Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO

DAN LEAFLET TERHADAP KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI


MENARCHE DI SDN 30 KOTA KENDARI TAHUN 2019

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
JUANNITA PERTIWI
P00312018074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-IV
2019
ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO DAN


LEAFLET TERHADAP KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI
MENARCHE DI SDN 30 KOTA KENDARI TAHUN 2019

Juannita Pertiwi¹, Sultina Sarita², Feryani³

Latar Belakang : Menstruasi pertama sering dihayati oleh remaja sebagai suatu
pengalaman yang traumatis, terkadang anak yang belum siap menghadapi menarche akan
timbul keinginan untuk menolak proses fisiologis tersebut, berbeda dengan remaja putri
yang telah siap dalam menghadapi menarche, mereka akan merasa senang dan bangga,
karena mereka menganggap dirinya sudah dewasa secara biologis. Penelitian oleh
Shanbag (2012) bahwa 99,6% remaja belum memahami dengan jelas tentang menstruasi.
Pemberian informasi dapat diberikan pada usia lebih awal memerlukan suatu media yang
menarik untuk mempengaruhi pemahaman diantaranya media video dan leaflet.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media video dan
leaflet terhadap kesiapan remaja menghadapi menarche.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan
rancangan Quasi Experimental yaitu Nonequivalent Group Design. Populasi siswi kelas V
dan VI SDN 30 Kota Kendari yang belum menstruasi berjumlah 38 orang. Penelitian ini
menggunakan total sampling. Analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon dan Mann
Whitney.
Hasil : Ada perbedaan kesiapan remaja sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
dengan media video dengan nilai p-value = 0,000 dan pada media leaflet dengan nilai p-
value = 0,000. Serta ada pengaruh penyuluhan dengan media video dan leaflet terhadap
kesiapan remaja menghadapi menarche dengan nilai p-value = 0,000 dimana nilai p –value
≤ 0,05
Simpulan dan Saran : Ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media video dan
leaflet terhadap kesiapan remaja menghadapi menarche di SDN 30 Kota Kendari.

Kata Kunci : Penyuluhan media video dan leaflet, Kesiapan remaja


menghadapi menarche

¹ Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan


² Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

PENDAHULUAN sangat berisiko terhadap masalah-


Remaja di Indonesia ada masalah kesehatan reproduksi.
sebanyak 43,6 juta (19 persen) dari (Kemenkes RI 2014).
jumlah 237 juta jiwa penduduk. Jumlah Di Indonesia dan Negara-negara
ini besar dengan berbagai Asia Tenggara, seorang wanita remaja
permasalahan yang sangat kompleks. mendapat menstruasi pertama rata-
Untuk menyelesaikan permasalahan rata 12 tahun dan usia paling kecil 8
ini dibutuhkan pendekatan yang tahun sudah memulai siklus haid
secara khusus, apabila tidak namun jumlah ini sedikit sekali, dan
dipersiapkan dengan baik remaja usia 16 tahun merupakan usia paling
lama. Usia mendapat menstruasi kejam dan mengancam, keadaan ini
pertama tidak pasti atau bervariasi, dapat berlanjut sampai dewasa jika
akan tetapi terdapat kecenderungan remaja putri tidak diberikan informasi
bahwa dari tahun ketahun wanita yang benar (Jayanti et all, 2012).
remaja mendapat haid pertama pada Berbeda bagi mereka yang telah siap
usia yang lebuh muda (Lestari, 2011). dalam menghadapi menarche, mereka
Menurut hasil penelitian yang akan merasa senang dan bangga,
dilakukan Batubara dkk (2010) rata- dikarenakan mereka menganggap
ratausia menarche di Indonesia adalah dirinya sudah dewasa secara biologis
12-14 tahun, dimana remaja yang (Suryani & Widyasih, 2008).
mengalami menarche pada usia 12 Menurut penelitian Jayanti &
tahun (31,33%), usia 13 tahun Purwati (2011), didapatkan hasil
(31,30%) dan pada usia 14 tahun bahwa anak yang tidak siap
(18,24%). Usia rata-rata menarche menghadapi menarche adalah
terendah ditemukan di Yogyakarta (12 sebesar 92,30% dan untuk anak yang
tahun), dan tertinggi di Kupang (13 telah siap menghadapi menarche
tahun). adalah sebesar 7,69%, hal ini
Menstruasi pertama sering menunjukkan bahwa kesiapan anak
dihayati oleh remaja sebagai suatu masih sangat kurang. Kesiapan
pengalaman yang traumatis, menghadapi menarche dapat
terkadang anak yang belum siap dilakukan dengan cara memberikan
menghadapi menarche akan timbul informasi dan perhatian pada remaja
keinginan untuk menolak proses putri pada masa menghadapi
fisiologis tersebut. Mereka menarche, dengan demikian remaja
beranggapan bahwa haid itu sesuatu putri akan menjadi lebih tenang dan
yang kejam dan mengancam. siap menyambut datangnya menarche.
Anggapan tersebut dapat menjadikan Orang tua terutama ibu harus
gambaran fantasi yang sangat aneh memberikan penjelasan tentang
bersamaan dengan kecemasan dan menarche pada anak perempuan-nya,
ketakutan yang tidak masuk akal. Hal agar anak lebih mengerti dan siap
tersebut mereka kaitkan dengan dalam menghadapi menarche
masalah perdarahan pada organ (Muriyana, 2008).
kelamin dan proses haid. Berbeda Berdasarkan penelitian yang
dengan remaja putri yang telah siap dilakukan oleh Shanbag (2012) di
dalam menghadapi menarche, mereka Karnatika India mengatakan bahwa
akan merasa senang dan bangga, 99,6% remaja putri yang diteliti pernah
karena mereka menganggap dirinya mendengar tentang menstruasi
sudah dewasa secara biologis sebelum mengalami menarche, namun
(Suryani dan Widyasih, 2008). seluruh responden belum memahami
Remaja yang belum siap dengan jelas tentang menstruasi.
menghadapi menarche akan timbul Pada penelitian tersebut mengukur
keinginan untuk menolak proses pengetahuan tentang menstruasi,
fisiologis tersebut, mereka akan dimana responden menyatakan
merasa haid sebagai sesuatu yang menstruasi sebagai fenomena yang
normal sebanyak 28,7%, responden Pendidikan yang dapat diberikan pada
yang tidak mengetahui menstruasi anak dapat berupa pendidikan
berhubungan dengan kehamilan kesehatan tentang menstruasi karena
48,1%, responden yang tidak informasi yang kurang dapat
memahami cara penggunaan menyebabkan remaja perempuan
pembalut dengan benar pada saat secara psikologis tidak
menstruasi 44,1%, responden yang mempersiapkan diri menghadapi
tidak memahami cara membersihkan menarche. Informasi sedini mungkin
organ genital selama menstrusi 56,8%. dapat membantu remaja tersebut
Hasil penelitian Daryanto (2011) untuk menerima kodratnya atau
mengungkapkan bahwa daya serap identitas sebagai perempuan, merasa
manusia yang hanya mengandalkan bahwa menstruasi adalah peristiwa
indera penglihatan saja hanya alamiah dan bisa mengurangi sikap
berkisar 82%. Pada media leaflet, negative remaja dalam menghadapi
hanya akan memperoleh materi menarche (Margono, 2011).
dengan mengandalkan indra Proses pemberian pendidikan
penglihatan saja. Penyajian materi kesehatan memerlukan suatu media
kurang menarik dan daya serap yang yang menarik untuk mempengaruhi
diperoleh lebih sedikit dibandingkan pemahaman dan mengubah perilaku
dengan penyampaian materi dengan kelompok sasaran. Terdapat
media video yang mengandalkan indra bermacam-macam media pendidikan
penglihatan dan indra pendengaran. kesehatan yang dapat digunakan
Daya serap manusia dengan indra diantaranya media ceramah,
penglihatan dan indra pendengaran audio,,media cetak, visual, dan media
sebesar 93%. audiovisual (Setiyowati, 2011).
Kesiapan menghadapi menarche Media leaflet merupakan salah
adalah keadaaan yang menunjukan satu media cetak yang sering
bahwa seseorang siap untuk digunakan dalam promosi kesehatan,
mencapai kematangan fisik yaitu untuk menyampaikan informasi atau
datangnya menstruasi pertama pesan-pesan kesehatan melalui
(menarche) pada saat menginjak usia lembaran yang dilipat yang berisi
10-16 tahun yang terjadi secara kalimat, gambar ataupun kombinasi
perodik (pada waktu tertentu) dan gambar dan kalimat (Notoatmodjo,
siklik (berulang-ulang). Hal ini di tandai 2012). Selain itu, media audiovisual
dengan adanya pemahaman yang (video) merupakan media lain yang
mendalam tentang prses menstruasi dapat digunakan dalam pendidikan
sehingga siap menerima dan kesehatan. Jenis media ini
mengalami menstruasi pertama mempunyai tingkat pengaruh yang
(menarche) sebagai proses yang tinggi dalam menstimulasi indera
normal (Ayu dan Khairani, 2011). pendengaran dan penglihatan pada
Anak usia sekolah memerlukan waktu proses penyampaian bahan
pendidikan tentang reproduksi untuk pendidikan kesehatan (Setyowati,
mencegah terjadinya dampak negative 2011).
dalam menghadapi menarche.
Penelitian ini, peneliti tertarik kurang mendapat pendidikan tentang
menggunakan metode penyuluhan menarche pada pembelajaran di
dengan media video dan leaflet. Pada sekolah maupun dari petugas
penelitan yang dilakukan oleh Lufianti kesehatan serta di lingkungan tempat
(2010) menyebutkan bahwa dengan tinggalnya sehingga berdampak pada
menggunakan video pesan yang kesiapan siswi yang masih kurang
disampaikan lebih menarik perhatian tentang menarche. Melihat pentingnya
dan motivasi bagi penonton. Pesan masalah tersebut, maka peneliti tertarik
yang disampaikan lebih efisien karena untuk melakukan penelitian tentang
gambar bergerak dapat “Pengaruh penyuluhan kesehatan
mengkomunikasikan pesan dengan dengan media video dan leaflet
cepat dan nyata. Oleh karena itu, terhadap kesiapan remaja
dapat mempercepat pemahaman menghadapi menarche di SDN 30 kota
pesan secara lebih komprehensif. Kendari tahun 2019”.
Menurut Steele (2011) penggunaan
leaflet dalam penyampaian informasi METODE PENELITIAN
kesehatan dimana memberikan Penelitian ini merupakan jenis
dampak yang positif terhadap penelitian eksperimen dengan
peningkatan kesadaran dan rancangan eksperimen semu (Quasi
penguasaan terhadap materi yang Experimental) yaitu Nonequivalent
diberikan. Control Group Design. Metode
Hasil studi pendahuluan yang eksperimen adalah kegiatan
dilakukan peneliti pada bulan percobaan yang bertujuan untuk
Desember 2018, pada Sekolah Dasar mengetahui suatu gejala atau
yaitu SDN 30 Kota Kendari belum pengaruh yang timbul sebagai akibat
pernah diberikan punyuluhan dari adanya perlakuan tertentu
kesehatan tentang menarche. (Penyuluhan kesehatan dengan media
Keseluruhan siswi kelas V adalah 33 video dan leaflet) (Sugiyono, 2015).
orang dan keseluruhan siswi kelas VI Populasi pada penelitian ini yaitu
41 orang. Hasil wawancara yang siswi kelas V dan VI SDN 30 Kota
dilakukan terhadap 10 siswi masih Kendari yang belum menstruasi
minim dalam kesiapan menghadapi berjumlah 38 orang dimana sampel
menarche. yang digunakan yaitu purposive
Siswi mengatakan hanya sebatas sampling. Alat pengumpulan data
tahu tentang menstruasi yang menggunakan kuisioner yang diukur
merupakan keluarnya darah dari dengan menggunakan kuesioner
kemaluan namun mereka belum pretest dan posttest dengan pilihan
mengetahui tanda dan gejala jawaban YA dan TIDAK. Setiap
menstruasi, adanya perubahan diri jawaban benar diberi nilai 1 dan setiap
baik secara fisik maupun psikologis jawaban salah diberi nilai 0, dengan
setelah terjadinya menstruasi serta skala data nominal. Analisis data
kurang memahami tentang pentingnya menggunakan uji statistik Wilcoxon
pengetahuan menstruasi. Hal ini dan Mann Whitney.
dikarenakan siswi disekolah masih
HASIL PENELITIAN Tabel 4.3 Distribusi frekuensi
Karakteristik Responden responden berdasarkan kesiapan
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi remaja menghadapi menarche
responden berdasarkan umur dan sebelum dan sesudah diberikan
kelas penyuluhan dengan media leaflet.

Karakteristik Frekuensi Persentase Kesiapan Pretest Posttest


(n) (%) Remaja N % N %
Usia Siap 6 31,5 16 84,2
10 tahun 20 52,6 Tidak Siap 13 68,4 3 15,7
11 Tahun 18 47,3 Jumlah 19 100 19 100
Total 38 100
Kelas Dari Tabel 4.3 didapatkan hasil
V SD 20 52,6 pada saat pre-test responden paling
VI SD 18 47,3 banyak tidak siap menghadapi
Total 38 100 menarche yakni sebanyak 13 orang
Analisis Univariat (68,4 %), sedangkan responden yang
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi siap sebanyak 6 orang (31,5 %).
responden berdasarkan kesiapan Kemudian, pada saat dilakukan post-
remaja menghadapi menarche test hasil menunjukkan bahwa
sebelum dan sesudah diberikan terdapat 3 orang responden (15,7 %)
penyuluhan dengan media video. yang mengalami tidak siap
menghadapi menarche, serta
Kesiapan Pretest Posttest responden yang siap menghadapi
Remaja N % N % menarche dengan frekuensi paling
Siap 5 26,3 17 89,4 banyak yaitu 16 orang (84,2 %).
Tidak Siap 14 73,6 2 10,5
Jumlah 19 100 19 100 Analisis Bivariat
Tabel 4.4 Pengaruh kesiapan remaja
Dari Tabel 4.2 didapatkan hasil
menghadapi menarche sebelum dan
pada saat pre-test responden paling
sesudah diberikan penyuluhan dengan
banyak tidak siap menghadapi
media video.
menarche yakni sebanyak 14 orang
(73,6 %), sedangkan responden yang Media
siap menghadapi menarche sebanyak Kesiapan p-
Video
Remaja value
5 orang (26,3 %). Kemudian, pada N Mean
saat dilakukan post-test hasil Sebelum
19 4.00
menunjukkan bahwa terdapat 2 orang Penyuluhan
0,000
responden (10,5 %) yang mengalami Sesudah
19 8.00
Penyuluhan
tidak siap menghadapi menarche,
serta responden yang siap Berdasarkan hasil uji analisis
menghadapi menarche dengan data pada tabel 4.4 menunjukkan
frekuensi paling banyak yaitu 17 orang bahwa penelitian yang dilakukan pada
(89,4 %). 38 responden diperoleh rata-rata nilai
pada media video sebelum
penyuluhan yakni 4,00%, dan rata-rata Untuk mengetahui pengaruh
nilai sesudah penyuluhan yakni 8,00%. penyuluhan antara media video dan
Sehinga, untuk mengetahui pengaruh leaflet terhadap kesiapan remaja
kesiapan remaja menghadapi menghadapi menarche, maka
menarche sebelum dan sesudah berdasarkan hasil Uji Mann Whitney
diberikan penyuluhan dengan media pada kelompok video dan kelompok
video maka dapat dilihat dari hasil uji leaflet didapatkan p-value = 0,000 (≤ ɑ
analisis Wilcoxon didapatkan nilai p- 0,05) menunjukkan bahwa terdapat
value = 0,000 ≤ ɑ (0,05). Maka dapat pengaruh antara kelompok video dan
disimpulkan terdapat pengaruh leaflet terhadap kesiapan remaja
kesiapan remaja menghadapi menghadapi menarche. Dimana rata-
menarche sebelum dan sesudah pada rata kesiapan remaja menghadapi
kelompok media video. menarche pada kelompok video rata-
rata terjadi peningkatan sebesar 8,00
Tabel 4.5 Pengaruh kesiapan remaja sedangkan pada kelompok leaflet rata-
menghadapi menarche sebelum dan rata peningkatannya sebesar 7,21. Hal
sesudah diberikan penyuluhan dengan ini membuktikan bahwa media video
media leaflet. lebih berpengaruh terhadap kesiapan
remaja menghadapi menarche
Media
Kesiapan p- dibandingkan dengan media leaflet
Leaflet
Remaja value dimana selisih rata-rata antara media
N Mean
Sebelum video dan leafleat yaitu sebesar 0,79.
19 3.89
Penyuluhan
0,000
Sesudah SIMPULAN DAN SARAN
19 7.21
Penyuluhan Simpulan
1. Kesiapan remaja menghadapi
Hasil uji analisis data pada tabel
menarche sebelum diberikan
4.5 menunjukkan bahwa penelitian
penyuluhan dengan media video
yang dilakukan pada 38 responden
yaitu 73,6% siswi tidak siap
diperoleh rata-rata nilai pada media
menghadapi menarche dan 26,3%
leaflet sebelum penyuluhan yakni
siswi siap menghadapi menarche.
3.89%, dan rata-rata nilai sesudah
2. Kesiapan remaja menghadapi
penyuluhan yakni 7.21%. Sehinga,
menarche sebelum diberikan
untuk mengetahui pengaruh kesiapan
penyuluhan dengan media leaflet
remaja menghadapi menarche
yaitu terdapat 68,4% siswi tidak
sebelum dan sesudah diberikan
siap menghadapi menarche dan
penyuluhan dengan media leaflet
31,5% siswi siap menghadapi
maka dapat dilihat dari hasil uji analisis
menarche.
Wilcoxon didapatkan nilai p-value =
3. Kesiapan remaja menghadapi
0,000 ≤ ɑ (0,05). Maka dapat
menarche setalah diberikan
disimpulkan terdapat pengaruh
penyuluhan dengan media video
kesiapan remaja menghadapi
terjadi peningkatan dimana 89,4%
menarche sebelum dan sesudah pada
siswi siap menghadapi menarche.
kelompok media leaflet.
4. Kesiapan remaja menghadapi dengan kesiapan remaja
menarche setalah diberikan menghadapai menarche.
penyuluhan dengan media leaflet
yaitu terjadi peningkatan dimana DAFTAR PUSTAKA
84,2% siswi siap menghadapi Ayu Fajri dan Maya Khairani, (2011).
menarche. Hubungan Antara Komunikasi
5. Ada pengaruh kesiapan remaja Ibu-Anak dengan Kesiapan
menghadapi menarche sebelum Menghadapi Menstruasi Pertama
(Menarche) pada Siswi SMP
dan sesudah di berikan
Muhammadiah Banda Aceh.
penyuluhan dengan media video
dengan nilai p-value = 0,000 ≤ Banda Aceh : Program Studi
0,05. Sedangkan dengan media Psikologi, Fakultas Kedokteran
leaflet nilai p-value = 0,000 ≤ 0,05. Universitas Syah Kuala Banda
Aceh.
Batubara,J. R. L. (2010). Adolescent
Saran
development (perkembangan
1. Disarankan bagi tenanga
remaja). Sari pediatri.
kesehatan khususnya bidan dapat
Daryanto. (2011). Media
lebih berinovasi dan
Pembelajaran. Bandung: Sarana
mengembangkan diri dalam Tutorial Nurani Sejahtera.
melakukan penyuluhan dengan Jayanti, N.F., & Purwanti, S. (2011).
menggunakan media yang Deskripsi faktor-faktor yang
bervariasi untuk meningkatkan mempengaruhi kesiapan anak
pengetahuan remaja tentang dalam menghadapi menarche di
menarche agar siap untuk SD Negeri 1 Kretek Kecamatan
Paguyangan Kabupaten Brebes.
menghadapi menarche.
Akademi Kebidanan YLPP
2. Disarankan bagi masyarakat Purwokerto.
khususnya orang tua membantu Lestari, Novita. (2011) Tips Praktis
memberikan kesiapan Mengetahui Masa subur.
menghadapi menarche pada anak Jogjakarta : Katahati.
usia remaja agar siap menghadapi Lufianti, A. (2010). Perbedaan
dan menghindari berbagai Pengaruh Pembelajaran
Perwatan Payudarah (Breast
permasalahan tentang kesehatan
Care) dengan Video Compact
reproduksi. Disk (VCD) Dibanding Dengan
3. Perlunya bagi sekolah Phantom Terhadap Pengetahuan
bekerjasama dengan tenaga dan Motivasi Belajar (Pada
kesehatan dalam membuat Mahasiswa DIII Keperawatan
program pendidikan tentang STIK An-Nur Purwodadi. Thesis.
Universitas Sebelas Maret.
reproduksi remaja melalui
Margono. (2011). Materi kespro
ekstrakulikuler sekolah khususnya Diberikan Sejak SD, Mengapa
tentang kesiapan menarche. Tidak
4. Disarankan bagi peneliti http://www.kulonprogokab.go.id/
selanjutnya untuk v21/Materi-Kespro-Diberikan-
mengembangkan penelitian ini Sejak-SD--Mengapa-
dengan memilih metode lain terkait
Tidak_1961. Diakses tanggal 11
Januari 2019.
Shanbag, D. Shipa, R. Souza, D.
Josephin, P. Singh, J. GGoud, B.
R. (2012). Perceptions regarding
menstruation and Practice during
menstrual cycles among high
school going adole scent girls
inresource limited settings around
Bangalorecity Karnataka India.
International Journal of
Collaboration Research on
Internal Medicine & Public Health,
4.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Suryani, E dan Widyasih, H. 2008.
Psikologi ibu dan anak.
Yogyakarta : Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai