Anda di halaman 1dari 8

SENI BUDAYA

KELOMPOK 4

 Astri Shafa .A
 Farah Fadhilah
 Frans Kicky .W
 Rizky Wahyu
 Hira Patya
 M. Fajrinoer .R
 Petrus Jonathan

XI MM 1
MALIN KUNDANG

Sumatra barat / Padang

Sinopsis :

Dahulu kala hiduplah seorang anak bernama Malin Kundang, Malin adalah anak yang
pandai walaupun ia sedikit nakal. Malin Kundang tinggal bersama ibunya, bapak malin sudah
lama merantau dan belum pernah kembali pulang. Pada suatu hari Malin yang masih kecil
senang mengejar ayam dan memukul ayam itu dengan sapu. Hingga pada suatu ketika ia
terjatuh ketika mengejar ayam tersebut dan mendapat luka di lengannya yang tidak bisa
hilang. Malin pun beranjak dewasa dan Malin ingin sekali merantau, karena Malin Kundang
ingin merubah kehidupan dirinya dan ibunya yang serba kekurangan. Diapun meminta izin
pada ibunya, Ibunya sempat tidak memperbolehkannya pergi tetapi karena malin memaksa
akhirnya ibunya pun menyetujuinya.

Malin pergi berlayar dan ia banyak belajar serta mendapatkan pengalaman.


Sesampainya ia di sebuah desa yang subur diseberang sana, dengan keuletan dan
kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang sukses.
Akhirnya Malin Kundang pun menikahi gadis dari saudagar kaya. Setelah beberapa lama
menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta
pengawalnya yang banyak. Ternyata Ia pergi ke kampung halamannya sendiri. Warga yang
melihat malin yang berada di kapal memberitahu ibunya bahwa malin telah pulang. Ibu malin
akhirnya pergi ke dermaga dan melihat pria yang dikatakan warga itu.

Ketika malin dan istrinya turun dari kapal, sang ibu menyambut Malin. Ia melihat
bekas luka di lengan Malin sehingga ia yakin betul bahwa itu adalah anaknya yaitu Malin
yang sudah lama pergi merantau. Sang ibu lalu memeluk Malin. Namun, Malin malah
melepaskan pelukan itu dan mendorong sang ibu sampai jatuh. Malin memaki sang ibu dan
mengelarkan kata-kata yang melukai hati ibunya. Bahkan ketika istrinya bertanya apakah
benar itu ibunya, Malin pun tidak mengakuinya. Mendengar hal tersebut, ibu Malin menjadi
sedih dan murka. Ia merasa diperlakukan semena-mena oleh anaknya. Ia terkejut bahwa
anaknya kini menjadi durhaka. Dengan amarah, ibu Malin berdoa kepada Tuhan untu
mengutuk pria itu menjadi batu jika benar ia adalah anaknya, Malin Kundang. Selang
beberapa menit, pelahan-lahan tubuh Malin menjadi kaku dan membentuk batu.

Tamat
Karakter Tokoh :

- Malin Kundang : Sombong, Durhaka

- Ibu Malin : Baik, Penyayang, dan bertanggung jawab atas anaknya

- Istri Malin : Sombong

Adegan 1

Di suatu desa hiduplah anak laki-laki yang bernama Malin Kundang bersama dengan ibunya
yang sudah lama di tinggal oleh ayahnya yang merantau dan tak pernah kunjung pulang.
Suatu hari Malin yang masih kecil sangat senang mengejar ayam dan ketika mengejar ayam
tersebut Malin pun terjatuh dan mendapat luka di lengannya yang tidak bisa hilang. Dan pada
hari itu ibu malin mencari malin yang belum kunjung pulang bermain, lalu ibu malin
memanggilnya.

Ibu : Malin.... Malin... (teriaknya) kamu kemana sih nak ?

#lalu terdengar suara berisik dari belakang rumah#

Ibu : Suara berisik apa itu?

Malin : Ayam jangan kabur.. ( sambil memegang sapu)

Ibu : Malin.. sedang apa kamu?

Malin : (tidak menghiraukan)

ibu : Malin... hati hati nak

malin : Aduhh (malin pun terjatuh)

ibu : Kamu baik – baik saja nak?

Malin : Aduh sakit bu.. (sambil memegang lengan nya)

Ibu : Kamu terluka nak, sini ibu obati

#setelah beberapa hari diobati luka itu berbekas dan tak hilang#
Adegan2

Tidak terasa Malin pun sudah tumbuh dewasa, suatu ketika Malin membantu ibunya yang
sedang membersihkan rumah dan ia mulai berpikir untuk merubah kehidupan ekonomi
keluarganya.

Ibu : Malin, Kesini sebentar nak. Bantu ibu untuk membersihkan rumah.

Malin : Ya ibu, tunggu sebentar (menghampiri ibunya).

#beberapa saat kemudian#

Malin : Ibu (sambil membantu ibunya), berapa lama kita akan bertahan dengan kondisi
seperti ini?

Ibu : Entahlah, ibu tidak yakin Malin, kita harus bersabar dan jangan berhenti berdoa.

Malin : Kalau begitu bagaimana jika aku pergi merantau, untuk merubah kehidupan kita bu.

Ibu : Hah?! (terkejut). Kau ingin pergi kemana Nak?

Malin : Aku ingin bekerja ke desa yang subur di seberang sana bu, tadi ketika aku berada di
pasar aku melihat ada seseorang yang telah kembali dari desa seberang sana yang
menjadi kaya raya.

Ibu : Tetapi nak jika kamu pergi bagaimana dengan ibu? (nada rendah) Ibu sudah tidak
kuat lagi untuk pergi terlalu jauh nak dan siapa yang akan menjaga ibu di sini?

Malin : Sebenarnya, Malin juga tidak tega meninggalkan ibu sendiri. Tetapi, Malin tidak
tahan dengan kondisi seperti ini. Malin berjanji akan kembali dan menjadi orang yang
sukses.

Malin : Ibu tenang saja, nanti Malin akan carikan seseorang untuk menjaga ibu di sini.

Ibu : Baiklah, jika itu memang keinginanmu Malin. Tetapi, kamu harus berjanji kepada
ibu untuk kembali lagi ke desa ini.

Malin : Baik bu (mengangguk), Malin berjanji untuk kembali lagi ke sini (nada
menegaskan).

Ibu : Kalau begitu ibu akan mempersiapkan perbekalanmu untuk besok.

#Lalu ibu Malin membantu Malin mempersiapkan perlengkapannya#

#Keesokan harinya Malin mempersiapkan diri untuk pergi merantau, dan Ibu Malin
mengantarkan anaknya ke pelabuhan. Malin pun memulai perantauannya. Ia pergi berlayar
dan ia sempat bekerja di kapal tersebut dan mendapat beberapa pengalaman.#

Ibu : Malin kau yakin tetap ingin pergi merantau? Ibu takut kamu tidak akan kembali
lagi.
Malin : Aku yakin bu,, lagi pula aku tidak ingin hidup susah seperti ini terus.

Ibu : Baiklah malin, ibu tidak bisa memaksa kamu untuk tidak pergi merantau. Ibu akan
mengantar kamu ke pelabuhan.

Malin : Baik bu.

#malin dan ibunya pun pergi ke pelabuhan#

Ibu : Jaga dirimu baik-baik Malin, Ibu akan selalu mendoakan mu, agar menjadi orang
yang sukses. Dan jangan lupakan janji mu itu Malin.

Malin : Baik bu, aku tidak akan melupakan janjiku itu (sambil menaiki kapal)

#Malin pun memulai perantauannya, dan ia mendapatkan pekerjaan di kapal tersebut#

Adegan3

Sesampainya ia di desa seberang sana. Malin bekerja dengan saudagar kaya, ia bekerja
dengan rajin dan gigih hingga ia diperkenalkan dengan anak gadis semata wayang dari
saudagar kaya yang bernama Siti. Malin Kundang pun jatuh cinta kepada gadis tersebut dan
ingin menikahinya. Beberapa lama kemudian berkat kerja kerasnya, Malin berhasil menjadi
orang yang sukses. Sesuai dengan keinginannya, Malin menikahi gadis dari saudagar kaya
tersebut.

#saat siang hari, diwaktu istirahat pekerja#

Malin : Tuan, barang ini mau ditaruh dimana? (sambil memikul barang dan
menghampiri saudagar)

Saudagar kaya : bukankah ini sedang jam istirahat?

Malin : tak apa tuan, tanggung tinggal satu barang lagi

Saudagar kaya : baiklah, barangnya taruh di pojok sana saja

Malin : baiklah tuan

#Lalu Malin Keluar untuk istirahat, tetapi saudagar tersebut memanggilnya#

Saudagar kaya : Malin kemari sebentar.

Malin : Ada apa tuan ?


Saudagar kaya : Malin kamu terlihat sangat rajin dan gigih dalam bekerja, maukah
kamu menetap bekerja disini?

Malin : Tapi saya kan hanya pekerja kasar.

Saudagar kaya : Tak apa, kamu menetap di sini karena kamu pekerja yang rajin.

Malin : Kalau begitu baiklah tuan, terima kasih atas tawarannya.

Saudagar kaya : Baiklah sebaiknya sekarang kamu beristirahat.

#setelah beberapa minggu bekerja, sang saudagar senang melihat Malin yang giat bekerja,
lalu sang saudagar memperkenalkannya dengan putrinya#

Siti : Ayah, ini data dari barang barang yang telah dikirim. (sambil
memberikan buku catatan barang)

Saudagar kaya : Ohhh, Terima kasih anakku. Ohhh iya sebentar Siti.

Saudagar kaya : Malin.. perkenalkan ini Siti, anak semata wayang saya.

Malin : Salam kenal, Siti (sambil menjabat tangan). Nama saya Malin.

Siti : Salam kenal juga Malin.

Saudagar kaya : Saya harap kalian bisa mengenal lebih dekat. Karena di sini Siti akan
membantu saya mendata barang barang yang dikirim dan dijual.

Adegan 4

Setelah beberapa lama Siti membantu Malin akhirnya mereka mengenal lebih dekat, Malin
pun akhirnya menyatakan cintanya terhadap Siti dan berniat untuk menikahinya

Malin : Siti.... Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, bahwa sebenarnya


aku sudah lama menyukai mu. Dan aku berniat mau menikahi mu

Siti : Apa benar kamu menyukai ku ? Jika memang benar kamu ingin
menikahi ku kamu harus mendapatkan persetujuan dari ayahku terlebih
dahulu.

Malin : Baiklah, aku akan meminta izin kepada ayahmu. (sambil menarik Siti
menuju ke ruang saudagar)

#Di ruang Saudagar#

Saudagar kaya : Ada apa kalian berdua kesini ?


Malin : Saudagar... sebenarnya saya telah lama menyukai putri anda. Dan
saya berniat menikahinya.

Saudagar kaya : Siti apa kamu sudah bersedia menikah dengan Malin ?

Siti : Iya ayah, Aku juga sudah lama menyukainya.

Saudagar kaya :Baiklah Malin, jika kamu dapat menjadi orang yang sukses saya akan
menyetujui mu untuk menikahi anak saya.

Malin : Baiklah tuan saya akan bekerja keras (lalu meninggalkan ruangan
saudagar bersama Siti)

#akhirnya malin pun menjadi orang yang sukses dan menikahi putri dari saudagar kaya
tersebut#

Adegan5

Setelah lama menikah, suatu hari istri Malin menghampiri Malin yang sedang bekerja dan
Malin mengatakan bahwa ia dan istrinya harus pergi ke sebuah desa untuk pekerjaannya.

Istri malin : Kamu sedang melakukan apa? (sambil menghampiri Malin)

Malin : Sepertinya kita harus pergi ke suatu desa untuk menjalankan tugasku.

Istri malin : Ohhh begitu, kapan tepatnya kita akan pergi?

Malin : Kita akan berangkat sekitar dua hari lagi, sebaiknya kamu persiapkan
perlengkapanmu dari sekarang untuk berangkat.

Istri malin : Baiklah kalau begitu, aku akan mempersiapkannya.

#Siti pun mempersiapkan perlengkapannya#

Adegan6

Haripun berlalu Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta
pengawalnya yang banyak. Yang ternyata desa itu adalah kampung halaman Malin. Dan
Malin Bertemu dengan wanita tua yang mengaku sebagai ibunya.

#Kapal Malin menuju dermaga#

Warga : Ibu... Malin telah pulang, dan ia sekarang berada di dermaga.


Ibu : Apa benar itu Malin?(terkejut), (sambil berjalan ke dermaga)

#Sesampai di dermaga#

Ibu : Malin anaku... (teriaknya)

Istri malin : Siapa wanita tua itu? (sambil bertanya ke malin)

Malin : Aku tidak tahu (sambil tak menghiraukan ibunya)

Ibu : Malin.... (memeluknya)

Malin : Siapa kamu?! (sambil melepas pelukan)

Ibu : Ini ibumu Malin (sambil menangis)

Malin : Aku tak punya ibu sepertimu, Ayo, kita pergi dari sini Siti!

Istri malin : Baiklah, ayo!

Ibu : Malin... Malin...

Ibu : Jika kau tidak menganggap ibumu, aku tidak akan segan-segan mengutukmu
Malin! Kau Anak DURHAKA!

Malin : (Berbalik, menghadap ibunya) Silahkan saja, aku tidak merasa kau ibuku!

Ibu : Benar-benar anak durhaka! Kamu berani menantangku? Jangan sampai kau
menyesal sudah berbuat itu padaku!

Ibu : MALIN!!! TERKUTUKLAH KAU MENJADI BATU!

#Secara perlahan akhirnya malin pun terkutuk jadi batu#

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai