Anda di halaman 1dari 33

TUGAS INDIVIDU

DOSEN : SULTINA SARITA, SKM, M. Kes

PROMOSI KESEHATAN
“PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)”

Disusun Oleh :

KELAS A “ALIH JENJANG”

LISA AULIYA ANJANI NARI


(P00312018021)

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN ALIH JENJANG

2018/2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS

sangat minim. Padahal di zaman yang berkembang ini sudah cukup

banyak perantara untuk menyampaikan informasi secara berkala dan

meluas. Bagi individu-individu yang mengetahui dampak ataupun

pehaman PMS secara menyeluruh pun tidak memperhatikan lagi

konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu merasa

menyesal saat penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya.

Banyaknya mahasiswa yang ada di Papua ini, dengan

jumlahyang fantastis tidak jarang dari mereka berasal dari luar kota

dan mendiami kota jayapura dengan tinggal di rumah kamar sewa,

rumah kamar sewa yang ada di jayapura ini tidak jarang kurang

memberi peraturan jam malam dan jam berkunjung, sehingga banyak

warga rumah kamar sewa yang memasukkan tamu mereka dalam

kamar secara langsung. Mahasiswa yang kurang memahami

pentignya menajga diri dan tata krama cenderung akan memasukkan

teman yang lawan jenis sehingga tidak menutup kemungkina terjadi

hal-hal yang tidak kita inginkan.

Dalam makalah ini kami harap kami dapat memberi sedikit

pembukaan pengetahuan yang lebih dalam tentang pentingnya tidak

melakukan seks bebas, keprihatinan kami pada kalangan mahasisiwa

yang merupakan kaum terpelajar namun tidak sedikit pula yang tidak
menggubris adanya penyakit ini dan kebayakan pula dari mereka

dengan sukarala melakukan seks (oral) yang menurut mereka seks

aman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PMS?
2. Bagaimana penularan PMS?
3. Apa saja jenis-jenis PMS?
4. Bagaimana pencegahan PMS?

C. Manfaat

Secara kasat mata kita dapat memahami manfaat dari

pembelajaran materi ini yaitu menambah wawasan agar kita lebih bisa

menjaga diri dengan baik agar terhindar dari PMS, dan sebagai

mahasiswa yang lebih mengetahui tetang PMS ini hendaknya kita

dapat membantu kaum masyrakat yang belum mengetahui tentang

informasi PMS tersebut.

D. Tujuan

Terdapat dua tujauan dalam pembuatan makalah ini, yaitu tujuan

khusus dan tujuan umum.

1. Tujuan khusus

- Menambah pengetahuan

- Member inforamsi agar perluasan PMS dapat di cegah denagn

tambahan ilmu.

2. Tujuan umum
Sebagai kewajiaban untuk melengkapai dan menjalankan tugas dari

ibu dosen mikrobiologi dan parasitologi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit yang ditularkan


melalui hubungan seksualitas. PMS akan lebih beresiko jika Anda
melakukan hubungan seksual denganberganti-ganti pasangan baik
melalui alat kelamin, oral maupun anal. Bila tidak ditangani secara
tepat, infeksi pada alat reproduksi ini dapat menjalar dan
menyebabkan sakit berkepanjangan, kemandulan, bahkan kematian.

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi


yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak
seksual. Menurut the Centers for Disease Control (CDC) terdapat
lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan pertahun. Kelompok remaja
dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki
risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasusbaru tiap tahun
adalah dari kelompok ini.

Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang


mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai
antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil
kelamin, seluruhnya adalah PMS yangdisebabkan oleh virus, belum
dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak
mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapatmematikan.
Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkangonore
seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian.
Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit
Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi
kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-
upaya pencegahan penting untuk dilakukan.
Penting untuk diperhatikanbahwa kontak seksual tidak hanya
hubungan seksual melalui alat kelamin. Kontak seksual juga
meliputiciuman, kontak oral-genital, dan pemakaian “mainan seksual”,
seperti vibrator. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat
benar-benar disebut sebagai “seks aman” . Satu-satunya yang betul-
betul “seks aman” adalah abstinensia. Hubungan seks dalam konteks
hubungan monogamy di mana kedua individu bebas dari IMS juga
dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap berciuman
sebagai aktifitas yang aman. Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-
penyakit lain dapat menular lewat aktifitas yang nampaknya tidak
berbahaya ini. Semua bentuk lain kontak seksual juga berisiko.
Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan terhadap IMS.
Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit seperti
HIV dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam mencegah
herpes, trikomoniasis dan klamidia. Kondom memberi proteksi kecil
terhadap penularan HPV, yang merupakan penyebab kutil kelamin.

Beberapa penyakit menular seksual:

1. Gonorea/kencing nanah
2. Sifilis/raja singa
3. Trikonomiasis
4. Ulkus Mole (Chancroid)
5. Klamidia
6. HIV-AIDS
7. Herpes
8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)
9. Hepatitis B (HBV)
1. Gonorea/kencing nanah

Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)

Cara penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.

Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan


gejala, jika gejala muncul, sering hanya ringan dan
muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-
gejala meliputi discharge dari penis, vagina, atau
rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air
kecil. Penyakit ini bisa menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan
persendian.

Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik.


Namun tidak dapat menghilangkan kerusakan
yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.

Penanganan :

1. Pada masa kehamilan , berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2


gram IV dosis awal, lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7
hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram oral dosis tunggal. c)
Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM
dosis tunggal.
2. Masa nifas , berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram
dosistunggal. b) Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800
mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3. Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2
tetes. b) Antibiotika – Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari;
Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari;
Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
4. Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan
hubungan seksual .
5. Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6. Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan
menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.

Komplikasi terhadap orang yangterinfeksi:

1. Lelaki – prostatitis (radang kelenjar prostat), adanya jaringan parut


pada saluran kencing (urethra), mandul/ infertil, peradangan
epididimis,
2. Perempuan – PID, infertil, gangguan menstruasi kronis,
peradangan selaput lendir rahim setelah melahirkan (post partum
endometriosis ), abortus , cistitis (peradangan kandung kencing).
Bila gejala sudah meluas ke arah PID ( Pelvic Inflamatory Disease )
maka sering timbul :

1. Nyeri perut bagian bawah.


2. Nyeri pinggang bagian bawah.
3. Nyeri sewaktu hubungan seksual .
4. Perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid .
5. Mual - mual .
6. Terdapat infeksi rektum atau anus .
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:
Pada perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab
utama Penyakit Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan
kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Dapat
menyebabkan kemandulan pada pria. Gonore yang tidak diobati dapat
menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir:
Gonore dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti
meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada
prosespersalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di
rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.
2. Sifilis/Raja Singa

Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)

Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah


hubungan seks vaginal, anal atau oral. Namun,
penyakit ini juga dapat ditularkan melalui
hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan
mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak
dengan lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang
yang tidak terinfeksi.

Gejala-gejala : berlangsung 3-4 minggu, terkadang sampai 13


minggu.Setelah itu akan timbul benjolan di sekitar
alat kelamin, kadang disertai pusing dan nyeri
tulang seperti flu serta hilang sendiri tanpa diobati.
Bercak kemerahan pada tubuh juga akan muncul
sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seks.
Seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini
dan gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka
yang tidak terasa sakit atau “chancres” yang
biasanya muncul di daerah kelamin tetapi
dapatjuga muncul di bagian tubuh yang lain, jika
tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase
berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala
ruam kulit, demam, luka pada tenggorokan,rambut
rontok dan pembengkakan kelenjar di seluruh
tubuh.

Pengobatan : Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun,


kerusakan pada organ tubuh yang telah terjadi
tidak dapat diperbaiki.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan


seriuspada hati, otak, mata, sistem saraf, tulang dan sendi dan dapat
menyebabkan kematian. Seorang yang sedang menderita sifilis aktif
risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut akan
meningkat karena luka (chancres) merupakan pintu masuk bagi virus
HIV.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika


tidak diobati, seorang ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan
penyakit tersebut pada janin yang dikandungnya. Janin meninggal di
dalam dan meninggal pada periode neonatus terjadi pada sekitar 25%
darikasus-kasus ini. 40-70% melahirkan bayi dengan sifilis aktif. Jika
tidak terdeteksi, kerusakan dapat terjadi pada jantung, otak dan mata
bayi.

3. Trikonomiasis

Penyebab : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.

Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang


paling banyak terjadi pada perempuan mudadan
aktif seksual. Diperkirakan, 5 jutakasus baru
terjadi pada perempuan dan laki-laki.

Cara Penularan : Trikomoniasis menular melalui kontak seksual.


Trichomonas vaginalis dapat bertahanhidup pada
benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan
dapat menular dengan pinjam meminjam pakaian
tersebut.
Gejala-gejala : Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang
banyak, berbusa, dan berwarna kuning-hijau.
Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil
dan atau saat berhubungan seksual juga sering
terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan
gatal atau mungkin tidak ada gejala sama sekali.
Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang pada
saluran kencing, kelenjar, atau kulup dan atau luka
pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak
ada gejala.

Pengobatan : Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks


juga harus diobati.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Radang pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi


trikomoniasis mungkin juga akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi
HIV jika terpapar dengan virus tersebut. Adanya trikomoniasis pada
perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko
penularan HIV pada pasangan seksualnya.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:


Trikomoniasis pada perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban
pecah dini dan kelahiran prematur.

4. Ulkus Mole (Chancroid)

Tipe : Bakterial (Hemophilus ducreyi)

Gejala-gejala : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung, pinggirnya


tidak teratur, keluar nanah dan rasa nyeri;
Biasanya hanya pada salah satusisi alat kelamin.
Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar
getah beningdi lipat paha berwarna kemerahan
(bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.

Komplikasi yang mungkin terjadi :

kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan


infeksi HIV.

5. Klamidia

Tipe : Bakterial (Chlamydia trachomatis)

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal dan anal.

Gejala : Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25%


kasus pada laki-laki tidak menunjukkan gejala.
Gejala yang ada meliputi keputihan yang
abnormal, dan rasa nyeri saat kencing baik pada
laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga
dapat mengalami rasa nyeri pada perut bagian
bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada
laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan
atau nyeri pada testis.Nyeri di rongga panggul;
Perdarahansetelah hubungan seksual.

Pengobatan : Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun


pengobatan tersebut tidak dapat menghilangkan
kerusakan yang timbul sebelum pengobatan
dilakukan.

Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi:

Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami


Penyakit Radang Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat
menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul
kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan
epididymitis, yaitu sebuah peradanganpada testis (tempat di mana
sperma disimpan), yang mungkin dapat menyebabkan kemandulan.
Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi HIV
jika terpapar virus tersebut. Konsekuensi yang mungkin terjadi pada
janin dan bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia pada bayi dan
infeksi matapada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan
penyakit ini saat proses persalinan.

6. HIV-AIDS

Tipe : Viral (Human Immunodeficiency Virus)

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal;


darah atau produk darah yang terinfeksi; memakai
jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba;
dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin dalam
kandungannya, saat persalinan, atau saat
menyusui.

Gejala-gejala : Beberapa orang tidak mengalami gejala saat


terinfeksi pertama kali. Sementara yang
lainnyamengalami gejala-gejala seperti flu,
termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat
badan turun, lemah danpembengkakan saluran
getah bening. Gejala-gejala tersebut biasanya
menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan
virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant)
selama beberapa tahun. Namun, virus tersebut
secara terus menerus melemahkan sistem
kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi
semakin tidak dapat bertahan terhadap infeksi-
infeksi oportunistik.
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-
obat anti retroviral digunakan untuk
memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang
terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk
melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS
dan meninggal karena komplikasi-komplikasi yang berhubungan
dengan AIDS. Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:
20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi
HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun
pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan
meninggal pada saat berusia 18 bulan. Obat antiretroviral yang
diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin untuk
terinfeksi HIV dalam proporsi yang cukup besar.

7. Herpes

Tipe : Viral (virus Varicella zoster dan herpes simplex


virus )

Cara Penularan : Herpes menyebarmelalui kontak seksual antar


kulit dengan bagian-bagian tubuh yang terinfeksi
saat melakukan hubungan seks vaginal, anal atau
oral, Juga melalui seperti : alat-alat tidur , pakaian,
handuk, dll, secara bergantia. Virus sejenis
dengan strain lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1
(HSV-1) umumnya menular lewat kontak non-
seksual dan umumnya menyebabkan luka di bibir.
Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat
hubungan seks oral dan dapat menyebabkan
infeksi alat kelamin. Saat ini dikenal dua macam
herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks.
Kedua herpes ini berasal darivirus yang berbeda.
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella
zoster. Zoster tumbuh dalam bentuk ruam
memanjang pada bagian tubuh kananatau kiri
saja. Jenis yang kedua adalahherpes simpleks,
yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV).
HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
HSV-1 yang umumnya menyerang bagian badan
dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut
(herpes simpleks labialis), dan HSV-2 yang
menyerang bagian pinggang ke bawah. Sebagian
besar herpes genitalis disebabkan oleh HSV-2,
walaupun ada juga yang disebabkan oleh HSV-1
yang terjadi akibat adanya hubungan kelamin
secara orogenital, atau yang dalam bahasa sehari-
hari disebut dengan oral seks, serta penularan
melalui tangan.

Gejala-gejala : Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin


meliputi rasa gatal atau terbakar; rasa nyeri di
kaki, pantat atau daerah kelamin; atau keputihan.
Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa
nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah
kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat
juga terjadi di bagian tubuh yang lain. Luka-luka
tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu
tetapi dapat munculkembali.

Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk penyakit ini.


Obatanti virus biasanya efektif dalam mengurangi
frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala
karena infeksi HSV-2.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat


risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut menjadi
jalan masuk virus HIV. Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin
dan Bayi: Perempuan yang mengalami episode pertama dari herpes
genital pada saat hamil akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
terjadinya kelahiran prematur. Kejadian akut pada masa persalinan
merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi
cesar sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat
menyebabkan kematian atau kerusakan otak yang serius.

8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)

Tipe : Viral (Human Papiloma Virus)

Cara Penularan : Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.

Gejala-gejala : Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai


bunga kol tumbuh di dalam atau pada kelamin,
anus dan tenggorokan.

Pengobatan : Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil


dapat dihilangkan dengan cara-cara kimia,
pembekuan, terapi laser atau bedah.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:


HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin. Beberapa
strains dari virus ini berhubungan kuat dengan kanker serviks
sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva, vagina, penis dan
anus. Pada kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah
virusHPV. Kanker serviks ini menyebabkan kematian 5.000
perempuan Amerika setiap tahunnya.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:

Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan


dapat tumbuh kutil pada tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan
nafas sehingga kutil tersebut harus dikeluarkan.

9. Hepatitis B (HBV)

Tipe : Viral

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal;


memakai jarum suntik bergantian; perlukaan kulit
karena alat-alat medis dan kedokteran gigi;
melalui transfusi darah.

Gejala : Sekitar sepertiga penderita HBV tidak


menunjukkan gejala. Gejala yang muncul meliputi
demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah, kehilangan
nafsu makan, muntah dan diare. Gejala-gejala
yang ditimbulkan karena gangguan di hati meliputi
air kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit
menguning dan mata pucat.

Pengobatan : Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi


bersih dengan sendirinya dalam 4-8 minggu.
Beberapa orang menjadi terinfeksi secara kronis.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:

Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat


berkembang menjadi cirrhosis, kanker hati dan kerusakan sistem
kekebalan. Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru
lahir: Perempuan hamil dapat menularkan penyakit ini pada janin yang
dikandungnya. 90% bayi yang terinfeksi pada saat lahir menjadi karier
kronik dan berisiko untuk tejadinya penyakit hati dan kanker hati.
Mereka juga dapat menularkan virus tersebut. Bayi dari seorang ibu
yang terinfeksi dapat diberi immunoglobulin dan divaksinasi pada saat
lahir, ini berpotensi untuk menghilangkan risiko infeksi kronis.

B. AKIBAT YANG DISEBABKAN OLEH PMS:

1. Kemandulan pada pria maupun wanita yang disebabkan oleh


penyebaran infeksi pada alat kelamin bagian dalam seperti gonore,
klamidia.
2. Menyebabkan kematian, seperti: sifilis, hepatitis B/C, dan AIDS
3. Menyebabkan penyakit kanker (kanker leher rahim) dan penyakit
yang selalu kambuh, seperrti: herpes genitalis, kondiloma
akuminata (jengger ayam)
4. Khusus pada wanita hamil yang mengidap IMS tertentu bisa
menularkan pada bayi yang mengakibatkan lahir cacat, lahir muda,
dan lahir mati.

C. METODE PENULARAN PMS

1. Seks tanpa pelindung

Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap


merupakan cara terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi.
Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain
selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik
terhadap PMS.Biasakanlah memakai kondom.
2. Berganti-ganti pasangan

Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa


semakin banyak pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan
Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti
pasangan cenderung memilihpasangan yang suka berganti
pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya
pasangan Anda.

3. Mulai aktif secara seksual pada usia dini

Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS


daripada orang yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita
muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka
lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah
terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom,
terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.

4. Pengggunaan alkohol

Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual.


Orang yang biasa minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih
pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat
seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit
meminta pasangannya menggunakan kondom.

5. Penyalahgunaan obat

Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di


bawah pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan
perilakuseksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang
juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan
perilaku seksualyang dalam keadaan sadar tidak akandilakukan.
Penggunaan obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan
peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis
dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.

6. Seks untuk uang/obat

Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi


tawarnya rendah sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan
hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa)
memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli
maupun penjual sama-sama dirugikan.

7. Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi

Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi


PMS yang tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di
komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.

8. Monogami serial

Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada


suatu masa, tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang
dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga
banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-
cerai. Perilaku begini juga berbahaya,sebab orang yang
mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu
memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk berhenti
menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya
monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada
monogami jangka panjang yang kedua pasangan sudahdites
kesehatan reproduksi.

9. Sudah terkena suatu PMS

Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS


(apalagi sering), Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi
atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk
patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi
sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang
beresiko.

10. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi

Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga


mereka memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena
sudah merasa terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai
kondom. Inibisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh
pasangannya berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai kondom)
atau memang tidak suka pakai kondom dan menjadikan pil KB
sebagai alasan. Yang jelas, perlindungan ganda (pil KB dan kondom)
adalah pilihan terbaik meski tidak semua orang melakukannya.

Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara


prinsip ada dua, yaitu:

1. Memutuskan rantai penularan infeksi PMS


2. Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.
Dengan pencegahan secara tepat dan penganan secara dini PMS
bisa ditangani dengan lebih baik. Yang penting sekali diingat adalah
bentuk-bentuk gejala awal yang menjadi pertanda PMS, diantaranya :

a. benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin


b. gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
c. bengkak atau merah di sekitar lat kelamin
d. rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
e. buang air kecil lebih sering dari biasanya
f. demam, lemah, kulit menguning danrasa nyeri sekujur tubuh
g. kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari
h. keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal
i. pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dll
Bila merasakan gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya perlu
diwaspadai kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi kuman PMS.
Pencegahan yang bisa dilakukan antara lain :

a. tidak melakukan hubungan seks· tidak berganti-ganti pasangan·


menggunakan kondom setiap hubungan seks
b. menghindari transfusi darah dengan donor yang tidak jelas asal-
usulnya
c. kebiasaan menggunakan alat kedokteran maupun non medis yang
steril Yang lebih penting dari semua itu adalah menjaga nilai-nilai
moral, agama, nilai etika dan norma kehidupan bermasyarakat
karena dengan moral dan etika yang baik kita akan terhindar dari
gangguan atau penyakit yang akan membawa kita dalam masalah
serius.
SAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

Pokok bahasan : Promosi Kesehatan


Sub pokok bahasan : Penyakit Menular Seksual (PMS)
Sasaran : Remaja Putra dan Putri
Tempat :

A. Tujuan penyuluhan/kegiatan

1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini , remaja diharapkan dapat mengerti

dan memahami tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)


2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan remaja mampu :
a. Menyebutkan defenisi PMS
b. Menyebutkan tanda – tanda PMS
c. Menyebutkan cara pencegahan PMS
d. Menyebutkan jenis – jenis PMS

B. Materi penyuluhan
Terlampir
C. Proses penyuluhan / kegiatan

Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab 10 menit
- Memperkenalkan diri
- Menggali pengetahuan salam
- mendengarkan
(apersepsi) remaja.
2 penyajian - menjelaskan - Mendengarkan 30 menit

pengertian PMS dan


- Tanda – tanda PMS
- Cara pencegahan memperhatika

PMS n penyuluhan
- Jenis – jenis PMS - Menanyakan
- Memberi pertanyaan
hal – hal yang
pada peserta secara
kurang jelas
lisan dan berdiskusi. - Menjawab

pertanyaan
3 penutup - Merangkum materi - Menjawab 10 menit

penyuluhan salam
- Mengucapkan salam

penutup

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Alat / media
1. Power point

F. Sumber pustaka
1. A. August Burns, Pemberdayaan Wanita dalam bidang kesehatan,

yayasan Esentia medica, Yogyakarta 2000.


2. Sarwono Prawiroharjo, Ilmu kebidanan, Yayasan Bina Pustaka,

Jakarta, 1997.

G. Evaluasi
1. Mampu menyebutkan defenisi PMS.

2. Mampu menyediakan tanda – tanda PMS.

3. Mampu menyebutkan cara pencegahan PMS.

4. Mampu menyebutkanjenis – jenis PMS.

MATERI
PMS (PENYAKIT MENULAR SEKSUAL)

A. Pengertian

PMS adalah infeksi yang ditularkan dari satu orang ke orang lain
melalui hubungan seksual.

PMS dapat mengakibatkan :

5. Kemandulan pada pria maupun wanita yang disebabkan oleh


penyebaran infeksi pada alat kelamin bagian dalam seperti gonore,
klamidia.
6. Menyebabkan kematian, seperti: sifilis, hepatitis B/C, dan AIDS
7. Menyebabkan penyakit kanker (kanker leher rahim) dan penyakit
yang selalu kambuh, seperrti: herpes genitalis, kondiloma
akuminata (jengger ayam)
8. Khusus pada wanita hamil yang mengidap IMS tertentu bisa
menularkan pada bayi yang mengakibatkan lahir cacat, lahir muda,
dan lahir mati.

B. Tanda – tanda PMS

Adapun tanda –tanda pada wanita :

1. Cairan yang tidak abnormal dari vagina.


2. Rasa sakit di perut bagian bawah.
3. Benjolan di alat genital.

C. Jenis – jenis PMS

1. Gonorea/kencing nanah

Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)

Cara penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.

Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan


gejala, jika gejala muncul, sering hanya ringan dan
muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-
gejala meliputi discharge dari penis, vagina, atau
rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air
kecil. Penyakit ini bisa menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan
persendian.

Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik.


Namun tidak dapat menghilangkan kerusakan
yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.

2. Sifilis/Raja Singa

Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)

Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah


hubungan seks vaginal, anal atau oral. Namun,
penyakit ini juga dapat ditularkan melalui
hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan
mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak
dengan lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang
yang tidak terinfeksi.

Gejala-gejala : berlangsung 3-4 minggu, terkadang sampai 13


minggu.Setelah itu akan timbul benjolan di sekitar
alat kelamin, kadang disertai pusing dan nyeri
tulang seperti flu serta hilang sendiri tanpa diobati.
Bercak kemerahan pada tubuh juga akan muncul
sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seks.
Seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini
dan gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka
yang tidak terasa sakit atau “chancres” yang
biasanya muncul di daerah kelamin tetapi
dapatjuga muncul di bagian tubuh yang lain, jika
tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase
berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala
ruam kulit, demam, luka pada tenggorokan,rambut
rontok dan pembengkakan kelenjar di seluruh
tubuh.

Pengobatan : Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun,


kerusakan pada organ tubuh yang telah terjadi
tidak dapat diperbaiki.

3. Trikonomiasis

Penyebab : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.

Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang


paling banyak terjadi pada perempuan mudadan
aktif seksual. Diperkirakan, 5 jutakasus baru
terjadi pada perempuan dan laki-laki.

Cara Penularan : Trikomoniasis menular melalui kontak seksual.


Trichomonas vaginalis dapat bertahanhidup pada
benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan
dapat menular dengan pinjam meminjam pakaian
tersebut.

Gejala-gejala : Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang


banyak, berbusa, dan berwarna kuning-hijau.
Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil
dan atau saat berhubungan seksual juga sering
terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan
gatal atau mungkin tidak ada gejala sama sekali.
Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang pada
saluran kencing, kelenjar, atau kulup dan atau luka
pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak
ada gejala.

Pengobatan : Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks


juga harus diobati.

4. Ulkus Mole (Chancroid)

Tipe : Bakterial (Hemophilus ducreyi)

Gejala-gejala : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung, pinggirnya


tidak teratur, keluar nanah dan rasa nyeri;
Biasanya hanya pada salah satusisi alat kelamin.
Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar
getah beningdi lipat paha berwarna kemerahan
(bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.

Komplikasi yang mungkin terjadi :

kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan


infeksi HIV.

5. Klamidia

Tipe : Bakterial (Chlamydia trachomatis)

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal dan anal.

Gejala : Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25%


kasus pada laki-laki tidak menunjukkan gejala.
Gejala yang ada meliputi keputihan yang
abnormal, dan rasa nyeri saat kencing baik pada
laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga
dapat mengalami rasa nyeri pada perut bagian
bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada
laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan
atau nyeri pada testis.Nyeri di rongga panggul;
Perdarahansetelah hubungan seksual.

Pengobatan : Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun


pengobatan tersebut tidak dapat menghilangkan
kerusakan yang timbul sebelum pengobatan
dilakukan.

6. HIV-AIDS

Tipe : Viral (Human Immunodeficiency Virus)

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal;


darah atau produk darah yang terinfeksi; memakai
jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba;
dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin dalam
kandungannya, saat persalinan, atau saat
menyusui.

Gejala-gejala : Beberapa orang tidak mengalami gejala saat


terinfeksi pertama kali. Sementara yang
lainnyamengalami gejala-gejala seperti flu,
termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat
badan turun, lemah danpembengkakan saluran
getah bening. Gejala-gejala tersebut biasanya
menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan
virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant)
selama beberapa tahun. Namun, virus tersebut
secara terus menerus melemahkan sistem
kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi
semakin tidak dapat bertahan terhadap infeksi-
infeksi oportunistik.

Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-


obat anti retroviral digunakan untuk
memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang
terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk
melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.

7. Herpes

Tipe : Viral (virus Varicella zoster dan herpes simplex


virus )

Cara Penularan : Herpes menyebarmelalui kontak seksual antar


kulit dengan bagian-bagian tubuh yang terinfeksi
saat melakukan hubungan seks vaginal, anal atau
oral, Juga melalui seperti : alat-alat tidur , pakaian,
handuk, dll, secara bergantia. Virus sejenis
dengan strain lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1
(HSV-1) umumnya menular lewat kontak non-
seksual dan umumnya menyebabkan luka di bibir.
Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat
hubungan seks oral dan dapat menyebabkan
infeksi alat kelamin. Saat ini dikenal dua macam
herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks.
Kedua herpes ini berasal darivirus yang berbeda.
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella
zoster. Zoster tumbuh dalam bentuk ruam
memanjang pada bagian tubuh kananatau kiri
saja. Jenis yang kedua adalahherpes simpleks,
yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV).
HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
HSV-1 yang umumnya menyerang bagian badan
dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut
(herpes simpleks labialis), dan HSV-2 yang
menyerang bagian pinggang ke bawah. Sebagian
besar herpes genitalis disebabkan oleh HSV-2,
walaupun ada juga yang disebabkan oleh HSV-1
yang terjadi akibat adanya hubungan kelamin
secara orogenital, atau yang dalam bahasa sehari-
hari disebut dengan oral seks, serta penularan
melalui tangan.

Gejala-gejala : Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin


meliputi rasa gatal atau terbakar; rasa nyeri di
kaki, pantat atau daerah kelamin; atau keputihan.
Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa
nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah
kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat
juga terjadi di bagian tubuh yang lain. Luka-luka
tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu
tetapi dapat munculkembali.

Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk penyakit ini.


Obatanti virus biasanya efektif dalam mengurangi
frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala
karena infeksi HSV-2.

8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)

Tipe : Viral (Human Papiloma Virus)

Cara Penularan : Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.

Gejala-gejala : Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai


bunga kol tumbuh di dalam atau pada kelamin,
anus dan tenggorokan.

Pengobatan : Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil


dapat dihilangkan dengan cara-cara kimia,
pembekuan, terapi laser atau bedah.

Anda mungkin juga menyukai