KELOMPOK 3
Hasrat Ndruru 173302040037
Krisman Harapan Ziliwu 173302040053
Alabid Telaumbanua 173302040048
Anstasya Beatrick 173302040001
Fitri Kristianis Zalukhu 173302040006
Vania Almira 173302040025
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena hanya
dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada teman- teman
yang lain atas segala bantuan dan dukungannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah
ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Medan, 2019
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi .......................................................................................... 3
B. Anatomi dan Fisiologi ..................................................................... 3
C. Patofisiologi .................................................................................... 4
D. Etiologi ............................................................................................ 5
E. Gejala Klinis .................................................................................... 6
F. Penatalaksanaan Medis ................................................................... 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian .......................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Keperawatan Perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien . Kata perioperatif adalah gabungan dari tiga fase
pengalaman pembedahan yaitu : pre operatif, intra operatif dan post operatif.
Jadi operasi (perioperatif) merupakan tindakan pembedahan pada suatu
bagian tubuh yang mencakup fase praoperatif, intraoperatif dan pascaoperatif
(postoperatif) yang pada umumnya merupakan suatu peristiwa kompleks yang
menegangkan bagi individu yang bersangkutan. Tim operasi terdiri dari dokter
ahli, asisten dokter ahli, anesthesiologist atau perawat anastesi, circulating
nurses dan scrub nurses. Butuh kerjasama yang baik dan fasilitas yang memadai
untuk keberhasilan operasi.
B. Etiologi
Pembedahan dilakukan untuk berbagai alasan (Buku ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner dan Suddarth ) seperti :
a. Diagnostik, seperti dilakukan biopsi atau laparatomi eksplorasi
b. Kuratif, seperti ketika mengeksisi masa tumor atau mengangkat apendiks
yang inflamasi
c. Reparatif, seperti memperbaiki luka yang multipek
d. Rekonstruktif atau Kosmetik, seperti perbaikan wajah
e. Paliatif, seperti ketika harus menghilangkan nyeri atau memperbaiki
masalah, contoh ketika selang gastrostomi dipasang untuk
mengkompensasi terhadap kemampuan untuk menelan makanan
4
sakit, narcosa atau hasilnya dan keeadaan sosial ekonomi dari keluarga.
Maka hal ini dapat diatasi dengan memberikan penyuluhan untuk
mengurangi kecemasan pasien. Meliputi penjelasan tentang peristiwa
operasi, pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan), alat khusus yang
diperlukan, pengiriman ke ruang bedah, ruang pemulihan, kemungkinan
pengobatan-pengobatan setelah operasi, bernafas dalam dan latihan batuk,
latihan kaki, mobilitas dan membantu kenyamanan.
2) Persiapan Fisiologi, meliputi :
5
4) Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan
(arthritis).
Prinsip-prinsip didalam pengaturan posisi pasien : Atur posisi
pasien dalam posisi yang nyaman dan sedapat mungkin jaga privasi
pasien, buka area yang akan dibedah dan kakinya ditutup dengan duk.
Anggota tim asuhan pasien intra operatif biasanya di bagi dalam dua
bagian. Berdasarkan kategori kecil terdiri dari anggota steril dan tidak
steril :
1) Anggota steril, terdiri dari : ahli bedah utama / operator, asisten ahli
bedah, Scrub Nurse / Perawat Instrumen
2) Anggota tim yang tidak steril, terdiri dari : ahli atau pelaksana
anaesthesi, perawat sirkulasi dan anggota lain (teknisi yang
mengoperasikan alat-alat pemantau yang rumit).
c. Fase Post operatif
Fase Post operatif merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre
operatif dan intra operatif yang dimulai ketika klien diterima di ruang
pemulihan (recovery room)/ pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi
tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.
Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup rentang
aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase ini fokus pengkajian
meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah
komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut
dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta
pemulangan ke rumah.
6
Setelah selesai tindakan pembedahan, pasien harus dirawat
sementara di ruang pulih sadar (recovery room : RR) atau unit
perawatan pasca anastesi (PACU: post anasthesia care unit) sampai
kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan
memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal
perawatan). PACU atau RR biasanya terletak berdekatan dengan
ruang operasi. Hal ini disebabkan untuk mempermudah akses bagi
pasien untuk :
a) perawat yang disiapkan dalam merawat pasca operatif (perawat
anastesi)
b) ahli anastesi dan ahli bedah
c) alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya.
7
E. Komplikasi Post Operatif dan Penatalaksanaanya
a. Syok
Syok yang terjadi pada pasien bedah biasanya berupa syok
hipovolemik. Tanda-tanda syok adalah : Pucat , Kulit dingin, basah,
Pernafasan cepat, Sianosis pada bibir, gusi dan lidah, Nadi cepat, lemah
dan bergetar , Penurunan tekanan darah, Urine pekat.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah kolaborasi
dengan dokter terkait dengan pengobatan yang dilakukan seperti terapi
obat, terapi pernafasan, memberikan dukungan psikologis, pembatasan
penggunaan energi, memantau reaksi pasien terhadap pengobatan, dan
peningkatan periode istirahat.
b. Perdarahan
Penatalaksanaannya pasien diberikan posisi terlentang dengan
posisi tungkai kaki membentuk sudut 20 derajat dari tempat tidur
sementara lutut harus dijag tetap lurus. Kaji penyebab perdarahan, Luka
bedah harus selalu diinspeksi terhadap perdarahan.
c. Trombosis vena profunda
Trombosis vena profunda adalah trombosis yang terjadi pada
pembuluh darah vena bagian dalam. Komplikasi serius yang bisa
ditimbulkan adalah embolisme pulmonari dan sindrom pasca flebitis.
d. Retensi urin
Retensi urine paling sering terjadi pada kasus-kasus pembedahan
rektum, anus dan vagina. Penyebabnya adalah adanya spasme spinkter
kandung kemih. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah
pemasangan kateter untuk membatu mengeluarkan urine dari kandung
kemih.
e. Infeksi luka operasi (dehisiensi, evicerasi, fistula, nekrose, abses)
Infeksi luka post operasi dapat terjadi karena adanya kontaminasi
luka operasi pada saat operasi maupun pada saat perawatan di ruang
perawatan. Pencegahan infeksi penting dilakukan dengan pemberian
antibiotik sesuai indikasi dan juga perawatan luka dengan prinsip steril.
f. Sepsis
Sepsis merupakan komplikasi serius akibat infeksi dimana kuman
berkembang biak. Sepsis dapat menyebabkan kematian karena dapat
menyebabkan kegagalan multi organ.
g. Embolisme Pulmonal
Embolsime dapat terjadi karena benda asing (bekuan darah, udara
dan lemak) yang terlepas dari tempat asalnya terbawa di sepanjang aliran
darah. Embolus ini bisa menyumbat arteri pulmonal yang akan
mengakibatkan pasien merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dan sesak nafas,
cemas dan sianosis. Intervensi keperawatan seperti ambulatori pasca
operatif dini dapat mengurangi resiko embolus pulmonal.
8
h. Komplikasi Gastrointestinal
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian fase Pre Operatif
9
pada pasien yang diberi anaesthesi lokal ditambah dengan pengkajian
psikososial. Secara garis besar yang perlu dikaji adalah :
10
NO. NANDA NOC NIC
· Berikan kesempatan
pada klien untuk
mengungkapkan
perasaannya.
11
proses operasi Penyakit terjadinya penyakit, tanda
gejala serta komplikasi
Kriteria hasil : yang mungkin terjadi
· Pasien mampu · Berikan informasi pada
men-jelaskan keluarga tentang
penyebab, komplikasi perkembangan klien.
dan cara
pencegahannya · Berikan informasi pada
klien dan keluarga tentang
· Klien dan keluarga tindakan yang akan
kooperatif saat dilakukan.
dilakukan tindakan
· Diskusikan pilihan
terapi
· Berikan penjelasan
tentang pentingnya
ambulasi dini
· Jelaskan komplikasi
kronik yang mungkin akan
muncul
12
pernapasan dan oksigenasi
· Jelaskan penggunaan
alat bantu yang diperlukan
(oksigen,
pengisap,spirometer)
· Laporkan perubahan
sehubungan dengan
pengkajian data (misal:
bunyi napas, pola napas,
sputum,efek dari
pengobatan)
· Berikan pemeliharaan
13
lokasi IV
· Sediakan pemeliharaan
luka bekas operasi sesuai
kebutuhan
· Berikan pemeliharaan
kulit luka bernanah sesuai
kebutuhan
· Gunakan unit
TENS (Transcutaneous
Elektrikal Nerve
Stimulation) untuk
peningkatan penyembuhan
luka bekas operasi yang
sesuai
· Pertahankan teknik
pensterilan perban ketika
merawat luka bekas
operasi
· Bandingkan dan
mencatat secara teratur
perubahan-perubahan pada
luka
14
5. Post Operatif Tujuan : Nyeri dapat Manajemen Nyeri :
teratasi.
Nyeri akut b.d · Kaji nyeri secara
proses Kontrol Resiko komprehensif ( lokasi,
pembedahan karakteristik, durasi,
Kriteria hasil : frekuensi, kualitas dan
· Klien melaporkan faktor presipitasi ).
nyeri berkurang dg · Observasi reaksi NV dr
scala 2-3 ketidak nyamanan.
· Ekspresi wajah · Gunakan teknik
tenang komunikasi terapeutik
· klien dapat untuk mengetahui
istirahat dan tidur pengalaman nyeri klien
· Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri.
· Evaluasi tindakan
pengurang nyeri
· Monitor TTV
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan Perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien . Kata perioperatif adalah gabungan dari tiga fase
pengalaman pembedahan yaitu : pre operatif, intra operatif dan post operatif. Fase
pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai
ketika pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien
dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan.
Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindahkan ke
instalasi bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada
fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup pemasangan IV cath, pemberian
medikasi intaravena, melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh
sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien. Fase Post
operatif merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre operatif dan intra operatif
yang dimulai ketika klien diterima di ruang pemulihan (recovery room)/ pasca
anaestesi dan berakhir sampai evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di
rumah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Potter and Perry1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol 2. Jakarta : EGC
17