Makalah 2
Makalah 2
Di Susun Oleh :
Siswanti
M 2012 0074
Semester 1B/Purwodadi
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “ Fungsi Kepemimpinan yang Baik dalam
Produktivitas Kerja dan Kepuasan Kerja “ dapat terselesaikan tepat pada waktunya,
meskipun masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam materi dan
sebagainya.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin ….
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul ……………………………………………… i
Kata Pengantar …………………………………………….. ii
Daftar Isi ………………………………………………….. iii
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah……………………………………... 2
3. Tujuan Penulisan………………………………………. 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian pemimpin …………………………………. 4
B. Pengertian Kepemimpinan ……………………………. 5
C. Pengertian Produktivitas Kerja ……………………….. 8
D. Cara meningkatkan Produktivitas Kerja ……………… 9
E. Pengertian Kepuasan Kerja ………………………….. 11
F. Aspek-Aspek Kepuasan Kerja ………………………. 13
BAB III : PENUTUP
I. Kesimpulan …………………………………………... iv
II. Saran ………………………………………………..... iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Karena dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan,
sehingga menjadikan manusia untuk hidup bersosial dengan lingkup sekitarnya.
Manusia merupakan mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling
tinggi derajatnya, yang mampu berfikir untuk lebih baik dalam proses
kehidupanya, sehingga manusia dituntut untuk mampu menangulangi segala
permaslahan yang ada dalam sekitarnya. Untuk itulah dibutuhkan sosok
pemimpin yang paling tidak mampu mengelola dirinya sendiri maupun kelompok.
3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
o Memberikan wawasan yang lebih pada mahasiswa dan pembaca.
o Mampu menguasai materi tentang kepemipinan dalam produktivitas kerja
dan kepuasan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemimpin
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan
bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan
dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika
terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang
kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada
lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya,
pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar
gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal.
Justru seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka
yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota
tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati
adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima
oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian
(honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan,
semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati
adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati
Berikut ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenaidefinisi
kepemimpinan :
Riggs (dalam Prisma. 1986:5) menyatakan ada 3 tahapan penting yang perlu
ditempuh untuk mensukseskan gerakan produktivitas, yaitu dengan ringkasan A-
I-M (Awareness, Improvement, dan Maintanence). Indonesia, pada saat ini masih
pada tahap Awareness, belum mencapai Inprovement dan Maintanance. Untuk
sampai pada tahap Improvement dan Maintanance banyak cara yang ditempuh,
diantaranya dengan meningkatkan produktivitas total, yang terdiri dari (a).
Tingkat ekonomi makro; (b). Tingkat sektor lapangan usaha; (c). Tingkat unit
organisasi secara individual dan; (d). Tingkat manusia secara individual.
Simanjuntak (1983) menyatakan bahwa produktivitas dipengaruhi oleh faktor
yang bersumber dari individu itu sendiri, lingkungan sosial pekerjaan, dan faktor
yang berhubungan dengan kondisi pekerjaan. Batu Bara (1989) menyatakan
bahwa produktivitas itu dipengaruhi oleh motivasi dan atos kerja, Keterampilan
dan kualitas tenaga kerja, pengupahan dan jaminan sosial.
D. Cara-cara Meningkatkan Produktivitas Kerja :
1. Tuliskan rencana kerja anda. Sebaiknya tulis di kertas atau papan yang
mudah terlihat. Bukan di alat elektronik seperti handphone. Dan dalam setiap
daftar rencana kerja anda, tentukan prioritas kerja anda. Buat prioritas dari
yang menurut anda paling penting sampai yang kurang penting.
2. Tuliskan aktivitas yang harus anda hindari. Selain memiliki daftar
pekerjaan yang harus anda lakukan, tuliskan juga aktivitas tidak produktif
yang harus anda hindari. Misalkan nonton televisi tanpa kenal waktu. Dan
berjanjilah anda tak melakukan aktivitas-aktivitas tersebut sebelum pekerjaan-
pekerjaan anda selesai.
3. Lakukan pemanasan. Sebagian orang kadang memerlukan pemanasan
sebelum bekerja. Misalnya dengan minum kopi atau teh terlebih dulu. Bila
anda termasuk orang yang memerlukan pemanasan sebelum beraktivitas,
lakukan saja. Yang penting, itu bisa membuat anda lebih enjoy dalam bekerja.
4. Fokus pada apa yang anda kerjakan. Satu pekerjaan, satu waktu! Sulit
kalau anda melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan. Sebab fokus anda
akan terbagi. Mulai dari tugas prioritas anda. Pusatkan perhatian dan
konsentrasi anda untuk mengerjakan pekerjaan tersebut sebaik-baiknya.
Jangan berpindah ke pekerjaan lain sebelum selesai. Ingat, fokus!
5. Tetapkan batas waktu. Ini akan mendorong anda untuk mengerjakan setiap
pekerjaan dengan cepat.
6. Tandai pekerjaan yang selesai. Setiap daftar pekerjaan yang sudah selesai,
tandailah. Boleh dengan memberi centang atau mencoretnya. Ini akan
memacu anda untuk segera menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan berikutnya.
7. Ambil istirahat. Tentukan waktu untuk beristirahat. Misalkan setiap dua jam
sekali anda mengambil istirahat 15 menit. Ini bisa anda gunakan untuk
meregangkan otot atau meminum teh hangat.
8. Belajar membaca cepat. Tingkatkan terus kecepatan membaca anda. Tips
membaca cepat seperti disampaikan di blog Fikrul Mustanir.
9. Mengetik lebih cepat. Maksimalkan kesepuluh jari anda dan hapalkan
shortcut khusus yang akan membantu anda mengetik lebih cepat.
10. Patuhi peraturan anda. Rencana-rencana kerja yang sudah anda buat tadi
bukan hanya untuk dipajang saja. Patuhi dan lakukanlah dengan sebaik-
baiknya.
E. Hakikat Kepuasan Kerja
Menurut Strauss dan Sayles dalam Handoko (2001) kepuasan kerja juga penting untuk
aktualisasi, karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai
kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan yang
seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan
bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
F. Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja :
I. Kesimpulan
Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang
menentukan atas berhasilnya suatu organisasi atau usaha, sebab kepemimpinan
yang sukses, menunjukan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil
dilaksanakan dengan sukses pula, terlebih dari kepemimpinan yang matang dan
mampu akan membuat bawahan menjadi lebih bersemangat dan akan pula
menimbulkan kepuasan kerja yang sama-sama saling menghargai akan tiap tugas
(pekerjaan) masing-masing, disamping itu akan terwujud pula produktivitas kerja
yang tinggi yang mampu mencapai tujuan yang telah di targetkan.
II. Saran
Sangat diperlukan jiwa-jiwa pemimpin yang mampu mengatur mendidik dan
mengkoordinasikan tiap-tiap bawahan agar mampu mewujudkan suasana yang
selaras yang diharapkan yang tidak adanya rasa permusuhan di dalamnya.