Anda di halaman 1dari 10

BERKARYA SENI RUPA 3 DIMENSI

Oleh : Yosi Respati Saptono,SS

Secara umum karya seni rupa tiga dimensi adalah hasil seni rupa yang bisa
dilihat dari berbagai arah dan memiliki ukuran antara lain panjang, lebar (tebal), dan
tinggi. Karya 3 dimensi terbentuk dari berbagai teknik dan media yang berbeda
dengan teknik 2 dimensi.

Berbagai bentuk karya 3 dimensi antara lain adalah semua karya seni bangun,
seni patung, seni keramik, seni instalasi (termasuk seni kontemporer) dan lain
sebagainya. Untuk membuat karya 3 dimensi maka kita perlu mengenal bahan untuk
berkreasi dengan karya 3 dimensi. Untuk bahan-bahan berkreasi karya rupa 3
dimensi setidaknya dapat dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu :

A. Bahan Lunak
Yang termasuk dalam bahan lunak antara lain kertas, karton,gabus dan
Styrofoam. Bahan-bahan ini mudah didapatkan di sekitar kita dan
membentuknya dapat dengan alat-alat yang sederhana seperti gunting, silet,
cutter, pisau. Bahkan karya berbahan kertaspun bisa dibentuk tanpa
menggunakan alat, misalnya dengan cara dilipat.

Untuk pemula maka bahan-bahan lunak ini sangat membantu untuk


membuat karya 3 dimensi. Teknik untuk karya berbahan karton ataupun
gabus pun bisa dengan menggunakan teknik toreh ataupun teknik potong

B. Bahan Liat
Yang termasuk dalam bahan liat antara lain tanah liat, gips, plastisin dan lilin.
Bahan inipun juga mudah didapatkan di lingkungan kita, hanya saja kualitas
pengolahan bahanlah yang membedakan setiap bahan tersebut. Sebagai
contoh misalnya tanah liat.

Tanah liat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :


1. Earthenware, umumnya warna merah,pembakarannya dengan suhu 1000
derajat
2. Stoneware, umumnya berwarna putih, pembakarannya lebih tinggi
1
3. Porselin, memiliki tekstur yang lebih halus dan hasilnya keras

C. Bahan Keras
Yang termasuk dalam bahan keras antara lain kayu, batu dan logam.
Ketiganya merupakan bahan yang sering dugunakan oleh perupa sejak jaman
dahulu. Karena sifatnya yang keras dan tahan lama terutama batu dan logam
maka pengerjaan karya 3 dimensi berbahan tersebut memerlukan teknik dan
peralatan khusus.

Peralatan seperti gergaji,ketam, pahat, kapak, alat pelebur, alat pencetak,


bahkan las pun sangat diperlukan dalam pembuatannya. Teknik cetak
misalnya setidaknya menggunakan cara a cire perdue ataupun bivalve yang
telah dipakai sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu oleh seniman jaman
dahulu.

Langkah – Langkah Berekspresi dalam Karya Seni Rupa 3 Dimensi

Penciptaan karya seni rupa 3 dimensi merupakan kegiatan berkarya rupa 3


dimensi untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman hidup sang
seniman menjadi perwujudan visual dilandasi kepekaan artistic. Berikut adalah
proses berkarya seni rupa 3 dimensi secara bertahap ;

A. Aspek Konseptual
Yaitu konsep awal dari sebuah penciptaan sebelum dilakukan aktifitas
berkarya.
1. Penemuan Sumber Inspirasi atau penemuan gagasan (ide)
a. Sumber Internal (dari dalam sang seniman sendiri) seperti harapan,
cita-cita, emosi, gairah, kepribadian dan pengalaman-pengalaman.
b. Sumber Eksternal seperti hubungan seniman dengan Tuhan, dengan
sesama ataupun lingkungannya
2. Penetapan Interes Seni
a. Interes Pragmatis, seni untuk mencapai tujuan tertentu seperti tujuan
politis, moral, agama dan lain-lain.
b. Interes Reflektif, seni sebagai pencerminan realitas actual dan khayali

2
c. Interes Estetis, melepaskan diri dari nilai pragmatis dan instrumentalis
atau bisa disebut juga seni untuk seni
3. Penetapan Interes Bentuk
Menetapkan bentuk apa yang akan dibuat seperti ;
a. Bentuk figurative (objek alami)
b. Bentuk Semi Figurative (distorsi dari bentuk alam)
c. Bentuk Non Figurative (bentuk tanpa objek)/abstrak
4. Penetapan Interes Estetis
a. Prinsip keindahan Pramodern, konsep pelestarian kaidah estetik
tradisional
b. Prinsip keindahan Modern, konsep mengutamakan gaya personal,
penemuan sendiri, kekinian, orisinalitas
c. Prinsip keindahan Posmodern, konsep seni yang berkaitan dengan
symbol, permainan tanda dan makna, ironic, perpaduan yang lama
dengan yang baru.

B. Aspek Visual
1. Struktur Visual
Yaitu menciptakan dengan tema-tema tertentu seperti tema perjuangan,
tema social, tema religious, tema persahabatan dan sebagainya.
2. Komposisi
Karya mempertimbangkan empat pokok prinsip komposisi seni rupa
seperti proporsi, keseimbangan, irama, dan kesatuan
3. Gaya Pribadi
Merupakan ciri khas pribadi seniman dalam menciptakan karya seni.
Contoh karya 2 dimensi Affandi dengan gaya abstrak dan impresionisme,
Raden Saleh dengan gaya dramaris aristokrasi,S. Soedjojono dengan gaya
menghadirkan suasana heroism dan nasionalisme.

C. Aspek Operasional
1. Tahap Persiapan
Mulai dari pemilihan bahan, alat dan bahan pendukung
2. Tahap Pelaksanaan
Aktivitas berkreasi mulai dari awal hingga penyelesaian
3. Tahap Akhir

3
Tahap pembersihan menyeluruh, memberikan kemasan sebelum siap
dipamerkan

Membentuk Tiga Dimensi

A. Membentuk dengan tanah liat


1. Teknik pijit atau pinch
2. Teknik Slab
3. Teknik Pilin atau coil
4. Teknik Putar
B. Membentuk dengan bahan keras
1. Teknik pahat
2. Teknik ukir
3. Teknik las

Karya-Karya Seni Tiga Dimensi

1. Patung : Perahu (Anusapati - 2000)

Title : "Perahu"

Artist : Anusapati

Year : 2000

Bahan : Kayu.

Ukuran : 15 x 80 x 175 cm.

Koleksi Galeri Nasional

Patung “Perahu” (2000) dengan bahan kayu ini, mengabstraksikan bentuk perahu
yang ramping dengan keempat cadiknya. Dalam menangkap esensi bentuk, karya ini
bisa hadir sebagai laju tubuh prahu yang dinamis, dengan disertai pasakpasak cadik
yang memberi kesimbangan ritme gerak. Anusapati memiliki style yang kuat untuk
menghadirkan abstraksi benda-benda terpinggirkdari laju kemajuan teknologi. Ia
juga piawai dalam mengolah bahan kayu dari jenis apapun, bahkan dari jenis
material yang dianggap tidak berharga.

4
Lewat pilihan material dan pengamatan pada objekobjek, Anusapati menegaskan
komitmen untuk mengangkat problem lingkungan alam. Isu tersebut juga
merupakan wacana sangat aktual dalam seni kontemporer, hal ini sebagai tanggapan
pada problem global kerusakan lingkungan. Makna dasar yang diungkapkan pada
karya ini adalah bagaimana seharusnya manusia agar tetap bisa menghargai artefak-
artefak tradisinya yang terpinggirkan. Karena dalam benda-benda itu terkandung
nilai kearifan lokal dan makna menjaga keseimbangan alam sekitar.

2. Patung : Born And Freedom (Heri Dono - 2004)

Title : "Born And Freedom"

Artist : Heri Dono

Year : 2004

Media Campuran.

Ukuran : 35 x 65 x 90 cm.

Koleksi Galeri Nasional

Karya “Born and Freedom” (2004) merupakan instalasi yang merupakan jajaran lima
pasang figur manusia burung di dinding, yang digandengkan dengan rantai pada
binatang-binatang di lantai di depannya. Pada manusia burung di dadanya tertanam
mesin dan warna tubuhnya memancarkan ekspresi kusam arkhaik. Pada binatang-
binatang dengan akspresi yang sama, di kaki belakangnya tepasang roda-roda. Figur-
figur hibrid ini lahir sebagai makhluk mitologis yang menggabungkan dunia masa
lalu dengan teknologi masa kini, sekaligus menantang kebebasan dunia masa kini.

Heri Dono dikenal sebagai perupa kontemporer Indonesia yang dalam karya-
karyanya banyak menggabungkan idiom-idiom tradisi seperti wayang dan benda-
benda arkhaik dengan bentuk-bentuk dan problem masa kini. Pada penggabungan
yang aneh dan muskil pada objekobjeknya, sering muncul berbagai makna yang
satiris dan paradoksal.

Berbagai ungkapan tersebut merupakan respon dan sikap kritisnya yang intens pada
kondisi dunia yang sakit. Dengan deformasi yang brutal, objek-objek sering

5
mengungkapkan kritik dan parodi terhadap siatuasi masa kini, seperti isu-isu politik
dan kebudayaan yang sedang aktual.

3. Patung : Anungga Rungga ( Lingga Yoni ) (Agoes Jolly - 1992)

Title : "Anungga Rungga

( Lingga Yoni )"

Artist : Agoes Jolly

Year : 1992

Bahan : Besi, Pipa, Bubuk Marmer.

Ukuran : 3,5 x 120 x 2,25 cm.

Koleksi Galeri Nasional

Karya instalasi “Anungga-Rungga (Lingga Yoni)” (1992) ini merupakan suatu


rangkaian bentukbentuk yang terdiri dari abstraksi lingga yoni yang tergantung, dan
diapit di kanan kiri oleh dua bentuk gunungan. Pada bagian bawah, terdapat suatu
konstruksi kerangka besi dalam bentuk ruang persegi yang tegak dari lantai. Dasar
lantai tempat berdiri konstruksi, terdiri dari bubuk marmer putih yang diatur dalam
bentuk empat persegi empat dan tepinya berupa batu kerikil.

Karya instalasi ini memadukan dua bentuk karakter, yaitu abstraksi yang dibangun
dari citra pementasan wayang dan disandingkan dengan konstruksi infrastruktur
modern. Karya ini secara simbolik mengungkapkan bersatunya lingga dan yoni
dalam suatu pentas kehidupan, dan momen itu disangga atau berada dalam
kokohnya konstruksi bangunan modern. Simbol itu mengungkapkan nilai paradoks,
yaitu konstradiksi dan kebenaran dalam penyatuan nilai-nilai budaya tradisi dan
modern. Penyatuan cinta dalam kehidupan bisa tidak terbatas pada sekat-sekat nilai
budaya.

4. Patung : Belajar Antre Kepada Semut (Krisna Murti - 1996)


6
Title : "Belajar Antre Kepada Semut"

Artist : Krisna Murti

Year : 1996

Video Instalasi.

Ukuran : 400 x 800 cm.

Koleksi Galari Nasional

Karya instalasi “Belajar Antre Kepada Semut” (1996) ini memberi gambaran secara
ironis, bagaimana makhluk-makhluk singa yang perkasa harus belajar pada semut
untuk antre. Dalam konfigurasi bentukbentuk singa yang berjajar dengan televisi
video di depannya, tersaji suasana yang absurd. Demikian juga karakter yang
ditampilkan dari patung-patung singa yang terbuat dari anyaman dengan muka
seperti topeng, dan rambutnya yang gimbal terurai, memberi citra yang kuat sebagai
sosok-sosok anarkis dari dunia tradisional yang belum maju. Hal itu sangat kontras
dengan televisi video yang masing-masing di depan singa, yang memberi kesan
modern dan teknologis. Terlebih dalam video itu ditampilkan gambaran semut-
semut yang sudah lebih berperadaban, karena mempunyai disiplin antre yang ketat.

Karya instalasi ini membuka wacana tentang perbenturan nilai-nilai tradisi dan
modern. Karya ini juga memberi makna simbolis tentang bagaimana penguasa yang
keras dan bersikap anarkis harus bisa belajar pada rakyat kecil yang lemah tetapi
disiplinnya kuat. Krisna Murti merupakan salah satu perupa kontemporer Indonesia
yang sangat dinamis dalam penjelajahan kreativitasnya lewat new media art.

7
Dog

8
9
10

Anda mungkin juga menyukai