Anda di halaman 1dari 32

BAB III

HASIL KUNJUNGAN RUMAH

A. PROFIL PUSKESMAS BASIRIH BARU


1. Visi - Misi dan
a. Visi
Kayuh Baimbai Manuju Banjarmasin BAIMAN (Bertaqwa, Aman,
Indah, Maju, Amanah, dan Nyaman)
b. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,
terjangkau, dan berkeadilan
2) Membangun profesionalisme dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal baik individu, keluarga, dan
masyarakat
3) Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi masyarakat di
wilayah kerja puskesmas Basirih Baru
4) Menggerakan peran aktif masyarakat mewujudkan
lingkungan yang sehat
c. Program Pokok
Program pokok puskesmas basirih baru yang di laksanakan
meliputi :
1) Upaya Kesehatan Wajib
a) Upaya Kesehatan Promosi
b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
d) Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat
e) Upaya pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular
f) Upaya Pengobatan
2) Upaya Kesehatan Pengembangan
a) Upaya Kesehatan Sekolah
b) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
c) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
d) Upaya Kesehatan Jiwa
e) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

18
f) Upaya Kesehatan Laboratorium
2. Kondisi Geografis Wilayah Kerja Puskesmas
Kondisi geografis wilayah kerja puskesmas Basirih Baru adalah :
Secara geografis Puskesmas Basirih Baru terletak di kecamatan
Banjarmasin Barat Kotamadya Banjarmasin yang memiliki luas
wilayah 3,65 km2 dari 13,37 km2 luas seluruh wilayah kecamatan yang
ada di Kotamadya Banjarmasin, dengan batas wilayah :
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Mawar
- Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kelurahan Mantuil dan
Kelayan Selatan
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Pelambuan dan
Telaga Biru
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan TelukTiram
3. Data Demografi
Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas basirih baru pada tahun
2018 tercatat sebanyak 25.317 jiwa.
A. Total jumlah penduduk gangguan jiwa ringan dan berat di Wilayah
Kelurahan Basirih
Estimasi Gangguan Jiwa
Jumlah
No Kelurahan Total (jiwa)
Penduduk Ringan (jiwa) Berat (jiwa)

1. Basirih 25.317 1.291 35 1.326


Total (jiwa) 25.317 1.291 35 1.326
Tabel 1.2 Jumlah Estimasi Gangguan Jiwa di Wilayah
Kelurahan Basirih
a. Jumlah klien gangguan jiwa ringan
Jumlah klien dengan gangguan jiwa ringan di kelurahan basirih
sebanyak 1.291 jiwa
b. Jumlah klien gangguan jiwa berat
Jumlah klien dengan gangguan jiwa berat di kelurahan basirih
sebanyak 35 jiwa
d. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pada saat pengkajian di Puskesmas Basirih Baru dikatakan
bahwa ada program pelayanan kesehatan jiwa namun tidak ada
ruangan khusus untuk pelayanan kesehatan jiwa sehingga untuk
masyarakat yang datang untuk konsultasi atau pengecekan
kesehatan jiwa dilakukan diruangan poli umum Puskesmas Basirih

19
Baru pada tahun 2018 dengan total kunjungan sebanyak 47 klien
dan klien yang terdata menderita gangguan jiwa berat di wilayah
kerja Puskesmas Basirih Baru sebanyak 35 jiwa.

4. Angka Estimasi Gangguan Jiwa dan Perkembangan GAP


GAP gangguan jiwa di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Basirih Baru

GAP = Total Kunjungan pertahun

Gangguan jiwa ringan + Gaggguan jiwa berat X 100%

GAP = 49 × 100% = 3,70%


1326
Jumlah Penduduk Jiwa yang belum tertangani :
100% - GAP = 100% - 3,70% = 96,3%
5. NO Indikator Jumlah
1. Jumah Penduduk 25.317
2. Penduduk Dewasa 70% 17.722
3. Estimasi Jumlah Gangguan Jiwa Berat 35 jiwa
4. Estimasi Jumlah Gangguan Jiwa Ringan 1.291 jiwa
5. Total Kunjungan Puskesmas 49 jiwa
6. Perhitungan GAP 1.326 (3,70%)
Total jumlah penduduk jiwa yang belum
7. 96,3%
tertangani

20
B. Memberikan Informasi Mengenai Kondisi Klien Di Rumah Sakit
Kegiatan kunjungan rumah dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2019
pada hari kamis jam 17.00 WITA, dirumah Ny. M (keluarga). Saat mahasiswa
bekunjung kerumah keluarga mahasiswa diterima dengan baik dan terbuka.
Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa dengan senang hati.
Mahasiswa menjelaskan tentang kondisi klien saat dirumah sakit sudah mulai
membaik dan tenang. Keadaan umum TD: 120/80 mmHg, N: 84x/menit, RR:
22x/menit, S: 36,4oC. Aktivitas klien dilakukan secara mandiri, klien masih bisa
mandiri dalam mandi, berpakaian, dan mencuci piring setelah selesai makan.
Keluarga sangat mengharapkan klien segera sembuh. Klien
mengalami gangguan jiwa setelah dewasa berumur 36 tahun, keluarga
mengatakan klien mengalami gangguan jiwa murni akibat minum alkohol dan
obat-obatan. Kondisi klien semakin parah karena kebanyakan minum alkohol
sampai berbicara tidak jelas, dan mengamuk sampai ingin membakar
rumahnya sendiri. Keluarga Tn. I sangat berharap agar Tn. I bisa berubah
dan tidak kambuh lagi dengan penyakit yang dialaminya.

C. Pengkajian Keluarga
1. Alasan Klien Masuk Rumah Sakit
orang tua klien mengatakan klien pernah masuk penjara karena kasus
kriminal ditahan selama 3 tahun pada tahun 2004, klien juga pernah
ditahan karena kasus narkoba dan ditahan 5 tahun pada tahun 2010,
klien lalu keluar dari tahanan, pada saat keluar dari tahanan klien
mengamuk dan berbicara kasar pada ibu,ayah,adik dan anaknya lalu
klien langsung dibawa ke RSJ daerah Sambang Lihum pada tahun 2016,
klien menajalani pengobatan dan rehabilitasi sampai selesai, klien
menjalani pengobatan secara rutin minum obat juga rutin klien juga
sempat bekerja dengan ayahnya selama 3 bulan, namun akibat pergaulan
dan lingkungan, klien kembali lagi mengkonsumsi obat-obatan dan shabu
dari hasil gajih bekerjanya, 2 hari sebelum hari raya idulfitri klien
mengamuk tidak jelas, mengambil benda-benda tajam, dan sampai ingin
membakar rumah, ayah klien lalu melaporkan klien ke kantor polisi dan
RSJ daerah Sambang Lihum, klien sempat di tenangkan keluarganya
klien mengatakan kepada keluarganya bahwa ada yang membisikinya
dan menyuruh melakukan hal-hal yang diluar kendali, klien lalu dibawa ke

21
RSJ Daerah Sambang Lihum dengan tangan diikat dan diiringi oleh polisi
pada tanggal pukul 01.00 malam
2. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
a. Faktor Predisposisi
1) Psikologis
Ayah klien megatakan tidak ada masalah dengan semua anggota
keluarga. Keluarga klien mengatakan bahwa Tn. I baik-baik saja
hubungan dengan keluarga dan orang disekitar rumahnya
2) Faktor Sosial Budaya
Ayah klien mengatakan klien adalah orang yang rajin bekerja dan
dipandang baik oleh masyarakat sekitar rumahnya. Selain itu
saudari juga mengatakan klien tidak lulus sekolah dasar (SD) dan
kondisi sosial ekonomi klien menengah ke bawah.
b. Faktor Presipitasi
1) Transisi Peran Situasi
Ayah klien mengatakan bahwa klien jarang pulang ke rumah
karena bekerja diperusahaan kayu dengan ayahnya. Ayah klien
juga mengatakan klien sering memberi uang untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya

35

14

22
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: laki-laki (meninggal)
: perempuan (meninggal)

: tinggal serumah
: klien

: Bercerai

Penjelasan :
Klien merupakan laki-laki berusia 36 tahun dan pernah menikah namun
bercerai dengan istrinya. Klien adalah anak ke 1 dari 3 bersaudara,
saudara ketiga tidak serumah dengan klien, sebelum ke RSJ klien tinggal
serumah 1 anaknya, ayah dan ibunya.. Saudari kedua klien sudah
berkeluarga dan tinggal dengan anak dan suaminya saudara ketiganya
belum menikah. Pola asuh dalam keluarga adalah Permisif dimana
keluarga memberikan kebebasan tanpa adanya batasan sama sekali. Pola
komunikasi seimbang dimana kesetaraan dalam hubungan tetap terjaga
saudari kedua klien sebagai ibu rumah tangga yang mengasuh anaknya,
dan suaminya bekerja sebagai sopir, saudara klien ketiga bekerja sebagai
buruh, dan klien yang bekerja sebagai buruh di perusahaan kayu.
3. Psikososial dan Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang dihuni Tn. I adalah rumah orang tua dengan luas ± 24 m2
(panjang 6 lebar 4). Rumah terdiri dari 2 sisi, sisi depan terdiri ruang
tamu dan ruang tengah sedangkan sisi belakang terdiri dari dapur, 2
kamar, dan 1 kamar mandi dan WC. Bangunan rumah terbuat dari kayu
dan tidak permanen. Sinar matahari yang masuk cukup menerangi,
kebersihan rumah cukup baik, perabotan rumah tampak rapi, air minum
sehari-hari menggunakan air PDAM dan untuk mandi dan mencuci
menggunakan air sungai. Ayah klien mengatakan merasa nyaman
dengan keadaan rumah yang dihuninya saat ini.

23
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Klien tinggal di daerah padat penduduk, mayoritas bersuku banjar dan
bekerja sebagai buruh. Ayah klien mengatakan tetangga sekitar ramah
dan sering berinteraksi dengan keluarga.
c. Mobilitas geografis keluarga.
Jenis transportasi yang digunakan adalah sepeda motor pribadi
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan Masyarakat
Keluarga sering berkumpul di rumah ibu klien yang rumahnya dekat dari
perkotaan. Komunikasi terjaga baik, ketika tetangga ditanya dimana
tempat klien, tetangga menunjukkan rumah klien saat ada yang
berkunjung.
4. Persepsi Keluarga tentang Penyakit Klien
Keluarga klien mengatakan bahwa penyakit klien diakibatkan oleh
penyalahgunaan NAPZA yaitu minum alcohol dan mengkonsumsi obat-
obatan dan shabu.
5. Suport Sistem dalam Keluarga
Keluarga mendukung penuh tentang kesehatan klien pada saat di RSJD
Sambang Lihum. Keluarga juga mengatakan sangat menyayangi klien dan
memberikan dukungan atas kesembuhan klien. Keluarga juga mengatakan
ingin segera menjenguk klien.
6. Usaha-Usaha yang Dilakukan Keluarga
Keluarga klien sudah mengetahui bagaimana cara merawat klien,
mengikuti prosedur pengobatan dengan benar namun keluarga tidak dapat
mengontrol pergaulan klien sehingga klien langsung dibawa ke RSJD
Sambang Lihum.

24
D. Pengetahuan Keluarga Menurut 5 Tugas Keluarga
1. Keluarga Dapat Mengenali Masalah yang Dapat Menyebabkan Klien
Kambuh
Saudari klien mengatakan hal yang dapat membuat klien kambuh adalah
kurangnya perhatian dan pengawasan terhadap klien dalam hal pergaulan
di tempat kerjanya yang menyebabkan klien meminum alcohol,
mengkonsumsi obat-obatan dan shabu berlebih.
2. Keluarga Dapat Mengambil Keputusan dalam Melakukan Perawatan
Terhadap Klien
Pengambil keputusan adalah ayah klien. Ayah klien mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan dengan baik dengan membawa klien ke
Rumah Sakit Jiwa agar klien dapat berubah dan tidak mengulangi
perbuatannya.
3. Kemampuan Keluarga Merawat Anggota yang Sakit
Kemampuan keluarga mengetahui cara merawat anggota keluarga yang
sakit dirumah dan jika ada yang sakit langsung membawa ke pelayanan
kesehatan terdekat.
4. Keluarga Dapat Memodifikasi Lingkungan yang Terapeutik Dalam Merawat
Klien
Ayah klieni mulai memodifikasi lingkungan dengan mengatur waktu
berkumpul dengan keluarga untuk mengontrol klien dirumah setelah klien
pulang bekerja.
5. Keluarga Dapat Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan yang Ada di
Masyarakat
Keluarga dapat memanfaatkan Fasilitas kesehatan dengan baik jika ada
keluarga yang sakit langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

E. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tahap Orientasi
“Assalamualaikum, Selamat sore bapa, ibu, perkenalkan nama kami
(sebutkan satu-satu), kami mahasiswa dari Universitas Sarimulia
Banjarmasin yang dinas di RSJ Sambang Lihum. Kami mendapat tugas
dari RSJ Sambang Lihum untuk mengunjungi Keluarga Tn. I yang selama
ini kami rawat, sebagai tanda bukti ini ada surat tugas dari RSJ Sambang

25
Lihum. Nama bapa, ibu, siapa? Baiklah pa, bu kami akan menyampaikan
maksud dan tujuan kedatangan kami kesini.”
“pa, bu berapa lama kita akan berbincang-bincangnya, bagaimana kalau
sekitar 1 jam?”
“pa, bu dimana enaknya kita berbincangnya, bagaimana kalau diruang
tamu?”
“pa, bu bagaimana keadaan Tn. I sebelum dibawa ke RSJ Sambang
Lihum?”
“Jadi kita akan mengobrol mengenai cara merawat anggota keluarga
dengan halusinasi, apakah bapa dan ibu bersedia?”
“Tujuan dari kegiatan ini agar keluarga dapat memahami cara merawat
keluarga dengan halusinasi, dan mengungkapkan rasa puas merawat klien.
2. Tahap Kerja
SP 1 Keluarga
“Apa yang bapa dan ibu ketahui tentang masalah Tn. I? Apakah ada
masalah yang bapa dan ibu hadapi dalam merawat Tn. I?”
“Ya bapa dan ibu, Tn. I dalam keperawatan jiwa didiagnosa dengan
halusinasi,pendengaran ijinkan kami menjelaskan tentang halusinasi dan
tanda kekambuhan apakah ibu bersedia?”
“Kita mulai dari pengertian halusinasi. Halusinasi adalah persepsi sensori
tentang suatu objek, gambaran, dan pikiran yang sering terjadi, meliputi
semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman,
peraba atau pengecap).”
“Apakah bapa dan ibu tau kenapa biasanya Tn. I marah, berbicara sendiri
atau mengamuk? Ya benar sekali itu bisa terjadi jika seseorang dalam
keadaan mabuk dan pengaruh dari obat-obatan seperti Tn. I lakukan
setalah minum alkhol ataupun setelah mengkonsumsi obat-
obatan.”“Apakah bapa dan ibu tau apa saja tanda dan gejala ketika Tn. I
akan berhalusinasi dan mengamuk? Iya bu kalau nanti Tn. I Ekspresi wajah
tegang, mudah tersinggung, jengkel, dan marah
itu artinya Tn. I sedang mabuk atau pengaruh dari obat-obatan dan bisa
menyebabkan marah atau amuk, biasanya setelah mendengar bisikan
ataupun melihat bayangan itu ia akan melampiaskannya dengan memukul
atau menendang orang disekitarnya dan bisa melakukan hal yang lain pa,
bu.”

26
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya bapa dan ibu tetap tenang, bicara
lembut tapi tegas, jangan lupa jaga jarak, dan jauhkan benda-benda yang
dapat membahayakan dan jauhkan anak kecil darinya.”
‟Bila Tn. I masih marah dan ngamuk segaera bawa ke puskesmas atau
RSJ tapi sebelumnya diikat dan minta bantuan orang lain ya bu, lakukan
dengan tidak menyakitinya dan jelaskan alasan mengikat yaitu agar dia
tidak mencedari diri sendiri, orang lain dan lingkungan.”
“Nah bu, ibu sudah tau kan apa yang dilakukan kepada Tn. I bila tanda-
tanda halusinasiatau kemarahan itu muncul. ibu bisa mengingatkan jadwal
latihan, cara mengontrol halusinasi seperti menghardik, obat, bicara sopan,
ibadah, dan minum obat teratur.”
“kalau Tn. I bisa melakukan latihan dengan baik jangan lupa di puji ya bu.”

SP 2 Keluarga
“Nah bapa dan ibu begitu tadi cara merawat dengan halusinasi”
“Bagaimana kalau bapa dan ibu coba mempraktekkannya mengenai cara
merawat klien dengan halusinasi.”
“Apakah bisa pa, bu ulangi apa saja yang dilakukan keluarga? Iya begitu
pa bu , bagus sekali .”
“bapa dan ibu bisa memotivasi dan melatih Tn. I dalam melakukan jadwal
kegiatan kedua yang dipilih mengajak klien becakap-cakap.”
“Bila Tn. I sendirian ajak Tn.I berbicara tentang perasaannya dan bila Tn.I
menjawab pertanyaan bapa dan ibu harus memberikan pujian terhadap
keberhasilan klien.”
“Tolong bapa dan ibu sambil bantu Tn. I dalam melakukan kegiatan
hariannya jika Tn. I mengalami kesulitan atau tidak bisa melakukan”
“Apakah ibu ada yang ingin ditanyakan?”
SP 3 Keluarga
“Nah bapa dan ibu bagaimana? apakah sudah bisa membimbing Tn. I
nanti jika sudah pulang dalam melaksanakan kegiatan hariannya
mengahardik jam 10.00, mengajak klien berbicara saat sendirian ataupun
saat berkumpul dengan keluarga dan sholat 5 waktu, terus jangan lupa
diperhatikan minum obatnya ya bu”
“bapa dan ibu kan tadi sudah tau bagaiamana cara membimbing Tn. I
nanti jika sudah pulang dalam melaksanakan kegiatan hariannya?

27
Bagaimana kalau bapa dan ibu coba mempraktekan melatih klien dalam
melakukan kegiatan kedua yang dipilih yaitu tentang ibadah sholat 5 waktu
dengan benar ke Tn. I langsung, anggap saja Tn. I ada disini dan ibu coba
pratekkan cara mengingatkan dan melatih kegiatan harian klien secara
langsung? agar pada saat Tn. I sudah pulang ke rumah ibu sudah terbiasa
untuk melatih kegiatan harian Tn. I “Nah iya begitu bu, mantap, ibu hebat”.
“sekarang ibu sudah bisa melatih kegiatan harian Tn. I dengan benar untuk
selalu melakukan jadwal kegiatan hariannya dan jangan lupa untuk
memberikan pujian setelah Tn. I berhasil melakukan kegiatan ya bu”
“Apakah bapa dan ibu ada yang ingin ditanyakan atau ada yang kurang
jelas dari melatih cara merawat secara langsung tadi?”

SP 4 Keluarga
“bapa ibu cara merawat klien dengan halusinasi pendengaran selanjutnya
yaitu dengan, meminum obat secara teratur dengan prinsip 6 benar (benar
obat, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat, akibat jika obat
tidak diminum sesuai program, akibat putus obat).
“Selama di rawat di RSJD Sambang Lihum klien meminum obat ada 1,
clozapine 25 mg gunanya untuk membuat tenang dan rilexs warnanya
kuning kecil, Semua obatnya harus diminum 2 kali sehari yaitu pada jam 8
pagi dan 8 malam bisa juga bu jamnya ibu sesuaikan kalau jam 10 pagi
minumnya maka minum obat berikutnya jam 10 malam ya pa, bu. Sebelum
klien meminum obat, bapa dan ibu harus teliti saat memberikan obat-
obatan itu. bapa dan ibu harus memastikan obat itu benar punya Tn. I,
bapa dan ibu harus membaca kemasannya, pastikan obat diminum pada
waktunya yaitu pada jam 08.00 wita, dan 20.00 wita dengan cara yang
benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya.
bapa dan ibu harus memperhatikan berapa jumlah obat dalam sekali
minumnya”.
“Nah bapa dan ibu bila Tn. I nanti nya tidak mau minum obat atau
mengalami putus obat dan tanda kambuh penyakitnya tolong segera
dibawa ke RSJ Sambang Lihum atau Puskesmas Basirih Baru”
“Bagaimana ibu? Apakah ibu ada yang ingin ditanyakan?”

28
SP 5 Keluarga
“ibu begitu tadi cara membuat jadwal aktivitas minum obat untuk klien
halusinasi jika klien sudah pulang kerumah nanti”. “Apakah bapak/ibu ada
yang ingin ditanyakan?”
“Coba ibu sebutkan cara-cara merawat Tn. I saat sudah pulang ke rumah
nanti?”
“Iya bagus seperti itu ibu”
“Jika Tn. I sudah pulang ke rumah nanti, Tn. I harus rutin untuk kontrol
ulang ke RSJ/PKM. Ibu juga harus mengambilkan obat Tn. I sebelum obat
yang ada habis agar halusinasi pendengaran yang dialami Tn. I tidak
kambuh.“

3. Tahap Terminasi
Evaluasi respon keluarga
1) Evaluasi subjektif
‘’Bagaimana perasaan bapa dan ibu sekarang setelah diberi penjelasan
tentang pengertian, tanda dan gelaja, kemudian penyebab terjadinya
halusinasi? dan bagaimana perasaan bapa dan ibu jika perawat
melakukan kunjungan rumah?’’
2) Evaluasi objektif
‘’Setelah saya jelaskan tadi, apakah bapa dan ibu sudah
memahami/mengerti tentang apa itu halusinasi, tanda dan gejalanya,
dan bagaimana proses terjadinya, selain itu bagaimana merawat klien
dengan halusinasi? coba sekarang bapa dan ibu jelaskan secara singkat
pada saya apa yang sudah saya jelaskan’’.
3) Rencana tindak lanjut
“bapa dan ibu sudah bagus sekali untuk upaya merawat Tn. I. Tolong
nanti saat Tn.I pulang awasi minum obatnya dan berikan perhatian serta
konsultasi ke dokter. Klien juga harus diperlakukan seperti anggota
keluarga yang sehat serta klien akan diberi aktivitas dan bersosialisasi
dengan orang lain.”
4) Terminasi akhir
‘’ bapa dan ibu, seandainya masih kurang jelas dengan informasi yang
telah saya berikan tadi, bapa dan ibu bisa datang ke RSJ Sambang
Lihum atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan penjelasan lebih

29
lanjut. Kami mengadakan kunjungan rumah ini hanya 1 kali, mudah-
mudahan bapa dan ibu menerapkan semua yang telah kita diskusikan,
terima kasih atas waktunya saya permisi selamat sore.
Assalamualaikum.”

30
F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


kamis/ SP I Keluarga : S: Reza
30 -06- 2019 1. Mendiskusikan 1. Keluarga klien mengatakan
17.00 WITA masalah yang masalah yang dirasakan
dirasakan dalam keluarga dalam merawat klien
merawat klien adalah tidak mengetahui
2. Menjelaskan mengenai penyakit yang dialami
pengertian, tanda Tn. I sebelum dijelaskan perawat
dan gejala dan di RSJ Sambang Lihum
proses terjadinya 2. Keluarga klien mengatakan
resiko perilaku sudah mengerti mengenai
kekerasan pengertian, tanda gejala dan
3. Mendiskusikan proses terjadinya halusinasi
kemampuan atau 3. Keluarga klien mengatakan
asfek positif yang sudah mengerti bagiamana cara
dimiliki klien baik merawat klien dengan halusinasi
sebelum dan setelah 4. Keluarga klien dapat
sakit menjelaskan kembali tentang
4. Menjelaskan cara halusinasi dan cara merawat
merawat halusinasi klien dengan Halusinasi
terutama
memberikan pujian O :
setelah dilakukan 1. Keluarga tampak kooperatif
oleh klien 2. Sikap keluarga terbuka dan
5. Melatih keluarga ramah
memberi tanggung 3. Keluarga klien tampak penuh
jawab kegiatan perhatian pada mahasiswa saat
pertama yang dipilih mahasiswa menyampaikan
klien: menghardik, informasi tentang halusinasi
bercakap-cakap dan 4. Keluarga klien tampak aktif saat
sholat 5 waktu. berdiskusi dengan mahasiswa
6. Menganjurkan
membantu klien
5. Keluarga klien mampu

31
sesuai jadwal menyebutkan pengertian, tanda
gejala serta proses terjadinya
halusinasi

A:
Halusinasi Pendengaran

P:
1. Evaluasi SP 1 keluarga (Cara
Merawat Klien Resiko Perilaku
Kekerasan)
2. Lanjutkan SP 2 keluarga
3. Mengevaluasi kegiatan keluarga
dalam merawat klien dengan
Halusinasi
kamis / SP II Keluarga : S: Reza
30 -06- 2019 1. Mengevaluasi 1. Keluarga klien mengatakan
17.20 WITA kegiatan keluarga sudah mengetahui bagaimana
dalam membimbing cara merawat klien dengan
klien melaksanakan Halusinasi dan membimbing
kegiatan pertama klien melaksanakan kegiatan
yang dipilih dan pertama jika klien sudah pulang
dilatih klien, berikan nanti.
pujian 2. Keluarga klien mengatakan
2. Bersama keluarga akan selalu siap memberikan
melatih klien dalam pujian setelah klien
melakukan kegiatan melaksanakan kegiatan
kedua yang dipilih
3. Menganjurkan O:
membantu klien 1. Keluarga tampak kooperatif
sesuai jadwal dan ketika berbicara
memberi pujian 2. Sikap keluarga terbuka dan
ramah

32
3. Keluarga klien tampak
mempraktekkan mengenai cara
merawat klien dengan
halusinasi dengan diajarkan dan
dibantu mahasiswa karena
belum bisa sendiri
4. Keluarga tampak membuatkan
jadwal kegiatan kedua yang
dipilih klien yaitu kegiatan
bercakap-cakap

A:
Halusinasi Pendengaran

P:
1. Evaluasi SP 2 keluarga (Cara
Merawat Klien halusinasi)
2. Lanjutkan SP 3 keluarga
3. Mengevaluasi kegiatan keluarga
dalam membimbing klien
melaksanakan kegiatan pertama
yang dipilih dan dilatih klien
kamis / SP III Keluarga : S: Aldy
30 -06- 2019 1. Mengevaluasi 1. Keluarga klien mengatakan
17.40 WITA kegiatan keluarga sudah bisa cara merawat secara
dalam membimbing langsung kepada klien halusinasi
klien melaksanakan dan membimbing klien
kegiatan pertama melaksanakan kegiatan pertama
dan kedua yang dan kedua yang dilatih dan dipilih
dipilih dan dilatih jika klien sudah pulang nanti.
klien, berikan pujian 2. Keluarga klien mengatakan akan
2. Bersama keluarga membantu klien membuat jadwal
melatih klien dalam kegiatan sesuai yang dipilih
melakukan kegiatan keluarga klien

33
ketiga yang dipilih
klien 3. Keluarga klien mengatakan akan
3. Menganjurkan selalu siap memberikan pujian
membantu klien setelah klien melaksanakan
sesuai jadwal dan kegiatan
memberi pujian

O:
1. Keluraga tampak kooperatif
ketika berbicara
2. Sikap keluarga terbuka dan
ramah
3. Keluarga tampak mempraktekkan
cara merawat klien dengan
halusinasi dengan cara seperti
memotivasi klien untuk
melakukan kegiatan hariannya
dan memberikan pujian ketika
klien berhasil melakukan
kegiatannya.
4. Keluarga tampak membuatkan
jadwal kegiatan harian klien
ketika pulang nanti

A:
Halusinasi Pendengaran

P:
1. Evaluasi SP 3 keluarga (melatih
bersama keluarga dalam
melakukan kegiatan ketiga yang
dipilih klien dan menganjurkan
membantu klien sesuai jadwal
dan memberi pujian pada klien)
2. Lanjutkan SP 4 keluarga

34
kamis / SP IV Keluarga : S: Aldy
30 -06- 2019 1. Mengevaluasi 1. Keluarga klien mengatakan
18.00 WITA kegiatan keluarga sudah bisa cara merawat secara
dalam membimbing langsung kepada klien dengan
klien melaksanakan halusinasi dan membimbing klien
kegiatan pertama melaksanakan kegiatan pertama,
yang dipilih dan kedua dan ketiga yang dilatih dan
dilatih klien, berikan dipilih jika klien sudah pulang
pujian nanti.
2. Bersama keluarga 2. Keluarga klien mengatakan akan
melatih klien dalam melatih klien dalam melakukan
melakukan kegiatan kegiatan yang dipilih klien
ketiga yang dipilih nantinya
3. Menjelaskan follow 3. Keluarga klien mengatakan akan
up ke RSJ/PKM membantu membuat jadwal
tanda kambuh dan kegiatan sesuai yang dipilih klien
rujukan 4. Keluarga klien mengatakan akan
4. Menganjurkan selalu siap memberikan pujian
membantu klien setelah klien melaksanakan
sesuai jadwal dan kegiatan
memberi pujian
O:
1. Keluarga klien tampak kooperatif
ketika berbicara
2. Keluarga klien tampak melakukan
mengatur jadwal kegiatan yang
memicu klien untuk melakukan
kegiatan seperti menghardik,
bercakap-cakap, dan sholat 5
waktu
3. Keluarga klien mengatakan
sudah mengetahui cara merawat

35
klien dirumah seperti membuat
jadwal kegiatan dan memberikan
obat secara teratur dengan
prinsip 6 benar
4. Keluarga mengatakan memahami
alur follow up ke RSJ/PKM

A:
Halusinasi Pendengaran

P:
1. Evaluasi SP 4 keluarga
(membuat jadwal kegiatan minum
obat di rumah secara teratur
dengan prinsip 6 benar dan
menjelaskan follow up ke
RSJ/PKM tanda kambuh dan
rujukan (Discharge planning)
2. Lanjutkan SP 5 keluarga
kamis / SP V Keluarga : S: Fikry
30 -07- 2019 1. Mengevaluasi 1. Keluarga mengatakan sudah
18.15 WITA kegiatan keluarga megetahui cara merawat klien
dalam membimbing dengan halusinasi pendengaran
klien melakukan dengan membimbing klien untuk
kegiatan melakukan kegiatan yang dipilih
2. Menilai kemampuan klien
keluarga dalam 2. Keluarga klien mengatakan akan
membimbing klien selalu siap memberikan pujian
3. Menilai kemampuan setelah klien melaksanakan
keluarga melakukan kegiatan
kontrol ke RSJ/PKM
O:
1. Keluarga tampak kooperatif
ketika berbicara

36
2. Sikap keluarga terbuka dan
ramah
3. Keluarga klien tampak mampu
membimbing klien untuk
melakukan kegiatan bila klien
sudah pulang kerumah
4. Keluarga klien tampak mengerti
untuk membawa klien ke RSJD
Sambang Lihum dan PKM Basirih
Baru untuk rutin kontrol
kesehatan jiwa klien.

A:
Halusinasi Pendengaran
P:
1. Evaluasi SP 1 keluarga sampai
SP 5 keluarga

37
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari hasil penghitungan estimasi gangguan jiwa diwilayah kerja
Puskesmas Basirih Baru didapatkan hasil 1326 orang.
2. Estimasi angka kejadian gangguan jiwa ringan berdasarkan jumlah
penduduk wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru sebanyak 1291
orang.
3. Estimasi angka kejadian gangguan jiwa berat berdasarkan jumlah
penduduk wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru sebanyak 35 orang.
4. Total kunjungan pelayanan jiwa di Puskesmas Basirih Baru pada tahun
2018 sebanyak 49 orang.
5. GAP gangguan jiwa yang tertangani di wilayah kerja Puskesmas
Basirih Baru 3,70%.
6. Keluarga merasa senang dengan informasi yang diberi oleh
mahasiswa tentang perkembangan dan kondisi klien pada kunjungan
rumah yang pertama dan mengharapkan adanya kunjungan rumah
lanjutan.
7. Keluarga sudah mengetahui permasalahan yang menyebabkan klien
dirawat di RSJD Sambang Lihum, hal ini dibuktikan dengan saudari
mengatakan kurangnya perhatian dan pegawasan terhadap klien
dalam hal pergaulan di tempat kerjanya dan dilingkungan rumah.
8. Keluarga dapat mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
dengan baik dengan membawa klien ke RSJD Sambang Lihum.
9. Keluarga belum mampu merawat klien dirumah sehingga apabila ada
yang sakit langsung di bawa ke Puskesmas dan Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum.
10. Keluarga mencoba memodifikasi lingkugan dengan mengatur waktu
berkumpul dengan keluarga dan lebih meluangkan waktu untuk
mengontrol kegiatan klien dirumah dan menjauhkan klien dari
lingkungan yang dapat menyebabkan klien mengkonsumsi alkohol dan
obat-obatan lagi.
11. Keluarga menggunakan pelayanan kesehatan seperti puskesmas
untuk konsultasi masalah klien.

38
12. Setelah diberikan Penyuluhan Kesehatan sesuai permasalahan yang
ditemukan pada 5 tugas fungsi keluarga yaitu tentang cara merawat
klien dirumah, keluarga mengatakan siap merawat klien dirumah

B. Saran
1. Bagi Keluarga
Follow up keluarga untuk berobat dan memeriksakan kesehatan klien
ke pelayanan kesehatan agar tidak terjadi putus obat pada klien dan
hendaknya keluarga selalu memberikan dukungan baik moril maupun
materil, seperti motivasi, pendampingan, penerimaan terhadap
keadaan klien, keterlibatan keluarga dalam merawat dan memantau
kegiatan klien, karena keluarga pihak pertama yang sangat berperan
dalam mencegah kekambuhan pada klien jiwa.
2. Bagi Masyarakat Sekitar, Ketua RT dan Lurah
Bagi masyarakat sekitar, ketua RT atau lurah jika ada terdapat klien
atau warganya dengan gangguan jiwa diharapkan dapat menyarankan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas atau Rumah
Sakit Jiwa dan klien dengan gangguan jiwa jangan di pasung.
3. Bagi Puskesmas Basirih Baru
a. Mengestimasikan penduduk Kelurahan Basirih yang mengalami
gangguan jiwa (ODGJ)
b. Memberdayakan Kader Kesehatan yang sudah ada dengan
melakukan sosialisasi tentang deteksi dini gangguan kesehatan
jiwa sehingga melalui kader bisa tersosialisasikan kepada
masyarakat yang lain
c. Adanya sosialisasi tentang penyuluhan kesehatan jiwa
d. Membuka poli kesehatan jiwa
e. Membuat daftar kunjungan klien jiwa baru dan klien lama
f. Mengikuti pelatihan dokter dan perawat jiwa

39
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS). 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Dalami, E. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans
Info Medika.
Damaiyanti, M. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan.
Bandung: PT. Refika Aditama
Depkes RI. 2009. Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan Jiwa.
Depkes RI
Profil Puskesmas Basirih Baru Tahun 2018.
Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi
Selatan: Pustaka As Salam.
Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA. 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis
Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang: Bina
Rupa Aksara pp. 1-8.
Keliat, Budi Anna. 2009. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2.
Jakarta: EGC
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peran Keluarga Dukung
Kesehatan Jiwa Masyarakat. Kemenkes.
Kusumawati, F. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: Salemba
Medika.
Nurhalimah. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Kesehatan Jiwa,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Profil Puskesmas Basirih Baru Tahun 2018
Townsend, M. C. 2013. Essentials Of Psychiatricc Mental Health Nursing
(3rd). Philadelphia: F. A. Davis Company
Stuart, G.W. 2009. Principles and Practice of Psychiatric Nursing 9th Edition.
Canada: Mosby Elsevier.
Videbeck, S. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT Refika
Aditama.
Yusuf, Fitriyasari, Nihayati. 2015. Buku Ajar Keperawatan: Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.

40
lampiran
LEMBAR JADWAL KEGIATAN HARIAN Tn. A DI RUMAH
Se
Selas Kami Juma Sabt Min
No Kegiatan Pukul ni Rabu
a s t u ggu
n
1 Bangun pagi 06:00 M M M M M M M
2 Merapikan
06:15 M M M M M M M
tempat tidur
3 Mandi pagi 06:30 M M M M M M M
Sabun 06:30 M M M M M M M
Sikat gigi 06:30 M M M M M M M
Shampo/keramas 06:30 M M M M M M M
4 Menyapu 07:00 M M M M M M M
5 Cuci piring 07:30 M M M M M M M
6 Cuci baju 08:00 P P P P P P P
7 Memasak 08:30 M M M M M M M
8 Makan pagi 09:00 P P P P P P M
9 Minum obat 09:30 P P P P P P P
10 Nonton tv 10:00 M M M M M M M
11 Berbincang-
bincang dengan 11:00 M M M M M M M
keluarga
12 Istirahat 12:00 M M M M M M M
13 Shalat dzuhur 12:30 M M M M M M M
14 Makan siang
bersama 13:00 M M M M M M M
keluarga
16 Tidur Siang 15:30 M M M M M M M
17 Shalat ashar 15:45 M M M M M M M
Berbincang-
bincang dengan 16:00 M M M M M M M
keluarga
18 Mandi sore 17:00 M M M M M M M
19 Masak 17:30 P P P P P P P
20 Shalat magrib 18:30 M M M M M M M
21 Makan malam 19:00 M M M M M M M
22 Minum obat 19.30 P P P P P P P
23 Nonton tv 19:30 M M M M M M M
24 Shalat isya 20:00 M M M M M M M
25 Berbincang-
bincang dengan 20:30 M M M M M M M
keluarga
26 Tidur malam 22:00 M M M M M M M

41
Keterangan:
 Tuliskan jadwal kegiatan harian klien pada kolom kegiatan sesuai

dengan aktivitas yang dijadwalkan pada klien.

 Tuliskan tanggal pada kolom kegiatan.


 Berikan kode: M = Mandiri, P = Parsial, dan T = Total.

42
Lampiran
KARTU SEHAT JIWA
(KARKESWA)

Nama KK : Tn.D
Anggota KK : 1. Tn.D
2. Ny.M
3. Tn.I
4. Nn.A

Alamat : Jl. Ampera1 RT.46 RW.03 Kelurahan Basirih Kecamatan


Banjarmasin Barat.

Berikan tanda (√) sesuai klasifikasi


: Merah untuk tanda gangguan jiwa berat
: Kuning untuk tanda gangguan psikososial
: Hijau untuk tanda sehat jiwa

43
KARTU SEHAT JIWA
(KARKESWA)

GANGGUAN GANGGUAN JIWA


SEHAT JIWA
PSIKOSOSIAL BERAT
Definisi Kondisi dimana individu Terganggunya psikologis Perubahan yang
mempu berkembang dan sosial individu yang menyebabkan
baik secara fisik, mempengaruhi adanya gangguan
intelektual, dan mesyarakat pada fungsi jiwa
emosional yang optimal berakibat pada
hambatan peran
sosial
Tanda  Sikap positif dan  Sering cemas  Marah-marah
Gejala pengarahan pada  Rasa khawatir tanpa sebab
diri sendiri berlebihan  Mengamuk
 Penyesuaian diri  Sering takut  Mengurung diri
terhadap lingkungan  Mudah tersinggung  Tidak mengenal
 Mampun  Sulit konsentrasi orang
mewujudkan  Ragu-ragu, merasa  Bicara kacau
keinginan diri rendah diri  Ketidak mampuan
 Mampu mengambil  Pemarah dan agresif merawat diri sendiri
keputusan dan  Bicara sendiri
berani bertanggung
jawab
Tindakan-  Pertahankan  Empati dan perhatikan  Hubungi perawat
Tindakan keselarasan kondisi pada individu desa setempat
fikiran (psikis) dan  Sertakan perawat desa  Rujuk ke
sosial tetap untuk berbagi cerita puskesmas
seimbang bersama individu yang terdekat
telah sembuh dari
gangguan psikososial

44
45
Lampiran
DOKUMENTASI HOME VISITE KELUARGA Tn. I di KELURAHAN BASIRIH


Gambar 1
Foto Kunjungan Seluruh Angota Kelompok Mahasiswa Ners Universitas
Sari Mulia dengan Keluarga Tn.I tentang Pengkajian Keluarga di rumah
keluarga Tn. I Kelurahan Basirih Banjarmasin pada tanggal 30 Juni 2019,
Keluarga klien tampak kooperatif.

Gambar 2
Foto Kunjungan Seluruh Angota Kelompok Mahasiswa Ners Universitas
Sari Mulia dengan Keluarga Tn.I tentang Penyuluhan Kesehatan
“Kekambuhan dan mengajarkan SP Keluarga” di rumah Tn. I di Kelurahan
Basirih Banjarmasin pada tanggal 30 Juni 2019, Keluarga klien tampak
antusias dan kooperatif.

46
Gambar 3
Foto Kunjungan Seluruh Angota Kelompok Mahasiswa Ners Universitas
Sari Mulia dengan Keluarga Tn.I tentang Penyuluhan Kesehatan
“Halusinasi” di rumah keluarga Tn. I Kelurahan Basirih Banjarmasin pada
tanggal 30Juni 2019, Keluarga klien tampak antusias dan kooperatif.

Gambar 4
Foto Kunjungan Seluruh Angota Kelompok Mahasiswa Ners Universitas
Sari Mulia dengan Keluarga Tn.I tentang Penyluhan Kesehatan “Resiko
Perilaku Kekerasan dan Resiko Bunuh Diri” di rumah keluarga Tn. I
Kelurahan Basirih Banjarmasin pada tanggal 30 Juni 2019, Keluarga klien
tampak antusias dan kooperatif.

47
Lampiran

48
49

Anda mungkin juga menyukai