Anda di halaman 1dari 7

MASALAH DAN UPAYA PEMECAHAN

A. Bidang Pelayanan Kesehatan (YANKES)


1. Kesehatan Ibu dan Anak dan KB :
Masalah :
a. Adanya kematian bayi 6 orang di desa Beja, Naru, Ubedolumolo dan
Kelurahan Faobata, sedangkan lahir mati 2 orang (di Dusun Radha
Kelurahan Faobata 1 orang dan 1 orang di Desa Ubedolumolo).
b. Kunjungan K1 Murni masih rendah
c. Masih ada 17 persalinan yang ditolong oleh dukun
d. Belum ada Bumil Resti yang ditemukan oleh masyarakat
e. Masih ada PUS yang belum mengikuti program KB
Penyebab :
a. Masih banyak ibu hamil yang persalinannya di tolong oleh dukun
b. Pusat pelayanan kesehatan jauh dari jangkauan masyarakat ( di Dusun
Belu Desa Ubedolumolo, di Wolokoro Desa Langagedha, dan di Ledhi
Kelurahan Faobata)
c. Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda-tanda
kehamilan dan faktor resiko kehamilan.
d. Masih kurangnya tenaga bidan desa (Desa langagedha dan Borani)
e. Kurangnya kerjasama lintas sector dalam hal melakukan penyuluhan
dan konseling KB
f. Kurangnya peran suami dalam hal pengambilan keputusan untuk ber-
KB
Pemecahan masalah :
a. Melakukan penyuluhan Revolusi KIA dan P4K
b. Meningkatkan kemitraan antara Bidan dan dukun serta BPS.
c. Meningkatkan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.
d. Meningkatkan peran serta masyarakat dengan mewujudkan masyarakat
yang mandiri dengan mengaktifkan desa siaga.
e. Melakukan kerjasama dengan sector terkait dalam hal penyuluhan dan
konseling KB-Kes
f. Libatkan para suami pada saat kegiatan penyuluhan dan konseling KB
2. Gizi keluarga :
Masalah :
a. Masih adanya Balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah
(BGM) 53 orang
b. Masih adanya Balita Gizi Kurang 10 orang
c. Masih adanya Balita Gizi Buruk 1 orang
d. Rendahnya kunjungan sasaran yang datang ke posyandu
e. Masih adanya kader yang tidak mengetahui cara pengisian KMS dan register
posyandu
f. Kurangnya partisipasi lintas sector pada saat kegiatan posyandu
g. Adanya pemberian makanan tambahan di posyandu dari instansi lain yang
tidak diketahui oleh petugas puskesmas
Penyebab :
a. Tingkat kesadaran/perhatian orang tua terhadap pola asuh dan pola makan
masih kurang.
b. Tingkat pengetahuan orang tua untuk mengatur menu makanan masih
rendah.
c. Kelanjutan pemberian makanan secara mandiri dari orang tua setelah PMT-P
tidak ada.
d. Rendahnya tingkat pendapatan keluarga.
e. Masih adanya anggapan masyarakat bahwa masalah gizi merupakan masalah
yang biasa dan merupakan tanggungjawab orang kesehatan
f. Orang tua yang memiliki balita di atas umur 1 tahun tidak lagi ke posyandu
karena anaknya telah memperoleh imunisasi lengkap
g. Seringnya gonta ganti kader posyandu
h. Tidak aktifnya pokjanal posyandu di Desa dan Kelurahan
i. Kurangnya kerjasama lintas sektor
Pemecahan masalah :
a. Tingkatkan penyuluhan dan motivasi pada masyarakat/keluarga tentang gizi
keluarga, posyandu, oleh tim pokjanal posyandu
b. Memantau pemberian makanan tambahan untuk balita.
c. Mendemonstrasikan cara pengolahan makanan yang baik dan benar di
posyandu dan PKK
d. Tingkatkan kerjasama lintas sector dalam kegiatan posyandu
e. Aktifkan kembali pokjanal posyandu
f. Perlunya penetapan SK bagi kader posyandu

B. Bidang Kesehatan Masyarakat (KESMAS)


1. Program kesehatan lingkungan :
Masalah :
a. Masih tingginya beberapa penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan
yaitu ; Ispa, Malaria, dan penyakit kulit.
b. Kerjasama lintas sector dan lintas program masih kurang.
c. Masih rendahnya presentase rumah sehat dan masih ditemukan
masyarakt yang belum memiliki Sarana Sanitasi Dasar.
Penyebab :
a. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang masih rendah.
Pemecahan masalah :
a. Sosialisasi dan penyuluhan tentang PHBS untuk menekan timbulnya
penyakit yang disebabkan oleh Lingkungan.
b. Abatesasi untuk membunuh jentik nyamuk.
c. Meningkatkan kerjasama lintas sector dan lintas program untuk
mengatasi masalah lingkungan.
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular :
Masalah : Masih adanya penderita TBC, Diare, Ispa, malaria, dan kasus
gigitan anjing di wilayah kerja Puskesmas Surisina.
Penyebab :
a. Kurangnya kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang penyakit2
yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.
b. Kurangnya kesadaran masyarkat untuk menjaga kesehatan
perorangan dan lingkungan
c. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang mengikuti
kegiatan pencanangan TBC.
d. Kurangnya partisipasi lintas sector dalam hal melakukan
penemuan kasus TBC
e. Masih adanya penderita TB mangkir
f. Adanya anggapan masyarakat bahwa penyakit TBC merupakan
penyakit yang biasa-biasa saja
g. Kurang aktifnya peran PMO (Pendamping Minum Obat)
h. Kurang disiplinya penderita TBC dalam hal pengambilan obat
i. Masyarakat tidak menggunakan kelambu berinsektisida yang
sudah dibagikan
j. Masih di temukan anjing yang berkeliaran dan belum di vaksinasi

Pemecahan masalah :
a. Memberikan Penyuluhan dan Pengobatan kepada penderita serta
kerja sama lintas sector tentang kebersihan lingkungan.
b. Melakukan kerjasama lintas sector dalam melakukan penemuan
kasus TBC (Kegiatan pencanangan TBC)
c. Mengaktifkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (3 M,
pembersihan lingkungan)
d. Mengaktifkan kegiatan jumad/sabtu bersih di lingkungan masing-
masing
e. Kerja sama dgn lintas terkait untuk memberikan vaksinasi bagi
hewan pembawa virus.
f. Tingkatkan kunjungan rumah bagi penderita yang menderita
penyakit berbasis lingkungan
g. Monitoring penggunaan kelambu

3. Imunisasi
Masalah : Cakupan imunisasi belum mencapai target
Penyebab :
a. Kurangnya kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang penyakit2
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
b. Target yang ditetapkan dari Dinas kesehatan tidak disesuaikan
dengan data riil sasaran di puskesmas.
c. Masih ada sasaran yang drop out imunisasi
Pemecahan masalah :
a. Penyuluhan pentingnya imunisasi
b. Penetapan target disesuaikan dengan data riil sasaran yang ada
c. Melakukan swiping imunisasi
d. Tingkatkan kerjasama lintas sector pada saat kegiatan imunisasi
dan swiping imunisasi

C. Pengembangan Suber Daya Kesehatan (PSDK)


1. Promosi kesehatan :
a. Posyandu
Masalah :
Masih adanya posyandu-posyandu yang dilaksanakan di rumah
masyarakat
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya posyandu
Kurangnya kemandirian posyandu di desa
Masih kurangnya peralatan posyandu
Penyebab :
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan tingkatan strata posyandu.
Masyarakat masih beranggapan bahwa posyandu adalah milik orang
kesehatan.
Kurangnya peran serta lintas sector dan masyarakat di dalam
kegiatan posyandu.
Masih ada posyandu yang belum memiliki rumah posyandu
Tidak adanya penambahan atau pergantian peralatan posyandu yang
rusak
Pemecahan masalah :
Penyuluhan pentingnya posyandu secara terpadu
Tingkatkan peran serta lintas sector dan masyarakat pada saat
kegiatan posyandu
Perlu adanya rumah posyandu yang tetap
Perlu penambahan dan pergantian peralatan posyandu yang
rusak

b. Desa Siaga
Masalah : Dari 7 desa siaga yang sudah terbentuk tetapi yang aktif
hanya 3 desa.
Penyebab masalah : Masing – masing jejaring desa siaga belum
memahami tupoksi.
Pemecahan masalah : Pelatihan jejaring desa siaga bagi desa – desa
yang belum dilatih.

c. PHBS
Masalah : Dari hasil pendataan rumah tangga sehat, masih ada 32,34 %
masyarakat yang belum ber PHBS (Belum semua KK terdata).
Penyebab : Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ber PHBS.
Pemecahan masalah :Penyuluhan tentang PHBS.
d. Bayi mendapat Asi Esklusif
Masalah : Masih terdapat 20,83% bayi yang tidak mendapat Asi Esklusif.
Penyebab :
Kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya Asi Esklusif.
Ibu sibuk bekerja.
Produksi asi berkurang.
Gangguan kesehatan pada ibu menyusui
Pemecahan masalah
Penyuluhan tentang manfaat Asi Esklusif.
Dianjurkan ibu untuk menyimpan Asinya dirumah sebelum bekerja.
Tingkatkan asupan makanan bergizi yang dapat meningkatkan
produksi asi.
Konseling ASI eksklusif
e. Penyuluhan NAPZA
Masalah : Masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi minuman keras
dan rokok.
Penyebab : Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya miras dan
merokok.
Pemecahan masalah : Tingkatkan penyuluhan NAPZA ke masyarakat.
2. Jamkesmas
Masalah : Belum semua masyarakat mendapat kartu jamkesmas dan jamkesda.
Penyebab : Pendataan tidak tepat sasaran.
Pemecahan masalah :
Kerjasama lintas sector untuk pendataan ulang KK miskin.
Ikutsertakan petugas kesehatan untuk penentuan KK miskin.
3. Farmasi
Masalah :
Ada beberapa obat yang diperlukan dalam pelayanan tetapi tidak
ada/kosong.
Beberapa obat yang di terima dari Dinkes waktu kadaluarsanya sudah
dekat.
Persentase penggunaan antibiotika dan injeksi masih tinggi, terutama
penggunaan di polindes/pustu.
Masih banyaknya stok obat ACT di puskesmas.
Penyebab :
Tidak ada stok obat tersebut di gudang farmasi Dinkes Kab.Ngada.
Kurangnya pengetahuan petugas di polindes/pustu tentang pengobatan
rasional.
Penderita malaria masih takut menggunakan obat ACT karena efek
samping obat tersebut.
Pemecahan masalah :
Pengadaan sendiri oleh puskesmas lewat dana jamkesmas 2006.
Dibuat skala prioritas untuk obat-obat dengan kadaluarsa dekat.
Penyegaran petugas puskesmas tentang standar pengobatan rasional.
Menganjurkan adanya PMO untuk penderita malaria positif yang
menggunakan obat ACT dan peningkatan KIE tentang efek samping obat.

Anda mungkin juga menyukai