarkan
informasi yang tepat, akurat dan
benar, 4. melakukan pengawasan,
kritik, koreksi dan saran terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan
kepentingan
umum, 5. memperjuangkan keadilan
dan kebenaran
LATIHAN 3 :
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Deskripsikanlah pers yang segala pemberitaan yang Betul
bebas dan bertanggung jawab dimuat dalam media cetak 100
! atau elektronika dituntut
tanggung jawabnya untuk
menegakkan keadilan,
ketertiban, dan keamanan
perorangan, masyarakat,
bangsa dan negara
2. Sebutkanlah dasar hukum dari - Pasal 2 UU. No. 40 Tahun Betul
kemerdekaan pers sebagai 1999 tentang Pers, 100
wujud kedaulatan rakyat yang
berasaskan prinsip-prinsip
demokrasi, keadilan, dan
supremasi hukum
3. Deskripsikanlah pengertian himpunan etika profesi Betul
dari kode etik jurnalistik kewartawanan. 100
menurut UU. No. 40 Tahun
1999 !
4. Berdasarkan kode etik Tidak menyiarkan informasi Betul
jurnalistik. Apakah yang tidak yang bersifat dusta, fitnah, 100
boleh dilakukan oleh seorang sadis dan cabul serta tidak
jurnalis ? menyebutkan identitas korban
kejahatan susila. Wartawan
Indonesia tidak melaporkan
dan menyiarkan informasi
yang tidak jelas sumber
kebenaran informasi yang
secara gamblang
memperlihatkan aurat yang
secara langsung bisa
menimbulkan nafsu birahi
atau mengundang kontroversi
publik. Untuk kasus tindakan
perkosaan / pelecehan seksual
tidak perlu menyebutkan
identitas korban untuk
menjaga dan melindungi
kehormatan korban.
Wartawan Indonesia tidak
menerima suap dan tidak
menyalahgunakan profesi
wartawan.
LATIHAN 4 :
NO PERTANYA JAWABAN SKO
AN R
1. Bagaimanaka Dengan mengeluarkan peraturan perundangan yang Betul
h upaya membatasi kebebasan pers. Spt. : 1). pasal 28 UUD 1=
pemerintah 1945, 2). UU. No. 40 tahun 1999, 3). pada pasal 18 35
dalam ayat 2, dan ayat 3 dan KUHP diatur dalam delik 2=
mengendalika penghinaan, penyebar kebencian dan delik 70
n kebebasan kesusilaan 3=
pers ? 100
2. Apakah yang Suatu kebebasan yang diabdikan untuk suatu tujuan Betul
dimaksud tertentu atau suatu kebebasan yang mengemban 1=
dengan suatu fungsi dan tanggung jawab 100
kebebasan
fungsional
dalam
kebebasan
pers Indonesia
?
3. Sebutkanlah 5 1. Pers yang bebas dan bertanggung jawab 2. Pers Betul
dari 6 ciri yang sehat 3. Pers sebagai penyebar informasi 1=
kebebasan yang obyektif 4. Pers yang melakukan kontrol 20
pers Indonesia sosial dan konstruktif 5. Pers sebagai penyalur 2=
menurut J. C. aspirasi rakyat dan meluaskan komunikasi dan p 40
T artisipasi masyarakat 6. Terdapatnya interaksi 3=
Simorangkir, positif antara pers, pemerintah dan masyarakat 60
SH ? 4=
80
5=
100
LATIHAN 5:
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Bagaimanakah dampak Akan menimbulkan keresahan dan gejolak Betul
yang ditimbulkan dari dalam masyarakat 1 = 100
adanya kebebasan pers ?
2. Bagaimanakah manfaat Merupakan Watcher, forum, teacher Betul
media massa atau pers (pengamat, forum dan guru) Maksudnya : 1. 1 = 35
dalam kehidupan sehari-hari pers itu setiap harinya memberikan laporan 2 = 70
menurut Wilbur Schramm dan ulasan mengenai berbagai macam 3 = 100
! kejadian dalam dan luar negeri.
2. menyediakan tempat (forum) bagi
masyarakat untuk mengeluarkan pendapat
secara tertulis dan 3. turut mewariskan nilai-
nilai kemasyarakatan dari generasi ke
generasi
BAB II
GLOBALISASI
AR KOMPETENSI :
aluasi dampak globalisasi
Kompetensi Dasar :
1. Mendeskripsikan proses, aspek dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbagngsa
dan bernegara
2. Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia
3. Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan
negara Indonesia
TOR :
1. Menganalisis makna globalisasi
2. Mendeskripsikan pengertian globalisasi
3. Menganalisis latar belakang dinamika perubahan yang sangat pundamental pada
perekonomian globali
4. Menyebutkan 4 faktor pendukung kemunculan globalisasi
5. Menguraikan secara garis besar penyebab kegagalan sistem ekonomi komunis sosialis
dalam percaturan globalisasi ekonomi
6. Menguraikan proses kelahiran globalisasi dari adanya perkembangan ilmu
pengetahuan,teknologi, Transportasi dan komunikasi
7. Menyebutkan tiga sebab yang dapat meningkatkan arus globalisasi
8. Menyebutkan 3 dampak negatif dari globalisasi dalam bidang politik bagi Indonesia
9. Menyebutkan 3 dampak positif dari globalisasi ekonomi bagi Indonesia
10. Mengidentifikasi pengaruh globalisasi
11. Mendiskusikan pada era kesejagatan tenaga kerja Indonesia yang pada umumnya
dengan upah murah kurang menarik bagi penanam modal atau investor asing
12. Menjelaskan globalisasi merupakan peluang sekaligus tantangan
13. Menganalisis pendapat yang mengatakan di era globalisasi tenaga kerja Indonesia
surplus sekaligus difisit tenaga kerja
14. Menentukan langkah yang dilakukan sebagai seorang pelajar, pada era globalisasi
agar memiliki perubahan mental kearah sikap yang modern
15. Menentukan Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam menghadapi era globalisasi agar
kita tidak terseret oleh arus globalisasi
16. Mengidentifikasi hal-hal yang harus kita hindari sebagai akibat negatif dari globalisasi
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa mampu menganalisis makna globalisasi
2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian globalisasi
3. Siswa mampu menganalisis latar belakang dinamika perubahan yang sangat
pundamental pada perekonomian globali
4. Siswa mampu menyebutkan 4 faktor pendukung kemunculan globalisasi
5. Siswa mampu menguraikan secara garis besar penyebab kegagalan sistem ekonomi
komunis sosialis dalam percaturan globalisasi ekonomi
6. Siswa mampu menguraikan proses kelahiran globalisasi dari adanya perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, Transportasi dan komunikasi
7. Siswa mampu menyebutkan tiga sebab yang dapat meningkatkan arus globalisasi
8. Siswa mampu menyebutkan 3 dampak negatif dari globalisasi dalam bidang politik bagi
Indonesia
9. Siswa mampu menyebutkan 3 dampak positif dari globalisasi ekonomi bagi Indonesia
10. Siswa mampu mengidentifikasi pengaruh globalisasi
11. Siswa mampu mendiskusikan pada era kesejagatan tenaga kerja Indonesia yang pada
umumnya dengan upah murah kurang menarik bagi penanam modal atau investor asing
12. Siswa mampu menjelaskan globalisasi merupakan peluang sekaligus tantangan
13. Siswa mampu menganalisis pendapat yang mengatakan di era globalisasi tenaga
kerja Indonesia surplus sekaligus difisit tenaga kerja
14. Siswa mampu menentukan langkah yang dilakukan sebagai seorang pelajar, pada
era globalisasi agar memiliki perubahan mental kearah sikap yang modern
15. Siswa mampu menentukan Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam menghadapi era
globalisasi agar kita tidak terseret oleh arus globalisasi
16. Siswa mampu mengidentifikasi hal-hal yang harus kita hindari sebagai akibat negatif dari
globalisasi
MATERI PEMBELAJARAN :
B. PENGARUH GLOBALISASI
Pengaruh atau efek globalisasi yang dirasakan dewasa ini adalah kosmopolitan dan saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Dunia semakin sempit dan seakan menjadi sebuah perkampungan
global yang penghuninya dapat saling menyapa satu sama lainnya hanya dalam hitungan detik. Salah
satu penyebab terjadinya era globalisasi adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Fakta dan informasi yang terjadi di suatu negara dapat
diakses oleh penduduk negara lain dalam waktu dan tempat yang tidak terbatas. Konsekuensinya
informasi yang masuk tidak tersensor dan bahkan semakin terbuka lebar ke lingkungan kehidupan
pribadi setiap orang, oleh karena itu, salah satu alat sensor atau filter informasi dengan segudang
kekuatannya adalah kesiapan mental setiap individu penerima informasi tersebut.
Pada hakikatnya, informasi tidak hanya berisi pesan yang mengandung makna positif atau
negatif, tetapi juga mengandung makna yang berkaitan langsung dengan dimensi sosial dan nilai budaya,
terlebih lagi jika informasi tersebut berasal dari masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda, akibatnya
akan terjadi proses alkulturasi pada tata nilai budaya yang mengakibatkan terjadinya transformasi
kebudayaan baru.
Globalisasi diyakini oleh banyak orang sebagai jawaban atas terjadinya pangsa pasar
internasional, sehingga membantu ekonomi banyak negara berkembang secara cepat. Kegairahan
ekspor merupakan inti dari kebijakan industri yang telah memperkaya banyak negara di kawasan Asia.
Karena itu, globalisasi lebih memberi harapan hidup lebih panjang bagi manusia dan standar hidup yang
meningkat.
Globalisasi telah memberikan akses, alih teknologi, ilmu pengetahuan. Dan
globalisasi membuat negara-negara dunia berkembang menyerap teknologi dan ilmu pengetahuan
tersebut dengan tanpa harus menempuh dunia pendidikan di negara-negara maju tersebut.
Ada tiga lembaga dunia yang memainkan peranan penting dalam globalisasi, diantaranya
Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Pada
dasarnya, ketiga lembaga tersebut memiliki peranan besar dalam sistem ekonomi global.
Respon bangsa Indonesia terhadap pengaruh globalisasi, menjadikan globalisasi sebagai
peluang dan tantangan. Peluang berarti setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk
memanfaatkan situasi yang ada dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. Sedangkan
tantangan yang dimaksudkan disini adalah setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk
berkompetisi dan menunjukkan kemampuannya. Peluang dan tantangan yang dapat kita peroleh dari
globalisasi seperti berikut :
1. Pasar bebas, pasar dimana suatu produk menjadi semakin luas, mudah didapat, dan
pemasarannya semakin banyak
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dengan mudah dan dengan cepat
diterima
3. Wawasan budaya semakin luas, globalisasi memudahkan kita untuk beradaptasi dengan
masyarakat lainnya
4. Peluang dan tantangan bisnis dalam bidang bisnis dan manajemen kepariwisataan
semakin luas dan terbuka
5. Lapangan pekerjaan terbuka secara luas dalam dunia global
LATIHAN 3:
LATIHAN 4:
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Apasajakah yang harus ulet, rajin, berdisiplin, beretos kerja Betul
dilakukan sebagai tinggi, cerdas, terampil, kreatif, 1 =
seorang pelajar, pada berjiwa wiraswasta 100
era globalisasi
agar memiliki
perubahan mental
kearah sikap yang
modern ?
Mengatasi hal ini ada baiknya guru-guru PPKn (atau guru bidang sosial lainnya) mulai
menerapkan metode pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Siswa kita jadikan subyek bukan obyek, sehingga mereka merasa “dibutuhkan” selama
pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang telah saya lakukan adalah dengan
menggunakan media mind map (peta konsep).
Media peta konsep merupakan media pendidikan yang bertujuan untuk membangun
pengetahuan siswadalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk
meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam penguasaan konsep belajar dan
pemecahan masalah (Pandley, dkk., 1994). Langkah yang dilakukan dalam membuat
peta konsep adalah dengan memikirkan apa yang menjadi ‘pusat’ topik yang akan
diajarkan, yaitu sesuatu yang dianggap sebagai konsep inti. Dari konsep inti dibuat
cabang-cabang, kemudian menuliskan kata atau istilah, kelompok kata yang memiliki
arti, yaitu yang mempunyai hubungan dengan konsep inti, sehingga akhirnya
membentuk satu peta hubungan integral dan saling terkait antara konsep atas–bawah–
samping (Nakhleh, 1994).
Pembelajaran PPKn dengan mind map ini pernah saya gunakan saat PPL PPG SM-3T di
SMA Negeri 1 Godean. Hasilnya cukup baik, sebagian besar siswa terlibat aktif dalam
pembuatan mind map tersebut. Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
Membentuk 6 kelompok (setiap kelompok 5 – 6 siswa)
Setiap kelompok mempersiapkan bahan-bahan seperti; buku referensi, spidol warna,
kertas karton, double tip, lem, dan lain-lain
Setiap kelompok membuat mind map (peta konsep) sesuai dengan materi yang sedang
diajarkan
Setiap kelompok mempresentasikan peta pemikiran yang telah dibuat di depan kelas.
(PKnPedia)
Berikut hasil karya siswa dalam membuat Mind Map PPKn.