com
hidup sekali, buat berarti
Khutbah Pertama:
ُﺪ
ْﻤﻟﺤَْﺍ ﻟﻠﻪ
ِْﺮَﻭ َﺒ َﺍﻛ
ْ ُ ،ْﺮ
ﺍﻟﻠﻪ َﺒَﺍﻛ
ْ ُﺍﻟﻠﻪَﻭ
ﺍﻟﻠﻪ ُ ِﺍﻻ َ
َﻪ
ِﺍﻟ َ×( ﻻ3) ْﺮ َﺒَﺍﻛ ُ (×3) ْﺮ
ﺍﻟﻠﻪ َﺍﻛ
ْ
َﺒ ُ (×3) ْﺮ
ﺍﻟﻠﻪ َﺍﻛ
ْ
َﺒ ُ
ﺍﻟﻠﻪ.
َﺗ َ ْ ْﻧ ْﺷ َﻼﺓَﻭﺍﻟﺴ ََُﻭﺍﻟﺼ،َﻦ َ ﻟﻠﻪَﺭﺏْﺍﻟ ْﻟ
ﺍ.َ
ِﻦْﻳِﻡ ﺍﻟﺪ ْﻮ ﻟﻰَﻳ َُﻪ ﺍ َﻌِﺒ ْﻦ َﻣ ِﻪَﻭ ِﺒْﺤَﺻ ِﻪَﻭ ِﻟَﻋﻠﻰ ﺁ َﻭ،َﻦ ْﻴ
ِﻠ
َﺳ ْﺮُﻤﺎﺀَﻭﺍﻟَِﻴ ِﺒِﻑ ﺍﻻ َﺮ ﻠﻰ ﺍَُﻡَﻋ ﻼ ْﻴ
ِﻤ
َﻌﺎﻟ ُِﺪ ْﻤ
َﺤ
ُﻩ
َﺪَﻌ
ِْﺒﻲ ﺑ َﻧ َ
ﻻ،ُﻪ ُﻟ
ْﻮُﺳ َﺭُﻩَﻭ ُﺪ ْﺒ
ًﺪﺍَﻋ َﺤﻤ ﻧﺎُﻣََﺪ َﺍﻥَﺳﻴ ٌﺪ َﻬْﺷ َﺍَﻭ،ُﻪ َ
َﻚ ﻟْﻳ ِﺮ ََﺷ
ُﻩ ﻻَﺪْﺣ ُ ِﺍﻻ
ﺍﻟﻠﻪَﻭ َ
َﻪ
ِﺍﻟ َ
ْﻥ ﻻ َﺍ َﻬ
ُﺪ ﺍ.َ
ْﺷ
ْﻢَﺳﻠ ِﻪَﻭ ِﺒْﺤ َﺻ ِﻪَﻭ َﻰ ﺁ
ِﻟ َﻋﻠ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻻﻣﻲَﻭ ِ ٍﺪ َﺤﻤ َﻧﺎُﻣ ِﺪ ﻠﻰَﺳﻴ َﺍﻟﻠﻬﻢَﺻﻞَﻋ. ُ
ﻭﻥ
َُﺮ ُ
ْﺸﻜ َﺗ ْﻢ ُ
َﻌﻠﻜَ
ْﻢَﻭﻟ ُ
َﺪﺍﻛ
َ َﻪَﻋﻠﻰَﻣﺎ ﻫ َ ُﺮﻭﺍ ﺍﻟﻠ َﺒ
ُﺘﻜ ِﻟ َ
ِﻌﺪﺓَﻭ ْ ُ
ِﻤﻠﻮﺍ ﺍﻟ ْ
ُﺘﻜ ِﻟَﻭ:ِﻢْﻳِﻪْﺍﻟﻜ
َ
ِﺮ ِﺎﺑَﺘ َﻰِﻓ
ْﻲِﻛ َﻌﺎﻟَﺗَﻝَ
ﻗﺎ.
َﻥْﻮُﻘُﻤﺘَﺯْﺍﻟ ْﺪَﻓﺎ َﻘ ِﻪَﻓ ِﺘﺎﻋ
ََﻃ ﺍﻟﻠﻪَﻭ
ِ َﻮﻯ ْﻘَﺘِﺑ ْﻲ ِﺴْﻔَﻧْﻢَﻭ ُ
ْﻴﻜ ِﺻ ْﻭ ﺍ،ﺍﻟﻠﻪ
ِﺎﺩ ََﺒ َﻓ،ُﺪ
َﻴﺎِﻋ َﻌ
ْ َﺍﻣﺎ ﺑ
Jama'ah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah …
Dengan terbitnya hilal Syawwal, maka berpisahlah kita dengan Ramadhan.
Berpisahlah kita dengan bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam, jika kita
beribadah pada malam itu, maka kita mendapatkan keutamaan ibadah yang lebih
baik daripada ibadah seribu bulan. Kita telah berpisah dengan bulan yang di
dalamnya terdapat limpahan rahmat dan ampunan Allah yang berlipat ganda. Kita
telah ditinggalkan oleh bulan yang puasa di dalamnya menutupi salah dan dosa. Kita
telah ditinggalkan oleh bulan turunnya Al-Qur’an pedoman umat manusia.
Tidak ada yang dapat menjamin bahwa kita akan bertemu lagi dengan bulan yang
penuh dengan berkah itu. Betapa banyak orang-orang yang kita kasihi dan kita
sayangi, orang-orang tua kita, saudara, kerabat dan para tetangga. Mereka yang dulu
pernah bersama-sama dengan kita, masih terbayang senyuman mereka di pelupuk
mata. Tapi kini, mereka tidak lagi bersama-sama dengan kita. Mereka telah berada di
alam baka, hanya tinggal kenangan yang tak mungkin akan terlupa.
Mari kita bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah kepada kita.
Orang yang bersyukur, sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Allah
berfirman,
ٌِﻤ
ﻴﺪ ِﻨﻲَﺣ َﻪَﻏ َﺮَﻓﺎﻥ ﺍﻟﻠ َﻔَ
ْﻦ ﻛ َﻣ ِﻪَﻭِﺴ ْ
َﻔ
ِﻟﻨ ُﺮُ
ْﺸﻜ َﻤﺎَﻳ ْﺮَﻓﺎﻧ ُ
ْﺸﻜ ْﻦَﻳ َﻣَﻭ
“Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (Qs. Luqman [31]: 12).
Semoga dengan bersyukur, Allah menambah nikmat-Nya kepada kita semua, sesuai
janji-Nya:
ٌِﺪ
ﻳﺪ َﺸ َ
ِﺍﺑﻲ ﻟ َﺬ
ْﻢ ﺍﻥَﻋ ُﺗ
ْﺮَﻔ َ
ْﻦ ﻛ ِﺌ َ
ْﻢَﻭﻟُ
ﻳﺪﻧﻜَِﺯ ْﻢَﻻُﺗْﺮَْﻦَﺷﻜ ِﺌَ
ﻟ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih”. (Qs. Ibrahim [14]: 7).
Selanjutnya mari kita bershalawat kepada nabi besar Muhammad Saw. Untuk apa
kita bershalawat?! Jika di dunia ini kita membutuhkan pertolongan, maka kita bisa
meminta tolong kepada saudara-saudara kita, kerabat dan para sahabat. Akan tetapi
akan ada suatu masa nanti, seperti yang difirman Allah:
ﻴﻪ
ِِﻨ
َﺑ
ِﻪَﻭ
ِﺘَﺒ
ﺎﺣ
َِﺻ (َﻭ35) ﻴﻪِِﺑِﻪَﻭﺍ(َﻭﺍﻣ34) ﻴﻪ
ِِﺧْﻦ ﺍ
ُﺀِﻣ
ْﺮِﻔﺮْﺍﻟ
َﻤ َﻡَﻳ
ْﻮ
َﻳ
“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya. Dari ibu dan bapaknya. Dari istri
dan anak-anaknya”. (Qs. ‘Abasa [80]: 34-36). Mengapa semua orang melarikan diri
dari orang-orang yang mereka kasihi?! Padahal di dunia dahulu mereka tidak bisa
berpisah walau sedetik pun.
ﻴﻪ ْﻐ
ِِﻨ ُﻳ
ٌﻥٍﺬَﺷﺎِﺌ
َﻣْﻮ ُ
ْﻢَﻳ
ْﻬ
ٍﺉِﻣﻨِﺮ ُْﻞ
ﺍﻣ ِﻟﻜ
“Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya”. (Qs. ‘Abasa [80]: 37). Saat itu kita sibuk mempertanggung
jawabkan semua perbuatan kita; langkah kaki, hayunan tangan, tatapan mata,
pendengaran bahkan gerak hati. Ketika tidak ada yang dapat menolong, pada saat
tidak ada yang bisa membantu. Maka ketika itu kita mengharapkan pertolongan dan
syafaat Rasulullah Saw. Mari kita memperbanyak shalawat, semoga kita termasuk
umat yang mendapatkan syafaatnya, amin ya Robbal’alamin.
ُﺪْﻤ َْﺍ
ﻟﺤ ﻟﻠﻪ
ِْﺮَﻭ َﺍﻛ
ْ
َﺒ ُ ْﺮ
ﺍﻟﻠﻪ َﺍﻛ
ْ
َﺒ ُﺍﻟﻠﻪَﻭ
ﺍﻟﻠﻪ ُ ِﺍﻻ َﻪَ َ
ِﺍﻟ
×( ﻻ3) ْﺮ َﺒَﺍﻛ ُ
ﺍﻟﻠﻪ.
Jamaah Idul Fithri yang dimuliakan Allah …
Tujuan dari puasa adalah menciptakan manusia yang bertaqwa. Dan kedudukan
manusia di sisi Allah diukur dari ketakwaannya. Allah berfirman :
ﻴﺮ
ٌِﺒﻴﻢَﺧٌِﻠَﻪَﻋْﻢ ﺍﻥ ﺍﻟﻠ ُ ْﺗ
َﻘﺎﻛ ِﻪ ﺍ
ْﺪ ﺍﻟﻠَ ْﻢِﻋﻨ ُ
َﻣﻜ
َﺮُﻓﻮﺍ ﺍﻥ ﺍﻛ
ْ َﺭ
َﻌﺎَﺘِﻟَﻞ ِﺋ َﻗ
َﺒﺎ ًﺎَﻭُﻌﻮﺑ ْﻢُﺷ ُ ْﻠﻨ
َﺎﻛ َﻌ
َﺟ ْﻧ
َﺜﻰَﻭ ْﻦَﺫﻛ
َ
ٍﺮَﻭﺍ ُ
ْﻢِﻣ
َﺎﻛ َ
ْﻘﻨ
ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﻧﺎَﺧﻠ
ُ َﻬﺎَﻳﺎ ﺍﻳ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat [49]:
13).
Manusia dianggap mulia bukan karena hartanya, bukan karena jabatannya, bukan
pula karena bentuk dan rupanya. Rasulullah Saw bersabda:
ﻜﻢ ﻭﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ُِﻠ
ْﻮﺑ ُﺮ ﺇﻟﻰُﻗ ْﻈَُﻜﻦ ﻳﻨ َﻭﻟ، ﻛﻢِْﺭَﻮ
ﻭﻻ ﺍﻟﻰُﺻ، ْﻢ ُ
ﺎﻣﻜَِﺴ ﺃﺟ
ُْﺮ ﺍﻟﻰ ْﻈُﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳﻨ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kamu dan tidak melihat kepada
bentuk kamu, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatan kamu”.
(HR.Muslim). Apakah takwa itu ? Imam Ali mendefinikan takwa sebagai :
ِﻞ ْﻴ
ِﺣِﻡ ﺍﻟﺮْﻮ
َﻴ
ِﻟ َُﺪ
ﺍﺩ ْﻌِﺘ
ْﺳ ﺍﻻ
َِﻭ،ِﻞ ْﻴ َﻘ
ِﻠ ْﺎﻟ ِﺑَﺿﺎ
َﻭﺍﻟﺮ،ِﻞْﻳ
ْﺰ
ِِﺑﺎﻟﺘﻨُﻞ َﻤَﻌْﺍﻟَﻭ،ِﻞ ْﻴ
ِﻠ
َﺠ َﻦْﺍﻟُﻑِﻣ ْﻮَﺨْﻟ
َﺍ
Mesti ada empat unsur dalam diri kita, barulah kita layak disebut sebagai orang yang
bertakwa.
Pertama : ِﻞ ْﻴِﻠ
َﺠ َﻦْﺍﻟ ُﻑِﻣ ْﻮ َﺨ ْﻟَﺍ
takut kepada Allah.
Di siang Ramadhan, kita tahan diri kita dari segala sesuatu yang halal, karena takut
kepada Allah. Maka diharapkan di luar Ramadhan ini kita mampu menahan diri kita
dari segala yang haram, juga karena takut kepada Allah. Kita tumbuhkan rasa takut
selama tiga puluh hari ini, agar ia bersemayam dan kekal abadi di dalam hati kita
sampai Ramadhan yang akan datang.
Janji Allah Swt untuk orang-orang yang takut kepada-Nya :
46) ﺎﻥ ََﻘ َْﻦَﺧ
ِﻨﺘَِﻪَﺟ ﺎﻡَﺭﺑ ﺎﻑَﻣ َﻤِﻟ)ﻭ
َ
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga[1446].
[1446] Yang dimaksud dua syurga di sini adalah, yang satu untuk manusia yang satu
lagi untuk jin. Ada juga ahli tafsir yang berpendapat syurga dunia dan syurga
lagi untuk jin. Ada juga ahli tafsir yang berpendapat syurga dunia dan syurga
akhirat”. (Qs. ar-Rahman [55]: 46).
Kedua : ِﻞ ْﻳ ْﺰ
ِ ِﺑﺎﻟﺘﻨ ُﻞَﻤ َﻌْﺍﻟَﻭmelaksanakan isi kandungan Al-Qur’an.
Di bulan Ramadhan, bulan turunnya Al-Qur’an, kita perbanyak bertadarus Al-
Qur’an. Maka mari kita laksanakan isi dan kandungannya dalam hidup dan
kehidupan kita sehari-hari. Al-Qur’an bukan hanya sekedar dibaca dan
diperdengarkan, akan tetapi lebih daripada itu, al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman
dalam kehidupan.
Ketiga : ِﻞ ْﻴ ِﻠَﻘ ْﺎﻟ ِﺑَﺿﺎ َﻭﺍﻟﺮRidha terhadap ketentuan Allah. Setelah kita berusaha, maka kita
mesti menerima ketentuan Allah. Jangan sampai hasrat dan ambisi mendorong kita
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Di bulan
Ramadhan kita diajarkan mengenali hakikat hawa nafsu. Kalau kita sudah
mengenalnya dengan baik, maka mudah bagi kita mengendalikannya dan tidak
tertipu oleh nafsu.
Keempat : ِﻞ ْﻴ ِﺣِﻡ ﺍﻟﺮ ْﻮ َﻴِﻟ َُﺪ
ﺍﺩ ْﻌِﺘْﺳ ﺍﻻ
َِﻭmempersiapkan diri menghadapi hari kematian.
Sudahkah kita persiapkan diri kita untuk menghadapi hari kematian itu ?!
Rasulullah SAW bersabda :
ُﻠ
ُﻪ َﻤَﻘﻰَﻋ ْﺒ
َﻳُﻪَﻭ ُﺎﻟ َﻣ ُﻪَﻭ ُﻠ
ْﻫ ُﻊ ﺍ ِﺟ ْﺮَﻴُﻪَﻓُﻠ
َﻤ َﻋُﻪَﻭُﺎﻟ َﻣُﻪَﻭ ُﻠْﻫُﻪ ﺍ
ُﻌ َﺒْﺘٌﺪَﻳ َِﻘﻰَﻭ
ﺍﺣ ْﺒ َﻳ ِْﺛﻨ
َﺎﻥَﻭ ُﻊ ﺍِﺟْﺮ ﻼٌﺙَﻓ
َﻴ َﺖَﺛ ََﻤﻴُﻊْﺍﻟ
َﺒ
ْﺘ
َﻳ
“Yang mengiringi mayat itu ada tiga, yang dua kembali, sedangkan yang kekal hanya
satu. Mayat itu diiringi keluarga, harta dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan
kembali, sedangkan yang menetap hanyalah amalnya”. (HR.At-Tirmidzi).
Selama ini kita sibuk mengurus yang dua perkara tersebut ; harta dan keluarga, kita
lalaikan yang satu. Padahal yang satu itulah yang akan menemani kita. Kalau kita
mengaku sebagai orang yang bertakwa, maka mari kita siapkan diri kita menghadap
hari kematian itu.
ُﺪْﻤ َْﺍ
ﻟﺤ ﻟﻠﻪ
ِْﺮَﻭ َﺒ َﺍﻛ
ْ ُ ْﺮ
ﺍﻟﻠﻪ َﺒَﺍﻛ
ْ ُﺍﻟﻠﻪَﻭ
ﺍﻟﻠﻪ ُ ِﺍﻻ َ
َﻪ
ِﺍﻟ َ
×( ﻻ3) ْﺮ َﺒ َﺍﻛ ُ
ﺍﻟﻠﻪ.
Jamaah Idul Fithri yang dimuliakan Allah …
Allah Swt bercerita tentang balasan yang telah Ia siapkan untuk orang-orang yang
bertakwa:
133) ﻴﻦ َِﻘ ُﻤﺘْﻠ ِﻟ ْﺕ ِﻋﺪ ُﺽ ﺍ ْﺭْﺍﻻﺍﺕَﻭ َُﻮ َﻤَﻬﺎ ﺍﻟﺴ ُﺿ ْﺮ
ﻨﺔَﻋ ٍَﺟ ْﻢَﻭ ُ
ْﻦَﺭﺑﻜٍﺓِﻣ َﺮ ِﻔ ْﻐَﻰَﻣ ُﻋﻮﺍ ﺍﻟ ﺎﺭ
َِﺳ )ﻭ
َ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”.
(Qs. Al ‘Imran [3]: 33).
Kemudian dalam ayat selanjutnya Allah menyebutkan sifat-sifat yang bertakwa
tersebut:
ُﻠﻮﺍَﻌَﺫﺍَﻓ ﻳﻦ ﺍ
َِﺬ (َﻭﺍﻟ134) ﻴﻦ َِﻨ ِﺴ ْﺤُﻤِﺤﺐْﺍﻟ ُﻳ ُﻪﺍﻟﻨﺎﺱَﻭﺍﻟﻠ ِ ِﻦ ﻴﻦَﻋَﺎﻓ
َِﻌ ْﺍﻟ َﻆَﻭ ْﻴﻴﻦْﺍﻟ
َﻐ َِﻤ َِ
ﺎﻇ ْﺍﻟﻜ
ﺍﺀَﻭِﺍﺀَﻭﺍﻟﻀﺮ ِﻮﻥِﻓﻲ ﺍﻟﺴﺮَُﻘ ْﻔ
ُِﻳﻨﻳﻦ
َِﺬﺍﻟ
ﻮﻥ
َُﻤ َ
ْﻌﻠ
ْﻢَﻳ ُ
َﻌﻠﻮﺍَﻭﻫ ُ َ َ
ِﺼﺮﻭﺍَﻋﻠﻰَﻣﺎ ﻓ ُﻳ ْﻢ َ ُ
ﻮﺏ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪَﻭﻟ ُ
َُﺮ ﺍﻟﺬﻧ ِﻔْ
ْﻦَﻳﻐ
َﻣ ْﻢَﻭ ِﻬ ﻮﺑ ُُ
ِِﻟﺬﻧ ُﺮﻭﺍ َْ
َﺘﻐﻔﺎﺳ َ
َْﻪ ﻓ ُﺮﻭﺍ ﺍﻟﻠَ َ
ْﻢ ﺫﻛ ُ
َﺴﻬُْ َ
ُﻤﻮﺍ ﺍﻧﻔَ
ْﻭ ﻇﻠ ًَ َِﻓ
ﺎﺣﺸﺔ ﺍ
ﻴﻦ
َِﻠ ﺎﻣ
َِﻌ ُﺮْﺍﻟ ْﺟ َﻢ ﺍ ْﻌِﻧ ﻴﻬﺎَﻭ َﻳﻦِﻓ َِﺪ ِﻟﺎﺭَﺧﺎَُﻬ َﻬﺎْﺍﻻ
ْﻧ ِﺘْﺤ َﺗ ْﻦ ِﺮﻱِﻣ ْﺠ َﺗ ٌ َﺟ
ﻨﺎﺕ ْﻢَﻭ ِﻬ ْﻦَﺭﺑ ٌﺓِﻣ َﺮ ْﻐ
ِﻔْﻢَﻣ ُﻫ َُﺰ
ﺍﺅ َﻚَﺟ َ
ِﺌ
( ﺍﻭﻟ135)
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah
ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai,
sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang
beramal”. (Qs. Al ‘Imran [3]: 134-136).
Sifat pertama: ﺍﺀ ِﺍﺀَﻭﺍﻟﻀﺮ ِﻮﻥِﻓﻲ ﺍﻟﺴﺮ َُﻘ ْﻔ
ِ ُﻳﻨ ﻳﻦ
َِﺬ ﺍﻟ
(orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit)
Sifat pertama: ﺍﺀ ِﺍﺀَﻭﺍﻟﻀﺮ
ِﻮﻥِﻓﻲ ﺍﻟﺴﺮ َُﻘ ْﻔ
ُِﻳﻨﻳﻦ
َِﺬ ﺍﻟ
(orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit)
Pada bulan Ramadhan kita diingkatkan kepada penderitaan saudara-saudara kita
yang tidak seberuntung kita. Kalau kita lapar hanya 14 jam, maka mereka mungkin
lapar 14 hari atau lebih dari itu. Kalau kita haus hanya sesaat, maka mereka
menahan haus dan penderitaan dalam sebagian dari usia mereka. Rasa empati
tersebut langsung kita wujudkan dalam bentuk membayar zakat Fitrah. Paling tidak
hari ini kita berbagi kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung agar dapat
merayakan hari raya ini dalam keadaan perut kenyang. Akan tetapi tujuan yang
sebenarnya adalah agar puasa menyentuh hati dan perasaan kita yang pada
akhirnya kita menyisihkan 2,5 persen dari rezeki yang dititipkan Allah kepada kita,
untuk kita berikan kepada mereka. Karena sebenarnya itu adalah milik mereka.
Allah berfirman,
ﻭﻡ
ُِﺮْﺤ ْﺍﻟ
َﻤ ِﻞَﻭِﺋ
ِﻟﻠﺴﺎ ٌُﻠ
(24) ﻮﻡ ْﻌ
ْﻢَﺣﻖَﻣِﻬ
ِﻟَﻮﺍْﻣﻳﻦِﻓﻲ ﺍَِﺬ َﻭﺍﻟ
“Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang (miskin)
yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau
meminta)”. (Qs. Al-Ma’arij [70]: 24).
Kadar iman kita ditentukan sejauh mana kepedulian kita terhadap saudara-saudara
kita, Rasulullah SAW bersabda:
ِﻪ
ِﺴْ
َﻔِﻟﻨِﺤﺐ ُﻳﻴﻪَﻣﺎ
ِِﺧ ِﺤﺐ ﻻُﻳ ْﻢَﺣﺘﻰُ
ُﺪﻛَﺣ ُﻦ ﺍ ْﺆ
ِﻣ ُﻳ َ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ –َﻗ- ﺍﻟﻨﺒﻰ
ﻻ:ﺎﻝ ِ ِﻦ َﻧ
ٍﺲَﻋْﻦ ﺍ
ﻋ.
َ
Dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw bersabda: “Salah seorang kamu belum beriman,
hingga ia mengasihi saudaranya seperti ia mengasihi dirinya sendiri”. (HR. al-
Bukhari dan Muslim).
somadmorocco di 00.39
26 komentar:
salam hormat.
Balas
‹ Beranda ›
Lihat versi web
Mengenai Saya
somadmorocco
S1 Al-Azhar, Mesir. S2 Dar Al-Hadith, Kerajaan Maroko. Dosen Kelas Internasional UIN
Suska, Riau.
Lihat profil lengkapku