Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR

A. Pengertian
Minuman keras adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari
bahan pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
distilisasi/fermentasi tanpa distilisasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih
dahulu/tidak, menambahkan bahan lain/tidak, maupun yang diproses dengan cara
mencampur konsentrat dengan etanol/dengan cara pengenceran minuman mengandung
etanol (Peraturan MENKES RI Nomer 282/KEMENKES/SK/11/1998).
Minuman keras atau alkohol merupakan suatu senyawa alifatis etil alkohol dan
tergolong kelompok alkohor, sehingga lebih dikenal dengan alkohol saja. WHO
memasukan etil alkoho ke dalam jenis obat berbahaya dan alkohol termasuk kelompok
obat psikoaktif atau obat penenang bersama dengan transkuiliser, sedative atau
hipnotikum dan narkotika atau opial (Yatim 1991).
Hundleby dan Mercer (dikutip Hardani 1999, h. 9) menggolongkan minuman
keras menjadi tiga jenis yaitu : (a) bir dengan kadar alkohol 1% hingga 5%, (b) anggur
dengan kadar alkohl 5% hingga 20% dan (c) liquar dengan kadar alkohol 20% hingga
55%. Makin tinggi kandungan alkohol makin besar pengaruhnya bagi si peminum.
Jumlah alkohol yang diminum juga akan mempunyai pengaruh yang berbeda-
beda pada tubuh manusia. Dalam tahap yang ringan yaitu 0,05% alkohol dalam darah
manusia hanya mempengaruhi kemampuan kontrol dan pertimbangan seseorang. Bila
kadar alkohol mencapai 0,10% dalam darah maka terjadi gangguan pusat bicara,
keseimbangan dan kecekatan tangan. Gerakan motorik tubuh akan terganggu pada saat
alkohol dalam darah mencapai 0,45% akan terjadi koma atau hilangnya kesadaran
seseorang. Pernafasan dan jantung akan berhenti berdenyut bila kadar alkohol dalam
adalah mencapai 0,70% (Joewana dalam Hardani 1999).
Alkohol diperoleh dari proses peragian zat yang mengandung senyawa
karbohidrat seperti gula, madu, gandum, sari buah atau umbi-umbian. Jenis serta
golongan dari alkohol yang akan dihasilkan tergantung pada bahan serta proses peragian.
Dari peragian tersebut akan didapat alkohol sampai berkadar 15% tapi melalui proses
destilasi memungkinkan didapatnya alkohol dengan kadar yang lebih tinggi bahkan
sampai 100% (Widianarko, 2000).
B. Etiologi
Kecanduan konsumsi minuman keras atau alkohol (alkoholisme) tidak memiliki
satu penyebab dan tidak diturunkan dari generasi ke generasi di keluarga. Namun,
kecanduan alkohol adalah hasil dari gabungan kompleks faktor genetik, psikologis, dan
lingkungan.
Kecanduan miras/alkohol (alkoholisme) terjadi jika minum terlalu banyak di
mana tubuh menjadi ketergantungan dan kecanduan terhadap alkohol. Apabila hal ini
terjadi, alkohol dapat menyebabkan perubahan di otak yang membuat seseorang
kehilangan kendali dalam tindakannya. Seseorang dapat minum alkohol berlebihan
sepanjang hari atau menjalani binge drinking, di mana seseorang mengonsumsi sekitar 4
sampai 5 gelas minuman dalam 2 jam. Kecanduan alkohol dapat menyebabkan stress
yang signifikan pada tubuh dan mengakibatkan masalah kesehatan yang serius.
Selain itu ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengkonsumsi
minuman keras atau alkohol diantaranya yaitu :
1. Faktor Internal
a. Keadaan Psikologis
Terjadi ketika individu tersebut mengalami stres berat.
b. Kerohaniaan.
Iman yang dimiliki oleh seseorang terebut tidak kuat,sehingga beranggapan
minum minumn keras adalah hal yang lumrah dan mudah terbujuk rayuan teman.
c. Faktor individu
Rasa ingin tau dari seseorang (remaja). Sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembangnya, remaja selalu ingin mencari pengalaman baru atau sering juga
dikatakan taraf coba-coba, termasuk juga mencoba menggunakan alkohol.
2. Faktor Ekstrnal
a. Tingkat Pendidikan
Kurangnya pengetahuan mengenai dampak yang ditimbulkan ketika minum
minuman keras.
b. Ekonomi
Karena keterhimpitan ekonomi mereka akhirnya stres.agar stresnya hilang
mereka mengkonsumsi miras.
c. Budaya
Di Indonesia banyak dijumpai produk lokal minuman keras yang merupakan
warisan tradisional (arak, tuak, badeg, dll) dan banyak dikonsumsi oleh remaja
dengan alasan tradisi.
d. Latar belakang kehidupan
Biasanya kalangan remaja yang sering minum-minuman keras berasal dari
keluarga ekonomi menengah, oleh karena itu dalam minum-minuman keras
dengan cara patungan dan lingkungan pergaulan yang sering minum-minuman
keras dalam jangka waktu yang lama. Kurangnya pengendalian diri kalangan
remaja itu sendiri karena tidak dilandasi dengan keimanan yang kuat. Kurangnya
konrtol orang tua.
e. Pengaruh Sosial
Salah pergaulan membuat seseorang bertingkah laku buruk, akibatnya karena ada
ajakan dari teman akhirnya ikut-ikutan mengkonsumsi minuman keras.
f. Tidak adanya kontrol sosial di masyarakat.
Masyarakat, pendidik, aparat desa, aparat keamanan tidak bekerjasama untuk
menghilangkan atau meminimalkan penggunaan minum-minuman keras di
kalangan remaja. Mereka hanya bersikap acuh tak acuh dan tidak mau
memperingatinya.

C. Tanda dan Gejala


Kecanduan alkohol kadang kali sulit dikenali, karena minum alkohol sering
dianggap hal yang umum sebagai cara untuk menikmati suasana dan perayaan. Berikut
adalah beberapa gejala umum yang dapat membantu Anda mengidentifikasi kecanduan
alkohol sebagai masalah serius:
1) Konsumsi alkohol berlebih, meningkatnya jumlah atau frekuensi konsumsi
2) Toleransi tinggi terhadap alkohol
3) Minum di saat yang tidak tepat (pagi hari atau di tempat kerja)
4) Perubahan pada hubungan pertemanan
5) Perubahan emosi, seperti depresi dan kelesuan
6) Ketergantungan terhadap alkohol untuk berkegiatan sehari-hari
7) Menghindari kontak dengan orang terdekat
8) Bicara yang melantur
9) Keseimbangan yang buruk dan kecanggungan
10) Refleks yang terlambat
11) Gejala sakau saat tidak minum, seperti gemetar, mual dan muntah
12) Tremor pada pagi hari setelah minum
13) Kehilangan ingatan setelah minum-minum.

Berikut ini adalah tanda atau gejala yang sudah berbahaya dan membutuhkan
penanganan medis dari dokter atau perawat untuk mengatasi alkoholisme yang dialami

1) Hangover yang signifikan yang meningkat selama pemulihan dari penggunaan


alkohol.
2) Gejala sakau saat tidak dapat mengonsumsi alkohol, seperti berkeringat,
kebingungan, halusinasi, insomnia, mual, gemetar, dan lain-lain.
3) Sering tidak memerhatikan tanggung jawab pribadi dan profesional.

D. Cara Pencegahan
1. Bergaulah dengan orang-orang yang positif
Cara hindari pengaruh miras adalah, temukan lingkungan pertemanan dan
pergaulan yang tidak berurusan dengan miras. Sebab, kebiasaan dan perilaku
seseorang biasanya ditentukan oleh lingkungan dan pergaulan. Karena itulah, akan
lebih baik jika bergaul dengan mereka yang melakukan hal-hal positif, seperti
kelompok hobi kegiatan kemanusiaan, rajin belajar, dan sering beribadah
2. Lakukan hobi yang positif
Setelah resmi bergabung dengan “geng positif”, turut lakukan kegiatan yang
sifatnya membangun. Carilah kesibukan atau hobi yang positif, dan bisa dilakukan
bersama komunitas tertentu. Ketika sibuk dengan hal-hal yang digemari, akan
memberikan energi positif yang dapat diterima oleh tubuh untuk mengajak pada
perbuatan yang positif pula. Tentunya, hal ini juga akan menjauhkan dari kebiasaan-
kebiasaan buruk, seperti mengonsumsi alkohol

3. Jalani pola hidup dan makan yang sehat


Hal penting selanjutnya untuk hindari pengaruh miras, perlu memiliki pola hidup,
makan dan minum yang sehat. Perbanyaklah mengonsumsi sayuran, buah-buahan,
serta panganan lain yang kaya akan protein dan vitamin guna menjaga kesehatan
tubuh dalam jangka waktu yang panjang. Perbanyak konsumsi air putih, alih-alih
minuman keras, dan mengingat pentingnya hal ini bagi tubuh. Jangan lupa, sesekali
perlu juga meminum teh atau kopi untuk merelaksasikan pikiran. Terakhir, semua hal
itu tidak akan lengkap jika tidak diimbangi dengan olahraga.
6. Kurangi pergi ke tempat dunia gemerlap
Seringkah pergi ke tempat-tempat dunia gemerlap malam, alias
tempat dugem seperti bar atau club wajib mengurangi pergi ke tempat-tempat seperti
itu. Kalau perlu hindari karena walau mungkin terasa menyenangkan, namun hal ini
bisa saja mempengaruhi untuk mulai mengonsumsi minuman beralkohol.
7. Jangan lampiaskan perasaan pada minuman keras
Beberapa orang yang sedang merasa sedih, stress, dan tidak memiliki siapapun
untuk mengadukan masalah tersebut mungkin berpikir bahwa menenggak alkohol
merupakan pelampiasan terbaik. Sebab, dampak buruk dari hal ini justru lebih
banyak dibandingkan rasa puas melampiaskan masalah yang sifatnya sementara.
Akan jauh lebih baik jika melakukan hal-hal positif guna melupakan masalah yang
berat.
8. Pahami dan ketahui dampak buruk mengonsumsi alkohol
Hal terakhir untuk hindari pengaruh miras, yaitu untuk memahami dan mengetahui
bahwa mengonsumsi alkohol berlebihan atau sering itu sangatlah berbahaya bagi
kesehatan tubuh. Mungkin tidak langsung dirasakan saat itu juga namun, dampaknya
akan sangat terasa kelak di usia tua nanti. Sebab, nyatanya kebiasaan menenggak
miras juga dapat berbuah kanker.

E. Pengobatan
Mengatasi kecanduan alkohol adalah tantangan yang memerlukan banyak
dukungan dari keluarga dan teman-teman. Selain dukungan emosional, terapi pengobatan
dapat membantu mengatasi kecanduan alkohol. Banyak program yang dapat membantu
mengatasi ketergantungan alkohol. Biasanya program memiliki langkah-langkah sebagai
berikut:
 Langkah 1. Mendetoksifikasi dan membersihkan diri dari alkohol untuk
menyingkirkan alkohol dari tubuh Anda.
 Langkah 2. Rehabilitasi untuk mempelajari ketrampilan dan perilaku menguasai
diri.
 Langkah 3. Konseling untuk membahas isu emosional.
 Langkah 4. Mengikuti kelompok dukungan untuk mencegah kambuh dan
mengatur perubahan gaya hidup.
 Langkah 5. Perawatan untuk masalah kesehatan fisik dan mental terkait dengan
alkoholisme.
 Langkah 6. Pengobatan untuk mengendalikan kecanduan.

Beberapa pengobatan dapat membantu mengatasi kecanduan alkohol dengan


mengendalikan keinginan dan gejala sakau, seperti:
 Naltrexone (Revia, Vivitrol). Obat ini dapat mengurangi keinginan terhadap
alkohol dengan menyumbat reseptor opioid yang mencakup efek euphoria dari
mengonsumsi alkohol.
 Acamprosate (Campral). Obat ini bekerja sebagai reseptor gamma-aminobutyric
acid (GABA) untuk mengurangi gejala sakau seperti insomnia, gelisah dan
dysphoria. Obat ini dapat digunakan bersamaan dengan terapi.
 Acamprosate (Campral). Obat ini menghasilkan rasa tidak nyaman pada fisik
(seperti flushing, palpitasi, mual, muntah dan sakit kepala) apabila seseorang
mengonsumsi alkohol. Obat ini bekerja dengan mengganggu penguraian alkohol,
menyebabkan menumpuknya acetaldehyde.

Selain itu, perawatan atau pengobatan dapat dilakukan secara mandiri dirumah
yaitu dengan merubah gaya hidup dan pengobatan rumahan dengan cara:
 Pertimbangkan untuk mengubah gaya hidup sosial Anda. Beri tahu teman-teman
dan keluarga bahwa Anda berhenti minum. Hal ini dapat memberi dukungan yang
kuat untuk pemulihan Anda. Hindari teman-teman yang hanya ingin minum-
minum dan berpesta.
 Mulai kebiasaan yang sehat. Sambil mengubah kebiasaan buruk, mulailah
melakukan kebiasaan yang sehat, seperti rutinitas tidur yang baik, aktivitas fisik
yang rutin, pola makan seimbang, dan cara yang sehat untuk mengatasi stress.
 Lakukan aktivitas yang bebas dari alkohol. Carilah hobi yang tidak melibatkan
alkohol, seperti melukis, memasak, membaca buku atau menonton film.
DAFTAR PUSTAKA

Hardani, E. 1999. Hubungan Antara Dukungan Teman Sebaya Peminum Dengan


Perilaku Minum Minuman Keras Pada Remaja Peminum. Skripsi (Tidak
dterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
SurakartaSarwono Waspadji. 1996. ilmu penyakit dalam. Balai penerbit FKUI:
jakarta.

Slamet Suyono.1996. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.

Safira, Ira. 2018. Bahaya Minuman Keras (Miras). Jakarta: diakses online di
https://www.academia.edu/irasafira298/2018/04/sap-penyuluhan-kesehatan-bahaya-
miras_0.html (2 April 2019)

Yatim, D.I dan Irwanto. 1991. Kepribadian, Keluarga dan Narkotika (Tinjauan
Sosial-Psikologis). Jakarta: Arcan.

Anda mungkin juga menyukai