Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT,


PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH,
PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR,
PEMERINTAH PROVINSI BALI,
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG,
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT,
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN,
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

TENTANG

PENGELOLAAN INTEGRASI INFORMASI PANGAN


ANGGOTA MITRA PRAJA UTAMA (MPU)
Nomor :

Pada hari ini, Rabu tanggal tiga bulan Juli tahun dua ribu sembilan belas (3-7-2019),
bertempat di Denpasar – Provinsi Bali, antara pihak-pihak yang bertanda tangan
dibawah ini :

1. KOESMAYADIE T.P. : selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan


Provinsi Jawa Barat, berkantor di Jalan Kawaluyaan Raya No.6 Gedung BPKAD
Bandung- Jawa Barat, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;
2. DARJAMUNI: selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian
Provinsi DKI Jakarta, berkantor di Jalan Gunung Sahari No. 11 Jakarta Pusat,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;
3. AGUS WARIYANTO : selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Tengah, berkantor di Komplek Pertanian Tarubudaya Jalan Gatot Subroto No.1
Ungaran, selanjutnya disebut PIHAK KETIGA;
4. SASONGKO: selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah
Istimewa Yogyakarta, berkantor di Jalan Gondosuli No. 6 Yogyakarta, selanjutnya
disebut PIHAK KEEMPAT;
5. HADI SULISTYO : selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur, berkantor di Jalan A. Yani 152 Surabaya, selanjutnya disebut PIHAK
KELIMA;
6. I WAYAN JARTA : selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, berkantor
di Jalan W.R Supratman No. 71 Denpasar, selanjutnya disebut PIHAK KEENAM;
7. EDIYANTO : selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, berkantor
Jalan Beringin No.38 Komplek Kantor Gubernur Lampung Teluk Betung, selanjutnya
disebut PIHAK KETUJUH;
8. AMINURRAHMAN : selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara
Barat, berkantor di Jalan Majapahit No. 29 Mataram, selanjutnya disebut PIHAK
KEDELAPAN;
9. ALI FADILAH : selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, berkantor
di Jalan Syeh Nawawi Albantani Palima Serang Banten, selanjutnya disebut PIHAK
KESEMBILAN;
10. MIQDONTH S.ABOLLA : selaku Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Nusa Tenggara Timur, berkantor di Jalan Polisi Militer No. 9 Kupang,
selanjutnya disebut PIHAK KESEPULUH.

Para Pimpinan perangkat daerah sebagaimana tersebut di atas, berdasarkan kesepakatan


antara para Gubernur anggota MPU tentang informasi pangan dan pengendalian inflasi
daerah anggota Mitra Praja Utama Nomor : 78/SK/MPU/2018 berwenang bertindak untuk
dan atas nama masing-masing Pemerintah Anggota MPU.
PIHAK PERTAMA sampai dengan PIHAK KESEPULUH secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa belum tersedianya informasi pangan yang terintegrasi antara anggota MPU
yang sangat berpengaruh terhadap inflasi daerah;
b. Bahwa dalam rangka mengintegrasikan ketersediaan informasi pangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, PARA PIHAK perlu melakukan kerja sama;

sehubungan hal tersebut diatas, para pihak sepakat menandatangani perjanjian


bersama tentang pengelolaan integrasi informasi pangan di wilayah MPU yang
selanjutnya disebut perjanjian , dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut:

Pasal 1
PENGERTIAN

Dalam perjanjian ini, yang dimaksud dengan :


a. Integrasi informasi pangan adalah suatu sistem yang dibuat terpadu, dimana lokasi
dashboard berada di Sekber dan lokasi input pada 10 provinsi sebagai portal
penyajiaan informasi pangan.
b. Informasi pangan adalah informasi yang berkaitan dengan jenis komoditi, harga,
stok, dan posisi komoditi yang meliputi : beras, daging sapi, daging ayam, telur
ayam, cabai, gula dan bawang merah.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Maksud perjanjian ini adalah dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan daerah
melalui dukungan informasi pangan.
(2) Adapun tujuan perjanjian ini adalah membangun integrasi basis data informasi
pangan dalam rangka pengendalian inflasi daerah di 10 provinsi anggota MPU.
Pasal 3
OBYEK DAN RUANG LINGKUP KERJASAMA

(1) Obyek Kerjasama PARA PIHAK adalah Pengelolaan Integrasi Informasi Pangan
Anggota Mitra Praja Utama (MPU);
(2) Ruang lingkup Kerjasama PARA PIHAK meliputi ;
a. Sistem Informasi Pasar;
b. Cakupan Informasi Pangan Daerah;dan
c. Monitoring dan Evaluasi.

Pasal 4
SISTEM INFORMASI PASAR

(1) Sekber MPU menyiapkan teknologi informasi komoditas pangan yang terintegrasi
oleh PARA PIHAK;
(2) Para pihak mendapatkan nomor pasword/identity dalam rangka input atau
updating data informasi komoditas pangan;
(3) Pelaksanaan integrasi sistem informasi pasar dari PARA PIHAK dilakukan oleh
SekberMPU atas sumber pendanaan yang sah dan tidak mengikat;
(4) Sosialisasi pelaksanaan integrasi sistem informasi pasar dilakukan secara bertahap
keseluruh anggota MPU oleh Sekber MPU;

Pasal 5
CAKUPAN INFORMASI PANGAN DAERAH

(1) Cakupan informasi pangan daerah meliputi jenis komoditi, harga dan stok;
(2) Input atau updating jenis komoditi pangan mencakup beras, daging sapi, daging
ayam, telur ayam, gula, cabai dan bawang merah;
(3) Input dan updating harga pangan sebagaimana dimaksud pada ayat dua dilakukan
setiap hari paling lambat pada pukul 12.00 waktu setempat;
(4) Input dan updating stok pangan didaerah dilakukan setiap sebulan sekali pada
minggu pertama mencakup komoditas sesuai kondisi dan potensi daerah;

Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN

(1) Hak PARA PIHAK


a. Mendapat fasilitas menyampaikan informasi pangan daerah pada sistem Sekber
MPU;
b. Mendapatkan password/identity untuk input data/updating informasi pangan.

(2) Kewajiban PARA PIHAK:


a. PARA PIHAK menyiapkan petugas secara khusus yang menangani sistem
informasi pasar yang terkait dengan input/updating dan petugas survai lapangan
terkait dengan informasi komoditi, harga dan stok;
b. Menyiapkan sarana prasarana bagi para petugas dalam rangka pelaksanaan
penyampaian informasi pangan;
c. Menempatkan display disetiap lokasi PARA PIHAK sesuai kebutuhan.
Pasal 7
MONITORING DAN EVALUASI

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sistem integrasi informasi pangan dilakukan setiap
tiga bulan sekali atau sesuai kebutuhan.

Pasal 8
PEMBIAYAAN
Biaya pelaksanaan perjanjian ini menjadi beban masing-masing pihak sesuai
kewajibannya.

Pasal 9
JANGKA WAKTU KERJASAMA
(1) Jangka waktu Kerja Sama ini 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal
ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama ini dan diperpanjang sesuai kesepakatan
PARA PIHAK.
(2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah salah satu
pihak menyampaikan keinginannya secara tertulis kepada pihak lain paling lambat
3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini.

Pasal 10
FORCE MAJEURE

(1) Apabila terjadi hal-hal diluar kemampuan PARA PIHAK atau disebut sebagai
keadaan kahar dan mengakibatkan isi Perjanjian Kerja Sama ini tidak dapat
dilaksanakan baik sebagian maupun seluruhnya maka PARA PIHAK akan
menyesuaikan isi Perjanjian Kerja Sama ini dan apabila tidak memungkinkan untuk
dilakukan penyesuaian, masing-masing pihak tidak akan mengadakan tuntutan
apapun dan kerugian yang timbul karenanya akan diselesaikan secara musyawarah
oleh PARA PIHAK demi tercapainya penyelesaian yang sebaik-baiknya.
(2) Yang dimaksud dengan keadaan kahar dalam Perjanjian Kerja Sama ini antara lain
bencana alam, huru hara, pemberontakan, pemogokan yang dengan jelas
dinyatakan sebagai keadaan kahar serta perubahan kebijakan pemeritah yang
mendasar dalam bidang keuangan/moneter, serta keadaan-keadaan tersebut
mengakibatkan hubungan sebab akibat secara langsung dengan kerugian yang
dialami PARA PIHAK.

Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini PARA
PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah.
(2) Apabila musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini tidak tercapai,
maka penyelesainya disesuaikan dengan Ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
Pasal 12
PENGAKHIRAN KERJA SAMA

(1) Kerjasama PARA PIHAK berakhir karena:


a. berakhinya jangka waktu kerja sama;
b. tujuan kerja sama telah tercapai;
c. terdapat kesepakatan PARA PIHAK untuk mengakhiri kerja sama;
d. terjadi perubahan kebiiakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengakibatkan kerjasama tidak dapat dilaksanakan; dan/atau
e. objek kerja sama hilang atau musnah.
(2) Kerja Sama tidak dapat berakhir meskipun terjadi pergantian kepemimpinan di daerah
yang bekerja sama kecuali berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).

PASAL 13
PERJANJIAN TAMBAHAN (ADDENDUM)

(1) Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini
akan ditetapkan kemudian dalam perjanjian tambahan (addendum) oleh PARA
PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama
ini.
(2) Semua biaya yang berkaitan dengan Perjanjian Kerja Sama dan Perjanjian
Tambahan (Addendum) menjadi beban dan tanggung jawab PARA PIHAK.

-----------------------------------DEMIKIAN PERJANJIAN KERJA SAMA INI-----------------------

Dibuat dan ditandatangani di Denpasar pada tanggal tersebut di atas dan dibuat dalam
rangkap 11 (Sebelas) asli, masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan mengikat.
Yang Bertandatangan dibawah ini :

No NAMA PARA PIHAK TANDA TANGAN

1 KOESMAYADIE T.P. PIHAK PERTAMA

2 DARJAMUNI PIHAK KEDUA

3 AGUS WARIYANTO PIHAK KETIGA

4 SASONGKO PIHAK KEEMPAT

5 HADI SULISTYO PIHAK KELIMA

6 I WAYAN JARTA PIHAK KEENAM

7 EDIYANTO PIHAK KETUJUH

8 AMINURRAHMAN PIHAK KEDELAPAN

9 ALI FADILAH PIHAK KESEMBILAN

10 MIQDONTH S. ABOLLA PIHAK KESEPULUH

Anda mungkin juga menyukai